Kiki Nurmala Maha Putri | Unversity Of Cokroaminoto Palopo (original) (raw)
Uploads
Papers by Kiki Nurmala Maha Putri
Islam sebagai sebuah Ideologi, opininya harus massif digulirkan. Alasannya : 1. Islam sebagai aga... more Islam sebagai sebuah Ideologi, opininya harus massif digulirkan. Alasannya : 1. Islam sebagai agama yang di ridhai Allah (TQS: AliImran:19) dan agama yang dimenangkan atas agama yang lain (TQS: At-Taubah:33). Islam di datangkan untuk membawa Rahmat bagi Seluruh Alam Semesta (Al_Anbiya:107 ) dan keharusan untuk menerapkan Islam secara Kaffah (TQS: 2:208). Kaum muslimin pun mendapatkan gelar sebagai "Khairu Ummah" (TQS:3:110). Semua penyebutan diatas diabadikan didalam Alquran dan telah menjadi bukti nyata lebih kurang selama 13 abad lamanya mampu menjadi negara SUPER POWER yang diakui Belahan Dunia dari Barat sampai TImur dan dari Utara sampai Selatan. 2. Islam mengatur seluruh urusan manusia baik yang beradalam dalam negeri dan luar negeri berdasakan Islam. 3. Hakekat Islam sebagai Ideologi tidak hanya menjadikan Islam dikonsumsi untuk kepuasan individu atau komunitas tertentu. Islam harus dipahami melalui proses berpikir yang benar, diamalkan bukan untuk kepuasan intelektuan atau perasaan dan Islam harus disebarluaskan ke seluruh dunia agar semua manusia mendapatkan haknya untuk mendapatkan hakikat kebenaran dan mendapatkan hak-haknya berupa keadilan, kesejahteraan, keamanan dan ketentraman. 4. Namun, saat ini realitas di depan mata sejak tahun 1924, Peradaban Islam dalam Naungan
Sebab – sebab yang menjadikan potensi Sains (khususnya di Indonesia) tidak mampu memberikan kontr... more Sebab – sebab yang menjadikan potensi Sains (khususnya di Indonesia) tidak mampu memberikan kontribusi pada perbaikan mendasar negeri ini : 1. Kontribusi karya keilmuan sains umat Islam di dunia saat ini belum bisa diukur, tetapi potensinya bisa dibaca sangat besar 2. Ada hambatan (konstrain besar) dari kontribusi ini yakni hambatan struktural ideologis dan hambatan strategis. 3. Hambatan ideologis datang dari penerapan ideologi kapitalisme sekulerisme yang memandang ilmu sebagai komoditas dan barang ekonomi. Kapitalisme mnjatuhkan nilai ilmu jatuh tidak lebih dari senilai materi. 4. Secara filosofis ideologi kapitalisme memandang ilmu dlm kacamata 'utilitarianism' asas manfaat. Sekulerisme meletakkan ilmu dalam cawan yang harus steril dari nilai Ketuhanan bahkan sekulerisme sendiri lahir dari pergulatan berdarah para 'pejuang ilmu' (filsuf, pemikir dan ilmuwan) melawan otoritas gereja yang dipandang mewakili 'Tuhan' sehingga melahirkan renaissance dan aufklarung 5. Secara praktis implementatif dalam sistem kapitalis-sekuler ilmu pengetahuan (terutama sains) hidup dan berkembang sebagai pelayan dan pemuas hasrat kebebasan antroposentrisme (manusia sebagai pusat segalanya) dan individualisme. 6. Sistem politik demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme yang selanjutnya brkembang sebagai neoliberalisme dengan globalisasi dan perkembangan teknologi informasi telah menciptakan apa yang saat ini kita kenal sebagai rezim sistem pengetahuan trans nasional (Trans national Knowledge System)/ TNKs yang menjadi bahan bakar 'fuel' bagi sistem korporasi trans nasional Trans National Corporate /TNCs untuk mengembangkan jaring-jaring tentakelnya ke seluruh penjuru dunia. 7. Secara ringkas model ini punya keterbatasan mendeliver inovasi dan kebermanfaatannya. Sehingga salah satu pilar nya-misal patent juga sudah mulai digugat http://www.economist.com/news/leaders/21660522-ideas-fuel-economy-todays-patent-systems-are-rotten-way-rewarding-them-time-fix?fsrc=scn/fb/te/pe/ed/timetofixpatents Pengantar #2 Fika M. Komara, M.Si Kak Agust secara elaboratif telah mengurai hambatan kenapa potensi Sains di dunia Islam kurang berkembang. Dan saya setuju ini terjadi karena multilevel reason. Ini sangat sistemik dan berlapis. Secara keseluruhan faktor itu (7 faktor) saya melihat ini menjadikan posisi ilmuwan / sainstis dan kebermanfaatan ilmu semakin terpenjara di menara gading. Jauh dari apa yang disebut dengan "keberkahan ilmu untuk umat" karena terciptanya JARAK antara ilmu dan ilmuwan (ulama) dengan umat. Sehingga bagi sebagian besar intelektual/ akademisi/ mahasiswa bercita-cita besar untuk Islam dengan ilmu sains mereka di era sekulerisme kapitalistik-sungguh tidak mudah.
Islam sebagai sebuah Ideologi, opininya harus massif digulirkan. Alasannya : 1. Islam sebagai aga... more Islam sebagai sebuah Ideologi, opininya harus massif digulirkan. Alasannya : 1. Islam sebagai agama yang di ridhai Allah (TQS: AliImran:19) dan agama yang dimenangkan atas agama yang lain (TQS: At-Taubah:33). Islam di datangkan untuk membawa Rahmat bagi Seluruh Alam Semesta (Al_Anbiya:107 ) dan keharusan untuk menerapkan Islam secara Kaffah (TQS: 2:208). Kaum muslimin pun mendapatkan gelar sebagai "Khairu Ummah" (TQS:3:110). Semua penyebutan diatas diabadikan didalam Alquran dan telah menjadi bukti nyata lebih kurang selama 13 abad lamanya mampu menjadi negara SUPER POWER yang diakui Belahan Dunia dari Barat sampai TImur dan dari Utara sampai Selatan. 2. Islam mengatur seluruh urusan manusia baik yang beradalam dalam negeri dan luar negeri berdasakan Islam. 3. Hakekat Islam sebagai Ideologi tidak hanya menjadikan Islam dikonsumsi untuk kepuasan individu atau komunitas tertentu. Islam harus dipahami melalui proses berpikir yang benar, diamalkan bukan untuk kepuasan intelektuan atau perasaan dan Islam harus disebarluaskan ke seluruh dunia agar semua manusia mendapatkan haknya untuk mendapatkan hakikat kebenaran dan mendapatkan hak-haknya berupa keadilan, kesejahteraan, keamanan dan ketentraman. 4. Namun, saat ini realitas di depan mata sejak tahun 1924, Peradaban Islam dalam Naungan
Sebab – sebab yang menjadikan potensi Sains (khususnya di Indonesia) tidak mampu memberikan kontr... more Sebab – sebab yang menjadikan potensi Sains (khususnya di Indonesia) tidak mampu memberikan kontribusi pada perbaikan mendasar negeri ini : 1. Kontribusi karya keilmuan sains umat Islam di dunia saat ini belum bisa diukur, tetapi potensinya bisa dibaca sangat besar 2. Ada hambatan (konstrain besar) dari kontribusi ini yakni hambatan struktural ideologis dan hambatan strategis. 3. Hambatan ideologis datang dari penerapan ideologi kapitalisme sekulerisme yang memandang ilmu sebagai komoditas dan barang ekonomi. Kapitalisme mnjatuhkan nilai ilmu jatuh tidak lebih dari senilai materi. 4. Secara filosofis ideologi kapitalisme memandang ilmu dlm kacamata 'utilitarianism' asas manfaat. Sekulerisme meletakkan ilmu dalam cawan yang harus steril dari nilai Ketuhanan bahkan sekulerisme sendiri lahir dari pergulatan berdarah para 'pejuang ilmu' (filsuf, pemikir dan ilmuwan) melawan otoritas gereja yang dipandang mewakili 'Tuhan' sehingga melahirkan renaissance dan aufklarung 5. Secara praktis implementatif dalam sistem kapitalis-sekuler ilmu pengetahuan (terutama sains) hidup dan berkembang sebagai pelayan dan pemuas hasrat kebebasan antroposentrisme (manusia sebagai pusat segalanya) dan individualisme. 6. Sistem politik demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme yang selanjutnya brkembang sebagai neoliberalisme dengan globalisasi dan perkembangan teknologi informasi telah menciptakan apa yang saat ini kita kenal sebagai rezim sistem pengetahuan trans nasional (Trans national Knowledge System)/ TNKs yang menjadi bahan bakar 'fuel' bagi sistem korporasi trans nasional Trans National Corporate /TNCs untuk mengembangkan jaring-jaring tentakelnya ke seluruh penjuru dunia. 7. Secara ringkas model ini punya keterbatasan mendeliver inovasi dan kebermanfaatannya. Sehingga salah satu pilar nya-misal patent juga sudah mulai digugat http://www.economist.com/news/leaders/21660522-ideas-fuel-economy-todays-patent-systems-are-rotten-way-rewarding-them-time-fix?fsrc=scn/fb/te/pe/ed/timetofixpatents Pengantar #2 Fika M. Komara, M.Si Kak Agust secara elaboratif telah mengurai hambatan kenapa potensi Sains di dunia Islam kurang berkembang. Dan saya setuju ini terjadi karena multilevel reason. Ini sangat sistemik dan berlapis. Secara keseluruhan faktor itu (7 faktor) saya melihat ini menjadikan posisi ilmuwan / sainstis dan kebermanfaatan ilmu semakin terpenjara di menara gading. Jauh dari apa yang disebut dengan "keberkahan ilmu untuk umat" karena terciptanya JARAK antara ilmu dan ilmuwan (ulama) dengan umat. Sehingga bagi sebagian besar intelektual/ akademisi/ mahasiswa bercita-cita besar untuk Islam dengan ilmu sains mereka di era sekulerisme kapitalistik-sungguh tidak mudah.