La iconografía de la Trinidad es una parte muy importante del arte cristiano. Representa artísticamente el dogma de la Santísima Trinidad, de modo que los fieles accedan a una imagen de Dios como "uno y trino", idea que a lo largo de la historia del cristianismo ha dado lugar a numerosas controversias, con repercusiones en su forma de representación. El propósito de representar visualmente la Trinidad se manifestó precozmente en el arte paleocristiano; las Epístolas de Paulino de Nola (antes de 431) recogen que en la basílica de San Félix de Nola había una representación pictórica por medio de tres figuras simbólicas, en una iconografía que ha perdurado: * Dios Padre se representa por medio de una mano que aparece desde el cielo (Manus Dei -"mano de Dios"-, propiamente la mano derecha -Dextera Domini-). * Dios Hijo se representa en la forma de Agnus Dei ("cordero de Dios", según la fórmula derivada de las palabras de San Juan Bautista en Juan 1:29 y Juan 1:36. * El Espíritu Santo se representa en la forma de una paloma, según la fórmula derivada de la descripción del Bautismo de Cristo en Mateo 3:16. (es)
Tritunggal sangat umum ditampilkan dalam seni rupa Kristen dengan penggambaran Roh Kudus dalam wujud burung merpati, sama seperti wujud penampakan Roh Kudus pada peristiwa Pembaptisan Kristus sebagaimana yang diriwayatkan di dalam Injil, dan nyaris selalu digambarkan dengan sayap-sayap terkembang. Meskipun demikian, adakalanya Tritunggal digambarkan dalam rupa tiga sosok antropomorfis. Sang Bapa lazimnya dibedakan dari Sang Putra dengan ciri usia, dan kemudian hari dengan ciri busana yang dikenakan, tetapi tidak selalu demikian. Kebiasaan menggambarkan sosok Sang Bapa sebagai seorang pria tua berjanggut putih mungkin terilhami oleh sebutan Yang Lanjut Usianya di dalam ayat-ayat Alkitab (Daniel 7:9, 13, 22), yakni ayat-ayat yang kerap dikutip untuk membela penggambaran yang kadang-kadang kontroversial ini. Meskipun demikian, Gereja Ortodoks Timur lazimnya memahami Yang Lanjut Usianya sebagai Allah Putra, bukan Allah Bapa. Citra-citra Romawi Timur terdahulu menampilkan Kristus sebagai Yang Lanjut Usianya, tetapi ikonografi semacam ini lambat laun menjadi langka. Bilamana ditampilkan dalam seni rupa, Sang Bapa kadang-kadang digambarkan dengan berbentuk segitiga sama sisi alih-alih lingkaran. Sang Putra kerap digambarkan berada di sebelah kanan Sang Bapa (Kisah Para Rasul 7:56). Sang Putra juga dapat digambarkan dengan lambang, biasanya dalam wujud anak domba, salib, atau krusifiks, sehingga Sang Bapa menjadi satu-satunya Pribadi Illahi yang digambarkan dalam wujud manusia. Dalam seni rupa Abad Pertengahan Awal, Sang Bapa juga dilambangkan dengan gambar tangan yang sedang memberkati dari balik segumpal awan, misalnya dalam lukisan-lukisan peristiwa Pembaptisan Kristus. Kemudian hari, ragam penggambaran "Takhta Kerahiman" atau "Takhta Kasih Karunia" menjadi ragam penggambaran Tritunggal yang lumrah di Dunia Barat. Lukisan-lukisan dalam ragam ini menampilkan Sang Bapa (kadang-kadang dalam keadaan duduk di atas takhta) memegang sebuah krusifiks atau mengampu tubuh terkulai Sang Putra mirip Pietà (di Jerman, ragam ini disebut Not Gottes), sementara Roh Kudus dalam wujud burung merpati melayang-layang di antara mereka. Subjek ini terus-menerus populer sampai selambat-lambatnya abad ke-18. Pada akhir abad ke-15, di luar dari ragam Takhta Kerahiman, penggambaran Tritunggal secara efekfif terbakukan, sehingga lazimnya menampilkan sosok Sang Bapa dalam wujud seorang pria lanjut usia berjubah polos, sosok Kristus dengan dada separuh terbuka untuk menampakkan luka-luka penyiksaan yang dialaminya, dan sosok Roh Kudus dalam wujud burung merpati yang mengudara di atas atau terbang mengitari keduanya. Dalam penggambaran-penggambaran terdahulu, baik Sang Bapa maupun Sang Putra ditampilkan berjubah dan mahkota mewah. Kadang-kadang hanya Sang Bapa yang digambarkan mengenakan mahkota atau tiara paus. (in)
The Trinity is most commonly seen in Christian art with the Holy Spirit represented by a dove, as specified in the gospel accounts of the baptism of Christ; he is nearly always shown with wings outspread. However depictions using three anthropomorphic figures appear occasionally in most periods of art. The Father and the Son are usually differentiated by age, and later by dress, but this too is not always the case. The usual depiction of the Father as an older man with a white beard may derive from the biblical Ancient of Days, which is often cited in defense of this sometimes controversial representation. However, in Eastern Orthodoxy the Ancient of Days is usually understood to be God the Son, not God the Father—early Byzantine images show Christ as the Ancient of Days, but this iconography became rare. When the Father is depicted in art, he is sometimes shown with a halo shaped like an equilateral triangle, instead of a circle. The Son is often shown at the Father's right hand. He may be represented by a symbol—typically the Lamb or a cross—or on a crucifix, so that the Father is the only human figure shown at full size. In early medieval art, the Father may be represented by a hand appearing from a cloud in a blessing gesture, for example in scenes of the Baptism of Christ. Later, in the West, the "Throne of Mercy" (or "Throne of Grace") became a common depiction. In this style, the Father (sometimes seated on a throne) is shown supporting either a crucifix or, later, a slumped crucified Son, similar to the Pietà (this type is distinguished in German as the Not Gottes) in his outstretched arms, while the Dove hovers above or in between them. This subject continued to be popular until the 18th century at least. By the end of the 15th century, larger representations, other than the Throne of Mercy, became effectively standardised, showing an older figure in plain robes for the Father, Christ with his torso partly bare to display the wounds of his Passion, and the dove above or around them. In earlier representations both Father, especially, and Son often wear elaborate robes and crowns. Sometimes the Father alone wears a crown, or even a papal tiara. (en)
L'iconografia della Trinità riflette lo sforzo e le molteplici strade seguite per tradurre il dogma cristiano della Trinità in immagini in grado di richiamare nei fedeli l'idea di un Dio "uno e trino", in relazione alle riflessioni teologiche sulla natura divina ed alle controversie sulla figurabilità di tale dogma. (it)
L'iconografia della Trinità riflette lo sforzo e le molteplici strade seguite per tradurre il dogma cristiano della Trinità in immagini in grado di richiamare nei fedeli l'idea di un Dio "uno e trino", in relazione alle riflessioni teologiche sulla natura divina ed alle controversie sulla figurabilità di tale dogma. (it)
La iconografía de la Trinidad es una parte muy importante del arte cristiano. Representa artísticamente el dogma de la Santísima Trinidad, de modo que los fieles accedan a una imagen de Dios como "uno y trino", idea que a lo largo de la historia del cristianismo ha dado lugar a numerosas controversias, con repercusiones en su forma de representación. (es)
Tritunggal sangat umum ditampilkan dalam seni rupa Kristen dengan penggambaran Roh Kudus dalam wujud burung merpati, sama seperti wujud penampakan Roh Kudus pada peristiwa Pembaptisan Kristus sebagaimana yang diriwayatkan di dalam Injil, dan nyaris selalu digambarkan dengan sayap-sayap terkembang. Meskipun demikian, adakalanya Tritunggal digambarkan dalam rupa tiga sosok antropomorfis. (in)
The Trinity is most commonly seen in Christian art with the Holy Spirit represented by a dove, as specified in the gospel accounts of the baptism of Christ; he is nearly always shown with wings outspread. However depictions using three anthropomorphic figures appear occasionally in most periods of art. (en)