Faqihul Muqoddam | Universitas Airlangga Surabaya (original) (raw)

Uploads

Papers by Faqihul Muqoddam

Research paper thumbnail of Syncretism of Slametan Tradition As a Pillar of Islam Nusantara

Karsa: Journal of Social and Islamic Culture, 2019

Slametan is a tradition which is still embraced by Javanese in general, especially who is in rura... more Slametan is a tradition which is still embraced by Javanese in general, especially who is in rural areas. The slametan has different characteristics in each region that due to heterogeneity factors. The research purposes to describe slametan forms, process, and syncretism patterns of slametan tradition in Ngaringan village, Gandusari district, Blitar. The research used a qualitative tradition with descriptive narrative approach which is thematic analysis for data analysis process used. The research were participated by public figures in Ngaringan village. Data collection with in-depth interviews and observation. It found (1) Slametan forms generally includes birth, death, marriage, cleaning the village, feast day, welcoming Ramadhan, celebrating after coming back from abroad for the work, and celebrating when harvest comes. (2) The slametan process consists of serving food (such as; chicken in ingkung form, buceng rice, jenang colors red and white, jenang sengkolo) and prayer. (3) The slametan tradition is a pattern of syncretism between Java and Islam as a pillar of "Islam Nusantara". The Slametan had already existed as a Javanese ritual before Islam

Research paper thumbnail of Dynamics of Sexual Harassment on Social Media

Proceeding of International Conference of Mental Health, Neuroscience, and Cyber-psychology, 2018

Sexual harassment is a currently netizen's habit on social media. Almost comments on social media... more Sexual harassment is a currently netizen's habit on social media. Almost comments on social media contain words to abuse. This study was conducted with the aim of analyzing the forms of sex harassment on social media. This study use with a focus on investigating sexual harassment that occurs on social media. Data collection methods are carried ou of the comments that chosen in this study are those written on Instagram and point to the element of sexual harassment. The results show that sexual harassment on social media is happen with; 1. dire the sentence. Then, the factors of sexual harassment on social media are; 1. netizens are looking for attention (as evidenced by accounts that are used only fake accounts), 2. photo content or account owner captions that lead netizens to harass. Suggestions based on this study are the need to develop psychoeducation for adolescents and families both as subjects and victims so as to avoid sexual harassment behavior.

Research paper thumbnail of ADAPTABILITASKARIR final.pdf

ADAPTABILITAS KARIR, 2018

Research paper thumbnail of Qualitative Research Design

Research paper thumbnail of Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme

Research paper thumbnail of Contoh Analisis Data SPSS (Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Prestasi Belajar)

Research paper thumbnail of Teropong Pendidikan Marxisme

Karl Marx merupakan salah satu tokoh termasyhur yang pemikirannya masih banyak dijadikan kerangka... more Karl Marx merupakan salah satu tokoh termasyhur yang pemikirannya masih banyak dijadikan kerangka berpikir dan bertindak di abad modern ini. Identitas pemikirannya masih terdapat dalam corak pemikiran yang dikenal dengan Marxisme, yakni suatu paham sosialis dalam lingkup ekonomi dan politik yang didasarkan pada ide Karl Marx & Friedrich Engels. Menurutnya, praktik ekonomi dan politik yang terjadi dalam realitas sosial ini masih tidak bisa lepas dari kepentingan politik pemilik modal atau mereka yang berkuasa. Tentu hal ini semakin menegaskan bahwa perbedaan kelas masih rentan terjadi antara kaum yang berkuasa (pemilik modal / yang dalam pandangan Marx terkenal dengan kaum borjuis) dan kaum proletar. Dalam struktur ekonomi, kaum borjuis mengarah pada seseorang atau sekumpulan individu yang memiliki modal melebihi jumlah yang dimiliki kaum masyarakat sipil (masyarakat biasa). Kekuasaan yang dimilikinya lantas menajdi modal dalam menyudutkan atau menindas mereka yang masih berada di bawah kelasnya. Sedangkan kaum proletar merupakan sebutan yang ditujukan kepada individu atau sekelompok individu miskin, tidak berdaya, dan selalu menjadi korban atas ketidakadilan yang dilakukan oleh kaum borjuis. Marx memandang bahwa struktur sosial yang terjadi bukan dilandaskan atas dasar rasa sosialisme (kemanusiaan), rasa kemanusiaan yang harusnya diterapkan sudah tergusur oleh kepentingan kapitalisme yang secara implisit memberikan dampak negatif dalam rasa sosial antar manusia. Kapitalisme tidak hanya menimbulkan ketidakadilan (khususnya dalam ranah ekonomi), tetapi sistem tersebut juga dapat merenggut hakekat kemanusiaan yang seharusnya dijaga satu sama lain.

Research paper thumbnail of Adaptabilitas Karir Pada Remaja Akhir

Research paper thumbnail of Pesantren Salaf : Pilar Pendidikan Keagamaan yang terlupakan oleh Pemerintah

A. Pendahuluan Pangkalan Data Pondok Pesantren Kementrian Agama Republik Indonesia sampai saat in... more A. Pendahuluan Pangkalan Data Pondok Pesantren Kementrian Agama Republik Indonesia sampai saat ini tanggal 8 September 2018 menunjukkan bahwa jumlah pesantren di Indonesia sudah mencapai 25.938 pesantren, dan berjumlah 3.962.700 santri dengan presentase Papua (0,19%), Kalimantan (2,39%), Sumatera (10,66%), Sulawesi (1,92), Jawa (82,2%), Halmahera/Maluku Utara (0,11%), dan Bali (2,36%). Jumlah ini menunjukkan antusiasme masyarakat dalam menggelar atau belajar di Pondok Pesantren sangat tinggi. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 3 tahun 2012 bab 1 pasal 1 tentang Pendidikan Keagamaan Islam mendefinisikan pesantren salafiyah adalah pesantren yang menyelenggarakan pendidikan dengan menggunakan kitab kuning dan sistem pengajaran yang ditetapkan oleh kiyai atau pengasuh. Definisi ini menekankan kembali bahwa peran pesantren salafiyah membantu taraf pendidikan Indonesia meskipun di sisi lain ia termasuk ke dalam pendidikan non formal. Ini yang perlu digarisbawahi, bahwa sebenarnya perhatian pemerintah tidak harus hanya berpacu pada jenis suatu pendidikan, tetapi semua lembaga pendidikan harus dirangkul dan semaksimal mungkin mendapatkan dukungan moral maupun moril secara merata. Jumlah yang disajikan diatas belum mencapai tahap akhir. Besar kemungkinan jumlah pesantren kedepannya akan semakin bertambah banyak, mengingat peran pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan semakin disambut positif oleh masyarakat sekitar. Jumlah tersebut juga sudah terdiri dari pesantren modern dan pesantren salafiyah, yang mana keduanya menjadi pilar yang dapat dipercaya dalam meningkatkan progresivitas pendidikan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Research paper thumbnail of ILMU DAN PENGETAHUAN, MENGGELAR LEGITIMASI DI TENGAH PERADABAN

Dekade ini, wacana ilmu dan pengetahuan sangat menarik untuk didiskusikan, menarik untuk dibahas ... more Dekade ini, wacana ilmu dan pengetahuan sangat menarik untuk didiskusikan, menarik untuk dibahas secara argumentatif dalam kondisi dunia yang berperadaban baru seperti sekarang. Tidak melulu karena lingkup kajian nya yang sakral, tetapi memaksa kita untuk berpikir lebih jauh dalam membentuk sebuah diskursus baru terkait dua ihwal diatas. Karena bagaimanapun, ilmu dan pengetahuan menyeret kita kepada sebuah pembentukan dikotomi atas apa yang terjadi dewasa ini, menyangkut negara, agama, sosial, politik, ekonomi, budaya, dsb. Tentu hal ini menjadi tugas bagi setiap orang bagaimana menganggapi secara responsif terhadap kedua kajian tersebut. Wacana terkait ilmu dan pengetahuan menarik disimpulkan jika kita mencoba menarik benang merah ke belakang, ke arah pergulatan antara paham rasionalisme dan empirisme yang pada masa itu tidak hanya memunculkan psywar dari masing-masing aliran tersebut, tetapi juga menjadi pemacu semangat menganalisis kebenaran sekaligus menjadi sebab musabab ilmu dan pengetahuan berkembang di tengah-tengah masyarakat modern saat ini. Rasionalisme dengan beberapa benteng sumber pemikirannya seperti Rene Descartes, Spinoza, dan Plato menunjukkan bahwa manusia tidak bisa lepas dari proses berpikir. Dengan menggunakan akal sebagai sumber pengetahuan, mereka menolak secara tegas cara-cara lain yang dianggap memiliki pendekatan yang berbeda dengan rasionalisme. Prinsip penalaran yang diterapkan dalam aliran ini memandang bahwa sebuah pengetahuan akan diperoleh jika hal tersebut dapat dicerna dan ditelaah melalui berbagai pemrosesan dalam berpikir. Eksistensi otak dalam menginterpretasikan stimulus menegaskan bahwa pengetahuan murni diperoleh dari hasil berpikir, bukan dari cara lain diluar kerja otak. Prinsip kerja rasionalisme ini mendapatkan respon konfrontatif dari pegiat aliran empirisme, khususnya oleh beberapa orang seperti David Hume, John Locke, dan Aristoteles. Wacana rasionalisme tidak berlaku sama sekali dalam bidang ini, dan tidak substantif untuk dianggap sebagai sumber dalam memperoleh pengetahuan. Karena menurutnya, pengalaman inderawi membawa manusia dalam menciptakan pola kebenaran yang fundamental serta dapat menghubungkan antara pengetahuan dengan fenomena yang terjadi di sekitar. Pergolakan tersebut dapat tercermin dalam fenomena pembentukan teori gravitasi oleh Isaac Newton. Proses jatuhnya apel yang berlanjut pada pengolahan informasi otak menimbulkan berbagai spekulasi dari berbagai aliran, khususnya rasionalisme dan empirisme. Pengolahan stimulus jatuhnya apel dari pohon ke tanah oleh otak sehingga menciptakan sebuah diskursus gravitasi menjadi sumber utama dari pembelaan kaum rasionalisme atas empirisme. Karena peran otak dalam menangkap stimulus yang kemudian diolahnya secara teoritis tidak dapat diganggu gugat dan tidak bisa diplesetkan kebenarannya oleh siapa pun. Begitu pun empirisme, yang melihat bahwa kedudukan inderawi tidak bisa dipinggirkan dalam fenomena tersebut.

Research paper thumbnail of Syncretism of Slametan Tradition As a Pillar of Islam Nusantara

Karsa: Journal of Social and Islamic Culture, 2019

Slametan is a tradition which is still embraced by Javanese in general, especially who is in rura... more Slametan is a tradition which is still embraced by Javanese in general, especially who is in rural areas. The slametan has different characteristics in each region that due to heterogeneity factors. The research purposes to describe slametan forms, process, and syncretism patterns of slametan tradition in Ngaringan village, Gandusari district, Blitar. The research used a qualitative tradition with descriptive narrative approach which is thematic analysis for data analysis process used. The research were participated by public figures in Ngaringan village. Data collection with in-depth interviews and observation. It found (1) Slametan forms generally includes birth, death, marriage, cleaning the village, feast day, welcoming Ramadhan, celebrating after coming back from abroad for the work, and celebrating when harvest comes. (2) The slametan process consists of serving food (such as; chicken in ingkung form, buceng rice, jenang colors red and white, jenang sengkolo) and prayer. (3) The slametan tradition is a pattern of syncretism between Java and Islam as a pillar of "Islam Nusantara". The Slametan had already existed as a Javanese ritual before Islam

Research paper thumbnail of Dynamics of Sexual Harassment on Social Media

Proceeding of International Conference of Mental Health, Neuroscience, and Cyber-psychology, 2018

Sexual harassment is a currently netizen's habit on social media. Almost comments on social media... more Sexual harassment is a currently netizen's habit on social media. Almost comments on social media contain words to abuse. This study was conducted with the aim of analyzing the forms of sex harassment on social media. This study use with a focus on investigating sexual harassment that occurs on social media. Data collection methods are carried ou of the comments that chosen in this study are those written on Instagram and point to the element of sexual harassment. The results show that sexual harassment on social media is happen with; 1. dire the sentence. Then, the factors of sexual harassment on social media are; 1. netizens are looking for attention (as evidenced by accounts that are used only fake accounts), 2. photo content or account owner captions that lead netizens to harass. Suggestions based on this study are the need to develop psychoeducation for adolescents and families both as subjects and victims so as to avoid sexual harassment behavior.

Research paper thumbnail of ADAPTABILITASKARIR final.pdf

ADAPTABILITAS KARIR, 2018

Research paper thumbnail of Qualitative Research Design

Research paper thumbnail of Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme

Research paper thumbnail of Contoh Analisis Data SPSS (Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Prestasi Belajar)

Research paper thumbnail of Teropong Pendidikan Marxisme

Karl Marx merupakan salah satu tokoh termasyhur yang pemikirannya masih banyak dijadikan kerangka... more Karl Marx merupakan salah satu tokoh termasyhur yang pemikirannya masih banyak dijadikan kerangka berpikir dan bertindak di abad modern ini. Identitas pemikirannya masih terdapat dalam corak pemikiran yang dikenal dengan Marxisme, yakni suatu paham sosialis dalam lingkup ekonomi dan politik yang didasarkan pada ide Karl Marx & Friedrich Engels. Menurutnya, praktik ekonomi dan politik yang terjadi dalam realitas sosial ini masih tidak bisa lepas dari kepentingan politik pemilik modal atau mereka yang berkuasa. Tentu hal ini semakin menegaskan bahwa perbedaan kelas masih rentan terjadi antara kaum yang berkuasa (pemilik modal / yang dalam pandangan Marx terkenal dengan kaum borjuis) dan kaum proletar. Dalam struktur ekonomi, kaum borjuis mengarah pada seseorang atau sekumpulan individu yang memiliki modal melebihi jumlah yang dimiliki kaum masyarakat sipil (masyarakat biasa). Kekuasaan yang dimilikinya lantas menajdi modal dalam menyudutkan atau menindas mereka yang masih berada di bawah kelasnya. Sedangkan kaum proletar merupakan sebutan yang ditujukan kepada individu atau sekelompok individu miskin, tidak berdaya, dan selalu menjadi korban atas ketidakadilan yang dilakukan oleh kaum borjuis. Marx memandang bahwa struktur sosial yang terjadi bukan dilandaskan atas dasar rasa sosialisme (kemanusiaan), rasa kemanusiaan yang harusnya diterapkan sudah tergusur oleh kepentingan kapitalisme yang secara implisit memberikan dampak negatif dalam rasa sosial antar manusia. Kapitalisme tidak hanya menimbulkan ketidakadilan (khususnya dalam ranah ekonomi), tetapi sistem tersebut juga dapat merenggut hakekat kemanusiaan yang seharusnya dijaga satu sama lain.

Research paper thumbnail of Adaptabilitas Karir Pada Remaja Akhir

Research paper thumbnail of Pesantren Salaf : Pilar Pendidikan Keagamaan yang terlupakan oleh Pemerintah

A. Pendahuluan Pangkalan Data Pondok Pesantren Kementrian Agama Republik Indonesia sampai saat in... more A. Pendahuluan Pangkalan Data Pondok Pesantren Kementrian Agama Republik Indonesia sampai saat ini tanggal 8 September 2018 menunjukkan bahwa jumlah pesantren di Indonesia sudah mencapai 25.938 pesantren, dan berjumlah 3.962.700 santri dengan presentase Papua (0,19%), Kalimantan (2,39%), Sumatera (10,66%), Sulawesi (1,92), Jawa (82,2%), Halmahera/Maluku Utara (0,11%), dan Bali (2,36%). Jumlah ini menunjukkan antusiasme masyarakat dalam menggelar atau belajar di Pondok Pesantren sangat tinggi. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 3 tahun 2012 bab 1 pasal 1 tentang Pendidikan Keagamaan Islam mendefinisikan pesantren salafiyah adalah pesantren yang menyelenggarakan pendidikan dengan menggunakan kitab kuning dan sistem pengajaran yang ditetapkan oleh kiyai atau pengasuh. Definisi ini menekankan kembali bahwa peran pesantren salafiyah membantu taraf pendidikan Indonesia meskipun di sisi lain ia termasuk ke dalam pendidikan non formal. Ini yang perlu digarisbawahi, bahwa sebenarnya perhatian pemerintah tidak harus hanya berpacu pada jenis suatu pendidikan, tetapi semua lembaga pendidikan harus dirangkul dan semaksimal mungkin mendapatkan dukungan moral maupun moril secara merata. Jumlah yang disajikan diatas belum mencapai tahap akhir. Besar kemungkinan jumlah pesantren kedepannya akan semakin bertambah banyak, mengingat peran pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan semakin disambut positif oleh masyarakat sekitar. Jumlah tersebut juga sudah terdiri dari pesantren modern dan pesantren salafiyah, yang mana keduanya menjadi pilar yang dapat dipercaya dalam meningkatkan progresivitas pendidikan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Research paper thumbnail of ILMU DAN PENGETAHUAN, MENGGELAR LEGITIMASI DI TENGAH PERADABAN

Dekade ini, wacana ilmu dan pengetahuan sangat menarik untuk didiskusikan, menarik untuk dibahas ... more Dekade ini, wacana ilmu dan pengetahuan sangat menarik untuk didiskusikan, menarik untuk dibahas secara argumentatif dalam kondisi dunia yang berperadaban baru seperti sekarang. Tidak melulu karena lingkup kajian nya yang sakral, tetapi memaksa kita untuk berpikir lebih jauh dalam membentuk sebuah diskursus baru terkait dua ihwal diatas. Karena bagaimanapun, ilmu dan pengetahuan menyeret kita kepada sebuah pembentukan dikotomi atas apa yang terjadi dewasa ini, menyangkut negara, agama, sosial, politik, ekonomi, budaya, dsb. Tentu hal ini menjadi tugas bagi setiap orang bagaimana menganggapi secara responsif terhadap kedua kajian tersebut. Wacana terkait ilmu dan pengetahuan menarik disimpulkan jika kita mencoba menarik benang merah ke belakang, ke arah pergulatan antara paham rasionalisme dan empirisme yang pada masa itu tidak hanya memunculkan psywar dari masing-masing aliran tersebut, tetapi juga menjadi pemacu semangat menganalisis kebenaran sekaligus menjadi sebab musabab ilmu dan pengetahuan berkembang di tengah-tengah masyarakat modern saat ini. Rasionalisme dengan beberapa benteng sumber pemikirannya seperti Rene Descartes, Spinoza, dan Plato menunjukkan bahwa manusia tidak bisa lepas dari proses berpikir. Dengan menggunakan akal sebagai sumber pengetahuan, mereka menolak secara tegas cara-cara lain yang dianggap memiliki pendekatan yang berbeda dengan rasionalisme. Prinsip penalaran yang diterapkan dalam aliran ini memandang bahwa sebuah pengetahuan akan diperoleh jika hal tersebut dapat dicerna dan ditelaah melalui berbagai pemrosesan dalam berpikir. Eksistensi otak dalam menginterpretasikan stimulus menegaskan bahwa pengetahuan murni diperoleh dari hasil berpikir, bukan dari cara lain diluar kerja otak. Prinsip kerja rasionalisme ini mendapatkan respon konfrontatif dari pegiat aliran empirisme, khususnya oleh beberapa orang seperti David Hume, John Locke, dan Aristoteles. Wacana rasionalisme tidak berlaku sama sekali dalam bidang ini, dan tidak substantif untuk dianggap sebagai sumber dalam memperoleh pengetahuan. Karena menurutnya, pengalaman inderawi membawa manusia dalam menciptakan pola kebenaran yang fundamental serta dapat menghubungkan antara pengetahuan dengan fenomena yang terjadi di sekitar. Pergolakan tersebut dapat tercermin dalam fenomena pembentukan teori gravitasi oleh Isaac Newton. Proses jatuhnya apel yang berlanjut pada pengolahan informasi otak menimbulkan berbagai spekulasi dari berbagai aliran, khususnya rasionalisme dan empirisme. Pengolahan stimulus jatuhnya apel dari pohon ke tanah oleh otak sehingga menciptakan sebuah diskursus gravitasi menjadi sumber utama dari pembelaan kaum rasionalisme atas empirisme. Karena peran otak dalam menangkap stimulus yang kemudian diolahnya secara teoritis tidak dapat diganggu gugat dan tidak bisa diplesetkan kebenarannya oleh siapa pun. Begitu pun empirisme, yang melihat bahwa kedudukan inderawi tidak bisa dipinggirkan dalam fenomena tersebut.