Andi Anugrah Surya Ardhy - Academia.edu (original) (raw)
Uploads
Papers by Andi Anugrah Surya Ardhy
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) MANADO KOTA MANADO 2019 1
Indonesia adalah sebuah negara multikultural yang penuh dengan berbagai suku, etnik, budaya, dan... more Indonesia adalah sebuah negara multikultural yang penuh dengan berbagai suku, etnik, budaya, dan agama. Hal ini tentunya sesuai dengan sumber ideologi bangsa Indonesia yaitu "Pancasila" pada sila ketiga tertulis Persatuan Indonesia yang mengisyaratkan masyarakat Indonesia harus hidup rukun dan saling toleransi antar umat beragama, suku, etnik maupun budaya itu sendiri. Namun dibalik hal tersebut, di tengah masyarakat Indonesia yang bersifat multidimensional sebuah paradigma yang menakutkan kini berkembang dimasyarakat. Apalagi kita hidup di era Millenial yang dapat memudahkan kita mengakses informasi dengan cepat sehingga terdapat beberapa kalanganan pihak yang menyalahgunakan media informasi tersebut untuk menciptakan sikap intoleransi antar umat beragama. Salah satu paradigma yang berkembang dan menjadi horrosophy bagi masyarakat adalah aliran Ahmadiyah yang dianggap sebagai agama baru, hal ini bagi penulis merupakan kekeliruan yang besar karena jika ditelaah lebih mendalam aliran Ahmadiyah merupakan satu dari beberapa cabang golongan dalam Islam yang dimana aliran ini masih percaya dan menyembah Allah SWT. dan meyakini Muhammad Saw. utusan umat Islam. Adapun metode penelitian yang digunakan
BUAF Committee, 2019
The classical view that became public discourse among education experts that education is a human... more The classical view that became public discourse among education experts that education is a humanization process emphasizes the formation of social beings who have moral autonomy and cultural sovereignty, that is, humans who can manage conflict, respect for diversity, and cross cultural issues. Cultural tolerance in educational institutions can be pursued through association in schools and the content of the field of study, cultural transformation must be guided slowly, not a forced revolution On
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO KOTA MANADO 2019 A. Pendahuluan Fenomena menarik dalam ... more INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO KOTA MANADO 2019 A. Pendahuluan Fenomena menarik dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, maraknya budaya global (global culture) dan gaya hidup (life style) pop culture. Fenomena ini terjadi sebagai dampak dari arus globalisasi yang tidak bisa dibendung lagi. 1 Globalisasi yang sering dimaknai sebagai proses mendunianya sistem SEP (Sosial, Ekonomi, dan Politik) dan budaya sehingga dunia seperti menjadi tanpa batas yang pada hakikatnya semua orang dapat berkomunikasi dan mengakses informasi dengan mudahnya. Adapun aktor yang memegang peranan penting dalam mengontrol arus perubahan ini dikenal dengan sebutan kaum milenial. Kaum milenial ini sendiri adalah mereka yang yang lahir pada tahun 1981-2000 dan kini telah berusia 18-37 tahun mereka yang kini berperan sebagai mahasiswa, early jobber, dan orang tua muda. Ditengah realita bangsa yang majemuk ini, juga telah mengalami peningkatan rasio pertumbuhan penduduk yang dikenal dengan istilah bonus demografi. Hampir sekitar 70 persen penduduk di Indonesia merupakan kaum generasi milenial. 2 Namun disisi lain, seiring meningkatnya arus globalisasi terkadang kita melihat penyebaran berbagai konten negatif di media sosial seperti hoax, ujaran kebencian, hingga kampanye hitam yangkita ketahui bahwa konten-konten negatif tersebut kerap kali menghembuskan isu-isu sensitif yang menajamkan perbedaan suku, agama, ras, dan golongan (SARA) yang kemudian dengan gamblang menghadirkan panggung perdebatan dan pertikaian di tengah masyarakat. Dan tentunya hal ini jelas dapat menjadi ancaman terhadap ikatan persaudaraan dan persatuan bangsa ini. Contohnya isu yang mengungkapkan bahwa Indonesia telah kedatangan jutaan tenaga kerja asal 1
LPM SuaM, 2018
Chofifah Indah Rabana 18.26.002 PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KE... more Chofifah Indah Rabana 18.26.002 PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) MANADO KOTA MANADO 2018 1 A. Pendahuluan Dewasa ini, marak diperbincangkan mengenai tindak kekerasan dari oknum tertentu dan keinginginanya untuk meruntuhkan eksistensi dari ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Yang menjadi sorotan adalah kelompok-kelompok radikalis yang ingin mengubah idelogi Pancasila menjadi sistem kekhilafahan. Walaupun dalam catatan sejarah Indonesia gerakan radikalisme pada hakikatnya muncul akibat adanya ketidakpuasan politik antara kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dengan realisasi yang terjadi dalam masyarakat. Ancaman paham radikalisme di Indonesia sendiri telah berkembang pesat sejak awal kemerdekaan, salah satu contohnya yaitu kelompok Hizbut Tahrir pada era sekitar tahun 60-an hingga 90-an banyak melakukan tindakan anarki seperti pembunuhan, pengrusakan tempattempat umum yang dinilai sebagai tempat kemaksiatan menurut mereka. Di era milenial seperti sekarang ini kelompok radikalis tidak lagi melakukan ancaman seperti pada era sebelumnya yang dimana tujuannya ingin mengubah ideologi pancasila menjadi sistem kehilafahan, namun para aktivis radikalis melakukan penyebaran paham radikal tersebut melalui rana politik dan terkhusus menghasut para pemuda zaman sekarang untuk mengikuti paham mereka tersebut Oleh karena itu, di era Milenial sekarang ini, para pemuda yang ingin mempertahankan eksistensi Pancasila tidak lagi melawan dengan cara mengangkat senjata, akan tetapi dengan menggunakan akal dan pemikiran intelektual yang dimana sebuah prinsip akan Pancasila itu sendiri tak akan goyah walaupun banyak dari kaum radikalis yang menghasut untuk bergabung kedalam pemahaman mereka itu sendiri. 2 B. Konsep Radikalisme dan Pancasila Sebelum membahas lebih lanjut tentang bagaimana Pancasila menangkal paham radikalisme, ada baiknya dipahami dulu arti dari Pancasila dan radikalisme itu sendiri. Pancasila merupakan sebuah sistem yang merujuk pada sebuah proses yang dapat menetralkan sikap dan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Secara etimologi Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "Panca" artinya "lima" dan "Sila" artinya " dasar atau pondasi. Jadi secara keseluruhan Pancasila dapat diartikan sebagai lima dasar atau lima tingkah laku yang baik. 1 Radikalisme berasal dari kata radix yang artinya akar, sehingga dapat dikatakan bahwa radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. 2 Pada dasarnya, radikalisme atau paham yang mengakar pada ideologi tertentu (radikal) muncul diakibatkan oleh beberapa hal, seperti lemahnya penegakan hukum, rendahnya tingkat pendidikan dan lapangan kerja, lemahnya pemahaman ideologi Pancasila, ketidakpuasan akan kebikjakan pemerintah, kesenjangan ekonomi. 3 C. Radikalime di Indonesia Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural. Namun yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya, yaitu Pancasia. Pancasila merupakan sebuah sistem dan pedoman hidup yang normatif bagi DAFTAR PUSTAKA Amri, Sri Rahayu. 2018. Pancasila sebagai Sistem Etika. Palopo: Jurnal Voice of Midwifery. Vol.08 No. 01. Effendy, Bahtiar, serta Soetrisno Hadi. 2007. Agama & Radikalisme di Indonesia, Jakarta Timur: Nuqtah. Fikry, Rosniawaty. 2015. Ormas ini Dituding Menyimpang dari Ajaran Islam. Diakses dari https://m.tempo.co/read/news/2015/02/06/058640488/ormasini-dituding-menyimpang-dari-ajaran-islam.
ISCII Committee, 2019
Dewasa ini kita telah memasuki era digital yang merupakan era penyebaran informasi sangat mudah ... more Dewasa ini kita telah memasuki era digital yang merupakan era penyebaran informasi sangat mudah diakses bagi kalangan masyarakat, namun disisi lain mudahnya penyebaran informasi tersebut seringkali disalagunakan oleh beberapa oknum dalam menyebarkan konten-konten hoax, termasuk konten tentang HAM (Hak Asasi Manusia). Bila ditelusuri, di era digital sekarang ini muncul sebuah “trend” dikalangan wanita yaitu bagaimana mereka menutup diri mereka agar tidak menampakkan auratnya terkhusu dalam konsep “cadar”. Namun disisi lain beberapa bulan terakhir muncul beberapa berita terkait pelarangan penggunaan cadar dibeberapa kampu di Indonesia. Hal ini tentunya bagi penulis merupakan sebuah problem di tengah masyarakat sekarang dikarenakan hal ini tentunya melanggar konsep HAM dalam hal kebebasan berpendapat terutama dalam hal berbusana, mengingat pada hakikatnya Hak Asasi Manusia (HAM) pada dasarnya merupakan sebuah konsep yang berasal dari Yunani-Romawi yang mengaitkan sikap manusia serta mengukur baik-buruknya berdasarkan keserasiannya dengan hukum alam. Hal ini tentunya sesuai dengan konsep agama Islam yang dimana kita dianjurkan untuk hidup penuh dengan toleransi dan berpikiran terbuka/ tabayyun dalam menilai suatu hal. Oleh karena itu, melihat pada konflik sekarang mengenai toleransi, terhadap cara pandang sebagai seorang yang berbasis agama dan penggunaan media informasi demi kepentingan oknum tertentu yang mengkaitkan perpecahan pendapat dan pemahaman yang fatal. Adapun metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode kualitatif (library research) dan metode survei (wawancara) dengan hasil akhir yaitu bagaimana paradigma atau pola pikir masyarakat digital dalam merespon konsep cadar yang digunakan wanita dan juga tentang konsep cadar yang merupakan salah satu hak seseorang dalam menyampaikan atau mengekspresikan hak dan kebebasan mereka tanpa memandang dari satu sudut padang tertentu dengan menerapkan konsep pemikiran terbuka dan toleran (inklusif).
Andi Anugrah S.Ar, 2018
Setiap bangsa mempunyai cita-cita, karena cita-cia berfungsi sebagai penentu untuk mencapai tujua... more Setiap bangsa mempunyai cita-cita, karena cita-cia berfungsi sebagai penentu untuk mencapai tujuan. Tujuan bangsa Indonesia telah dicantumkan dalam Pembukan UUD 1945, dalam usaha mencapainya banyak mengalami hambatan, tantangan, dan ancaman oleh karena itu perlu kekuatan untuk mewujudkannya. Kekuatan untuk menghadapi masalah tersebut dikenal dengan istilah KetahananNasional. Ketahanan Nasional perlu dibina terus menerus dan dikembangkan agar kelangsungan hidup bangsa tersebut terjamin. Ketahanan nasional hakikatnya adalah kondisi suatu bangsa yang menggambarkan kemampuan mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, gangguan dan tantangan. Faktor penguat ketahanan nasional suatu bangsa yaitu ideologi, politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan. Sosial budaya sebagai salah satu faktor penguat ketahanan nasional, maka dalam pembangunannya tidak dapat lepas dari kondisi objektif masyarakat Indonesia yaitu masyarakat yang multikultural. Pendekatan multikulturalisme di Indonesia masih dipandang sebagai pendekatan yang paradoksal, disebabkan ada kesalahan pemahaman. Bahwa di satu sisi menginginkan persatuan tetapi di lain sisi mempertajam perbedaan. Namun kenyataannya wajah masyarakat Indonesia adalah multikultural, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun di atas pondasi masyarakat yang plural berdimensi multikultural. Setiap bangsa mempunyai cita-cita, karena cita-cia berfungsi sebagai penentu untuk mencapai tujuan. Tujuan bangsa Indonesia telah dicantumkan dalam Pembukan UUD 1945, dalam usaha mencapainya banyak mengalami hambatan, tantangan, dan ancaman oleh karena itu perlu kekuatan untuk mewujudkannya. Kekuatan untuk menghadapi masalah tersebut dikenal dengan istilah KetahananNasional. Ketahanan Nasional perlu dibina terus menerus dan dikembangkan agar kelangsungan hidupbangsa tersebut dapat dijamin.Dalam sejarah perjuanganbangsa, Ketahanan bangsa Indonesia telah teruji, bangsa Indonesia mampu mengusir penjajahan Jepang, Belanda, mengahadapi sparatis RMS, PRRI, Permesta, DI TII, PKI, GAM, Papua Merdeka. NKRI tetap tegak berdiri karena memiliki daya tahan dalam menghadapi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan gangguan (ATHG). Bangsa Indonesia mengahadapi permasalahan KKN, Krisis moneter, kemisikinan, pengangguran, konflik SARA, pelanggaran HAM, SDM yang rendah, globalisasi, namun hanya dengan ketahanan bangsa saja kelangsungan hidup bisa terjamin.
Teaching Documents by Andi Anugrah Surya Ardhy
Ar, 2019
Proposal PKM Kewirausahaan
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) MANADO KOTA MANADO 2019 1
Indonesia adalah sebuah negara multikultural yang penuh dengan berbagai suku, etnik, budaya, dan... more Indonesia adalah sebuah negara multikultural yang penuh dengan berbagai suku, etnik, budaya, dan agama. Hal ini tentunya sesuai dengan sumber ideologi bangsa Indonesia yaitu "Pancasila" pada sila ketiga tertulis Persatuan Indonesia yang mengisyaratkan masyarakat Indonesia harus hidup rukun dan saling toleransi antar umat beragama, suku, etnik maupun budaya itu sendiri. Namun dibalik hal tersebut, di tengah masyarakat Indonesia yang bersifat multidimensional sebuah paradigma yang menakutkan kini berkembang dimasyarakat. Apalagi kita hidup di era Millenial yang dapat memudahkan kita mengakses informasi dengan cepat sehingga terdapat beberapa kalanganan pihak yang menyalahgunakan media informasi tersebut untuk menciptakan sikap intoleransi antar umat beragama. Salah satu paradigma yang berkembang dan menjadi horrosophy bagi masyarakat adalah aliran Ahmadiyah yang dianggap sebagai agama baru, hal ini bagi penulis merupakan kekeliruan yang besar karena jika ditelaah lebih mendalam aliran Ahmadiyah merupakan satu dari beberapa cabang golongan dalam Islam yang dimana aliran ini masih percaya dan menyembah Allah SWT. dan meyakini Muhammad Saw. utusan umat Islam. Adapun metode penelitian yang digunakan
BUAF Committee, 2019
The classical view that became public discourse among education experts that education is a human... more The classical view that became public discourse among education experts that education is a humanization process emphasizes the formation of social beings who have moral autonomy and cultural sovereignty, that is, humans who can manage conflict, respect for diversity, and cross cultural issues. Cultural tolerance in educational institutions can be pursued through association in schools and the content of the field of study, cultural transformation must be guided slowly, not a forced revolution On
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO KOTA MANADO 2019 A. Pendahuluan Fenomena menarik dalam ... more INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO KOTA MANADO 2019 A. Pendahuluan Fenomena menarik dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, maraknya budaya global (global culture) dan gaya hidup (life style) pop culture. Fenomena ini terjadi sebagai dampak dari arus globalisasi yang tidak bisa dibendung lagi. 1 Globalisasi yang sering dimaknai sebagai proses mendunianya sistem SEP (Sosial, Ekonomi, dan Politik) dan budaya sehingga dunia seperti menjadi tanpa batas yang pada hakikatnya semua orang dapat berkomunikasi dan mengakses informasi dengan mudahnya. Adapun aktor yang memegang peranan penting dalam mengontrol arus perubahan ini dikenal dengan sebutan kaum milenial. Kaum milenial ini sendiri adalah mereka yang yang lahir pada tahun 1981-2000 dan kini telah berusia 18-37 tahun mereka yang kini berperan sebagai mahasiswa, early jobber, dan orang tua muda. Ditengah realita bangsa yang majemuk ini, juga telah mengalami peningkatan rasio pertumbuhan penduduk yang dikenal dengan istilah bonus demografi. Hampir sekitar 70 persen penduduk di Indonesia merupakan kaum generasi milenial. 2 Namun disisi lain, seiring meningkatnya arus globalisasi terkadang kita melihat penyebaran berbagai konten negatif di media sosial seperti hoax, ujaran kebencian, hingga kampanye hitam yangkita ketahui bahwa konten-konten negatif tersebut kerap kali menghembuskan isu-isu sensitif yang menajamkan perbedaan suku, agama, ras, dan golongan (SARA) yang kemudian dengan gamblang menghadirkan panggung perdebatan dan pertikaian di tengah masyarakat. Dan tentunya hal ini jelas dapat menjadi ancaman terhadap ikatan persaudaraan dan persatuan bangsa ini. Contohnya isu yang mengungkapkan bahwa Indonesia telah kedatangan jutaan tenaga kerja asal 1
LPM SuaM, 2018
Chofifah Indah Rabana 18.26.002 PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KE... more Chofifah Indah Rabana 18.26.002 PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) MANADO KOTA MANADO 2018 1 A. Pendahuluan Dewasa ini, marak diperbincangkan mengenai tindak kekerasan dari oknum tertentu dan keinginginanya untuk meruntuhkan eksistensi dari ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Yang menjadi sorotan adalah kelompok-kelompok radikalis yang ingin mengubah idelogi Pancasila menjadi sistem kekhilafahan. Walaupun dalam catatan sejarah Indonesia gerakan radikalisme pada hakikatnya muncul akibat adanya ketidakpuasan politik antara kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dengan realisasi yang terjadi dalam masyarakat. Ancaman paham radikalisme di Indonesia sendiri telah berkembang pesat sejak awal kemerdekaan, salah satu contohnya yaitu kelompok Hizbut Tahrir pada era sekitar tahun 60-an hingga 90-an banyak melakukan tindakan anarki seperti pembunuhan, pengrusakan tempattempat umum yang dinilai sebagai tempat kemaksiatan menurut mereka. Di era milenial seperti sekarang ini kelompok radikalis tidak lagi melakukan ancaman seperti pada era sebelumnya yang dimana tujuannya ingin mengubah ideologi pancasila menjadi sistem kehilafahan, namun para aktivis radikalis melakukan penyebaran paham radikal tersebut melalui rana politik dan terkhusus menghasut para pemuda zaman sekarang untuk mengikuti paham mereka tersebut Oleh karena itu, di era Milenial sekarang ini, para pemuda yang ingin mempertahankan eksistensi Pancasila tidak lagi melawan dengan cara mengangkat senjata, akan tetapi dengan menggunakan akal dan pemikiran intelektual yang dimana sebuah prinsip akan Pancasila itu sendiri tak akan goyah walaupun banyak dari kaum radikalis yang menghasut untuk bergabung kedalam pemahaman mereka itu sendiri. 2 B. Konsep Radikalisme dan Pancasila Sebelum membahas lebih lanjut tentang bagaimana Pancasila menangkal paham radikalisme, ada baiknya dipahami dulu arti dari Pancasila dan radikalisme itu sendiri. Pancasila merupakan sebuah sistem yang merujuk pada sebuah proses yang dapat menetralkan sikap dan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Secara etimologi Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "Panca" artinya "lima" dan "Sila" artinya " dasar atau pondasi. Jadi secara keseluruhan Pancasila dapat diartikan sebagai lima dasar atau lima tingkah laku yang baik. 1 Radikalisme berasal dari kata radix yang artinya akar, sehingga dapat dikatakan bahwa radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. 2 Pada dasarnya, radikalisme atau paham yang mengakar pada ideologi tertentu (radikal) muncul diakibatkan oleh beberapa hal, seperti lemahnya penegakan hukum, rendahnya tingkat pendidikan dan lapangan kerja, lemahnya pemahaman ideologi Pancasila, ketidakpuasan akan kebikjakan pemerintah, kesenjangan ekonomi. 3 C. Radikalime di Indonesia Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural. Namun yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya, yaitu Pancasia. Pancasila merupakan sebuah sistem dan pedoman hidup yang normatif bagi DAFTAR PUSTAKA Amri, Sri Rahayu. 2018. Pancasila sebagai Sistem Etika. Palopo: Jurnal Voice of Midwifery. Vol.08 No. 01. Effendy, Bahtiar, serta Soetrisno Hadi. 2007. Agama & Radikalisme di Indonesia, Jakarta Timur: Nuqtah. Fikry, Rosniawaty. 2015. Ormas ini Dituding Menyimpang dari Ajaran Islam. Diakses dari https://m.tempo.co/read/news/2015/02/06/058640488/ormasini-dituding-menyimpang-dari-ajaran-islam.
ISCII Committee, 2019
Dewasa ini kita telah memasuki era digital yang merupakan era penyebaran informasi sangat mudah ... more Dewasa ini kita telah memasuki era digital yang merupakan era penyebaran informasi sangat mudah diakses bagi kalangan masyarakat, namun disisi lain mudahnya penyebaran informasi tersebut seringkali disalagunakan oleh beberapa oknum dalam menyebarkan konten-konten hoax, termasuk konten tentang HAM (Hak Asasi Manusia). Bila ditelusuri, di era digital sekarang ini muncul sebuah “trend” dikalangan wanita yaitu bagaimana mereka menutup diri mereka agar tidak menampakkan auratnya terkhusu dalam konsep “cadar”. Namun disisi lain beberapa bulan terakhir muncul beberapa berita terkait pelarangan penggunaan cadar dibeberapa kampu di Indonesia. Hal ini tentunya bagi penulis merupakan sebuah problem di tengah masyarakat sekarang dikarenakan hal ini tentunya melanggar konsep HAM dalam hal kebebasan berpendapat terutama dalam hal berbusana, mengingat pada hakikatnya Hak Asasi Manusia (HAM) pada dasarnya merupakan sebuah konsep yang berasal dari Yunani-Romawi yang mengaitkan sikap manusia serta mengukur baik-buruknya berdasarkan keserasiannya dengan hukum alam. Hal ini tentunya sesuai dengan konsep agama Islam yang dimana kita dianjurkan untuk hidup penuh dengan toleransi dan berpikiran terbuka/ tabayyun dalam menilai suatu hal. Oleh karena itu, melihat pada konflik sekarang mengenai toleransi, terhadap cara pandang sebagai seorang yang berbasis agama dan penggunaan media informasi demi kepentingan oknum tertentu yang mengkaitkan perpecahan pendapat dan pemahaman yang fatal. Adapun metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode kualitatif (library research) dan metode survei (wawancara) dengan hasil akhir yaitu bagaimana paradigma atau pola pikir masyarakat digital dalam merespon konsep cadar yang digunakan wanita dan juga tentang konsep cadar yang merupakan salah satu hak seseorang dalam menyampaikan atau mengekspresikan hak dan kebebasan mereka tanpa memandang dari satu sudut padang tertentu dengan menerapkan konsep pemikiran terbuka dan toleran (inklusif).
Andi Anugrah S.Ar, 2018
Setiap bangsa mempunyai cita-cita, karena cita-cia berfungsi sebagai penentu untuk mencapai tujua... more Setiap bangsa mempunyai cita-cita, karena cita-cia berfungsi sebagai penentu untuk mencapai tujuan. Tujuan bangsa Indonesia telah dicantumkan dalam Pembukan UUD 1945, dalam usaha mencapainya banyak mengalami hambatan, tantangan, dan ancaman oleh karena itu perlu kekuatan untuk mewujudkannya. Kekuatan untuk menghadapi masalah tersebut dikenal dengan istilah KetahananNasional. Ketahanan Nasional perlu dibina terus menerus dan dikembangkan agar kelangsungan hidup bangsa tersebut terjamin. Ketahanan nasional hakikatnya adalah kondisi suatu bangsa yang menggambarkan kemampuan mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, gangguan dan tantangan. Faktor penguat ketahanan nasional suatu bangsa yaitu ideologi, politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan. Sosial budaya sebagai salah satu faktor penguat ketahanan nasional, maka dalam pembangunannya tidak dapat lepas dari kondisi objektif masyarakat Indonesia yaitu masyarakat yang multikultural. Pendekatan multikulturalisme di Indonesia masih dipandang sebagai pendekatan yang paradoksal, disebabkan ada kesalahan pemahaman. Bahwa di satu sisi menginginkan persatuan tetapi di lain sisi mempertajam perbedaan. Namun kenyataannya wajah masyarakat Indonesia adalah multikultural, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun di atas pondasi masyarakat yang plural berdimensi multikultural. Setiap bangsa mempunyai cita-cita, karena cita-cia berfungsi sebagai penentu untuk mencapai tujuan. Tujuan bangsa Indonesia telah dicantumkan dalam Pembukan UUD 1945, dalam usaha mencapainya banyak mengalami hambatan, tantangan, dan ancaman oleh karena itu perlu kekuatan untuk mewujudkannya. Kekuatan untuk menghadapi masalah tersebut dikenal dengan istilah KetahananNasional. Ketahanan Nasional perlu dibina terus menerus dan dikembangkan agar kelangsungan hidupbangsa tersebut dapat dijamin.Dalam sejarah perjuanganbangsa, Ketahanan bangsa Indonesia telah teruji, bangsa Indonesia mampu mengusir penjajahan Jepang, Belanda, mengahadapi sparatis RMS, PRRI, Permesta, DI TII, PKI, GAM, Papua Merdeka. NKRI tetap tegak berdiri karena memiliki daya tahan dalam menghadapi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan gangguan (ATHG). Bangsa Indonesia mengahadapi permasalahan KKN, Krisis moneter, kemisikinan, pengangguran, konflik SARA, pelanggaran HAM, SDM yang rendah, globalisasi, namun hanya dengan ketahanan bangsa saja kelangsungan hidup bisa terjamin.
Ar, 2019
Proposal PKM Kewirausahaan