Evi Nugraha Nuriman - Academia.edu (original) (raw)

Papers by Evi Nugraha Nuriman

Research paper thumbnail of Pembelajaran Aktif sebagai Inovasi dalam Kurikulum dan Pembelajaran

Dalam inovasi kurikulum dan pembelajaran, pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk ... more Dalam inovasi kurikulum dan pembelajaran, pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu active learning juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Pada Active learning pemberdayaan otak kiri dan kanan sangat dipentingkan. (Thorndike, 1997) mengemukakan 3 hukum belajar, yaitu :

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of FUNGSI EVALUASI PEMBELAJARAN

Istilah evaluasi (evaluation) menurut H.M. Sulthon, Moh. Khusnuridlo (2006 : 272) menujuk pada su... more Istilah evaluasi (evaluation) menurut H.M. Sulthon, Moh. Khusnuridlo (2006 : 272) menujuk pada suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu kegiatan tertentu. W.S Winkel (2004 : 531) evaluasi berarti penentuan sampai seberapa jauh sesuatu berharga, bermutu, atau bernilai. Sebenarnya yang dinilai hanyalah proses belajar mengajar, tetapi penilaian atau evaluasi itu diadakan melalui peninjauan terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dan melalui peninjauan terhadap perangkat komponen yang sama-sama membentuk proses belajar mengajar. (W.S Winkel : 2004). Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan evaluasi itu sendiri. Tujuan evaluasi pendidikan ialah untuk mendapat data pembuktian yang akan menunjukkan sampai mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler. Disamping itu, juga dapat digunakan oleh guru-guru dan para pengawas pendidikan untuk mengukur atau menilai sampai mana keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar, dan metode-metode mengajar yang digunakan. Menurut M. Ngalim Purwanto (2009 : 5), fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi, yaitu : 1) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. 2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. 3) Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). 4) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan. Jadi, evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik pada kelompok tertentu, sesuai kemampuan dan kecakapan masing-masing, juga untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik untuk menempuh program pendidikan, dan untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru, dan peserta didik itu sendiri.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Kedudukan Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran.docx

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Komponen - Komponen Pembelajaran

Gagne dan Briggs (1979 : 3) mengartikan pembelajaran atau instruction sebagai suatu sistem yang b... more Gagne dan Briggs (1979 : 3) mengartikan pembelajaran atau instruction sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Komponen pembelajaran memiliki fungsi atau peran yang berbeda, tetapi dengan perpaduan antar komponen dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih sistematis dan berhasil. Menurut Oemar Hamalik (2005:77) ada tujuh komponen dalam pembelajaran yang saling terintegrasi satu sama lain, meliputi 1) Komponen tujuan pembelajaran, sebagai arah pencapaian aktivitas pembelajaran. 2) Komponen siswa, sebagai individu yang belajar. 3) Komponen guru, sebagai penggerak terjadinya proses pembelajaran. 4) Komponen materi pelajaran, sebagai isi/materi yang disajikan dalam proses pembelajaran yang akan dipelajari. 5) Komponen metode, yang merupakan cara dan prosedur yang dilakukan dalam pembelajaran. 6) Komponen media, pembelajaran yang menjadi faktor penjelas dan perantara dauntuk menglam komunikasi pembelajaran. 7) Komponen evaluasi, mengetahui keberhasilan atau kegagalan kegiatan pembelajaran. Semua komponen pembelajaran ini memiliki hubungan yang saling berkaitan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum, guru juga sebagai pengembang kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum dan metode pembelajaran merupakan suatu hal yang mutlak. Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi pelajaran yang diberikan kepada siswa, maka akan meningkatkan proses interaksi belajar mengajar. Siswa juga akan memperoleh hasil belajar yang efektif dan mendapatkan kesempatan belajar yang seluas-luasnya.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of HAKEKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.docx

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Konsep Evaluasi Kurikulum

Wand dan Brown (1957) mendefinisikan evaluasi sebagai " …refer to the act or process to determini... more Wand dan Brown (1957) mendefinisikan evaluasi sebagai " …refer to the act or process to determining the value of something ". Evaluasi mengacu kepada suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu yang dievaluasi. Evaluasi merupakan suatu proses, yaitu dalam suatu pelaksanaan evaluasi terdiri dari berbagai macam tindakan yang harus dilakukan. Dengan demikian evalusi bukanlah hasil atau produk, akan tetapi rangkaian kegiatan. Evaluasi juga berhubungan dengan pemberian nilai atau arti, yaitu evaluasi dapat menunjukkan kualitas yang dinilai. Evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan pengukuran. Pengukuran biasanya berkenaan dengan masalah kuantitatif untuk mendapatkan informasi yang diukur. Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan. Evaluasi kurikulum memegang peranan penting baik dalam penentuan kebijaksanaan pendidikan, maupun pada pengambilan keputusan dalam kurikulum. Evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan system pendidikan dan pengembangan model kurikulum. Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya, dalam memahami dan membantu perkembangan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya. Sukmadinata (2009:173) menjelaskan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan terus menerus untuk mengetahui proses dan hasil pelaksanaan system pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi juga meliputi rentangan yang cukup luas, mulai dari yang bersifat sangat informal sampai dengan yang sangat formal.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Model Tyler dalam Pengembangan Kurikulum

Sukmadinata (2009) menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum bisa berarti penyusunan kurikulum yan... more Sukmadinata (2009) menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum bisa berarti penyusunan kurikulum yang baru (curriculum construction), atau bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curriculum improvement). Sedangkan model adalah pola-pola penting yang berguna sebagai pedoman untuk melakukan suatu tindakan. Model dapat ditemukan dalam hampir setiap bentuk kegiatan pendidikan, seperti model pengajaran, administrasi, evaluasi, supervisi dan model lainnya. Menggunakan model pada pengembangan kurikulum dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Salah satu dari model pengembangan kurikulum ialah Model Tyler. Model ini merupakan model yang paling dikenal bagi perkembangan kurikulum dengan perhatian khusus pada fase perencanaan, dalam bukunya Basic Principles of Curriculum and Instruction. The Tyler Rationale, suatu proses pemilihan tujuan pendidikan, dikenal luas dan dipraktekkan dalam lingkungan kurikulum. Walaupun Tyler mengajukan suatu model yang komprehensif bagi perkembangan kurikulum yaitu pemilihan tujuan, mendapat banyak perhatian dari pendidik lain. Tyler menyarankan perencana kurikulum untuk 1) mengidentifikasi tujuan umum dengan mengumpulkan data dari tiga sumber, yaitu pelajar, kehidupan di luar sekolah dan mata pelajaran. Setelah mengidentifikasi beberapa tujuan umum, perencana 2) memperbaiki tujuan –tujuan ini dengan menyaring melalui dua saringan, yaitu filsafat pendidikan dan filsafat sosial di sekolah, dan pembelajar psikologis. 3) tujuan umum yang lolos saringan menjadi tujuan-tujuan pembelajaran. Sumber data yang dimaksud Tyler adalah a) kebutuhan dan minat siswa; dengan meneliti kebutuhan dan minat siswa, pengembang kurikulum mengidentifikasi serangkaian tujuan yang potensial. b) analisa kehidupan kontemporer di lingkungan lokal dan masyarakat pada skala besar merupakan langkah selanjutnya dalam proses merumuskan tujuan-tujuan umum; dari kebutuhan masyarakat mengalir banyak tujuan pendidikan yang potensial. c) mata pelajaran.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Prinsip Fleksibilitas dalam Pengembangan Kurikulum

Prinsip fleksibilitas merupakan salah satu dari lima prinsip umum dalam pengembangan kurikulum. H... more Prinsip fleksibilitas merupakan salah satu dari lima prinsip umum dalam pengembangan kurikulum. Herry Hernawan dkk (2002) dalam prinsip fleksibilitas berarti suatu kurikulum harus lentur (tidak kaku), terutama dalam hal pelaksanaannya. Pada dasarnya, kurikulum dirancang untuk mencapai tujuan sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Meskipun demikian dalam proses pengembangan kurikulum harus berjalan fleksibel. Di dalam kurikulum harus terdapat suatu sistem tertentu yang dapat memberikan alternatif dalam mencapai tujuannya. Pengembangan kurikulum harus menggunakan berbagai metode atau cara-cara tertentu yang sesuai dengan situasi dan kondisi dimana kurikulum itu diterapkan. Dalam pengembangan kurikulum, prinsip fleksibilitas mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi, kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang peserta didik. Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi : 1) fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada. 2) fleksible bagi siswa, yang artinya kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa. Kurikulum harus dapat mempersiapkan siswa untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, juga bagi siswa yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu kurikulum harus bersifat lentur atau fleksibel, artinya kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada karena kurikulum yang kaku akan sulit diterapkan.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Inovasi & Pengembangan Kurikulum

INOVASI & PENGEMBANGAN KURIKULUM Istilah inovasi mengandung arti tindakan menciptakan sesuatu yan... more INOVASI & PENGEMBANGAN KURIKULUM Istilah inovasi mengandung arti tindakan menciptakan sesuatu yang baru yang membawa perubahan dengan menghasilkan gagasan dan pendekatan atau metode baru (Sidjabat, 2009). Untuk menghasilkan sesuatu yang baru, yang diharapkan lebih berdaya guna, harus bertolak dari apa yang ada. Sulit sekali memulai dan meningkatkan sesuatu dari sesuatu yang belum ada (ex nihilo). Inilah juga yang dimaksud dengan pengembangan. oleh karena itu inovasi dan pengembangan selalu terakait erat. Inovasi dan pengembangan kurikulum dalam pendidikan merupakan kebutuhan yang terus harus diperhatikan. Diperlukan riset lapangan dan refleksi pengalaman untuk mengembangkannya. Strategi yang lebih baik lagi dalam pengembangan ini ialah kebersamaan para guru dan siswa untuk mengevaluasi kurikulum dan pembelajaran yang sudah ditempuh, kemudian bersama-smaa berunding mengusulkan pendapat bagaimana melakukan pembaruan. Hal ini dipertegas oleh Kohl (2002:29-41) berdasarkan hasil risetnya dengan menggusulkan tema-tema perubahan yang perlu dipikirkan oleh pendidikan di masa depan mencakup : 1) isi yang diajarkan (kurikulum), tekanan misinya pada bidang layanan para lulusan, 2) struktur organisasi yang mendukung pembelajaran, dan 3) sumber finansial demi kemandirian lembaga pendidikan sekolah itu sendiri. Sistem inovasi pada dasarnya merupakan suatu kesatuan dari sehimpunan aktor kelembagaan, jaringan, hubungan, interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan, kecepatan inovasi dan difusinya, serta proses pembelajaran. Sistem inovasi sangat penting karena bukan semata menyangkut kemajuan iptek tetapi juga bagaimana iptek dapat didayagunakan secara maksimal bagi kepentingan nasional dalam pembangunan pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya. Demikian sebaliknya, perkembangan pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya menjadi bagian yang tidak dapat diabaikan dan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi arah dan kecepatan kemajuan iptek.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Keterkaitan Antara Komponen-Komponen Kurikulum.docx

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Hakikat Kurikulum

Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir dan curere yang merupakan isti... more Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir dan curere yang merupakan istilah bagi tempat bepacu, berlari, dalam sebuah perlombaan yang telah dibentuk semacam rute pacuan yang harus dilalui para kompetitor perlombaan. Dengan kata lain, rute tersebut harus dipatuhi dan dilalui oleh para kompetitor sebuah perlombaan. Konsekuensinya, adalah siapapun yang mengikuti kompetisi harus mematuhi rute curere tersebut. Istilah kurikulum ditafsirkan dalam pengertian yang berbeda-beda oleh para ahli. Kurikulum dalam istilah pendidikan sebagaimana pendapat Ronald C. Doll " The curriculum of a school is the formal and informal content and process by which learner gain knowledge and understanding, develop, skills and alter attitudes appreciations and value under the auspice of that school " (kurikulum sekolah adalah muatan dan proses, baik formal maupun informal yang diperuntukkan bagi pembelajar untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman, mengembangkan keahlian dan mengubah apresiasi sikap dan nilai dengan bantuan sekolah). Dalam dunia pendidikan, kurikulum mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan operasionalisasi tujuan yang hendak dicapai, bahkan tujuan tidak akan tercapai tanpa melibatkan kurikulum pendidikan. Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok dalam pendidikan. Kurikulum juga merupakan sistem yang mempunyai komponen-komponen tertentu. Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata. Daftar Pustaka :

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of LOMBA FOTOGRAFI

Kita yang membutuhkan alam, atau alam yang membutuhkan kita? Yang jelas ada kaitan dan hubungan a... more Kita yang membutuhkan alam, atau alam yang membutuhkan kita? Yang jelas ada kaitan dan hubungan antara kita dengan alam. Manusia, hewan dan tumbuhan merupakan makhluk hidup yang menjadikan ekosistem di muka bumi ini seimbang. Ketika ada salah satu komponen yang rusak atau hilang maka akan memberikan dampak buruk bagi yang lainnya. Jika lahan hijau hilang, akan tinggal dimana hewan langka yang harus kita lestarikan ini? Yuk, kita sama-sama melakukan gerak nyata untuk bersahabat dengan alam ^_^

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Pembelajaran Aktif sebagai Inovasi dalam Kurikulum dan Pembelajaran

Dalam inovasi kurikulum dan pembelajaran, pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk ... more Dalam inovasi kurikulum dan pembelajaran, pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu active learning juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Pada Active learning pemberdayaan otak kiri dan kanan sangat dipentingkan. (Thorndike, 1997) mengemukakan 3 hukum belajar, yaitu :

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of FUNGSI EVALUASI PEMBELAJARAN

Istilah evaluasi (evaluation) menurut H.M. Sulthon, Moh. Khusnuridlo (2006 : 272) menujuk pada su... more Istilah evaluasi (evaluation) menurut H.M. Sulthon, Moh. Khusnuridlo (2006 : 272) menujuk pada suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu kegiatan tertentu. W.S Winkel (2004 : 531) evaluasi berarti penentuan sampai seberapa jauh sesuatu berharga, bermutu, atau bernilai. Sebenarnya yang dinilai hanyalah proses belajar mengajar, tetapi penilaian atau evaluasi itu diadakan melalui peninjauan terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dan melalui peninjauan terhadap perangkat komponen yang sama-sama membentuk proses belajar mengajar. (W.S Winkel : 2004). Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan evaluasi itu sendiri. Tujuan evaluasi pendidikan ialah untuk mendapat data pembuktian yang akan menunjukkan sampai mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler. Disamping itu, juga dapat digunakan oleh guru-guru dan para pengawas pendidikan untuk mengukur atau menilai sampai mana keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar, dan metode-metode mengajar yang digunakan. Menurut M. Ngalim Purwanto (2009 : 5), fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi, yaitu : 1) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. 2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. 3) Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). 4) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan. Jadi, evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik pada kelompok tertentu, sesuai kemampuan dan kecakapan masing-masing, juga untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik untuk menempuh program pendidikan, dan untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru, dan peserta didik itu sendiri.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Kedudukan Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran.docx

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Komponen - Komponen Pembelajaran

Gagne dan Briggs (1979 : 3) mengartikan pembelajaran atau instruction sebagai suatu sistem yang b... more Gagne dan Briggs (1979 : 3) mengartikan pembelajaran atau instruction sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Komponen pembelajaran memiliki fungsi atau peran yang berbeda, tetapi dengan perpaduan antar komponen dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih sistematis dan berhasil. Menurut Oemar Hamalik (2005:77) ada tujuh komponen dalam pembelajaran yang saling terintegrasi satu sama lain, meliputi 1) Komponen tujuan pembelajaran, sebagai arah pencapaian aktivitas pembelajaran. 2) Komponen siswa, sebagai individu yang belajar. 3) Komponen guru, sebagai penggerak terjadinya proses pembelajaran. 4) Komponen materi pelajaran, sebagai isi/materi yang disajikan dalam proses pembelajaran yang akan dipelajari. 5) Komponen metode, yang merupakan cara dan prosedur yang dilakukan dalam pembelajaran. 6) Komponen media, pembelajaran yang menjadi faktor penjelas dan perantara dauntuk menglam komunikasi pembelajaran. 7) Komponen evaluasi, mengetahui keberhasilan atau kegagalan kegiatan pembelajaran. Semua komponen pembelajaran ini memiliki hubungan yang saling berkaitan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum, guru juga sebagai pengembang kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum dan metode pembelajaran merupakan suatu hal yang mutlak. Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi pelajaran yang diberikan kepada siswa, maka akan meningkatkan proses interaksi belajar mengajar. Siswa juga akan memperoleh hasil belajar yang efektif dan mendapatkan kesempatan belajar yang seluas-luasnya.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of HAKEKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.docx

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Konsep Evaluasi Kurikulum

Wand dan Brown (1957) mendefinisikan evaluasi sebagai " …refer to the act or process to determini... more Wand dan Brown (1957) mendefinisikan evaluasi sebagai " …refer to the act or process to determining the value of something ". Evaluasi mengacu kepada suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu yang dievaluasi. Evaluasi merupakan suatu proses, yaitu dalam suatu pelaksanaan evaluasi terdiri dari berbagai macam tindakan yang harus dilakukan. Dengan demikian evalusi bukanlah hasil atau produk, akan tetapi rangkaian kegiatan. Evaluasi juga berhubungan dengan pemberian nilai atau arti, yaitu evaluasi dapat menunjukkan kualitas yang dinilai. Evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan pengukuran. Pengukuran biasanya berkenaan dengan masalah kuantitatif untuk mendapatkan informasi yang diukur. Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan. Evaluasi kurikulum memegang peranan penting baik dalam penentuan kebijaksanaan pendidikan, maupun pada pengambilan keputusan dalam kurikulum. Evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan system pendidikan dan pengembangan model kurikulum. Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya, dalam memahami dan membantu perkembangan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya. Sukmadinata (2009:173) menjelaskan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan terus menerus untuk mengetahui proses dan hasil pelaksanaan system pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi juga meliputi rentangan yang cukup luas, mulai dari yang bersifat sangat informal sampai dengan yang sangat formal.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Model Tyler dalam Pengembangan Kurikulum

Sukmadinata (2009) menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum bisa berarti penyusunan kurikulum yan... more Sukmadinata (2009) menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum bisa berarti penyusunan kurikulum yang baru (curriculum construction), atau bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curriculum improvement). Sedangkan model adalah pola-pola penting yang berguna sebagai pedoman untuk melakukan suatu tindakan. Model dapat ditemukan dalam hampir setiap bentuk kegiatan pendidikan, seperti model pengajaran, administrasi, evaluasi, supervisi dan model lainnya. Menggunakan model pada pengembangan kurikulum dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Salah satu dari model pengembangan kurikulum ialah Model Tyler. Model ini merupakan model yang paling dikenal bagi perkembangan kurikulum dengan perhatian khusus pada fase perencanaan, dalam bukunya Basic Principles of Curriculum and Instruction. The Tyler Rationale, suatu proses pemilihan tujuan pendidikan, dikenal luas dan dipraktekkan dalam lingkungan kurikulum. Walaupun Tyler mengajukan suatu model yang komprehensif bagi perkembangan kurikulum yaitu pemilihan tujuan, mendapat banyak perhatian dari pendidik lain. Tyler menyarankan perencana kurikulum untuk 1) mengidentifikasi tujuan umum dengan mengumpulkan data dari tiga sumber, yaitu pelajar, kehidupan di luar sekolah dan mata pelajaran. Setelah mengidentifikasi beberapa tujuan umum, perencana 2) memperbaiki tujuan –tujuan ini dengan menyaring melalui dua saringan, yaitu filsafat pendidikan dan filsafat sosial di sekolah, dan pembelajar psikologis. 3) tujuan umum yang lolos saringan menjadi tujuan-tujuan pembelajaran. Sumber data yang dimaksud Tyler adalah a) kebutuhan dan minat siswa; dengan meneliti kebutuhan dan minat siswa, pengembang kurikulum mengidentifikasi serangkaian tujuan yang potensial. b) analisa kehidupan kontemporer di lingkungan lokal dan masyarakat pada skala besar merupakan langkah selanjutnya dalam proses merumuskan tujuan-tujuan umum; dari kebutuhan masyarakat mengalir banyak tujuan pendidikan yang potensial. c) mata pelajaran.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Prinsip Fleksibilitas dalam Pengembangan Kurikulum

Prinsip fleksibilitas merupakan salah satu dari lima prinsip umum dalam pengembangan kurikulum. H... more Prinsip fleksibilitas merupakan salah satu dari lima prinsip umum dalam pengembangan kurikulum. Herry Hernawan dkk (2002) dalam prinsip fleksibilitas berarti suatu kurikulum harus lentur (tidak kaku), terutama dalam hal pelaksanaannya. Pada dasarnya, kurikulum dirancang untuk mencapai tujuan sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Meskipun demikian dalam proses pengembangan kurikulum harus berjalan fleksibel. Di dalam kurikulum harus terdapat suatu sistem tertentu yang dapat memberikan alternatif dalam mencapai tujuannya. Pengembangan kurikulum harus menggunakan berbagai metode atau cara-cara tertentu yang sesuai dengan situasi dan kondisi dimana kurikulum itu diterapkan. Dalam pengembangan kurikulum, prinsip fleksibilitas mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi, kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang peserta didik. Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi : 1) fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada. 2) fleksible bagi siswa, yang artinya kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa. Kurikulum harus dapat mempersiapkan siswa untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, juga bagi siswa yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu kurikulum harus bersifat lentur atau fleksibel, artinya kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada karena kurikulum yang kaku akan sulit diterapkan.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Inovasi & Pengembangan Kurikulum

INOVASI & PENGEMBANGAN KURIKULUM Istilah inovasi mengandung arti tindakan menciptakan sesuatu yan... more INOVASI & PENGEMBANGAN KURIKULUM Istilah inovasi mengandung arti tindakan menciptakan sesuatu yang baru yang membawa perubahan dengan menghasilkan gagasan dan pendekatan atau metode baru (Sidjabat, 2009). Untuk menghasilkan sesuatu yang baru, yang diharapkan lebih berdaya guna, harus bertolak dari apa yang ada. Sulit sekali memulai dan meningkatkan sesuatu dari sesuatu yang belum ada (ex nihilo). Inilah juga yang dimaksud dengan pengembangan. oleh karena itu inovasi dan pengembangan selalu terakait erat. Inovasi dan pengembangan kurikulum dalam pendidikan merupakan kebutuhan yang terus harus diperhatikan. Diperlukan riset lapangan dan refleksi pengalaman untuk mengembangkannya. Strategi yang lebih baik lagi dalam pengembangan ini ialah kebersamaan para guru dan siswa untuk mengevaluasi kurikulum dan pembelajaran yang sudah ditempuh, kemudian bersama-smaa berunding mengusulkan pendapat bagaimana melakukan pembaruan. Hal ini dipertegas oleh Kohl (2002:29-41) berdasarkan hasil risetnya dengan menggusulkan tema-tema perubahan yang perlu dipikirkan oleh pendidikan di masa depan mencakup : 1) isi yang diajarkan (kurikulum), tekanan misinya pada bidang layanan para lulusan, 2) struktur organisasi yang mendukung pembelajaran, dan 3) sumber finansial demi kemandirian lembaga pendidikan sekolah itu sendiri. Sistem inovasi pada dasarnya merupakan suatu kesatuan dari sehimpunan aktor kelembagaan, jaringan, hubungan, interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan, kecepatan inovasi dan difusinya, serta proses pembelajaran. Sistem inovasi sangat penting karena bukan semata menyangkut kemajuan iptek tetapi juga bagaimana iptek dapat didayagunakan secara maksimal bagi kepentingan nasional dalam pembangunan pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya. Demikian sebaliknya, perkembangan pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya menjadi bagian yang tidak dapat diabaikan dan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi arah dan kecepatan kemajuan iptek.

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Keterkaitan Antara Komponen-Komponen Kurikulum.docx

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of Hakikat Kurikulum

Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir dan curere yang merupakan isti... more Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir dan curere yang merupakan istilah bagi tempat bepacu, berlari, dalam sebuah perlombaan yang telah dibentuk semacam rute pacuan yang harus dilalui para kompetitor perlombaan. Dengan kata lain, rute tersebut harus dipatuhi dan dilalui oleh para kompetitor sebuah perlombaan. Konsekuensinya, adalah siapapun yang mengikuti kompetisi harus mematuhi rute curere tersebut. Istilah kurikulum ditafsirkan dalam pengertian yang berbeda-beda oleh para ahli. Kurikulum dalam istilah pendidikan sebagaimana pendapat Ronald C. Doll " The curriculum of a school is the formal and informal content and process by which learner gain knowledge and understanding, develop, skills and alter attitudes appreciations and value under the auspice of that school " (kurikulum sekolah adalah muatan dan proses, baik formal maupun informal yang diperuntukkan bagi pembelajar untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman, mengembangkan keahlian dan mengubah apresiasi sikap dan nilai dengan bantuan sekolah). Dalam dunia pendidikan, kurikulum mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan operasionalisasi tujuan yang hendak dicapai, bahkan tujuan tidak akan tercapai tanpa melibatkan kurikulum pendidikan. Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok dalam pendidikan. Kurikulum juga merupakan sistem yang mempunyai komponen-komponen tertentu. Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata. Daftar Pustaka :

Bookmarks Related papers MentionsView impact

Research paper thumbnail of LOMBA FOTOGRAFI

Kita yang membutuhkan alam, atau alam yang membutuhkan kita? Yang jelas ada kaitan dan hubungan a... more Kita yang membutuhkan alam, atau alam yang membutuhkan kita? Yang jelas ada kaitan dan hubungan antara kita dengan alam. Manusia, hewan dan tumbuhan merupakan makhluk hidup yang menjadikan ekosistem di muka bumi ini seimbang. Ketika ada salah satu komponen yang rusak atau hilang maka akan memberikan dampak buruk bagi yang lainnya. Jika lahan hijau hilang, akan tinggal dimana hewan langka yang harus kita lestarikan ini? Yuk, kita sama-sama melakukan gerak nyata untuk bersahabat dengan alam ^_^

Bookmarks Related papers MentionsView impact