Ana Hulliyatul - Independent Researcher (original) (raw)

Ana Hulliyatul

Krisna Wiacih related author profile picture

Latifatul Purwaningsih related author profile picture

Alvi Risalatul janah related author profile picture

Fatimah Arsy Yani related author profile picture

Nidya N I S A ' U L Husna related author profile picture

AZIZ B A S I T H PRAWIRA related author profile picture

Dewi roikhatul related author profile picture

Uty Maghfiroh related author profile picture

Tharmizi Ibnutamrin related author profile picture

Ahmad  Zaman Huri related author profile picture

Uploads

Papers by Ana Hulliyatul

Research paper thumbnail of METODE METODE PENAFSIRAN AL QUR'AN

Menafsirkan merupakan upaya kontekstualisasi dari teks. Kontekstualisasi dari teks-teks atau Firm... more Menafsirkan merupakan upaya kontekstualisasi dari teks. Kontekstualisasi dari teks-teks atau Firman Allah SWT dan Hadits-hadits Rasulullah SAW yang dilakukan oleh para mufassir (penafsir) hasilnya akan berbeda-beda setiap orang. Sangat mungkin terjadi, para mufassir mengkaji suatu ayat yang sama, tetapi tafsirannya atau kesimpulan hasil penafsirannya akan berbeda. Akan tetapi, selalu ada benang merah penafsiran yang mengerucut pada kesimpulan yang sama atau seragam. Hal ini dapat terjadi karena para penafsir mengikuti standar prosedur, tatacara, atau metode yang sama sebagai pakemnya. Pakem itulah yang dinamakan ilmu tafsir. Jadi, tidak semua orang dapat menafsirkan ayat-ayat Allah dalam al-Qur'an maupun Hadits-hadits Rasulullah SAW secara sembarangan tanpa didasarkan kepada ilmu tafsir. Semua upaya penafsiran al-Qur'an harus dilandaskan pada ilmu tafsir dan Al-Qur'an mengandung ayat-ayat yang beredaksi mirip adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah. Dari 114 Surat al-Qur'an, menurut al-Khathib al-Iskafi (W. 420 H / 1026 M), hanya 28 buah atau sekitar 25% yang tidak mengandung ayat yang beredaksi mirip. Sementara Taj al-Qurra' al-Karmani (W. 505 H) menemukan hanya 11 Surat atau kurang dari 10% yang tidak mengandung ayat-ayat yang beredaksi mirip. Terlepas dari perbedaan itu, suatu perbedaan yang terkait erat dengan konsep yang mereka terapkan dalam menetapkan kemiripan dua redaksi,
penguasaan atas pengetahuan tentang masalah ini sangat penting. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an. Dengan metode Komparasi (al-Manhaj al-Muqarin), penulis menghadirkan sebuah kajian khusus yang sistematis mengenai metode atau cara menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an yang beredaksi

Research paper thumbnail of METODE METODE PENAFSIRAN AL QUR'AN

Menafsirkan merupakan upaya kontekstualisasi dari teks. Kontekstualisasi dari teks-teks atau Firm... more Menafsirkan merupakan upaya kontekstualisasi dari teks. Kontekstualisasi dari teks-teks atau Firman Allah SWT dan Hadits-hadits Rasulullah SAW yang dilakukan oleh para mufassir (penafsir) hasilnya akan berbeda-beda setiap orang. Sangat mungkin terjadi, para mufassir mengkaji suatu ayat yang sama, tetapi tafsirannya atau kesimpulan hasil penafsirannya akan berbeda. Akan tetapi, selalu ada benang merah penafsiran yang mengerucut pada kesimpulan yang sama atau seragam. Hal ini dapat terjadi karena para penafsir mengikuti standar prosedur, tatacara, atau metode yang sama sebagai pakemnya. Pakem itulah yang dinamakan ilmu tafsir. Jadi, tidak semua orang dapat menafsirkan ayat-ayat Allah dalam al-Qur'an maupun Hadits-hadits Rasulullah SAW secara sembarangan tanpa didasarkan kepada ilmu tafsir. Semua upaya penafsiran al-Qur'an harus dilandaskan pada ilmu tafsir dan Al-Qur'an mengandung ayat-ayat yang beredaksi mirip adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah. Dari 114 Surat al-Qur'an, menurut al-Khathib al-Iskafi (W. 420 H / 1026 M), hanya 28 buah atau sekitar 25% yang tidak mengandung ayat yang beredaksi mirip. Sementara Taj al-Qurra' al-Karmani (W. 505 H) menemukan hanya 11 Surat atau kurang dari 10% yang tidak mengandung ayat-ayat yang beredaksi mirip. Terlepas dari perbedaan itu, suatu perbedaan yang terkait erat dengan konsep yang mereka terapkan dalam menetapkan kemiripan dua redaksi,
penguasaan atas pengetahuan tentang masalah ini sangat penting. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an. Dengan metode Komparasi (al-Manhaj al-Muqarin), penulis menghadirkan sebuah kajian khusus yang sistematis mengenai metode atau cara menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an yang beredaksi

Log In