fajar pandhu bawono | Universitas Muhammadiyah Ponorogo (original) (raw)
Uploads
Papers by fajar pandhu bawono
Mendaki gunung adalah kegiatan yang sangat populer, namun juga dapat berisiko mengalami hipotermi... more Mendaki gunung adalah kegiatan yang sangat populer, namun juga dapat berisiko mengalami hipotermia yang bisa mengancam keselamatan pendaki gunung. Dengan penurunan suhu sebesar -1oC setiap naik 150 m dapat meningkatkan faktor risiko hipotermia pada pendaki gunung. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan pendaki gunung tentang pertolongan pertama pada hipotermi di Kawasan Gunung Lawu. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan 141 pendaki gunung sebagai populasi. Sampel penelitian ini adalah 42 orang pendaki gunung dengan menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup yang kemudian dilakukan pengolahan data dan dianalisis berdasarkan prosentase. Hasil penelitian terhadap 42 responden menunjukkan bahwa 20 pendaki gunung (47,62%) memiliki pengetahuan yang cukup, 15 pendaki (35,71%) memiliki pengetahuan yang kurang, dan 7 pendaki (16,67%) memiliki pengetahuan yang baik. Hasil penelitian dapat diinterpret...
Oleh : Fajar Pandhu Bawono 14612588 2A D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMA... more Oleh : Fajar Pandhu Bawono 14612588 2A D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO 2015 PENGERTIAN Coronary artery disease atau penyakit arteri koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke jantung (Brunner dan Suddarth) ETIOLOGI Penyebab utama dari penyakit arteri koroner adalah terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis adalah pengerasan pada dinding arteri. Arteriosklerosis ditandai dengan adanya penimbunan lemak, kolesterol, dilapisan intima arteri. Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak. Walaupun pengetahuan tentang kejadian etiologi tidak lengkap, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab untuk perkembangan aterosklerosis. Ada beberapa faktor resiko yang mengakibatkan terjadinya penyakit arteri koroner yaitu: 1. Usia Kerentanan terhadap Aterosklerosis meningkat dengan bertambahnya usia. Pada lakilaki biasanya resiko meningkat setelah umur 45 tahun sedangkan pada wanita umur 55 tahun. 2. Jenis Kelamin Aterosklerosis 3 kali lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita. Wanita agaknya relatif lebih kebal terhadap penyakit ini karena dilindungi oleh hormon estrogen. Namun setelah menopause sama rentannya dengan pria. 3. Riwayat Keluarga Positif Riwayat keluarga yang positif terhadap penyakit arteri koroner, meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis premature. 4. Hiperlipidemia Adalah peningkatan lipid serum, yang meliputi : Kolesterol > 200 mg/dl Trigliserida > 200 mg/dl LDL > 160 mg/dl HDL < 35 mg/dl
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makan... more BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004). Status nutrisi normal menggambarkan keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi (Denke, 1998; Klein S, 2004). Kekurangan nutrisi memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan sistem tubuh (Suastika, 1992). Terdapat 3 pilihan dalam pemberian nutrisi yaitu diet oral, nutrisi enteral dan nutrisi parenteral. Diet oral diberikan kepada penderita yang masih bisa menelan cukup makanan dan keberhasilannya memerlukan kerjasama yang baik antara dokter, ahli gizi,penderita dan keluarga. Nutrisi enteral bila penderita tidak bisa menelan dalam jumlah cukup, sedangkan fungsi pencernaan dan absorbsi usus masih cukup baik. Selama sistem pencernaan masih berfungsi atau berfungsi sebagian dan tidak ada kontraindikasi maka diet enteral (EN) harus dipertimbangkan, karena diet enteral lebih fisiologis karena meningkatkan aliran darah mukosa intestinal, mempertahankan aktivitas metabolik serta keseimbangan hormonal dan enzimatik antara traktus gastrointestinal dan liver. Diet enteral mempunyai efek enterotropik indirek dengan menstimulasi hormon usus seperti gastrin, neurotensin, bombesin, enteroglucagon. Gastrin mempunyai efek tropik pada lambung, duodenum dan colon sehingga dapat mempertahankan 1 integritas usus,mencegah atrofi mukosa usus dan translokasi bakteri, memelihara gut-associated lymphoid tissue (GALT) yang berperan dalam imunitas mukosa usus
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan berneg... more PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sebagaimana dikemukakan oleh Hans Kelsen merupakan Grundnorm ataupun menurut Teori Hans Nawiasky disebut sebagai Staatsfundamentalnorm. Dalam hal ini menurut A. Hamid S. Attamimi secara eksplisit bahwa Pancasila adalah norma fundamental negara (Staatsfundamentalnorm) Republik Indonesia.
Mendaki gunung adalah kegiatan yang sangat populer, namun juga dapat berisiko mengalami hipotermi... more Mendaki gunung adalah kegiatan yang sangat populer, namun juga dapat berisiko mengalami hipotermia yang bisa mengancam keselamatan pendaki gunung. Dengan penurunan suhu sebesar -1oC setiap naik 150 m dapat meningkatkan faktor risiko hipotermia pada pendaki gunung. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan pendaki gunung tentang pertolongan pertama pada hipotermi di Kawasan Gunung Lawu. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan 141 pendaki gunung sebagai populasi. Sampel penelitian ini adalah 42 orang pendaki gunung dengan menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup yang kemudian dilakukan pengolahan data dan dianalisis berdasarkan prosentase. Hasil penelitian terhadap 42 responden menunjukkan bahwa 20 pendaki gunung (47,62%) memiliki pengetahuan yang cukup, 15 pendaki (35,71%) memiliki pengetahuan yang kurang, dan 7 pendaki (16,67%) memiliki pengetahuan yang baik. Hasil penelitian dapat diinterpret...
Oleh : Fajar Pandhu Bawono 14612588 2A D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMA... more Oleh : Fajar Pandhu Bawono 14612588 2A D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO 2015 PENGERTIAN Coronary artery disease atau penyakit arteri koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke jantung (Brunner dan Suddarth) ETIOLOGI Penyebab utama dari penyakit arteri koroner adalah terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis adalah pengerasan pada dinding arteri. Arteriosklerosis ditandai dengan adanya penimbunan lemak, kolesterol, dilapisan intima arteri. Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak. Walaupun pengetahuan tentang kejadian etiologi tidak lengkap, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab untuk perkembangan aterosklerosis. Ada beberapa faktor resiko yang mengakibatkan terjadinya penyakit arteri koroner yaitu: 1. Usia Kerentanan terhadap Aterosklerosis meningkat dengan bertambahnya usia. Pada lakilaki biasanya resiko meningkat setelah umur 45 tahun sedangkan pada wanita umur 55 tahun. 2. Jenis Kelamin Aterosklerosis 3 kali lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita. Wanita agaknya relatif lebih kebal terhadap penyakit ini karena dilindungi oleh hormon estrogen. Namun setelah menopause sama rentannya dengan pria. 3. Riwayat Keluarga Positif Riwayat keluarga yang positif terhadap penyakit arteri koroner, meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis premature. 4. Hiperlipidemia Adalah peningkatan lipid serum, yang meliputi : Kolesterol > 200 mg/dl Trigliserida > 200 mg/dl LDL > 160 mg/dl HDL < 35 mg/dl
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makan... more BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004). Status nutrisi normal menggambarkan keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi (Denke, 1998; Klein S, 2004). Kekurangan nutrisi memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan sistem tubuh (Suastika, 1992). Terdapat 3 pilihan dalam pemberian nutrisi yaitu diet oral, nutrisi enteral dan nutrisi parenteral. Diet oral diberikan kepada penderita yang masih bisa menelan cukup makanan dan keberhasilannya memerlukan kerjasama yang baik antara dokter, ahli gizi,penderita dan keluarga. Nutrisi enteral bila penderita tidak bisa menelan dalam jumlah cukup, sedangkan fungsi pencernaan dan absorbsi usus masih cukup baik. Selama sistem pencernaan masih berfungsi atau berfungsi sebagian dan tidak ada kontraindikasi maka diet enteral (EN) harus dipertimbangkan, karena diet enteral lebih fisiologis karena meningkatkan aliran darah mukosa intestinal, mempertahankan aktivitas metabolik serta keseimbangan hormonal dan enzimatik antara traktus gastrointestinal dan liver. Diet enteral mempunyai efek enterotropik indirek dengan menstimulasi hormon usus seperti gastrin, neurotensin, bombesin, enteroglucagon. Gastrin mempunyai efek tropik pada lambung, duodenum dan colon sehingga dapat mempertahankan 1 integritas usus,mencegah atrofi mukosa usus dan translokasi bakteri, memelihara gut-associated lymphoid tissue (GALT) yang berperan dalam imunitas mukosa usus
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan berneg... more PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sebagaimana dikemukakan oleh Hans Kelsen merupakan Grundnorm ataupun menurut Teori Hans Nawiasky disebut sebagai Staatsfundamentalnorm. Dalam hal ini menurut A. Hamid S. Attamimi secara eksplisit bahwa Pancasila adalah norma fundamental negara (Staatsfundamentalnorm) Republik Indonesia.