Ardian Firmansyah - Academia.edu (original) (raw)
laporan praktikum agroindustri, 2020
Adapun alat dan bahan dalam praktikum kali ini. Untuk alat yang digunakan dalam praktikum kali in... more Adapun alat dan bahan dalam praktikum kali ini. Untuk alat yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain timbangan analitik, penetrometer dan thermometer, blender, pisau, kain saring, beaker glass, erlenmeyer, gelas ukur, pipet volume, pipet tetes, pH meter, buret, statif, corong, labu ukur 100ml, labu ukur 250ml dan mortar. Alat yang digunakan masing-masing memiliki fungsinya tersendiri. Untuk bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain pisang, kantong plastik, batu bata merah, larutan KMnO4 jenuh, kertas saring. Jambu, air, kardus, kain lap, pelubang, ember, film, pemanas, pelubang. Bahan bahan tersebut memiliki kegunaannya masing masing sesuai uji coba yang dilaksanakan. Selain itu bahan yang digunakan dipastikan dalam keadaan steril dan tidak terkontaminasi oleh bakteri yang berbahaya. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Percepatan Pematangan pada Tempat Terbuka 3.1.1 Analisis Prosedur Pada praktikum karakterisasi bahan baku berdasarkan pola respirasi terdapat alat dan bahan. Untuk percepatan pematangan pada tempat terbuka, alat yang digunakan antara lain label untuk melabeli bahan agar tidak tertukar dan mudah menandai.. Kemudian ada pensil atau bulpoint untuk menulis label. Untuk bahannya sendiri berupa pisang dan jeruk yang berfungsi sebagai objek penelitian. Dalam proses percepatan pematangan pada tempat terbuka langkah pertama yaitu menyiapkan pisang dan jeruk. Langkah kedua, beri label pada masing masing bahan. Setelah itu dilakukan pengamatan berat warna tekstur, aroma, dan tingkat kerusakan pada hari ke 0, 2, 4, 6. Kemudian dillakukan pembelahan pada hari terakhir dan dilakukan uji rasa. Terakhir yaitu amati hasil yang diperoleh dan catat dalam data hasil praktikum. Pada percepatan pematangan pada tempat terbuka terdapat beberapa fungsi perlakuan. Diantaranya yaitu buah diberikan label hal ini difungsikan agar buah mudah dipahami dan mana buah yang tergolong klimaterik dan buah tergolong non-klimaterik. Kemudian ada lagi perlakuan buah disimpan pada suhu ruang, hal ini mencegah terjadinya perubahan suhu yang signifikan, fungsi perlakuan ini di tujukan agar proses laju respirasi berjalan normal pada ruang terbuka dan suhu yang relatif konstan. Hal ini telah sesuai dengan literatur bahwa laju respirasi juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan (Setiani et al., 2011) 3.1.2 Analisis Hasil Dari pengamatan buah pisang dan jeruk di tempat terbuka yang diperoleh dari hari ke 0. 2, 4, 6 didapatkan hasil yang berbeda di tiap harinya. Untuk hari ke-0 buah pisang dan jeruk dalam keadaan terbuka masih terlihat baik dan tidak ada tanda tanda kebusukan (segar) untuk tekstur, aroma, tingkat kerusakan, rasa dan warna pisang masih kuning. Kemudian pada pengamatan hari ke-2 didapatkan hasil pada percepatan pematangan buah pisang dan jeruk. Untuk buah pisang didapatkan warna pisang berwarna kuning, berat pisang 100 gram, tekstur yang keras namun sedikit llunak , aroma yang dihasilkan masih kuat (dominan pisang), dan tingkat kerusakan agak rusak. Untuk jeruk pada hari kedua hasilnya yaitu warna dari pisang masih berwarna kuning, memiliki berat 100 gram, teksturnya keras namun sedikit lunak, bau jeruk masih kuat, dam tingkat kerusakan agak rusak. Kemudian pada pengamatan hari ke-4 didapatkan hasil, warna buah pisang kuning muali timbul warna hitam, buah pisang memiliki berat 100 gram, tekstur yang didapatkan lunak, aroma yang dihasilkan sehingga buah dapat masak dengan cepat (Mukti et al., 2015) 3.2.2 Analisis Hasil Dari pengamatan buah pisang dan jeruk di tempat tertutup yang diperoleh dari hari ke 0. 2, 4, 6 didapatkan hasil yang berbeda di tiap harinya. Untuk hari ke-0 buah pisang dan jeruk dalam keadaan tertutup masih terlihat baik dan tidak ada tanda tanda kebusukan (segar) untuk tekstur, aroma, tingkat kerusakan dan rasa. Kemudian pada hari ke-2 pengamatan laju respirasi buah kondisi tertutup didapatkan hasil untuk buah pisang berwarna kuning, dengan berat 100 gram, tekstur buah pisang keras namun sedikit lembek, aroma yang dihasilkan masih berbau pisang, tingkat kerusakan buah agak rusak. Untuk hasil pengamatan buah jeruk didapatkan untuk berat 100 gram, tekstur buah keras namun sedikit lembek, aroma yang dihasilkan masih berbau jeruk dan menyengat, tingkat kerusakan buah agak rusak. Kemudian pengamatan hari ke-4 didapatkan hasil, warna dari buah pisang kuning agak keorenan, buah pisang memiliki berat 100 gram, tekstrur buah lunak (timbul cairan), aroma yang dihasilkan menyengat (aroma pisang mulai samar), tingkat kerusakan buah rusak (keriput dan muncul warna hitam). Kemudian pada pengamatan hari ke-6 buah pisang berwarna kuning dominan berwarna hitam , memilki berat 90 gram, bertekstur lunak, aroma yang dihasilkan sangat menyengat, untuk tingkat kerusakannya sangat rusak dan sudah banyak ditumbuhi jamur. Pada hari terakhir ini juga dilakukan pembelahan pada buah pisang dan dilakukan uji rasa didapatkan rasa manis pada buadh pisang. Pengamatan selanjutnya untuk buah jeruk pada hari ke-2 didapatkan warna jeruk masih berwarna kuning, berat buah 150 gram, bertekstur keras namun sedikit lunak, memiliki aroma khas jeruk, dan tingkat kerusakan agak rusak. Kemudian pada hari ke-4, buah jeruk memiliki warna kuning, berat yang dihasilkan 150 gram tekstur buah agak lunak, aroma yang dihasilkan menyengat namun masih tercium aroma jeruk, tingkat kerusakan pada buah agak rusak. Kemudian hasil pengamatan hari ke-6, eruk berwarna kuning sedikir orange, berat yang dihasilkan 140 gram, bertekstur lunak, aroma yang dihsilkan pun menyengat, tingkat kerusakan pada buah agak rusak. Pada hari terakhir pengamatan jeruk dilakukan pembelahan buah dan dilakukan uji rasa didapatkan jeruk masih berasa masam. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa buah pada kondisi tertutup lebih cepat dalam laju respirasinya. Pisang dan jeruk mulai mengalami perubahan yang sangat signifikan pada hari ke-4hari ke-6. Hal ini sudah sesuai dengan literatur bahwa buah dalam kondisi tertutup akan cepat mengalami laju respirasi karena gas etilen pada kondisi tertutup sangat mempengaruhi laju respirasi buah (Rauf and Purwanto, 2017).