rafika fajrin | Semarang State University (original) (raw)
Papers by rafika fajrin
Pengembangan keterampilan menemukan gagasan utama wacana pada siswa kelas 7 SMP belum dapat dilak... more Pengembangan keterampilan menemukan gagasan utama wacana pada siswa kelas 7 SMP belum dapat dilakukan secara maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari (1) kurang minatnya siswa dalam mengikuti pembelajaran, (2) kurangnya kemampuan guru untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran, dan (3) jarangnya buku pendamping yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Dari beberapa alasan tersebut, dibutuhkan buku pengayaan sebagai salah satu produk pendidikan yang dapat memotivasi siswa untuk menemukan gagasan utama wacana. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana ketersediaan dan kondisi buku pendamping belajar yang beredar?, (2) bagaimana kebutuhan siswa dan guru terhadap buku pengayaan menemukan gagasan utama wacana berbasis kearifan lokal dengan pendekatan kontekstual untuk siswa kelas 7 SMP?, (3) bagaimana prototipe buku pengayaan menemukan gagasan utama wacana berbasis kearifan lokal dengan pendekatan kontekstual untuk siswa kelas 7 SMP yang sesuai dengan keb...
This study aimed to describe the type of speech acts used in Indonesian language learning; violat... more This study aimed to describe the type of speech acts used in Indonesian language learning; violation of cooperation principle in Indonesian language learning; and Compliance politeness principle in Indonesian language learning at SMK Pelayaran "Akpelni" Semarang. This research was conducted at SMK Pelayaran “Akepelni” Semarang. Object of this research is the teachers and students in the Indonesian language learning at classroom. Data were collected through observation and techniques used SLBC. Samples were taken by using purposive sampling technique. Data was validated using triangulation techniques and source triangulation theory. Data were analyzed using data analysis interactive model. The results showed that, 1) the teacher and student use of speech acts, such as locution, illocution, and perlocution; 2) violation of cooperation principle undertaken by teachers and students is the maxim of quantity, maxim of quality, maxim of relevance, and the maxim of manner; and 3)...
This study aimed to describe: 1) the type of speech acts used in Indonesian language learning; 2)... more This study aimed to describe: 1) the type of speech acts used in Indonesian language learning; 2) violation of the principle of cooperation in Indonesian language learning; and 3) adherence to the principles of politeness in Indonesian language learning in SMK. This study used a qualitative descriptive approach. This research was conducted at SMK Pelayaran "Akpelni" Semarang start from February to July 2016. The primary data source is the interaction of teachers and students in learning Indonesian in SMK Pelayaran "Akpelni" Semarang. Meanwhile, secondary data source description of speech acts in Indonesian language learning in the classroom. Data collected by observation. Samples were taken using purposive sampling technique. Data was validated using triangulation techniques theory. Data were analyzed by using data analysis interactive model. The results of the study concluded that, 1) the type of speech acts found is locution, illocution, and perlocution. Illocutionary speech acts most widely used in Indonesian language learning in the classroom; 2) violation of the principle of cooperation is most prevalent in violation of the principle of cooperation the maxim of implementation. Violations occur each participant maxim implementation of substitutions speak indirect, ambiguous, not coherent, vague, and overstatement Indonesian language learning in the classroom; 3) complience of politeness principles most commonly found in compliance with the maxim of a match or an agreement between the teachers and cadets in the class that minimizes the mismatch between them. Keywords: kinds of speech acts, violation of cooperation the principles, complience of polliteness principle, learning Indonesian
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) jenis tindak tutur yang digunakan dala... more ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) jenis tindak tutur yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia; 2) pelanggaran prinsip kerja sama dalam pembelajaran bahasa Indonesia; dan 3) pematuhan prinsip kesantunan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Pelayaran " Akpelni " Semarang mulai dari bulan Februari-Juli 2016. Sumber data primer penelitian adalah interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Pelayaran " Akpelni " Semarang. Adapun, sumber data sekunder keterangan peristiwa tutur dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. Data dikumpulkan dengan metode observasi. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling. Data divalidasi menggunakan teknik triangulasi teori. Data dianalisis dengan teknik analisis data model interaktif. Hasil penelitian disimpulkan bahwa, 1) jenis tindak tutur yang ditemukan adalah lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak tutur ilokusi paling banyak digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas; 2) pelanggaran prinsip kerja sama paling banyak terjadi pada pelanggaran prinsip kerja sama maksim pelaksanaan. Pelanggaran maksim pelaksanaan terjadi setiap peserta pertuturan berbicara tidak langsung, ambigu, tidak runtut, kabur, dan berelebih-lebihan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas; 3) pematuhan prinsip kesantunan paling banyak ditemukan pada pematuhan maksim kecocokan atau kesepakatan antara guru dan taruna di kelas yang meminimalkan ketidakcocokan di antara mereka Kata kunci: jenis tindak tutur, pelanggaran prinsip kerja sama, pematuhan prinsip kesantunan, pembelajaran bahasa Indonesia
Kearifan lokal berasal dari dua kata, yaitu kearifan (wisdom), dan lokal (local). Secara umum mak... more Kearifan lokal berasal dari dua kata, yaitu kearifan (wisdom), dan lokal (local). Secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. "Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup.
Pengembangan keterampilan menemukan gagasan utama wacana pada siswa kelas 7 SMP belum dapat dilak... more Pengembangan keterampilan menemukan gagasan utama wacana pada siswa kelas 7 SMP belum dapat dilakukan secara maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari (1) kurang minatnya siswa dalam mengikuti pembelajaran, (2) kurangnya kemampuan guru untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran, dan (3) jarangnya buku pendamping yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Dari beberapa alasan tersebut, dibutuhkan buku pengayaan sebagai salah satu produk pendidikan yang dapat memotivasi siswa untuk menemukan gagasan utama wacana. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana ketersediaan dan kondisi buku pendamping belajar yang beredar?, (2) bagaimana kebutuhan siswa dan guru terhadap buku pengayaan menemukan gagasan utama wacana berbasis kearifan lokal dengan pendekatan kontekstual untuk siswa kelas 7 SMP?, (3) bagaimana prototipe buku pengayaan menemukan gagasan utama wacana berbasis kearifan lokal dengan pendekatan kontekstual untuk siswa kelas 7 SMP yang sesuai dengan keb...
This study aimed to describe the type of speech acts used in Indonesian language learning; violat... more This study aimed to describe the type of speech acts used in Indonesian language learning; violation of cooperation principle in Indonesian language learning; and Compliance politeness principle in Indonesian language learning at SMK Pelayaran "Akpelni" Semarang. This research was conducted at SMK Pelayaran “Akepelni” Semarang. Object of this research is the teachers and students in the Indonesian language learning at classroom. Data were collected through observation and techniques used SLBC. Samples were taken by using purposive sampling technique. Data was validated using triangulation techniques and source triangulation theory. Data were analyzed using data analysis interactive model. The results showed that, 1) the teacher and student use of speech acts, such as locution, illocution, and perlocution; 2) violation of cooperation principle undertaken by teachers and students is the maxim of quantity, maxim of quality, maxim of relevance, and the maxim of manner; and 3)...
This study aimed to describe: 1) the type of speech acts used in Indonesian language learning; 2)... more This study aimed to describe: 1) the type of speech acts used in Indonesian language learning; 2) violation of the principle of cooperation in Indonesian language learning; and 3) adherence to the principles of politeness in Indonesian language learning in SMK. This study used a qualitative descriptive approach. This research was conducted at SMK Pelayaran "Akpelni" Semarang start from February to July 2016. The primary data source is the interaction of teachers and students in learning Indonesian in SMK Pelayaran "Akpelni" Semarang. Meanwhile, secondary data source description of speech acts in Indonesian language learning in the classroom. Data collected by observation. Samples were taken using purposive sampling technique. Data was validated using triangulation techniques theory. Data were analyzed by using data analysis interactive model. The results of the study concluded that, 1) the type of speech acts found is locution, illocution, and perlocution. Illocutionary speech acts most widely used in Indonesian language learning in the classroom; 2) violation of the principle of cooperation is most prevalent in violation of the principle of cooperation the maxim of implementation. Violations occur each participant maxim implementation of substitutions speak indirect, ambiguous, not coherent, vague, and overstatement Indonesian language learning in the classroom; 3) complience of politeness principles most commonly found in compliance with the maxim of a match or an agreement between the teachers and cadets in the class that minimizes the mismatch between them. Keywords: kinds of speech acts, violation of cooperation the principles, complience of polliteness principle, learning Indonesian
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) jenis tindak tutur yang digunakan dala... more ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) jenis tindak tutur yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia; 2) pelanggaran prinsip kerja sama dalam pembelajaran bahasa Indonesia; dan 3) pematuhan prinsip kesantunan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Pelayaran " Akpelni " Semarang mulai dari bulan Februari-Juli 2016. Sumber data primer penelitian adalah interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Pelayaran " Akpelni " Semarang. Adapun, sumber data sekunder keterangan peristiwa tutur dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. Data dikumpulkan dengan metode observasi. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling. Data divalidasi menggunakan teknik triangulasi teori. Data dianalisis dengan teknik analisis data model interaktif. Hasil penelitian disimpulkan bahwa, 1) jenis tindak tutur yang ditemukan adalah lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak tutur ilokusi paling banyak digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas; 2) pelanggaran prinsip kerja sama paling banyak terjadi pada pelanggaran prinsip kerja sama maksim pelaksanaan. Pelanggaran maksim pelaksanaan terjadi setiap peserta pertuturan berbicara tidak langsung, ambigu, tidak runtut, kabur, dan berelebih-lebihan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas; 3) pematuhan prinsip kesantunan paling banyak ditemukan pada pematuhan maksim kecocokan atau kesepakatan antara guru dan taruna di kelas yang meminimalkan ketidakcocokan di antara mereka Kata kunci: jenis tindak tutur, pelanggaran prinsip kerja sama, pematuhan prinsip kesantunan, pembelajaran bahasa Indonesia
Kearifan lokal berasal dari dua kata, yaitu kearifan (wisdom), dan lokal (local). Secara umum mak... more Kearifan lokal berasal dari dua kata, yaitu kearifan (wisdom), dan lokal (local). Secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. "Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup.