Rahim Asyik | Universitas Padjadjaran (original) (raw)
Uploads
Papers by Rahim Asyik
REMAJA ROSDAKARYA, Nov 9, 2015
Buku setebal 265 halaman ini menyoroti aneka keanehan, keunikan, kelucuan maupun keganjilan , bah... more Buku setebal 265 halaman ini menyoroti aneka keanehan, keunikan, kelucuan maupun keganjilan , bahkan hal yang ironis dan kadang tak masuk akal, yang terjadi di negeri Indonesia baik dalam dunia politik, budaya, ekonomi maupun pendidikan . Masyarakat Indonesia yang konon terkenal taat beragama dan berpendidikan dalam kenyataannya masih saja begitu mudah berpikir dan berbuat hal-hal yang terkadang tidak masuk akal ( absurd ), dan bahkan melanggar norma dan moral akal sehat. Hal ini dipengaruhi antara lain oleh pola pikir masyarakat itu sendiri. Meskipun masyarakat kita sebagian besar sudah cukup berpendidikan, namun pada kenyataannya masih mudah dipengaruhi , mudah dibujuk namun sekaligus mudah melupakan kejadian yang buruk. Berita tentang ratusan orang yang tertipu investasi bodong, penggandaan uang, yang dengan mudahnya terpengaruh dan terlena oleh janji-janji palsu menjadi santapan kabar yang umum akhir-akhir ini. Pada akhirnya kita menganggap hal itu biasa-biasa saja, sesuatu yang lazim terjadi, yang sudahlaahh…kita terima saja. Cara pikir, cara pandang dan sikap yang anomali ( fenomenal dan tak masuk akal ) ini tentu akan dapat berdampak negative jika dibiarkan berlarut-larut. Oleh karena itu diperlukan pemahaman, pengamatan dan analisa untuk kemudian mencari solusinya secara bersama-sam
xi, 267 hal.: ill.; 24 cm
Dewi Sartika dikenal umum sebagai penggagas dan pendiri Sakola Istri (Sakola Kaoeatamaan Istri), ... more Dewi Sartika dikenal umum sebagai penggagas dan pendiri Sakola Istri (Sakola Kaoeatamaan Istri), sekolah khusus untuk anak perempuan yang cuma diangan-angankan oleh Raden Ajeng Kartini. Namun dalam "Boekoe Kaoetamaan Istri" yang ditulis Juragan Dewi (panggilan Dewi Sartika), Dewi mengaku bahwa mendirikan sekolah khusus untuk perempuan bukan idenya. Dewi malah terlihat bungah saat ditawari mengajar di sekolah itu.
Tak ada yang menyangka bahwa Sungai Cikapundung yang membelah Kota Bandung dari utara ke selatan ... more Tak ada yang menyangka bahwa Sungai Cikapundung yang membelah Kota Bandung dari utara ke selatan bisa meluap dan menelan ratusan korban jiwa. Berita-berita dari koran lama menunjukkan, banjir bandang berulang kali terjadi, dimulai dari akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20.
Relasi antara laki-laki-perempuan pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 menjadi tema utama... more Relasi antara laki-laki-perempuan pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 menjadi tema utama tiga roman. Ada pernikahan antara orang Belanda totok dengan pribumi ("Istri Kasasar"), pernikahan antara priyayi dengan warga biasa ("Baruang Ka Nu Ngarora"), dan pernikahan antarsesama marga ("Rasia Bandoeng"). Bagaimana bentuk relasi, terbentuknya konflik, dan cara mengatasinya menjadi hal yang menarik untuk dikaji lebih jauh.
Sipatahoenan adalah koran berbahasa Sunda terbesar dan tersukses. Berumur lebih dari setengah aba... more Sipatahoenan adalah koran berbahasa Sunda terbesar dan tersukses. Berumur lebih dari setengah abad, koran milik Paguyuban Pasundan ini memiliki spektrum pembaca yang luas dan tersebar hingga mancanegara. Koran akhirnya berhenti terbit setelah tak lagi bisa mengikuti perkembangan zamannya.
Thesis Chapters by Rahim Asyik
Abstrak Toleransi antarumat beragama menjadi isu penting di Indonesia dewasa ini. Lebih-lebih di ... more Abstrak Toleransi antarumat beragama menjadi isu penting di Indonesia dewasa ini. Lebih-lebih di Jawa Barat yang kerap disebut sebagai provinsi paling intoleran di Indonesia. Dari mana asal intoleransi itu? Apakah baru-baru ini saja muncul atau memang sudah berakar kuat dalam jiwa warga Jawa Barat? Untuk menjawab pertanyaan itu, penulis mengangkat satu kasus yang membetot emosi umat Islam pada 15 Desember 1936. Saat itu, seorang Yahudi bernama A.J.K. Jacobs masuk ke dalam masjid di Jalan Jajaway, Tasikmalaya, sambil membawa anjing dan cambuk. Dia memaki-maki umat Islam yang sedang takbiran dengan kata-kata kasar. Tindakan Jacobs itu mengundang reaksi umat Islam. Demo besar-besaran digelar. Sekitar 15.000 orang dari berbagai daerah berkumpul di Masjid Agung Tasikmalaya. Massa sempat bergerak ke rumah Jacobs yang hampir tanpa pengamanan berarti. Alih-alih melakukan aksi kekerasan, umat Islam memilih menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan kasus itu. Hadirnya sosok dan pemimpin yang dihormati masyarakat serta dijatuhkannya sanksi sosial terhadap Jacobs berperan penting dalam mencegah terjadinya aksi kekerasan. Abstract Nowadays toleration among religions has become crucial issue in Indonesia, especially in West Java that has been known as the most intolerance province. Where the intolerance comes from? Has it just come up recently or has already rooted in the heart of West Java citizens? To answer these questions, the writer attempts to connect it with a controversial case occurred on December 15, 1936 that affected many Muslims. At the time, a Jewish named A.J.K Jacobs entered a mosque in Jajaway Street, Tasikmalaya with a dog and a whip. He cursed Muslims who were praying on the last day of Ramadan. His action had provoked many Muslims. Around 15,000s people gathered in Agung Mosque, Tasikmalaya to display their anger toward Jacobs. They marched to Jacobs' house that barely guarded. Surprisingly this event did not escalate into violence.
REMAJA ROSDAKARYA, Nov 9, 2015
Buku setebal 265 halaman ini menyoroti aneka keanehan, keunikan, kelucuan maupun keganjilan , bah... more Buku setebal 265 halaman ini menyoroti aneka keanehan, keunikan, kelucuan maupun keganjilan , bahkan hal yang ironis dan kadang tak masuk akal, yang terjadi di negeri Indonesia baik dalam dunia politik, budaya, ekonomi maupun pendidikan . Masyarakat Indonesia yang konon terkenal taat beragama dan berpendidikan dalam kenyataannya masih saja begitu mudah berpikir dan berbuat hal-hal yang terkadang tidak masuk akal ( absurd ), dan bahkan melanggar norma dan moral akal sehat. Hal ini dipengaruhi antara lain oleh pola pikir masyarakat itu sendiri. Meskipun masyarakat kita sebagian besar sudah cukup berpendidikan, namun pada kenyataannya masih mudah dipengaruhi , mudah dibujuk namun sekaligus mudah melupakan kejadian yang buruk. Berita tentang ratusan orang yang tertipu investasi bodong, penggandaan uang, yang dengan mudahnya terpengaruh dan terlena oleh janji-janji palsu menjadi santapan kabar yang umum akhir-akhir ini. Pada akhirnya kita menganggap hal itu biasa-biasa saja, sesuatu yang lazim terjadi, yang sudahlaahh…kita terima saja. Cara pikir, cara pandang dan sikap yang anomali ( fenomenal dan tak masuk akal ) ini tentu akan dapat berdampak negative jika dibiarkan berlarut-larut. Oleh karena itu diperlukan pemahaman, pengamatan dan analisa untuk kemudian mencari solusinya secara bersama-sam
xi, 267 hal.: ill.; 24 cm
Dewi Sartika dikenal umum sebagai penggagas dan pendiri Sakola Istri (Sakola Kaoeatamaan Istri), ... more Dewi Sartika dikenal umum sebagai penggagas dan pendiri Sakola Istri (Sakola Kaoeatamaan Istri), sekolah khusus untuk anak perempuan yang cuma diangan-angankan oleh Raden Ajeng Kartini. Namun dalam "Boekoe Kaoetamaan Istri" yang ditulis Juragan Dewi (panggilan Dewi Sartika), Dewi mengaku bahwa mendirikan sekolah khusus untuk perempuan bukan idenya. Dewi malah terlihat bungah saat ditawari mengajar di sekolah itu.
Tak ada yang menyangka bahwa Sungai Cikapundung yang membelah Kota Bandung dari utara ke selatan ... more Tak ada yang menyangka bahwa Sungai Cikapundung yang membelah Kota Bandung dari utara ke selatan bisa meluap dan menelan ratusan korban jiwa. Berita-berita dari koran lama menunjukkan, banjir bandang berulang kali terjadi, dimulai dari akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20.
Relasi antara laki-laki-perempuan pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 menjadi tema utama... more Relasi antara laki-laki-perempuan pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 menjadi tema utama tiga roman. Ada pernikahan antara orang Belanda totok dengan pribumi ("Istri Kasasar"), pernikahan antara priyayi dengan warga biasa ("Baruang Ka Nu Ngarora"), dan pernikahan antarsesama marga ("Rasia Bandoeng"). Bagaimana bentuk relasi, terbentuknya konflik, dan cara mengatasinya menjadi hal yang menarik untuk dikaji lebih jauh.
Sipatahoenan adalah koran berbahasa Sunda terbesar dan tersukses. Berumur lebih dari setengah aba... more Sipatahoenan adalah koran berbahasa Sunda terbesar dan tersukses. Berumur lebih dari setengah abad, koran milik Paguyuban Pasundan ini memiliki spektrum pembaca yang luas dan tersebar hingga mancanegara. Koran akhirnya berhenti terbit setelah tak lagi bisa mengikuti perkembangan zamannya.
Abstrak Toleransi antarumat beragama menjadi isu penting di Indonesia dewasa ini. Lebih-lebih di ... more Abstrak Toleransi antarumat beragama menjadi isu penting di Indonesia dewasa ini. Lebih-lebih di Jawa Barat yang kerap disebut sebagai provinsi paling intoleran di Indonesia. Dari mana asal intoleransi itu? Apakah baru-baru ini saja muncul atau memang sudah berakar kuat dalam jiwa warga Jawa Barat? Untuk menjawab pertanyaan itu, penulis mengangkat satu kasus yang membetot emosi umat Islam pada 15 Desember 1936. Saat itu, seorang Yahudi bernama A.J.K. Jacobs masuk ke dalam masjid di Jalan Jajaway, Tasikmalaya, sambil membawa anjing dan cambuk. Dia memaki-maki umat Islam yang sedang takbiran dengan kata-kata kasar. Tindakan Jacobs itu mengundang reaksi umat Islam. Demo besar-besaran digelar. Sekitar 15.000 orang dari berbagai daerah berkumpul di Masjid Agung Tasikmalaya. Massa sempat bergerak ke rumah Jacobs yang hampir tanpa pengamanan berarti. Alih-alih melakukan aksi kekerasan, umat Islam memilih menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan kasus itu. Hadirnya sosok dan pemimpin yang dihormati masyarakat serta dijatuhkannya sanksi sosial terhadap Jacobs berperan penting dalam mencegah terjadinya aksi kekerasan. Abstract Nowadays toleration among religions has become crucial issue in Indonesia, especially in West Java that has been known as the most intolerance province. Where the intolerance comes from? Has it just come up recently or has already rooted in the heart of West Java citizens? To answer these questions, the writer attempts to connect it with a controversial case occurred on December 15, 1936 that affected many Muslims. At the time, a Jewish named A.J.K Jacobs entered a mosque in Jajaway Street, Tasikmalaya with a dog and a whip. He cursed Muslims who were praying on the last day of Ramadan. His action had provoked many Muslims. Around 15,000s people gathered in Agung Mosque, Tasikmalaya to display their anger toward Jacobs. They marched to Jacobs' house that barely guarded. Surprisingly this event did not escalate into violence.