The Anwar Ibrahim sodomy trials are a source of considerable political controversy in Malaysia. The first trial was held in 1998, and resulted in former Deputy Prime Minister Anwar Ibrahim being convicted, and given a nine-year prison sentence. This verdict was overturned in 2004, resulting in Anwar's release from prison. While being the leader of the Pakatan Rakyat opposition, Anwar was charged in 2008 with sodomising a male aide. He was tried in 2010 and 2011 and, in January 2012, was acquitted. In March 2014, the acquittal was overturned by the Court of Appeal, which convicted him and imposed a sentence of five years' imprisonment. Anwar appealed to the Federal Court, which in February 2015 re-affirmed the conviction and sentence. Anwar served the sentence in Sungai Buloh Prison in Selangor before being pardoned on 16 May 2018. (en)
Kasus sodomi Anwar Ibrahim menjadi sumber kontroversi politik yang cukup besar di Malaysia. Pengadilan pertama digelar pada tahun 1998, yang mengakibatkan mantan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara sembilan tahun. Putusan ini dibatalkan pada tahun 2004 sehingga Anwar dibebaskan dari penjara. Ketika menjadi pemimpin partai oposisi Pakatan Rakyat, Anwar didakwa pada tahun 2008 atas tuduhan telah menyodomi seorang pembantu laki-laki. Ia diadili pada tahun 2010 dan 2011, dan dibebaskan dari tuduhan pada Januari 2012. Pada bulan Maret 2014, putusan bebas dibatalkan oleh Mahkamah Rayuan, yang menjatuhi Anwar dengan hukuman lima tahun penjara. Anwar mengajukan banding ke Mahkamah Persekutuan Malaysia, dan pada bulan Februari 2015, Mahkamah Persekutuan kembali menegaskan dakwaan dan hukuman terhadap Anwar. Ia menjalani hukumannya di Penjara Sungai Buloh di Selangor. (in)