Dea Cyntia Wardhani - Academia.edu (original) (raw)
Uploads
Papers by Dea Cyntia Wardhani
Teori adalah generalisasi yang abstrak mengenai beberapa fenomena. Konsep adalah konstruksi menta... more Teori adalah generalisasi yang abstrak mengenai beberapa fenomena. Konsep adalah konstruksi mental, suatu ide yang abstrak, yang menunjuk pada beberapa fenomena atau karakteristik dengan sifat yang spesiik yang dimiliki oleh fenomena itu. Jadi, konsep adalah abstraksi dari atau mencerminkan persepsi-persepsi mengenai realitas, atas dasar konsep atau seperangkat konsep dapat disusun atau dirumuskan generalisasi. Generalisasi adalah proses melalui mana suatu observasi mengenai satu fenomena tertentu berkembang menjadi suatu observasi mengenai lebih dari satu fenomena. Generalisasi yang paling tinggi atau yang paling sophisticated derajat generalisasinya dinamakan teori. Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari fenomena yang bersifat politik. Dengan perkataan lain, teori politik adalah bahasan dan renungan atas a) tujuan dari kegiatan politik, b) cara-cara mencapai tujuan itu, c) kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan yang ditimbulkan oleh situasi politik tertentu dan d) kewajibankewajiban (obligations) yang diakibatkan oleh tujuan politik itu. Konsep-konsep yang dibahas dalam teori politik mencakup: masyarakat, kelas sosial, negara, kekuasaan, kedaulatan, hak dan kewajiban, kemerdekaan, lembaga-lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik, modernisasi, dan sebagainya. Menurut Thomas P. Jenkin dalam The Study of Political Theory dapat dibedakan dua macam teori politik, sekalipun perbedaan antara kedua kelom-pok teori tidak bersifat mutlak. A. Teori-teori yang mempunyai dasar moral atau bersifat akhlak dan yang dan yang menentukan norma-norma untuk perilaku politik (norms for political behavor). B. Teori-teori yang menggambarkan dan membahas fenomena dan fakta-fakta politik dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai. Teori-teori ini dapat dinamakan non-valutional (value-free), biasanya bersifat deskriptif (menggambarkan) dan komparatif (membandingkan). Teori-teori politik yang mempunyai dasar moral fungsinya terutama untuk menentukan pedoman dan patokan moral yang sesuai dengan akhlak. Semua fenomena politik ditafsirkan dalam rangka tujuan dan pedoman moral ini, karena dianggap bahwa dalam kehidupan politik yang sehat diperlukan pedoman dan patokan. Teori-teori yang termasuk dalam kelompok A dapat dibagi lagi dalam tiga kelompok, yaitu ilsafat, teori sistematis, dan ideologi: a. Filsafat Politik Filsafat politik mencari penjelasan yang berdasarkan rasio, ia melihat jelas adanya hubungan antara sifat dan hakikat dari alam semesta (universe) dengan sikap dan hakikat dari kehidupan politik di dunia fana ini. b. Teori Politik sistematis (sytematic political theory) Teori-teori politik ini tidak memajukan suatu pandangan tersendiri mengenai metaisika dan epistemologi, tetapi mendasarkan diri atas pandangan-pandangan yang sudah lazim diterima pada masa itu.
Teori adalah generalisasi yang abstrak mengenai beberapa fenomena. Konsep adalah konstruksi menta... more Teori adalah generalisasi yang abstrak mengenai beberapa fenomena. Konsep adalah konstruksi mental, suatu ide yang abstrak, yang menunjuk pada beberapa fenomena atau karakteristik dengan sifat yang spesiik yang dimiliki oleh fenomena itu. Jadi, konsep adalah abstraksi dari atau mencerminkan persepsi-persepsi mengenai realitas, atas dasar konsep atau seperangkat konsep dapat disusun atau dirumuskan generalisasi. Generalisasi adalah proses melalui mana suatu observasi mengenai satu fenomena tertentu berkembang menjadi suatu observasi mengenai lebih dari satu fenomena. Generalisasi yang paling tinggi atau yang paling sophisticated derajat generalisasinya dinamakan teori. Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari fenomena yang bersifat politik. Dengan perkataan lain, teori politik adalah bahasan dan renungan atas a) tujuan dari kegiatan politik, b) cara-cara mencapai tujuan itu, c) kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan yang ditimbulkan oleh situasi politik tertentu dan d) kewajibankewajiban (obligations) yang diakibatkan oleh tujuan politik itu. Konsep-konsep yang dibahas dalam teori politik mencakup: masyarakat, kelas sosial, negara, kekuasaan, kedaulatan, hak dan kewajiban, kemerdekaan, lembaga-lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik, modernisasi, dan sebagainya. Menurut Thomas P. Jenkin dalam The Study of Political Theory dapat dibedakan dua macam teori politik, sekalipun perbedaan antara kedua kelom-pok teori tidak bersifat mutlak. A. Teori-teori yang mempunyai dasar moral atau bersifat akhlak dan yang dan yang menentukan norma-norma untuk perilaku politik (norms for political behavor). B. Teori-teori yang menggambarkan dan membahas fenomena dan fakta-fakta politik dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai. Teori-teori ini dapat dinamakan non-valutional (value-free), biasanya bersifat deskriptif (menggambarkan) dan komparatif (membandingkan). Teori-teori politik yang mempunyai dasar moral fungsinya terutama untuk menentukan pedoman dan patokan moral yang sesuai dengan akhlak. Semua fenomena politik ditafsirkan dalam rangka tujuan dan pedoman moral ini, karena dianggap bahwa dalam kehidupan politik yang sehat diperlukan pedoman dan patokan. Teori-teori yang termasuk dalam kelompok A dapat dibagi lagi dalam tiga kelompok, yaitu ilsafat, teori sistematis, dan ideologi: a. Filsafat Politik Filsafat politik mencari penjelasan yang berdasarkan rasio, ia melihat jelas adanya hubungan antara sifat dan hakikat dari alam semesta (universe) dengan sikap dan hakikat dari kehidupan politik di dunia fana ini. b. Teori Politik sistematis (sytematic political theory) Teori-teori politik ini tidak memajukan suatu pandangan tersendiri mengenai metaisika dan epistemologi, tetapi mendasarkan diri atas pandangan-pandangan yang sudah lazim diterima pada masa itu.