Aflahal Misbah - Academia.edu (original) (raw)

Papers by Aflahal Misbah

Research paper thumbnail of ANAK MUDA, KESENANGAN, DAN KESALEHAN:Kajian Anak Muda Salafi di Yogyakarta

Research paper thumbnail of PEMIKIRAN KIAI ṢĀLIḤ DARAT TENTANG ETIKA BELAJAR (Studi Analisis Dalam Kitab Syarḥ Minhāj Al-Atqiyā` Ilā Ma’rifat Hidāyat AlAżkiyā Ilā Ṭarīq Al-Awliyā`)

Fokus penelitian ini dilakukan untuk menjawab tiga permasalahan pokok, yaitu; (1) Bagaimana kriti... more Fokus penelitian ini dilakukan untuk menjawab tiga permasalahan pokok, yaitu; (1) Bagaimana kritik Kiai Ṣāliḥ Darat terhadap tradisi belajar masyarakat Jawa abad 19; (2) Bagaimana pandangan Kiai Ṣāliḥ Darat tentang belajar; dan (3) Bagaimana etika belajar (terapan) dalam perspektif Kiai Ṣāliḥ Darat. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan (library research) yang difokuskan pada kajian kitab Minhāj al-Atqiyā‟, dengan menggunakan pendekatan interaksionisme simbolik. Dengan pendekatan ini, penelitian ini ditekankan pada upaya untuk mengungkap pesan dan makna di balik teks, melalui beberapa tahapan penelitian, yaitu (1) terjemah atau translation, (2) tafsir atau interpretasi, (3) ekstrapolasi, dan (4) pemaknaan atau meaning. Hasil penelitian menunjukkan; (1) kritik tajam Kiai Ṣāliḥ diwarnai dengan kritik afirmatif terhadap nilai dan norma yang dianggap tidak etis dan irasional. Ini dilakukan sebagai strateginya untuk mengendalikan, mengubah dan menekan laju tradisi belajar yang dian...

Research paper thumbnail of Kesenangan Dan Otoritas Keagamaan: Sosialisasi Anti-Musik DI Instagram

Perdebatan tentang kesenangan merupakan isu lama dalam masyarakat Muslim yang masih populer hingg... more Perdebatan tentang kesenangan merupakan isu lama dalam masyarakat Muslim yang masih populer hingga sekarang. Perdebatan ini tentu saja tidak dapat dilepaskan dari kelompok-kelompok Muslim seperti Salafi yang menyebarkan paham penentangan terhadap beragam bentuk dan praktik kesenangan. Berangkat dari pandangan Asef Bayat bahwa sosialisasi anti-kesenangan berkaitan erat dengan preservasi kuasa, tulisan ini memfokuskan perhatian pada reaksi masyarakat Muslim Indonesia terhadap sosialisasi anti-musik di media sosial Instagram oleh Salafi. Dari tagar #musikharam dan #hukummusik, perhatian kemudian diarahkan pada sosialisasi anti-musik yang dilakukan oleh tiga akun utama, yaitu, kajianislam, ikhwan_kendari, dan daeng_indonesia. Karakter dan pola sosialisasi khas yang ditunjukkan oleh masing-masing akun menghasilkan pemahaman yang beragam terhadap pola reaksi yang muncul. Permintaan argumen, musik islami, dan sejarah dakwah Walisongo, adalah tiga dari pola umum yang bisa dipahami dari se...

Research paper thumbnail of Fashion Dalam Konstruksi Otoritas Ulama: Pandangan Kiai Shalih Darat

Tulisan ini difokuskan untuk memahami pandangan Kiai Shalih terkait relasi fashion dengan otorita... more Tulisan ini difokuskan untuk memahami pandangan Kiai Shalih terkait relasi fashion dengan otoritas ulama. Pandangannya cukup penting untuk memahami narasi historis tentang pergeseran dan perubahan otoritas keagamaan di Indonesia Akhir Abad 19. Melalui pendekatan sosio-historis, tulisan ini menunjukkan bahwa otoritas keagamaan selalu terwujud melalui cara yang bervariasi, bukan hanya merujuk pada kompetensi ilmu keagamaan seorang ulama atau institusi yang berada di bawah kepemimpinannya, melainkan juga mencakup elemen lain yang penting untuk diperhatikan. Dalam hal ini, Kiai Shalih berusaha menempatkan fashion sebagai salah satu elemen penting dalam membangun otoritas keagamaan. Fashion tidak terbatas sebagai pakaian untuk menutupi tubuh dan hiasan, atau bahkan suatu bentuk manifestasi identitas diri dalam ruang sosial. Fashion juga bermakna sebagai role model dan ekspresi kritik dari Kiai Shalih terhadap eksistensi ulama di bawah kolonial, di samping juga sebagai media untuk mendef...

Research paper thumbnail of Kopi, Warung Kopi, Dan Potensi Studi Keislaman

Al-A'raf : Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat, Dec 31, 2018

Kopi dan warung kopi menjadi subjek kajian yang kurang begitu diperhatikan dalam studi Islam, ken... more Kopi dan warung kopi menjadi subjek kajian yang kurang begitu diperhatikan dalam studi Islam, kendati posisi keduanya sangat signifikan di dalam masyarakat Muslim. Studi ini mencoba membaca potensi area studi Islam berkaitan dengan kopi dan warung kopi. Dengan pendekatan interdisipliner, di mana data diperoleh melalui studi kepustakaan dan etnografis, hasilnya menunjukkan bahwa ada banyak hal yang luput dari perhatian para ahli dalam arus perubahan dan perkembangan masyarakat Muslim, baik dalam ruang sejarah maupun ruang kontemporer. Ada beberapa area potensial studi Islam yang dapat dikembangkan lebih lanjut melalui kopi dan warung kopi, di antaranya kajian teks yang meliputi narasi historis partikular dan sejarah ide yang berhubungan dengan kedua unsur material tersebut; interelasi sufisme, kopi, dan warung kopi; kehadiran Muslimah di ruang publik, khususnya di warung kopi; serta keserasian dan keragaman sebagai hasil pertemuan Muslim dengan kopi dan warung kopi, yang dapat ditinjau misalnya melalui kerangka hubungan antar umat beragama. Coffee and coffee shop became the subject of study that was not much considered in Islamic studies, although both of its position is very significant in Muslim society. This study tries to see the potential area of Islamic discourses related to coffee and coffee shop. Based on an interdisciplinary approach, wherein the data derived from literature and ethnographic studies, the result revealed that there are set of matters which were missed by scholarly attention in the flow of changes and developments of Muslim society, both in the historical and contemporary space. There are a number of potential areas of the Islamic studies that can be developed through coffee and coffee

Research paper thumbnail of Potret Lanskap Harmoni Dalam Proses Propagasi Sufisme DI Warung Kopi Yogyakarta

Harmoni

Berangkat dari tesis bahwa sufisme dianggap sebagai media alternatif untuk membangun masyarakat y... more Berangkat dari tesis bahwa sufisme dianggap sebagai media alternatif untuk membangun masyarakat yang ramah, toleran, dan menghargai keragaman, tulisan ini berusaha mencoba melihat kembali sejauh mana kekuatan tesis itu dengan meneropong fenomena baru tentang propagasi sufisme yang berlangsung di warung kopi. Diversitas masyarakat di warung kopi akan semakin memberikan gambaran lebih jelas terkait tesis tersebut. Bagaimana potret akseptasi masyarakat di warung kopi terhadap propagasi sufisme adalah sasaran utama dalam tulisan ini, di samping mendeskripsikan bentuk dan karakteristik sufisme yang di diseminasikan –meski bukan menjadi titik tekan utama. Pada sisi lain, tulisan ini juga semakin memperkuat asumsi tentang fenomena kebangkitan Islam sejak Akhir Abad 20, yang dipandang kian mampu menjangkau berbagai sektor ruang publik yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Hasil akhir studi menunjukkan bahwa bersamaan dengan berlangsungnya propagasi sufisme di warung kopi, ada lanskap yang...

Research paper thumbnail of Sufisme dan Warung Kopi: Dialog “Pengajian Sufi” dengan “Masyarakat Warung Kopi” di Yogyakarta

Esoterik

This paper seeks to depict a reciprocal dialogue between the religious gathering of Sufism that i... more This paper seeks to depict a reciprocal dialogue between the religious gathering of Sufism that is typical with piety and the social activities in the coffeehouse given to take pleasure and leisure occurring in one place in Yogyakarta. This depiction intends for reconsidering deeply how Sufism influences to society. Despite the gathering going on weekly, the everyday life of coffeehouse society from January to July in 2018 will present here to support the picture of dialogue. In result, there is a change of social formation in the coffeehouse by virtue of an encounter between piety and pleasure and leisure. However, this change is not as simply as Misbah (Misbah, 2018b) sketch before consisting of followers (Jama’ah), coffee drinkers, and visitors. It is due to the main characteristics of coffeehouse society that tends to be freely from what social status is, thereby becoming difficult enough to formulate precisely. Of this, there is thus a question in relation with what the harmoni...

Research paper thumbnail of Muhammad Shalih As-Samarani (1820-1903 M): Representasi Dakwah Islam Nusantara dalam Kajian Akademis

LENTERA

The aim of this paper is to understand how the da’wa of Islam Nusantara by Muhammad Shalih as-Sam... more The aim of this paper is to understand how the da’wa of Islam Nusantara by Muhammad Shalih as-Samarani is represented in academic works. Data of this paper are 18 academic manuscripts dated from 2015 to date. This paper finds that there are two strands of representations about the Islam Nusantara of Muhammad Shalih as-Samarani; the dominant narrative and the ‘other alternative’. Both narratives present as-Samarani as different actor. The first narrative present as-Samarani as a mufassir (interpreter of the Qur’an) and the second narrative present as-Samarani as a person who has deep knowledge on multiple disciplines such as fiqh, orthodox tasawwuf, and education. However, both narratives share one thing in common; they present as-Samarani as a Sufi Muslim who contributed greatly to the dialogue between Islamic teachings and elements of local wisdoms.Keywords: academic works, as- Samarani, and representation of Islam Nusantara.

Research paper thumbnail of Fashion, Karisma Dan Suara Ulama: Membaca Gaya Dakwah Kiai Shalih Darat

ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi

Research paper thumbnail of Muhammad Shalih as-Samarani dalam Kacamata Masyarakat Muslim Milenial

Millati: Journal of Islamic Studies and Humanities

Muhammad Salih As-Samarani was one of the Nusantara's intellectual figures of the past which was ... more Muhammad Salih As-Samarani was one of the Nusantara's intellectual figures of the past which was associated with the term 'Islam Nusantara'. This figure, in some of 'Islam Nusantara' literatures, is considered as one of the representative figures to explore and discover the foundation of 'Islam Nusantara'. His actions and thoughts in the 19th century in Java, which were able to connect Mecca and Pesantren and Pesantren and society, were indeed not negligible in the effort to build 'Islam Nusantara' argument. Recognition of the As-Samarani figure, in fact, is not only a field of scientific study for scholars, but also for ordinary people who are also increasingly keen to introduce As-Samarani in public. In this paper, as a preliminary study, the author tries to focus on seeing how As-Samarani is represented in public by ordinary people through YouTube. Almost all of the videos on Youtube which try to re-display As-Samarani figure appeared after the 'Islam Nusantara' become the 33rd NU Congress in Jombang. As-Samarani's figure on Youtube shows that along with the affirmation of the term 'Islam Nusantara', the As-Samarani figure is even more interesting for ordinary people, especially in media of his magical power contexts (such as turning stones into gold, meeting Imam Ghazali, his goats are able to defeat tigers), not his actions and thoughts, or more specifically perhaps his writings.

![Research paper thumbnail of PROPAGANDA KIAI ṢĀLIḤ DARAT DAN HARMONI NUSANTARA (Telaah Kitab Minhāj Al-Atqiyā`)](https://attachments.academia-assets.com/68105988/thumbnails/1.jpg)

FIKRAH, 2016

Akhir abad 19, Jawa menjadi panggung propaganda Kiai Ṣāliḥ Darat untuk mewujudkan harmoni di masy... more Akhir abad 19, Jawa menjadi panggung propaganda Kiai Ṣāliḥ Darat untuk mewujudkan harmoni di masyarakat. Berbagai pandangan yang dapat menumbuhkan semangat anti kolonial disisipkan dalam karya tulisnya, seperti dalam kitab <em>Minhāj Al-Atqiyā`. </em>Bukan hal aneh jika Kiai Ṣāliḥ melakukan aksi demikian. Pasalnya, pemerintah kolonial merupakan pemerintahan ẓālim yang menjajah agama dan bangsanya. Untuk mewujudkan masyarakat harmoni, berbagai penindasan, pemiskinan, serta pembodohan dari pemerintah kolonial harus dihilangkan. Lebih dari itu, propaganda Kiai Ṣāliḥ tidak terbatas pada lingkup eksternal untuk mewujudkan harmoni dalam kehidupan bangsa dan negara. Dalam lingkup internal, Kiai Ṣāliḥ terus berupaya untuk mengonsolidasikan antar kelompok keagamaan dalam Islam, yang mengalami perkembangan cukup intensif di masyarakat. Ini dilakukan untuk menciptakan suatu kekuatan yang sinergis dan kokoh untuk menghadapi kolonial. Penelitian ini ingin mengkaji teknik propaganda y...

Research paper thumbnail of ANAK MUDA, KESENANGAN, DAN KESALEHAN:Kajian Anak Muda Salafi di Yogyakarta

Research paper thumbnail of PEMIKIRAN KIAI ṢĀLIḤ DARAT TENTANG ETIKA BELAJAR (Studi Analisis Dalam Kitab Syarḥ Minhāj Al-Atqiyā` Ilā Ma’rifat Hidāyat AlAżkiyā Ilā Ṭarīq Al-Awliyā`)

Fokus penelitian ini dilakukan untuk menjawab tiga permasalahan pokok, yaitu; (1) Bagaimana kriti... more Fokus penelitian ini dilakukan untuk menjawab tiga permasalahan pokok, yaitu; (1) Bagaimana kritik Kiai Ṣāliḥ Darat terhadap tradisi belajar masyarakat Jawa abad 19; (2) Bagaimana pandangan Kiai Ṣāliḥ Darat tentang belajar; dan (3) Bagaimana etika belajar (terapan) dalam perspektif Kiai Ṣāliḥ Darat. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan (library research) yang difokuskan pada kajian kitab Minhāj al-Atqiyā‟, dengan menggunakan pendekatan interaksionisme simbolik. Dengan pendekatan ini, penelitian ini ditekankan pada upaya untuk mengungkap pesan dan makna di balik teks, melalui beberapa tahapan penelitian, yaitu (1) terjemah atau translation, (2) tafsir atau interpretasi, (3) ekstrapolasi, dan (4) pemaknaan atau meaning. Hasil penelitian menunjukkan; (1) kritik tajam Kiai Ṣāliḥ diwarnai dengan kritik afirmatif terhadap nilai dan norma yang dianggap tidak etis dan irasional. Ini dilakukan sebagai strateginya untuk mengendalikan, mengubah dan menekan laju tradisi belajar yang dian...

Research paper thumbnail of Kesenangan Dan Otoritas Keagamaan: Sosialisasi Anti-Musik DI Instagram

Perdebatan tentang kesenangan merupakan isu lama dalam masyarakat Muslim yang masih populer hingg... more Perdebatan tentang kesenangan merupakan isu lama dalam masyarakat Muslim yang masih populer hingga sekarang. Perdebatan ini tentu saja tidak dapat dilepaskan dari kelompok-kelompok Muslim seperti Salafi yang menyebarkan paham penentangan terhadap beragam bentuk dan praktik kesenangan. Berangkat dari pandangan Asef Bayat bahwa sosialisasi anti-kesenangan berkaitan erat dengan preservasi kuasa, tulisan ini memfokuskan perhatian pada reaksi masyarakat Muslim Indonesia terhadap sosialisasi anti-musik di media sosial Instagram oleh Salafi. Dari tagar #musikharam dan #hukummusik, perhatian kemudian diarahkan pada sosialisasi anti-musik yang dilakukan oleh tiga akun utama, yaitu, kajianislam, ikhwan_kendari, dan daeng_indonesia. Karakter dan pola sosialisasi khas yang ditunjukkan oleh masing-masing akun menghasilkan pemahaman yang beragam terhadap pola reaksi yang muncul. Permintaan argumen, musik islami, dan sejarah dakwah Walisongo, adalah tiga dari pola umum yang bisa dipahami dari se...

Research paper thumbnail of Fashion Dalam Konstruksi Otoritas Ulama: Pandangan Kiai Shalih Darat

Tulisan ini difokuskan untuk memahami pandangan Kiai Shalih terkait relasi fashion dengan otorita... more Tulisan ini difokuskan untuk memahami pandangan Kiai Shalih terkait relasi fashion dengan otoritas ulama. Pandangannya cukup penting untuk memahami narasi historis tentang pergeseran dan perubahan otoritas keagamaan di Indonesia Akhir Abad 19. Melalui pendekatan sosio-historis, tulisan ini menunjukkan bahwa otoritas keagamaan selalu terwujud melalui cara yang bervariasi, bukan hanya merujuk pada kompetensi ilmu keagamaan seorang ulama atau institusi yang berada di bawah kepemimpinannya, melainkan juga mencakup elemen lain yang penting untuk diperhatikan. Dalam hal ini, Kiai Shalih berusaha menempatkan fashion sebagai salah satu elemen penting dalam membangun otoritas keagamaan. Fashion tidak terbatas sebagai pakaian untuk menutupi tubuh dan hiasan, atau bahkan suatu bentuk manifestasi identitas diri dalam ruang sosial. Fashion juga bermakna sebagai role model dan ekspresi kritik dari Kiai Shalih terhadap eksistensi ulama di bawah kolonial, di samping juga sebagai media untuk mendef...

Research paper thumbnail of Kopi, Warung Kopi, Dan Potensi Studi Keislaman

Al-A'raf : Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat, Dec 31, 2018

Kopi dan warung kopi menjadi subjek kajian yang kurang begitu diperhatikan dalam studi Islam, ken... more Kopi dan warung kopi menjadi subjek kajian yang kurang begitu diperhatikan dalam studi Islam, kendati posisi keduanya sangat signifikan di dalam masyarakat Muslim. Studi ini mencoba membaca potensi area studi Islam berkaitan dengan kopi dan warung kopi. Dengan pendekatan interdisipliner, di mana data diperoleh melalui studi kepustakaan dan etnografis, hasilnya menunjukkan bahwa ada banyak hal yang luput dari perhatian para ahli dalam arus perubahan dan perkembangan masyarakat Muslim, baik dalam ruang sejarah maupun ruang kontemporer. Ada beberapa area potensial studi Islam yang dapat dikembangkan lebih lanjut melalui kopi dan warung kopi, di antaranya kajian teks yang meliputi narasi historis partikular dan sejarah ide yang berhubungan dengan kedua unsur material tersebut; interelasi sufisme, kopi, dan warung kopi; kehadiran Muslimah di ruang publik, khususnya di warung kopi; serta keserasian dan keragaman sebagai hasil pertemuan Muslim dengan kopi dan warung kopi, yang dapat ditinjau misalnya melalui kerangka hubungan antar umat beragama. Coffee and coffee shop became the subject of study that was not much considered in Islamic studies, although both of its position is very significant in Muslim society. This study tries to see the potential area of Islamic discourses related to coffee and coffee shop. Based on an interdisciplinary approach, wherein the data derived from literature and ethnographic studies, the result revealed that there are set of matters which were missed by scholarly attention in the flow of changes and developments of Muslim society, both in the historical and contemporary space. There are a number of potential areas of the Islamic studies that can be developed through coffee and coffee

Research paper thumbnail of Potret Lanskap Harmoni Dalam Proses Propagasi Sufisme DI Warung Kopi Yogyakarta

Harmoni

Berangkat dari tesis bahwa sufisme dianggap sebagai media alternatif untuk membangun masyarakat y... more Berangkat dari tesis bahwa sufisme dianggap sebagai media alternatif untuk membangun masyarakat yang ramah, toleran, dan menghargai keragaman, tulisan ini berusaha mencoba melihat kembali sejauh mana kekuatan tesis itu dengan meneropong fenomena baru tentang propagasi sufisme yang berlangsung di warung kopi. Diversitas masyarakat di warung kopi akan semakin memberikan gambaran lebih jelas terkait tesis tersebut. Bagaimana potret akseptasi masyarakat di warung kopi terhadap propagasi sufisme adalah sasaran utama dalam tulisan ini, di samping mendeskripsikan bentuk dan karakteristik sufisme yang di diseminasikan –meski bukan menjadi titik tekan utama. Pada sisi lain, tulisan ini juga semakin memperkuat asumsi tentang fenomena kebangkitan Islam sejak Akhir Abad 20, yang dipandang kian mampu menjangkau berbagai sektor ruang publik yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Hasil akhir studi menunjukkan bahwa bersamaan dengan berlangsungnya propagasi sufisme di warung kopi, ada lanskap yang...

Research paper thumbnail of Sufisme dan Warung Kopi: Dialog “Pengajian Sufi” dengan “Masyarakat Warung Kopi” di Yogyakarta

Esoterik

This paper seeks to depict a reciprocal dialogue between the religious gathering of Sufism that i... more This paper seeks to depict a reciprocal dialogue between the religious gathering of Sufism that is typical with piety and the social activities in the coffeehouse given to take pleasure and leisure occurring in one place in Yogyakarta. This depiction intends for reconsidering deeply how Sufism influences to society. Despite the gathering going on weekly, the everyday life of coffeehouse society from January to July in 2018 will present here to support the picture of dialogue. In result, there is a change of social formation in the coffeehouse by virtue of an encounter between piety and pleasure and leisure. However, this change is not as simply as Misbah (Misbah, 2018b) sketch before consisting of followers (Jama’ah), coffee drinkers, and visitors. It is due to the main characteristics of coffeehouse society that tends to be freely from what social status is, thereby becoming difficult enough to formulate precisely. Of this, there is thus a question in relation with what the harmoni...

Research paper thumbnail of Muhammad Shalih As-Samarani (1820-1903 M): Representasi Dakwah Islam Nusantara dalam Kajian Akademis

LENTERA

The aim of this paper is to understand how the da’wa of Islam Nusantara by Muhammad Shalih as-Sam... more The aim of this paper is to understand how the da’wa of Islam Nusantara by Muhammad Shalih as-Samarani is represented in academic works. Data of this paper are 18 academic manuscripts dated from 2015 to date. This paper finds that there are two strands of representations about the Islam Nusantara of Muhammad Shalih as-Samarani; the dominant narrative and the ‘other alternative’. Both narratives present as-Samarani as different actor. The first narrative present as-Samarani as a mufassir (interpreter of the Qur’an) and the second narrative present as-Samarani as a person who has deep knowledge on multiple disciplines such as fiqh, orthodox tasawwuf, and education. However, both narratives share one thing in common; they present as-Samarani as a Sufi Muslim who contributed greatly to the dialogue between Islamic teachings and elements of local wisdoms.Keywords: academic works, as- Samarani, and representation of Islam Nusantara.

Research paper thumbnail of Fashion, Karisma Dan Suara Ulama: Membaca Gaya Dakwah Kiai Shalih Darat

ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi

Research paper thumbnail of Muhammad Shalih as-Samarani dalam Kacamata Masyarakat Muslim Milenial

Millati: Journal of Islamic Studies and Humanities

Muhammad Salih As-Samarani was one of the Nusantara's intellectual figures of the past which was ... more Muhammad Salih As-Samarani was one of the Nusantara's intellectual figures of the past which was associated with the term 'Islam Nusantara'. This figure, in some of 'Islam Nusantara' literatures, is considered as one of the representative figures to explore and discover the foundation of 'Islam Nusantara'. His actions and thoughts in the 19th century in Java, which were able to connect Mecca and Pesantren and Pesantren and society, were indeed not negligible in the effort to build 'Islam Nusantara' argument. Recognition of the As-Samarani figure, in fact, is not only a field of scientific study for scholars, but also for ordinary people who are also increasingly keen to introduce As-Samarani in public. In this paper, as a preliminary study, the author tries to focus on seeing how As-Samarani is represented in public by ordinary people through YouTube. Almost all of the videos on Youtube which try to re-display As-Samarani figure appeared after the 'Islam Nusantara' become the 33rd NU Congress in Jombang. As-Samarani's figure on Youtube shows that along with the affirmation of the term 'Islam Nusantara', the As-Samarani figure is even more interesting for ordinary people, especially in media of his magical power contexts (such as turning stones into gold, meeting Imam Ghazali, his goats are able to defeat tigers), not his actions and thoughts, or more specifically perhaps his writings.

![Research paper thumbnail of PROPAGANDA KIAI ṢĀLIḤ DARAT DAN HARMONI NUSANTARA (Telaah Kitab Minhāj Al-Atqiyā`)](https://attachments.academia-assets.com/68105988/thumbnails/1.jpg)

FIKRAH, 2016

Akhir abad 19, Jawa menjadi panggung propaganda Kiai Ṣāliḥ Darat untuk mewujudkan harmoni di masy... more Akhir abad 19, Jawa menjadi panggung propaganda Kiai Ṣāliḥ Darat untuk mewujudkan harmoni di masyarakat. Berbagai pandangan yang dapat menumbuhkan semangat anti kolonial disisipkan dalam karya tulisnya, seperti dalam kitab <em>Minhāj Al-Atqiyā`. </em>Bukan hal aneh jika Kiai Ṣāliḥ melakukan aksi demikian. Pasalnya, pemerintah kolonial merupakan pemerintahan ẓālim yang menjajah agama dan bangsanya. Untuk mewujudkan masyarakat harmoni, berbagai penindasan, pemiskinan, serta pembodohan dari pemerintah kolonial harus dihilangkan. Lebih dari itu, propaganda Kiai Ṣāliḥ tidak terbatas pada lingkup eksternal untuk mewujudkan harmoni dalam kehidupan bangsa dan negara. Dalam lingkup internal, Kiai Ṣāliḥ terus berupaya untuk mengonsolidasikan antar kelompok keagamaan dalam Islam, yang mengalami perkembangan cukup intensif di masyarakat. Ini dilakukan untuk menciptakan suatu kekuatan yang sinergis dan kokoh untuk menghadapi kolonial. Penelitian ini ingin mengkaji teknik propaganda y...