Shinta Yasril | ANDALAS UNIVERSITY (original) (raw)

Papers by Shinta Yasril

Research paper thumbnail of EFISIENSI METODE MULTI SOIL LAYERING (MSL) DALAM PENYISIHAN COD DARI LIMBAH CAIR HOTEL (Studi Kasus: Hotel “X” Padang)

Jurnal Dampak, Jul 1, 2012

Research paper thumbnail of STUDI REGENERASI ADSORBEN KULIT JAGUNG (Zea mays L.) DALAM  MENYISIHKAN LOGAM BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) DARI AIR TANAH

Limbah kulit jagung terbukti dapat digunakan sebagai adsorben dalam penyisihan logam Fe dan Mn da... more Limbah kulit jagung terbukti dapat digunakan sebagai adsorben dalam penyisihan logam Fe dan Mn dalam air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemungkinan regenerasi kulit jagung dengan menggunakan agen desorpsi HCl 0,1 M, NaOH 0,1 M, dan akuades, berturut-turut sebagai agen asam, basa, dan netral. Proses adsorpsi-desorpsi dilakukan secara batch selama satu jam dengan dua kali reuse adsorben. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara berturut-turut persentase desorpsi Fe dan Mn dengan menggunakan HCl 0,1 M > NaOH 0,1 M > akuades. Kapasitas adsorpsi Fe dan Mn terbesar diperoleh dari kulit jagung yang telah didesorpsi dengan akuades yaitu 0,329 mg Fe/g g dan 0,246 mg Fe/g dan 0,094 mg Mn/g dan 0,096 mg Mn/g, masing-masing pada reuse I dan reuse II. Pada percobaan menggunakan air tanah asli dengan agen desorpsi akuades, diperoleh kapasitas adsorpsi Fe dan Mn dari air tanah asli adalah sebesar 0,433 mg Fe/g dan 0,430 mg Fe/g dan 0,044 mg Mn/g dan 0,043 mg Mn/g, berturut-turut pada reuse I dan reuse II. Penelitian menunjukkan bahwa akuades merupakan agen terbaik untuk regenerasi kulit jagung yang telah digunakan dalam penyisihan logam Fe dan Mn, dilihat dari kapasitas adsorpsi yang dihasilkannya.

Research paper thumbnail of KANDUNGAN LOGAM BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) DALAM AIR TANAH DI KAWASAN MUARA SUNGAI BATANG ARAU, PADANG

Kawasan Muara sungai Batang Arau merupakan salah satu daerah padat penduduk yang masih banyak men... more Kawasan Muara sungai Batang Arau merupakan salah satu daerah padat penduduk yang masih banyak menggunakan air sumur sebagai air baku air minum dan aktivitas lainnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas air tanah di kawasan tersebut dilihat dari parameter logam Fe dan Mn untuk keamanan pengguna air tanah di daerah studi. Penelitian dilakukan pada air sumur penduduk yang digunakan oleh beberapa keluarga. Sampling dilakukan dua kali yaitu setiap dua belas minggu (tiga bulan) sekali (SNI 03-7016-2004) yaitu tanggal 28 Maret-6 April dan 30 Juni-6 Juli. Hasil penelitian menunjukkan kadar Fe dalam air tanah tersebut berkisar antara 0,069-0,441 mg/l dan Mn berkisar antara 0,219 mg/l – 6,335 mg/l. Jika dibandingkan dengan baku mutu air kelas 1 (air baku air minum) Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001, kandungan Fe dalam air tanah di kawasan Muara Batang Arau masih memenuhi baku mutu yaitu 0,3 mg/l, sementara kandungan Mn telah melebihi konsentrasi yang diperbolehkan yaitu 0,1 mg/l.

Research paper thumbnail of PENGARUH VARIASI PROSES AKTIVASI  TERHADAP  KULIT JAGUNG (Zea Mays L.) SEBAGAI ADSORBEN  PADA PENYISIHAN LOGAM BESI (Fe) DAN  MANGAN (Mn) DARI AIR TANAH

Air tanah sebagai salah satu sumber air bersih mempunyai kandungan besi (Fe) dan mangan (Mn) yang... more Air tanah sebagai salah satu sumber air bersih mempunyai kandungan besi (Fe) dan mangan (Mn) yang biasanya relatif tinggi. Metode adsorpsi dengan limbah kulit jagung sebagai adsorben dapat digunakan untuk menyisihkan logam dalam air tanah dan dikategorikan low-cost adsorption material karena murah dan mudah didapat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh variasi proses aktivasi secara kimia terhadap kulit jagung sebagai adsorben untuk menyisihkan logam Fe dan Mn dari air tanah dengan sistem batch. Variasi aktivasi yang dilakukan adalah perlakuan tanpa aktivasi, pencucian dengan HCl, pencucian dengan etanol, pencucian dengan HCl + etanol dan pencucian dengan HCl + akuades + etanol. Dari hasil percobaan aktivasi kulit jagung pada penyisihan logam Fe didapatkan perlakuan tanpa aktivasi memberikan kapasitas adsorpsi terbesar yaitu 0,154 mg Fe/g serbuk kulit jagung dibandingkan variasi aktivasi lainnya, sementara pada penyisihan logam Mn, aktivasi dengan etanol memberikan kapasitas adsorpsi terbesar yaitu 0,024 mg Mn/g serbuk kulit jagung dibandingkan variasi aktivasi lainnya. Pada percobaan aplikasi terhadap sampel air tanah asli dengan menerapkan proses aktivasi terbaik untuk masing-masing penyisihan logam, didapatkan kapasitas adsorpsi Fe adalah sebesar 0,158 mg Fe/g dan kapasitas adsorpsi Mn adalah sebesar 0,003 mg Mn/g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorbat yang berbeda memerlukan proses aktivasi yang berbeda.

Research paper thumbnail of Spatio-temporal variation of heavy metals in Cauvery River basin

In the present study water, sediment and soil samples of Cauvery basin was undertaken to evaluate... more In the present study water, sediment and soil samples of Cauvery basin was undertaken to evaluate the spatiotemporal variations in heavy metal concentrations between 2007 and 2009. The Line diagrams for individual heavy metals of the seasonal samples with standard deviation at p=0.05 were plotted to comprehend the seasonal and spatial fluxes and variations. The seasonal heavy metal concentration in river water was maximum for Fe, Zn, Mn, Cu, Co and Cd during pre-monsoon and Pb, Ni and Cr during post-monsoon season whereas, in the sediment samples higher concentration of Ni, Cr, Mn, Cu, Co and Cd was found during pre-monsoon and Fe Pb and Zn in post-monsoon. In the case of soil samples maximum concentrations of Fe, Pb, Zn, Cr and Co noticed during pre-monsoon, while Ni, Mn, Cu and Cd during post-monsoon. An exponential increasing trend from water to soil and to sediment was evident throughout the river stretch. The mean concentration for all the heavy metals in water was within the limits of BIS and WHO standards. In sediment samples heavy metal concentrations were below the limit of sediment quality guidelines except Ni and Cd. Correlation analysis revealed higher degree of inter-metallic and intra-metallic association among water, sediment and soil samples indicating identical behavior of metals during its transport into the river environment. The spatial trends of heavy metal enrichment in river sediments reflected the sources/activities of the corresponding catchments in the study area. As such the downstream stations of Cauvery are enriched with heavy metals due to the influx of pollutants.

Research paper thumbnail of EFISIENSI METODE MULTI SOIL LAYERING (MSL) DALAM PENYISIHAN COD DARI LIMBAH CAIR HOTEL (Studi Kasus: Hotel “X” Padang)

Jurnal Dampak, Jul 1, 2012

Research paper thumbnail of STUDI REGENERASI ADSORBEN KULIT JAGUNG (Zea mays L.) DALAM  MENYISIHKAN LOGAM BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) DARI AIR TANAH

Limbah kulit jagung terbukti dapat digunakan sebagai adsorben dalam penyisihan logam Fe dan Mn da... more Limbah kulit jagung terbukti dapat digunakan sebagai adsorben dalam penyisihan logam Fe dan Mn dalam air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemungkinan regenerasi kulit jagung dengan menggunakan agen desorpsi HCl 0,1 M, NaOH 0,1 M, dan akuades, berturut-turut sebagai agen asam, basa, dan netral. Proses adsorpsi-desorpsi dilakukan secara batch selama satu jam dengan dua kali reuse adsorben. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara berturut-turut persentase desorpsi Fe dan Mn dengan menggunakan HCl 0,1 M > NaOH 0,1 M > akuades. Kapasitas adsorpsi Fe dan Mn terbesar diperoleh dari kulit jagung yang telah didesorpsi dengan akuades yaitu 0,329 mg Fe/g g dan 0,246 mg Fe/g dan 0,094 mg Mn/g dan 0,096 mg Mn/g, masing-masing pada reuse I dan reuse II. Pada percobaan menggunakan air tanah asli dengan agen desorpsi akuades, diperoleh kapasitas adsorpsi Fe dan Mn dari air tanah asli adalah sebesar 0,433 mg Fe/g dan 0,430 mg Fe/g dan 0,044 mg Mn/g dan 0,043 mg Mn/g, berturut-turut pada reuse I dan reuse II. Penelitian menunjukkan bahwa akuades merupakan agen terbaik untuk regenerasi kulit jagung yang telah digunakan dalam penyisihan logam Fe dan Mn, dilihat dari kapasitas adsorpsi yang dihasilkannya.

Research paper thumbnail of KANDUNGAN LOGAM BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) DALAM AIR TANAH DI KAWASAN MUARA SUNGAI BATANG ARAU, PADANG

Kawasan Muara sungai Batang Arau merupakan salah satu daerah padat penduduk yang masih banyak men... more Kawasan Muara sungai Batang Arau merupakan salah satu daerah padat penduduk yang masih banyak menggunakan air sumur sebagai air baku air minum dan aktivitas lainnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas air tanah di kawasan tersebut dilihat dari parameter logam Fe dan Mn untuk keamanan pengguna air tanah di daerah studi. Penelitian dilakukan pada air sumur penduduk yang digunakan oleh beberapa keluarga. Sampling dilakukan dua kali yaitu setiap dua belas minggu (tiga bulan) sekali (SNI 03-7016-2004) yaitu tanggal 28 Maret-6 April dan 30 Juni-6 Juli. Hasil penelitian menunjukkan kadar Fe dalam air tanah tersebut berkisar antara 0,069-0,441 mg/l dan Mn berkisar antara 0,219 mg/l – 6,335 mg/l. Jika dibandingkan dengan baku mutu air kelas 1 (air baku air minum) Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001, kandungan Fe dalam air tanah di kawasan Muara Batang Arau masih memenuhi baku mutu yaitu 0,3 mg/l, sementara kandungan Mn telah melebihi konsentrasi yang diperbolehkan yaitu 0,1 mg/l.

Research paper thumbnail of PENGARUH VARIASI PROSES AKTIVASI  TERHADAP  KULIT JAGUNG (Zea Mays L.) SEBAGAI ADSORBEN  PADA PENYISIHAN LOGAM BESI (Fe) DAN  MANGAN (Mn) DARI AIR TANAH

Air tanah sebagai salah satu sumber air bersih mempunyai kandungan besi (Fe) dan mangan (Mn) yang... more Air tanah sebagai salah satu sumber air bersih mempunyai kandungan besi (Fe) dan mangan (Mn) yang biasanya relatif tinggi. Metode adsorpsi dengan limbah kulit jagung sebagai adsorben dapat digunakan untuk menyisihkan logam dalam air tanah dan dikategorikan low-cost adsorption material karena murah dan mudah didapat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh variasi proses aktivasi secara kimia terhadap kulit jagung sebagai adsorben untuk menyisihkan logam Fe dan Mn dari air tanah dengan sistem batch. Variasi aktivasi yang dilakukan adalah perlakuan tanpa aktivasi, pencucian dengan HCl, pencucian dengan etanol, pencucian dengan HCl + etanol dan pencucian dengan HCl + akuades + etanol. Dari hasil percobaan aktivasi kulit jagung pada penyisihan logam Fe didapatkan perlakuan tanpa aktivasi memberikan kapasitas adsorpsi terbesar yaitu 0,154 mg Fe/g serbuk kulit jagung dibandingkan variasi aktivasi lainnya, sementara pada penyisihan logam Mn, aktivasi dengan etanol memberikan kapasitas adsorpsi terbesar yaitu 0,024 mg Mn/g serbuk kulit jagung dibandingkan variasi aktivasi lainnya. Pada percobaan aplikasi terhadap sampel air tanah asli dengan menerapkan proses aktivasi terbaik untuk masing-masing penyisihan logam, didapatkan kapasitas adsorpsi Fe adalah sebesar 0,158 mg Fe/g dan kapasitas adsorpsi Mn adalah sebesar 0,003 mg Mn/g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorbat yang berbeda memerlukan proses aktivasi yang berbeda.

Research paper thumbnail of Spatio-temporal variation of heavy metals in Cauvery River basin

In the present study water, sediment and soil samples of Cauvery basin was undertaken to evaluate... more In the present study water, sediment and soil samples of Cauvery basin was undertaken to evaluate the spatiotemporal variations in heavy metal concentrations between 2007 and 2009. The Line diagrams for individual heavy metals of the seasonal samples with standard deviation at p=0.05 were plotted to comprehend the seasonal and spatial fluxes and variations. The seasonal heavy metal concentration in river water was maximum for Fe, Zn, Mn, Cu, Co and Cd during pre-monsoon and Pb, Ni and Cr during post-monsoon season whereas, in the sediment samples higher concentration of Ni, Cr, Mn, Cu, Co and Cd was found during pre-monsoon and Fe Pb and Zn in post-monsoon. In the case of soil samples maximum concentrations of Fe, Pb, Zn, Cr and Co noticed during pre-monsoon, while Ni, Mn, Cu and Cd during post-monsoon. An exponential increasing trend from water to soil and to sediment was evident throughout the river stretch. The mean concentration for all the heavy metals in water was within the limits of BIS and WHO standards. In sediment samples heavy metal concentrations were below the limit of sediment quality guidelines except Ni and Cd. Correlation analysis revealed higher degree of inter-metallic and intra-metallic association among water, sediment and soil samples indicating identical behavior of metals during its transport into the river environment. The spatial trends of heavy metal enrichment in river sediments reflected the sources/activities of the corresponding catchments in the study area. As such the downstream stations of Cauvery are enriched with heavy metals due to the influx of pollutants.