Emha Ainun Nadjib (original) (raw)
- Muhammad Ainun Nadjib (born 27 May 1953), best known as Emha Ainun Nadjib or Cak Nun/Mbah Nun, is an Indonesian poet, essayist, and humanist. Born in Jombang, East Java, Nadjib began writing poetry while living in Yogyakarta, publishing his first collection in 1976. He became one of the city's predominant poets by the late 1980s, and by then had also began writing essays. He is the leader of the Kiai Kanjeng group, which stages dramas and musical performances on religious themes. Early poems by Nadjib have elements of social criticism. However, more prominent are Islamic values, variously described as santri or Sufi. Islam is also a common subject for his essays. His writings have taken a variety of forms, including poetry, essays, novels, and short stories. (en)
- Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun atau Mbah Nun (lahir di Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953; umur 68 tahun) adalah seorang tokoh intelektual Muslim Indonesia. Ia menyampaikan gagasan pemikiran dan kritik-kritiknya dalam berbagai bentuk: puisi, esai, cerpen, film, drama, lagu, musik, talkshow televisi, siaran radio, seminar, ceramah, dan tayangan video. Ia menggunakan beragam media komunikasi dari cetak hingga digital dan sangat produktif dalam berkarya. Ragam dan cakupan tema pemikiran, ilmu, dan kegiatan Cak Nun sangat luas, seperti dalam bidang sastra, teater, tafsir, tasawwuf, musik, filsafat, pendidikan, kesehatan, Islam, dan lain-lain. Selain penulis, ia juga dikenal sebagai seniman, budayawan, penyair, cendekiawan, ilmuwan, sastrawan, aktivis-pekerja sosial, pemikir, dan kyai. Banyak orang mengatakan Cak Nun adalah manusia multi-dimensi. Menjelang kejatuhan pemerintahan Soeharto, Cak Nun merupakan salah satu tokoh yang diundang ke Istana Merdeka untuk dimintakan nasihatnya, yang kemudian celetukannya diadopsi oleh Soeharto berbunyi "Ora dadi presiden ora pathèken”. Setelah Reformasi 1998, Cak Nun bersama KiaiKanjeng memfokuskan berkegiatan bersama masyarakat di pelosok Indonesia. Aktivitasnya berjalan terus dengan menginisiasi Masyarakat Maiyah, yang berkembang di seluruh negeri hingga mancanegara. Cak Nun bersama KiaiKanjeng dan Masyarakat Maiyah mengajak untuk membuka yang sebelumnya belum pernah dibuka. Memandang, merumuskan dan mengelola dengan prinsip dan formula yang sebelumnya belum pernah ditemukan dan dipergunakan. (in)
- dbt:'
- dbt:'s
- dbt:Authority_control
- dbt:Cite_book
- dbt:Cite_news
- dbt:Commons_category
- dbt:Div_col
- dbt:Div_col_end
- dbt:Harvtxt
- dbt:Infobox_person
- dbt:Refbegin
- dbt:Refend
- dbt:Reflist
- dbt:Sfn
- dbt:Short_description
- dbt:Birth_date_and_age
- dbt:SfnRef
- owl:Thing
- foaf:Person
- dbo:Person
- dul:NaturalPerson
- wikidata:Q19088
- wikidata:Q215627
- wikidata:Q5
- wikidata:Q729
- dbo:Animal
- dbo:Eukaryote
- dbo:Species
- schema:Person
- Muhammad Ainun Nadjib (born 27 May 1953), best known as Emha Ainun Nadjib or Cak Nun/Mbah Nun, is an Indonesian poet, essayist, and humanist. Born in Jombang, East Java, Nadjib began writing poetry while living in Yogyakarta, publishing his first collection in 1976. He became one of the city's predominant poets by the late 1980s, and by then had also began writing essays. He is the leader of the Kiai Kanjeng group, which stages dramas and musical performances on religious themes. (en)
- Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun atau Mbah Nun (lahir di Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953; umur 68 tahun) adalah seorang tokoh intelektual Muslim Indonesia. Ia menyampaikan gagasan pemikiran dan kritik-kritiknya dalam berbagai bentuk: puisi, esai, cerpen, film, drama, lagu, musik, talkshow televisi, siaran radio, seminar, ceramah, dan tayangan video. Ia menggunakan beragam media komunikasi dari cetak hingga digital dan sangat produktif dalam berkarya. (in)
- Emha Ainun Nadjib (en)
- Emha Ainun Nadjib (in)
is dbo:wikiPageWikiLink of