Syamsu Alam | Halu Oleo University (original) (raw)
Papers by Syamsu Alam
Savana Cendana, 8(3), 92-101, 2023
Informasi karakteritik lahan terutama kondisi iklim dan tanah suatu wilayah, selain diperlukan da... more Informasi karakteritik lahan terutama kondisi iklim dan tanah suatu wilayah, selain diperlukan dalam menentukan kesesuaian lahan juga dalam menentukan alternatif input pengelolaan yang dibutuhkan untuk pengembangan komoditas tertentu, termasuk karet dan kelapa sawit. Karet dan kelapa sawit merupakan komoditas ekspor prioritas nasional yang terus diupayakan produktivitasnya, antara lain melalui ekstensifikasi ke berbagai daerah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan tanaman karet dan kelapa sawit di wilayah Moramo dan sekitarnya, berdasarkan kondisi tanah dan iklimnya. Metode survei tanah yang bertujuan untuk mendapatkan data karakteristik lahan digunakan dalam penelitian ini. Karakteristik lahan yang diamati berupa kondisi iklim seperti temperatur, curah hujan, bulan kering, dan kondisi tanah seperti drainase, tekstur, kedalaman efektif, kapasitas pertukaran kation, kejenuhan basa, pH, C-organik, P2O5, K2O, batuan permukaan, bahaya erosi, lereng, dan bahaya banjir. Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan menggunakan metode matching antara data karakteristik lahan yang diperoleh dari lapangan dan laboratorium dengan kriteria persyaratan tumbuh tanaman karet dan kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi iklim yang dapat menjadi faktor pembatas untuk pengembangan tanaman karet dan kelapa sawit di wilayah Moramo yaitu berupa curah hujan dan temperatur udara. Kondisi tanah yang menjadi faktor pembatas untuk pengembangan tanaman karet dan kelapa sawit di wilayah Moramo yaitu dapat berupa kedalaman efektif tanah, kemiringan lereng dan bahaya erosi. Input pengelolaan yang perlu dilakukan untuk pengembangan tanaman karet dan kelapa sawit di wilayah Moramo berupa tindakan konservasi tanah untuk faktor pembatas bahaya erosi dan lereng, pengaturan sistim pengairan untuk faktor pembatas curah hujan. Secara potensial berdasarkan kondisi iklim dan tanah, tanaman karet dan kelapa sawit berpotensi dikembangkan di sebagian besar wilayah Moramo.
Land Science, 2020
The field-tested samples are done by stratified random sampling. Soil classification was obtained... more The field-tested samples are done by stratified random sampling. Soil classification was obtained through observation of field profile morphology and soil analysis in the laboratory followed by supporting data such as temperature and rainfall. The Moramo River Basin (DAS) was used as the location of the case study in this experiment by observing 13 soil profiles. Soil properties and characteristics were observed for soil texture, clay mineral, soil pH (H2O and KCl), soil cation, saturation bases, and C-organic. The soil naming was done to subgroup category based on Soil Taxonomy System in 2010 and paired with the land classification system of Soil Research Center in 1983, and WRB-FAO in 2006. The result showed that the accuracy of landform interpretation 89.6%, rocks 92.19%, accuracy of land use interpretation 90.63%, and accuracy of soil mapping 90.00%, so that the image ALOS AVNIR-2 can be utilized well to obtain parameter of the land unit for land mapping. The result of image da...
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Inovasi dan Penyuluhan Kolaboratif , 2023
The aims of the study were to study the effect of plant spacing and dose of cow manure on the gro... more The aims of the study were to study the effect of plant spacing and dose of cow manure on the growth of long bean plants, determine the appropriate spacing and dose of cow manure on the growth of long bean plants and determine the effect of independent treatment between spacing and dose of cow manure on the growth of bean plants. long. This research was conducted at the Field Laboratory of the Faculty of Agriculture, Halu Oleo University, Kendari. The study was conducted from February to May 2022. This study was designed using a factorial Randomized Block Design (RBD) consisting of two factors, namely the spacing factor (three levels) and the cow manure dose factor (four levels). Data from observations of long bean plants from each observation variable were analyzed based on variance. If fcount is greater than ftable, then it is continued with Duncan's Multiple Distance Test at a 95% confidence level. The results showed that the application of various doses of cow manure had a very significant effect on almost all variables observed at the age of 21 and 35 DAP, except for the stem diameter which had a significant effect on the age of 21 DAP and the number of leaves had no significant effect on the age of 21 DAP. Spacing treatment had a very significant effect on all observed variables only at the end of the vegetative growth period or the beginning of entering the generative period, namely the age of 35 DAP. While in the early vegetative growth period (age 21 DAP) the variables of plant height, stem diameter, and number of leaves had no significant effect. The interaction of organic fertilizer dose and plant spacing had a very significant effect on the growth of long bean plants.
M Tufaila dan Syamsu Alam, 2014
Penelitian ini dilaksanakan pada Kebun Percobaan Universitas Halu Oleo di Kecamatan Moramo Utara ... more Penelitian ini dilaksanakan pada Kebun Percobaan Universitas Halu Oleo di Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Berlangsung dari bulan Agustus 2013 sampai Januari 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan produktivitas lahan melalui pengembangan padi ladang di Kebun Percobaan UHO. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei tanah dengan sistem grid. Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan metode pencocokan antara karakteristik lahan dengan kriteria persyaratan tumbuh tanaman padi ladang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kebun Percobaan Universitas Halu Oleo terdapat lahan sekitar 246,21 ha yang sesuai (sangat sesuai, cukup sesuai dan sesuai marginal) untuk pengembangan tanaman padi ladang. Faktor pembatas pertumbuhan tanaman yang ditemui antara lain pH tanah yang masam, kejenuhan basa yang rendah serta kemiringan lereng yang curam. Alternatif pengelolaan yang dapat dilakukan antara lain dengan pemberian bahan ...
This study aimed to determine the level of land suitability for cultivation of coffee, cocoa and ... more This study aimed to determine the level of land suitability for cultivation of coffee, cocoa and cashew on the Experimental Farm of Halu Oleo University in the District of North Moramo, South Konawe. The method used in this research was the method of soil survey aimed to obtain data on soil characteristics. Land suitability evaluation was done by using the method of matching between the land characteristics and the eligibility criteria to grow crops that will be developed. Results on actual land suitability for coffee crop was quite suitable (S2) with a land area of 149.6 ha, marginally suitable (S3) with total area of 101.06 ha and not suitable (N) with 3.01 ha land area; whereas for cocoa and cashew plants was marginally suitable (S3) with total area of 246.21 ha and not suitable (N) with 7.46 ha land area. Potentially, coffee plants were quite suitable (S2) with a land area of 213.65 ha, marginally suitable (S3) with a land area of 37.01 ha and not suitable (N) with 3.01 ha land...
Prosiding Seminar Nasional Geografi III, 2019
Aktivitas Kota Kendari sebagai pusat pemerintahan di Provinsi Sulawesi Tenggara sekaligus berpera... more Aktivitas Kota Kendari sebagai pusat pemerintahan di Provinsi Sulawesi Tenggara sekaligus berperan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, industri dan jasa serta sebagai tempat untuk memperoleh kesempatan berdampak pada semakin bertambahnya jumlah penduduk sehingga mendorong tumbuhnya pemanfaatan lahan untuk permukiman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spasial temporal dan laju perubahan penggunaan lahan permukiman tahun 2005-2015
serta luas kebutuhan lahan permukiman untuk tahun 2015-2025. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2016 dengan menggunakan citra resolusi tinggi Google Earth dari tahun 2005, 2010,
dan 2015, Peta Administrasi Kota Kendari, Software ArcGIS 10.3, SAS Planet Release 160707. Penelitian dilakukan melalui interpretasi secara visual dengan cara on screen digitizing untuk mendapatkan data penggunaan lahan permukiman dan untuk mendapatkan data spasial temporalnya menggunakan metode tumpangsusun (overlay), laju perubahan penggunaan lahan dan luas kebutuhan lahan untuk permukiman dengan metode analisis prediksi. Hasil penelitian diperoleh penggunaan lahan permukiman di Kota Kendari Tahun 2005 yaitu seluas 979,72 Ha atau 3,61% dan non permukiman seluas 25.980,77Ha atau 96,39%; Tahun 2010 untuk permukiman seluas 1.246,63 Ha atau 4,64% dan non permukiman seluas 25.713,87 Ha atau 95,36% serta untuk tahun 2015 permukiman seluas 2.045,85 Ha atau 7,57% dan non permukiman seluas 24.914,67 Ha atau 92,41%. Laju pertumbuhan permukiman dari kurun waktu Tahun 2005-2010 mengalami perluasan sebesar 266,91 Ha dengan laju 53,38 Ha pertahun, pertumbuhan permukiman tertinggi terdapat di Kecamatan Kendari Barat sebesar 39,96 Ha dengan laju 7,99 Ha pertahun. Laju pertumbuhan permukiman untuk kurun waktu Tahun 2010-2015 juga mengalami perluasanya itu sebesar 799,22 Ha dengan laju 149,84 Ha pertahun, pertumbuhan permukiman tertinggi berada di Kecamatan Poasia yaitu sebesar 136,50 Ha dengan laju 26,30 Ha pertahun. Hasil proyeksi dan luas kebutuhan lahan untuk permukiman pada tahun 2015-2025 Kota Kendari mencapai perluasan sebesar 5.507,49 Ha atau sekitar 20,63% dari luas wilayah Kota Kendari dengan kebutuhan lahan permukiman terbesar terdapat di Kecamatan Kendari Barat sebesar 761.39 Ha. Untuk itu perluasan kebutuhan lahan permukiman lebih diarahkan pada Kecamatan Abeli, Baruga, dan Kecamatan Kambu.
Prosiding Seminar Nasional dan Kongres PFI, 2018
Layu Fusarium merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman tomat yang disebabkan oleh patog... more Layu Fusarium merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman tomat yang disebabkan oleh patogen Fusarium oxysporum f.sp. Lycopersici. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi waktu aplikasi dan dosis inokulum cendawan endofit Trichoderma sp. yang tepat untuk mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman tomat. Penelitian ini terdiri dari 10 perlakuan yaitu perlakuan A (Aplikasi Trichoderma sp. saat semai dengan dosis 5 mL tan-1) B (Aplikasi Trichoderma sp. saat semai dengan dosis 10 mL tan-1), C (Aplikasi Trichoderma sp. saat semai dengan dosis 15 mL tan-1), D (Aplikasi Trichoderma sp. sebelum
tanam dengan dosis 5 mL tan-1), E (Aplikasi Trichoderma sp. sebelum tanam dengan dosis 10 mL tan-1), F (Aplikasi Trichoderma sp. sebelum tanam dengan dosis 15 mL tan-1), G (Aplikasi Trichoderma sp. saat pindah tanam dengan dosis 5 mL tan-1), H (Aplikasi Trichoderma sp. saat pindah tanam dengan dosis 10 mL tan- 1), I (Aplikasi Trichoderma sp. saat pindah tanam dengan dosis 15 mL tan-1) dan J (Kontrol) perlakuan disusun berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL). Parameter pengamatan yang diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang, berat tajuk, berat akar, kejadian penyakit, bobot tajuk tanaman, bobot akar tanaman, panjang akar tanaman dan keparahan penyakit. Hasil penelitian menunjukan bahwa cendawan endofit Trichoderma sp. yang diaplikasikan sebelum tanam dengan dengan dosis 5 mL tanaman-1 menunjukkan rata-rata pertumbuhan tanaman lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya dan mampu menghambat perkembangan penyakit layu fusarium yakni persertase kejadian dan keparahan penyakit berturut-turut 11,11% dan 6,7% lebih rendah dibanding perlakuan
kontrol 88,89% dan 26,7%.
Prosiding Seminar Nasional Geografi, 2017
A field research was conducted in disctrict of North Moramo, South Konawe Indonesia aimed to stud... more A field research was conducted in disctrict of North Moramo, South Konawe Indonesia aimed to study the characteristic of land on different slope positions (upper slope, middle slope, bottom slope) as optimization and sustainable management directions. The results showed that; (1) climatic conditions in the research location are classified as semi-humid climate type B (Schmidth-Fergusson) with >8 wet month and 2 dry month with Q value = 23.53%, type of agroclimate D1 (Oldeman) with 3 wet month and 1 dry month, annual rainfall average as 2.286 mm year-1 ; (2) vegetation type and soil characteristic are different for each slopes position. The optimization and land management techniques were recommended implementing vegetative land conservation as an effort to restore soil quality towards sustainable agriculture and forestry development.
Gold mining activity in Bombana district plays an important role in providing employment. However... more Gold mining activity in Bombana district plays an important role in providing employment. However, it significantly influenced physical and chemical soil properties. This study investigates the effect of organic waste amendment on the growth of seedlings of three perennial crops; Anthocepalus cadamba, Tectona grandisL.f, and Gmelina arborea, on gold mine soil. Five soil samples were taken from different locations, air-dried, sieved and uniformly mixed to form a composite sample. A split-plot design with three replications was applied in this experiment. The main plot was seedlings of the crops. Subplot was organic waste amendment; biogas manure, layer manure and rice straw. Each organic amendment (with 50 g, 100 g, and 150 g ploybag-1) was added with 25 g of Trichoderma, sp. to all treatments. The result shows that the application of organic waste amendment up to 50 g has significantly affected on the growth of all crops compared to the control. G.arborea has a good performance on plant height, length of leaf and number of leaves for severely degraded soil. Biogas manure was effective for G.arborea growth, while layer manure and rice straw were effective for T.grandisL.f. and A.cadamba. A.cadamba seems more sensitive to water stress than G.arborea and T.grandisL.f.
Local upland rice is important and contributes to the total production of rice in Indonesia. Howe... more Local upland rice is important and contributes to the total production of rice in Indonesia. However, its contribution was stiil low compared to paddy rice. It is essential to improve the resistance of local upland rice crops to pathogens, to increase its yield potential, and to reduce chemical fertilizer use. This can be accomplished by the use of a mixture of microbes i.e, trichoderma, rhizobacteria and michoriza. The objectives of the experiment were to study the resistance of rice plants to disease, rice yield and to reduce the chemical fertilizer use for upland rice. This research used Completely Randomized Design in a split plot pattern consisting of two factors. The first factor was fertilizer dose, with three levels, and the second factor was a mixture of microbes, consisting of four levels. The research results showed that the mixture of microbes siginificantly influenced the rice yield components such as panicle length, 1000 grain weight and yield. The microbes significantly improved rice yield, for up to 5 ton/ha compared to farmer's fertilization method, yielding only 1-2 ton/ha. The microbes could improve resistance of rice plants against the disease infected by Helminthosporium sp. on vegetative and generative phases. The microbe use reduced fertilizer usage for up to 25%. The study concludes that the mixture of microbes induces resistance, improves rice yield and reduces chemical fertilizer use. This study needs to be continued at different field locations to get additional data to support the finding results.
Savana Cendana, 8(3), 92-101, 2023
Informasi karakteritik lahan terutama kondisi iklim dan tanah suatu wilayah, selain diperlukan da... more Informasi karakteritik lahan terutama kondisi iklim dan tanah suatu wilayah, selain diperlukan dalam menentukan kesesuaian lahan juga dalam menentukan alternatif input pengelolaan yang dibutuhkan untuk pengembangan komoditas tertentu, termasuk karet dan kelapa sawit. Karet dan kelapa sawit merupakan komoditas ekspor prioritas nasional yang terus diupayakan produktivitasnya, antara lain melalui ekstensifikasi ke berbagai daerah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan tanaman karet dan kelapa sawit di wilayah Moramo dan sekitarnya, berdasarkan kondisi tanah dan iklimnya. Metode survei tanah yang bertujuan untuk mendapatkan data karakteristik lahan digunakan dalam penelitian ini. Karakteristik lahan yang diamati berupa kondisi iklim seperti temperatur, curah hujan, bulan kering, dan kondisi tanah seperti drainase, tekstur, kedalaman efektif, kapasitas pertukaran kation, kejenuhan basa, pH, C-organik, P2O5, K2O, batuan permukaan, bahaya erosi, lereng, dan bahaya banjir. Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan menggunakan metode matching antara data karakteristik lahan yang diperoleh dari lapangan dan laboratorium dengan kriteria persyaratan tumbuh tanaman karet dan kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi iklim yang dapat menjadi faktor pembatas untuk pengembangan tanaman karet dan kelapa sawit di wilayah Moramo yaitu berupa curah hujan dan temperatur udara. Kondisi tanah yang menjadi faktor pembatas untuk pengembangan tanaman karet dan kelapa sawit di wilayah Moramo yaitu dapat berupa kedalaman efektif tanah, kemiringan lereng dan bahaya erosi. Input pengelolaan yang perlu dilakukan untuk pengembangan tanaman karet dan kelapa sawit di wilayah Moramo berupa tindakan konservasi tanah untuk faktor pembatas bahaya erosi dan lereng, pengaturan sistim pengairan untuk faktor pembatas curah hujan. Secara potensial berdasarkan kondisi iklim dan tanah, tanaman karet dan kelapa sawit berpotensi dikembangkan di sebagian besar wilayah Moramo.
Land Science, 2020
The field-tested samples are done by stratified random sampling. Soil classification was obtained... more The field-tested samples are done by stratified random sampling. Soil classification was obtained through observation of field profile morphology and soil analysis in the laboratory followed by supporting data such as temperature and rainfall. The Moramo River Basin (DAS) was used as the location of the case study in this experiment by observing 13 soil profiles. Soil properties and characteristics were observed for soil texture, clay mineral, soil pH (H2O and KCl), soil cation, saturation bases, and C-organic. The soil naming was done to subgroup category based on Soil Taxonomy System in 2010 and paired with the land classification system of Soil Research Center in 1983, and WRB-FAO in 2006. The result showed that the accuracy of landform interpretation 89.6%, rocks 92.19%, accuracy of land use interpretation 90.63%, and accuracy of soil mapping 90.00%, so that the image ALOS AVNIR-2 can be utilized well to obtain parameter of the land unit for land mapping. The result of image da...
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Inovasi dan Penyuluhan Kolaboratif , 2023
The aims of the study were to study the effect of plant spacing and dose of cow manure on the gro... more The aims of the study were to study the effect of plant spacing and dose of cow manure on the growth of long bean plants, determine the appropriate spacing and dose of cow manure on the growth of long bean plants and determine the effect of independent treatment between spacing and dose of cow manure on the growth of bean plants. long. This research was conducted at the Field Laboratory of the Faculty of Agriculture, Halu Oleo University, Kendari. The study was conducted from February to May 2022. This study was designed using a factorial Randomized Block Design (RBD) consisting of two factors, namely the spacing factor (three levels) and the cow manure dose factor (four levels). Data from observations of long bean plants from each observation variable were analyzed based on variance. If fcount is greater than ftable, then it is continued with Duncan's Multiple Distance Test at a 95% confidence level. The results showed that the application of various doses of cow manure had a very significant effect on almost all variables observed at the age of 21 and 35 DAP, except for the stem diameter which had a significant effect on the age of 21 DAP and the number of leaves had no significant effect on the age of 21 DAP. Spacing treatment had a very significant effect on all observed variables only at the end of the vegetative growth period or the beginning of entering the generative period, namely the age of 35 DAP. While in the early vegetative growth period (age 21 DAP) the variables of plant height, stem diameter, and number of leaves had no significant effect. The interaction of organic fertilizer dose and plant spacing had a very significant effect on the growth of long bean plants.
M Tufaila dan Syamsu Alam, 2014
Penelitian ini dilaksanakan pada Kebun Percobaan Universitas Halu Oleo di Kecamatan Moramo Utara ... more Penelitian ini dilaksanakan pada Kebun Percobaan Universitas Halu Oleo di Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Berlangsung dari bulan Agustus 2013 sampai Januari 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan produktivitas lahan melalui pengembangan padi ladang di Kebun Percobaan UHO. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei tanah dengan sistem grid. Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan metode pencocokan antara karakteristik lahan dengan kriteria persyaratan tumbuh tanaman padi ladang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kebun Percobaan Universitas Halu Oleo terdapat lahan sekitar 246,21 ha yang sesuai (sangat sesuai, cukup sesuai dan sesuai marginal) untuk pengembangan tanaman padi ladang. Faktor pembatas pertumbuhan tanaman yang ditemui antara lain pH tanah yang masam, kejenuhan basa yang rendah serta kemiringan lereng yang curam. Alternatif pengelolaan yang dapat dilakukan antara lain dengan pemberian bahan ...
This study aimed to determine the level of land suitability for cultivation of coffee, cocoa and ... more This study aimed to determine the level of land suitability for cultivation of coffee, cocoa and cashew on the Experimental Farm of Halu Oleo University in the District of North Moramo, South Konawe. The method used in this research was the method of soil survey aimed to obtain data on soil characteristics. Land suitability evaluation was done by using the method of matching between the land characteristics and the eligibility criteria to grow crops that will be developed. Results on actual land suitability for coffee crop was quite suitable (S2) with a land area of 149.6 ha, marginally suitable (S3) with total area of 101.06 ha and not suitable (N) with 3.01 ha land area; whereas for cocoa and cashew plants was marginally suitable (S3) with total area of 246.21 ha and not suitable (N) with 7.46 ha land area. Potentially, coffee plants were quite suitable (S2) with a land area of 213.65 ha, marginally suitable (S3) with a land area of 37.01 ha and not suitable (N) with 3.01 ha land...
Prosiding Seminar Nasional Geografi III, 2019
Aktivitas Kota Kendari sebagai pusat pemerintahan di Provinsi Sulawesi Tenggara sekaligus berpera... more Aktivitas Kota Kendari sebagai pusat pemerintahan di Provinsi Sulawesi Tenggara sekaligus berperan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, industri dan jasa serta sebagai tempat untuk memperoleh kesempatan berdampak pada semakin bertambahnya jumlah penduduk sehingga mendorong tumbuhnya pemanfaatan lahan untuk permukiman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spasial temporal dan laju perubahan penggunaan lahan permukiman tahun 2005-2015
serta luas kebutuhan lahan permukiman untuk tahun 2015-2025. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2016 dengan menggunakan citra resolusi tinggi Google Earth dari tahun 2005, 2010,
dan 2015, Peta Administrasi Kota Kendari, Software ArcGIS 10.3, SAS Planet Release 160707. Penelitian dilakukan melalui interpretasi secara visual dengan cara on screen digitizing untuk mendapatkan data penggunaan lahan permukiman dan untuk mendapatkan data spasial temporalnya menggunakan metode tumpangsusun (overlay), laju perubahan penggunaan lahan dan luas kebutuhan lahan untuk permukiman dengan metode analisis prediksi. Hasil penelitian diperoleh penggunaan lahan permukiman di Kota Kendari Tahun 2005 yaitu seluas 979,72 Ha atau 3,61% dan non permukiman seluas 25.980,77Ha atau 96,39%; Tahun 2010 untuk permukiman seluas 1.246,63 Ha atau 4,64% dan non permukiman seluas 25.713,87 Ha atau 95,36% serta untuk tahun 2015 permukiman seluas 2.045,85 Ha atau 7,57% dan non permukiman seluas 24.914,67 Ha atau 92,41%. Laju pertumbuhan permukiman dari kurun waktu Tahun 2005-2010 mengalami perluasan sebesar 266,91 Ha dengan laju 53,38 Ha pertahun, pertumbuhan permukiman tertinggi terdapat di Kecamatan Kendari Barat sebesar 39,96 Ha dengan laju 7,99 Ha pertahun. Laju pertumbuhan permukiman untuk kurun waktu Tahun 2010-2015 juga mengalami perluasanya itu sebesar 799,22 Ha dengan laju 149,84 Ha pertahun, pertumbuhan permukiman tertinggi berada di Kecamatan Poasia yaitu sebesar 136,50 Ha dengan laju 26,30 Ha pertahun. Hasil proyeksi dan luas kebutuhan lahan untuk permukiman pada tahun 2015-2025 Kota Kendari mencapai perluasan sebesar 5.507,49 Ha atau sekitar 20,63% dari luas wilayah Kota Kendari dengan kebutuhan lahan permukiman terbesar terdapat di Kecamatan Kendari Barat sebesar 761.39 Ha. Untuk itu perluasan kebutuhan lahan permukiman lebih diarahkan pada Kecamatan Abeli, Baruga, dan Kecamatan Kambu.
Prosiding Seminar Nasional dan Kongres PFI, 2018
Layu Fusarium merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman tomat yang disebabkan oleh patog... more Layu Fusarium merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman tomat yang disebabkan oleh patogen Fusarium oxysporum f.sp. Lycopersici. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi waktu aplikasi dan dosis inokulum cendawan endofit Trichoderma sp. yang tepat untuk mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman tomat. Penelitian ini terdiri dari 10 perlakuan yaitu perlakuan A (Aplikasi Trichoderma sp. saat semai dengan dosis 5 mL tan-1) B (Aplikasi Trichoderma sp. saat semai dengan dosis 10 mL tan-1), C (Aplikasi Trichoderma sp. saat semai dengan dosis 15 mL tan-1), D (Aplikasi Trichoderma sp. sebelum
tanam dengan dosis 5 mL tan-1), E (Aplikasi Trichoderma sp. sebelum tanam dengan dosis 10 mL tan-1), F (Aplikasi Trichoderma sp. sebelum tanam dengan dosis 15 mL tan-1), G (Aplikasi Trichoderma sp. saat pindah tanam dengan dosis 5 mL tan-1), H (Aplikasi Trichoderma sp. saat pindah tanam dengan dosis 10 mL tan- 1), I (Aplikasi Trichoderma sp. saat pindah tanam dengan dosis 15 mL tan-1) dan J (Kontrol) perlakuan disusun berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL). Parameter pengamatan yang diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang, berat tajuk, berat akar, kejadian penyakit, bobot tajuk tanaman, bobot akar tanaman, panjang akar tanaman dan keparahan penyakit. Hasil penelitian menunjukan bahwa cendawan endofit Trichoderma sp. yang diaplikasikan sebelum tanam dengan dengan dosis 5 mL tanaman-1 menunjukkan rata-rata pertumbuhan tanaman lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya dan mampu menghambat perkembangan penyakit layu fusarium yakni persertase kejadian dan keparahan penyakit berturut-turut 11,11% dan 6,7% lebih rendah dibanding perlakuan
kontrol 88,89% dan 26,7%.
Prosiding Seminar Nasional Geografi, 2017
A field research was conducted in disctrict of North Moramo, South Konawe Indonesia aimed to stud... more A field research was conducted in disctrict of North Moramo, South Konawe Indonesia aimed to study the characteristic of land on different slope positions (upper slope, middle slope, bottom slope) as optimization and sustainable management directions. The results showed that; (1) climatic conditions in the research location are classified as semi-humid climate type B (Schmidth-Fergusson) with >8 wet month and 2 dry month with Q value = 23.53%, type of agroclimate D1 (Oldeman) with 3 wet month and 1 dry month, annual rainfall average as 2.286 mm year-1 ; (2) vegetation type and soil characteristic are different for each slopes position. The optimization and land management techniques were recommended implementing vegetative land conservation as an effort to restore soil quality towards sustainable agriculture and forestry development.
Gold mining activity in Bombana district plays an important role in providing employment. However... more Gold mining activity in Bombana district plays an important role in providing employment. However, it significantly influenced physical and chemical soil properties. This study investigates the effect of organic waste amendment on the growth of seedlings of three perennial crops; Anthocepalus cadamba, Tectona grandisL.f, and Gmelina arborea, on gold mine soil. Five soil samples were taken from different locations, air-dried, sieved and uniformly mixed to form a composite sample. A split-plot design with three replications was applied in this experiment. The main plot was seedlings of the crops. Subplot was organic waste amendment; biogas manure, layer manure and rice straw. Each organic amendment (with 50 g, 100 g, and 150 g ploybag-1) was added with 25 g of Trichoderma, sp. to all treatments. The result shows that the application of organic waste amendment up to 50 g has significantly affected on the growth of all crops compared to the control. G.arborea has a good performance on plant height, length of leaf and number of leaves for severely degraded soil. Biogas manure was effective for G.arborea growth, while layer manure and rice straw were effective for T.grandisL.f. and A.cadamba. A.cadamba seems more sensitive to water stress than G.arborea and T.grandisL.f.
Local upland rice is important and contributes to the total production of rice in Indonesia. Howe... more Local upland rice is important and contributes to the total production of rice in Indonesia. However, its contribution was stiil low compared to paddy rice. It is essential to improve the resistance of local upland rice crops to pathogens, to increase its yield potential, and to reduce chemical fertilizer use. This can be accomplished by the use of a mixture of microbes i.e, trichoderma, rhizobacteria and michoriza. The objectives of the experiment were to study the resistance of rice plants to disease, rice yield and to reduce the chemical fertilizer use for upland rice. This research used Completely Randomized Design in a split plot pattern consisting of two factors. The first factor was fertilizer dose, with three levels, and the second factor was a mixture of microbes, consisting of four levels. The research results showed that the mixture of microbes siginificantly influenced the rice yield components such as panicle length, 1000 grain weight and yield. The microbes significantly improved rice yield, for up to 5 ton/ha compared to farmer's fertilization method, yielding only 1-2 ton/ha. The microbes could improve resistance of rice plants against the disease infected by Helminthosporium sp. on vegetative and generative phases. The microbe use reduced fertilizer usage for up to 25%. The study concludes that the mixture of microbes induces resistance, improves rice yield and reduces chemical fertilizer use. This study needs to be continued at different field locations to get additional data to support the finding results.