During his 40-year career, the Indonesian pop singer Chrisye (1949–2007) recorded more than 200 songs as a vocalist, writing many of them by himself or in collaboration with others. In 2009 Rolling Stone Indonesia selected four of these ("Lilin-Lilin Kecil" at number 13, "Merpati Putih" at number 43, "Anak Jalanan" at number 72, and "Merepih Alam" at number 90) as among the best Indonesian songs of all time. After starting his professional music career as a bass guitarist with the band Sabda Nada (later renamed Gipsy) in the late 1960s, Chrisye recorded his first vocals in 1976 on the album Guruh Gipsy, a collaboration between Gipsy and Guruh Sukarnoputra. The following year, he recorded "Lilin-Lilin Kecil" for the Prambors Radio Teenage Songwriting Competition (Lomba Cipta Lagu Remaja, or LCLR); the song, written by James F. Sundah, became his signature song. Beginning with Badai Pasti Berlalu (1977), Chrisye wrote some of his own songs; his first songwriting credit was "Merepih Alam". After changing collaborators several times over his early solo albums, starting with Sabda Alam (1978), in 1983 Chrisye recorded a trilogy of albums for which Jockie Soerjoprajogo and Eros Djarot – with whom he had worked on Badai Pasti Berlalu – wrote or co-wrote most of the songs. After the trio disbanded in 1984, Chrisye produced another three albums with young songwriter Adjie Soetomo. This collaboration was followed by two albums arranged by Younky Suwarno, in 1988 and 1989. During the final twelve years of his career, Chrisye worked with several young artists, with arrangement generally handled by Erwin Gutawa. Most of Chrisye's songs were original, and several, written by different persons, have the same title; the title with the most iterations is "Cinta Kita", which has three different tracks attached to it. Most were in Indonesian, although he recorded four songs in English and two in Balinese. Chrisye also covered several works by other writers, most prominently on his 2002 cover album – the only such album he made – Dekade, in which he covered eight Indonesian songs dating from the 1940s to 1990s. In other cases, his older hits were given new arrangements; Erwin Gutawa, who collaborated with Chrisye for a decade in the 1990s, did so to several of Chrisye's songs on AkustiChrisye (1996) and a new version of Badai Pasti Berlalu (1999). Chrisye was accused of plagiarism on two occasions: first in 1985 with "Hip Hip Hura" (said to plagiarise to Kenny Loggins's 1984 song "Footloose"), then in 1988 with "Jumpa Pertama" (said to plagiarise Sheena Easton's 1980 song "9 to 5"). This list includes song titles and their literal English translations, if applicable; song titles that do not need translation but have a possibly unclear meaning have notes after the title. Unless otherwise noted, all songs are in Indonesian. Songs performed but not recorded are not listed. (en)
Selama 40 tahun berkarier, Chrisye (1949–2007) merekam lebih dari 200 lagu sebagai seorang vokalis, sebagian ditulis sendiri dan sebagian bekerja sama dengan orang lain. Pada tahun 2009, Rolling Stone Indonesia memilih empat di antaranya ("Lilin-Lilin Kecil" pada nomor 13, "Merpati Putih" pada nomor 43, "Anak Jalanan" pada nomor 72, dan "Merepih Alam" pada nomor 90) sebagai lagu Indonesia terbaik sepanjang masa. Chrisye memulai karier bermusik profesional-nya sebagai seorang pemain gitar bass dengan grup musik Sabda Nada (kemudian berganti nama menjadi Gipsy) pada akhir 1960an. Ia kemudian merekam vokal pertama-nya pada tahun 1976 dalam album Guruh Gipsy, sebuah kolaborasi antara Gipsy dan Guruh Sukarnoputra. Setelah itu, ia merekam "Lilin-Lilin Kecil", yang ditulis oleh James F. Sundah, untuk Lomba Cipta Lagu Remaja 1977; Diawali dengan Badai Pasti Berlalu (1977), Chrisye menulis beberapa lagu buatannya. Lagu pertama yang ia tulis di album tersebut adalah "Merepih Alam". Setelah memilih kolaborator selama beberapa waktu pada album-album solo awal-nya, yang dimulai dengan Sabda Alam (1978), pada tahun 1983, Chrisye merekam album-album trilogi yang di mana Jockie Soerjoprajogo dan Eros Djarot – bersama mereka ia berkarya pada Badai Pasti Berlalu – melakukan penulis atau membantu penulisan banyak lagu. Setelah ketiganya bubar pada tahun 1984, Chrisye membuat tiga album lainnya dengan penulis lagu muda Adjie Soetomo. Kolaborasi ini diikuti dengan dua album yang diaransemen oleh Younky Suwarno, pada 1988 dan 1989. Selama dua belas tahun terkahir pada masa berkariernya, Chrisye berkarya dengan beberapa artis muda, yang kebanyakan dari aransemennya ditangani oleh Erwin Gutawa. Kebanyakan lagu Chrisye adalah asli, dan beberapa lagunya ditulis oleh orang yang berbeda, namun memiliki judul yang sama; judul dengan paling sering diulang adalah "Cinta Kita", yang memiliki tiga track yang berbeda yang melekat padanya. Kebanyakan lagunya berbahasa Indonesia, meskipun ia juga merekam empat lagu dalam bahasa Inggris dan dua dalam bahasa Bali. Chrisye juga mendaur ulang beberapa karya yang dibuat oleh penulis lainnya, paling banyak pada album daur ulangnya pada tahun 2002 – satu-satunya album daur ulang yang ia buat – Dekade, yang berisi delapan lagu Indonesia dari 1940s sampai 1990an. Pada kasus lainnya, hits lamanya diberikan aransemen baru; Erwin Gutawa, yang berkolaborasi dengan Chrisye pada tahun 1990an, pada beberapa lagu Chrisye pada AkustiChrisye (1996) dan versi baru Badai Pasti Berlalu (1999). Chrisye dituduh memplagiat pada dua karyanya: pertama pada 1985 dengan "Hip Hip Hura" (dituduh sebagai plagiat dari sebuah lagu pada tahun 1984 karya Kenny Loggins yang berjudul "Footloose"), kemudian pada tahun 1988 dengan "Jumpa Pertama" (dituduh sebagai plagiat dari sebuah lagu pada tahun 1980 karya Sheena Easton ""). (in)
During his 40-year career, the Indonesian pop singer Chrisye (1949–2007) recorded more than 200 songs as a vocalist, writing many of them by himself or in collaboration with others. In 2009 Rolling Stone Indonesia selected four of these ("Lilin-Lilin Kecil" at number 13, "Merpati Putih" at number 43, "Anak Jalanan" at number 72, and "Merepih Alam" at number 90) as among the best Indonesian songs of all time. (en)
Selama 40 tahun berkarier, Chrisye (1949–2007) merekam lebih dari 200 lagu sebagai seorang vokalis, sebagian ditulis sendiri dan sebagian bekerja sama dengan orang lain. Pada tahun 2009, Rolling Stone Indonesia memilih empat di antaranya ("Lilin-Lilin Kecil" pada nomor 13, "Merpati Putih" pada nomor 43, "Anak Jalanan" pada nomor 72, dan "Merepih Alam" pada nomor 90) sebagai lagu Indonesia terbaik sepanjang masa. (in)