Fahimah Martak - Academia.edu (original) (raw)
Papers by Fahimah Martak
Jurnal Sains dan Seni ITS, Nov 19, 2016
Senyawa kompleks binuklir kobalt(II) dengan ligan (6E)-N 2-((E)-2-(6-aminopiridin-2-ilimino)-1,2d... more Senyawa kompleks binuklir kobalt(II) dengan ligan (6E)-N 2-((E)-2-(6-aminopiridin-2-ilimino)-1,2difeniletilidin)piridin-2,6-diamina telah berhasil disintesis menggunakan alat refluks. Kristal yang diperoleh berwarna oranye dan berbentuk jarum kecil. Senyawa kompleks tersebut dapat menyerap warna pada panjang gelombang maksimum 460 nm. Hasil analisis menggunakan elemental analyzer dan AAS menunjukkan bahwa kompleks yang terbentuk memiliki rumus molekul [Co2(L2)(CH3COO)4]•H2O. Rumus molekul juga didukung dengan data TGA yang menunjukkan dekomposisi air kristal pada suhu 105-120 °C. Spektrum FTIR menunjukkan puncak khas vibrasi C=N dan CoN masingmasing pada bilangan gelombang 1658,84 cm-1 dan 418,57 cm-1. Uji toksisitas senyawa ini dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dan dihasilkan nilai toksisitas LC50 sebesar 151,35 mg/L. Kata Kunci-Senyawa kompleks Co(II); ligan (6E)-N 2-((E)-2-(6-aminopiridin-2-ylimino)-1,2-difeniletilidin)piridin-2,6-diamina; toksisitas.
Komplek Fe(II)-Cr(III) oksalat telah disintesis dari larutan FeCl2.K3Cr(C2O4)3 dan [(C4H9)4N]Br d... more Komplek Fe(II)-Cr(III) oksalat telah disintesis dari larutan FeCl2.K3Cr(C2O4)3 dan [(C4H9)4N]Br dalam air dengan perbandingan mol 1,5:1:1. Produk reaksi yang diperoleh merupakan padatan kristalin berwarna hijau kekuningan dengan rumus kimia [(C4H9)4N][FeIICrIII(C2O4)3].H2O. Rumus ini diperoleh dari hasil penentuan kadar (%)Fe=8.94 (8.83), Cr=8.76 (8.22), C=41.98(41.78). H = 6.19 (6.06), N = 2.25 (2.21) yang sesuai dengan perhitungan teoritis seperti tertera dalam tanda kurung. Ligan oksalat pada kompleks tersebut berfungsi sebagai jembatan antara ion besi(II) dengan krhom(III). Ini dibuktikan dari data inframerah (IR) pada bilangan gelombang 1629.7 cm-1 dan 738.7 cm-1.Pada temperatur ruang senyawa ini bersifat paramagnetik dengan momen magnet 6.592 BM yang sesuai dengan keberadaan ion logam tersebut dalam struktur polimer. Pengukuran suseptibilitas magnet pada temperatur 300-80 K menunjukkan interaksi antara ion logam Fe(II) dan Cr(III) adalah ferromagnet.
Pengaruh suhu kalsinasi terhadap sintesis BaTi03 didoping Y203 telah dipelajari. Keramik BaTi03 d... more Pengaruh suhu kalsinasi terhadap sintesis BaTi03 didoping Y203 telah dipelajari. Keramik BaTi03 dihasilkan melalui melalui teknik sol-gel dari Barium, Titanium dan Yitrium dengan senyawa organik asam asetat dan tartrat. Variasi suhu kalsinasi yang digtmakan adalah 500�C selama 1 jam; 800�C; 900�C dan 1000�C selama 3 jam. Analisis pembentukan prekursor dilakukan dengan analisis termal DT A-TGA selanjutnya dengan IR dan XRD. Prosentase pembentukan BaTi03 yang didapatkan dari kalsinasi suhu 800�C; 900�C dan 1000�C adalah sebesar 26,16%; 63,70% dan 75,18%. Analisis difraksi sinar X menunjukkan suhu kalsinasi optimal pembentukan prekursor dicapai pada suhu kalsinasi 1000�C. Suhu sintering yang digunakan adalah 1300�C. Analisis difraksi sinar X pada basil sintering suIm 1300�C menunjukkan sudah tidak ada komponen dasar pembentuk BaTi03. Estimasi ukuran butir dengan Scanning Electron Microscope (SEM) didapatkan hasil ukuran butir rata-rata sebesar 6,84 mikro meter.
Jurnal Sains dan Seni ITS, Jan 21, 2016
Kompleks dari ion Co(ll) dengan ligand basa 2-fenil-etil-amin telah berhasil disintesis Senvawa I... more Kompleks dari ion Co(ll) dengan ligand basa 2-fenil-etil-amin telah berhasil disintesis Senvawa Ini dikarakterisasi dengan analisis unsur spektroskopi FT-IR dan UV-Vis, analisis thermal TG menunjukkan kompleks memiliki formula iC-uiii)-iz-lenir-etir-aminD(H,O)rlcl, 2Hro. Analisis dengan diffraksi sinarx menyatakan bahwa kompleks berkoordinasi empat, membentuk square planar, Pengukuran sifat magnetik dipelaiari pada kisaran lemperature 5-300 K. Senyawa kompleks ini bersifat paramagnetik dengan nilai 1,97 BM dan kostanta Weiss, g, +9 72 dan suhu curie, Tc1 15 K lni menuniukkan bahwa kompleks lersebut memiliki interaksi feromagnetik
Indian journal of science and technology, Feb 1, 2018
Objectives: 2-methyl-4, 5-diphenyl-1H-immidazole had been successfully synthesized. This was prov... more Objectives: 2-methyl-4, 5-diphenyl-1H-immidazole had been successfully synthesized. This was proven by the analysis results of 1H and13C NMR, and the analysis of functional groups using FTIR. The ligand obtained was complex with metal ion cobalt (II), ion Mn (II) and ion Cu (II). Methods/Analysis: The complex formula produced was based on the characterization using CHN element contents analysis, FTIR and thermogravimetry analysis.When 2-methyl-4, 5-diphenyl-1H-immidazole ligand was complex with cobalt (II) ion, complex formula [CoL 2 Cl 2 (H 2 O) 2 ] •3,5H 2 O (L=2-methyl-4, 5-diphenyl-1H-immidazole) was showed. The LC 50 obtained using Brine Shrimp Lethality Test on cobalt (II) complex was 168, 24 ppm. When 2-methyl-4,5-diphenyl-1H-immidazole ligand was complex with manganese(II) metal ion, a complex in the shape of thebrown-black polycrystalline complex was formed with a yield of 73,24%. Findings: The complex formula produced based on the characterization using AAS, CHN analyzer, FTIR and TGA was MnL (H 2 O) 3Cl2 •H 2 O (L=2-methyl-4, 5-diphenyl-1H-immidazole). Synthesized manganese (II) complex toxicity test using Brine Shrimp Lethality Test produced an LC 50 value of 38, 03 ppm. When 2-methyl-4, 5-diphenyl-1H-immidazole ligand was complex with copper (II) metal ion, a red crystal solids were produced with a yield of 93, 72%. Novelty/Improvement: The characterized results of copper (II) complex using UV-Vis spectrophotometer, infrared spectrophotometer, CHN Analyzer, SSA, and TGA showed a complex formula of [CuL 2 Cl 2 ]•5H 2 O (L= 2-methyl-4,5-diphenyl-1H-immidazole). The LC 50 value of 2-methyl-4, 5-diphenyl-1H-immidazole ligand obtained from Brine Shrimp Lethality Test was 192, 31µg/mL.
International Journal of Drug Development and Research, 2018
Copper(II), cobalt(II), and manganese(II) complexes with 2(4-nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazo... more Copper(II), cobalt(II), and manganese(II) complexes with 2(4-nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazole ligand have been successfully synthesized. The molecular formula for the formed complex compounds are [Cu(2(4-nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazole)2], [Co(2(4- nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazole)3] and [Mn(2(4-nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazole)3] complexes. This was confirmed by the results of the characterization of the CHN analyzer and AAS spectrometry. The FTIR characterization showed the presence of a distinct vibration spectrum of Cu-O, Co-O and Mn-O. Toxicity tests of the complex compounds [Cu(2(4-nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazole)2], [Co(2(4-nitrophenyl)-4.5- diphenyl-1H-imidazole)3] and [Mn(2(4-nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazole)3] was done with BSLT method and showed the LC50 values of 229.66 ppm; 265.79 ppm; 182.79 ppm meaning that [Mn(2(4-nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazole)3] is toxic compound.
Pengaruh suhu kalsinasi terhadap sintesis Timbal zirkonat titanat (PZT) telah diteliti. PZT dapat... more Pengaruh suhu kalsinasi terhadap sintesis Timbal zirkonat titanat (PZT) telah diteliti. PZT dapat dibuat dengan metode sol-gel, alkoksida dari titanium isopropoksida dan zirkonium propoksida digunakan sebagai komponen titanium dan zirkonium. Variasi suhu katsinasi ...
Senyawa kompleks ligan tercampur baru disiapkan diantara 8-hidroksi quinoline dan o-hidroksi benz... more Senyawa kompleks ligan tercampur baru disiapkan diantara 8-hidroksi quinoline dan o-hidroksi benzilidene-1-fenil-2,3-dimetil-4-amino-3-pirazolin-5-on dengan ion Mn(II). Hasil sintesis senyawa kompleks dikarakterisasi dengan elemental analisis, hantaran listrik, spektroskopi UV-Vis dan suseptibilitas magnet.
Indonesian Journal of Chemistry, Feb 14, 2012
Binuclear complex, [N(n-C 4 H 9) 4 ][Mn II Fe III (ox) 3 ] (ox=oxalate), has been synthesized and... more Binuclear complex, [N(n-C 4 H 9) 4 ][Mn II Fe III (ox) 3 ] (ox=oxalate), has been synthesized and characterized. Binuclear complex with formula of [N(n-C 4 H 9) 4 ][Mn II Fe III (ox) 3 ] was synthesized by forming precursor K 3 [Fe(ox) 3 ] which was followed by adding manganese chloride and tetrabutyl ammonium chloride. Characterization of the complex was made by microanalysis, FT-IR spectroscopy, x-ray diffraction and Magnetic Susceptibility Balance. Magnetic moment of binuclear complex [N(n-C 4 H 9) 4 ][Mn II Fe III (ox) 3 ] is 7.81 BM. The compound has higher magnetic moment than the previously reported compound with different organic cation, [N(n-C 5 H 11) 4 ][Mn II Fe III (ox) 3 ]. This behavior might be associated with the decreasing range among layers on polymeric network.
Akta Kimia Indonesia: The Official Journal of The Indonesian Chemical Society, Nov 5, 2018
Kompleks mangan(II) dengan ligan 2-(4-klorofenil)-4,5-difenil-1H-imidazol telah berhasil disintes... more Kompleks mangan(II) dengan ligan 2-(4-klorofenil)-4,5-difenil-1H-imidazol telah berhasil disintesis. Rumus molekul kompleks padatan polikristalin yang terbentuk adalah [Mn(2-(4klorofenil)-4,5-difenil-1H-imidazol) 2 (H 2 O) 2 ]2H 2 O. Rumus molekul ini didapatkan dari hasil analisis mikro unsur CHN yang menunjukkan kadar C, H, dan N pada senyawa kompleks secara berturut-turut sebesar 64,03%; 4,67%; dan 7,07%. Dari hasil analisis Spektroskopi Inframerah menunjukkan adanya vibrasi Mn-O pada bilangan gelombang 501,51 cm-1 dan vibrasi Mn-N pada bilangan gelombang 443,64 cm-1. Hasil tersebut juga diperkuat dengan hasil analisis TGA yang membuktikan bahwa terdapat air kristal dan air ligan pada kompleks. Uji toksisitas kompleks dengan metode BSLT didapatkan nilai LC 50 sebesar 354,81 ppm. Kata kunci : Kompleks, ligan 2-(4-klorofenil)-4,5-difenil-1H-imidazol, ion logam Mn(II), padatan polikristal dan toksisitas PENDAHULUAN Imidazol adalah suatu senyawa dengan dua atom nitrogen berbentuk cincin heterosiklik amina. Imidazol digunakan dalam banyak bidang, salah satunya adalah bidang farmakologi. Salah satu senyawa turunan imidazol adalah benzimidazol yang digunakan sebagai obat pencernaan. Pada dasarnya imidazol banyak dimanfaatkan pada bidang kesehatan
Journal of Hunan University Natural Sciences, Jul 30, 2022
Currently, no effective medication is available to treat diabetes despite this disease is a serio... more Currently, no effective medication is available to treat diabetes despite this disease is a serious health problem. As part of our project to explore Indonesian medicinal plants for antidiabetic agents, this study aimed to investigate the total phenolic and flavonoid contents, antioxidant and antidiabetic properties of Melastoma malabathricum leaves extracts. Spectrophotometric methods were used to determine the total phenolic and flavonoid contents. Antioxidant activity was performed using DPPH, ABTS, and FRAP methods. The in vitro antidiabetic test was conducted through an inhibitory evaluation of α-glucosidase and α-amylase, while STZinduced diabetic rats were used for in vivo study. The highest value of total phenolic (183.71 ± 0.11 mg GAE/g Extract) was recorded in the methanolic extract and flavonoid (24.10 ± 0.04 mg QE/g Extract) contents were recorded in the EtOAc extract. The methanolic extract has the highest DPPH and ABTS activities with IC 50 values of 8.58 ± 0.03 and 4.59 ± 0.03 μg/mL, respectively. It also showed the highest FRAP activity with a 51.15 ± 0.10 µM Fe 2+ /g. In vitro antidiabetic testing of the methanolic extract of leaves against α-glucosidase and α-amylase was reported for the first time. This novel result showed that the methanolic extract inhibited α-glucosidase and αamylase with IC 50 values of 75.25±1.60 and 52.38±1.32 μg/mL, respectively. A dose of 200 mg/Kg body weight of the methanolic extract reduced rats' blood glucose rate and serum blood glucose by 51.01% and 37.82%, respectively, after 15 days of treatments. These findings suggested that the methanolic extract of M. malabathricum leaves can be used as a potential source of antioxidant and antidiabetic agents.
Indonesian Journal of Chemistry, Mar 12, 2018
Binuclear cobalt(II) complex with 2,4,5-triphenyl-1H-imidazole ligand has been synthesized using ... more Binuclear cobalt(II) complex with 2,4,5-triphenyl-1H-imidazole ligand has been synthesized using reflux method. The yellowish green crystals with needle-like shape were obtained. Determination of molecular formula of the complex was carried out using Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) and CHN elemental analysis. The contents of carbon, hydrogen, nitrogen and cobalt(II) in the complex were 36.28, 5.32, 4.17, and 16.64% by weight, respectively. The calculation of element composition showed that the molecular formula of complex [(H 2 O) 5 Co-L-Co(H 2 O) 5 ]Cl 3. The IR spectrum showed absorption peaks of CoN and Co=O at 397.31 and 493.74 cm-1 , respectively, confirming the formation of complex. The complex compound showed paramagnetic properties with μ eff value of 3.18 BM. Toxicity of the complex was determined by Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method, and the LC 50 value of the complex was 362.24 mg/L.
ASEAN Journal of Chemical Engineering, Jun 30, 2022
High moisture content in low-range coal causes low calorific value. To increase the quality, dryi... more High moisture content in low-range coal causes low calorific value. To increase the quality, drying by a coal dryer to minimize moisture content is proposed. Here, a case study of a cyclone-like conical tube coal dryer pilot plant was reported. Drying heating uses combustion heat generated from volatile matter combustion. This approach will solve the two problems simultaneously: decreasing moisture content and volatile matter. The computational fluid dynamic (CFD) approach is used to study fluid dynamics inside the coal dryer using ANSYS Fluent 2020R2 software. The CFD simulation results represent the phenomenon of coal drying inside the coal dryer validated by the pilot plant experimental result. The simulation was carried out in steady and unsteady conditions to understand the drying phenomena. The simulation firmly fits the experimental result, especially in an unsteady state system, indicating that the simulation result is promising for further coal dryer design. The optimal condition produces a high moisture content reduction of 86.37%, uniform fluid distribution, and significant volatile matter combustion.
Pengaruh temperatur sintering terhadap hasil sintesis Pb(Zrx3 Ti1_x)O3 atau timbal zirkonat titan... more Pengaruh temperatur sintering terhadap hasil sintesis Pb(Zrx3 Ti1_x)O3 atau timbal zirkonat titanat (PZT) dengan metode kompleks sitrat telah dipelajari. Keramik PZT dihasilkan melalui metode kompleks sitrat dari timbal, zirkonium, dan titanium dengan kompleks sitrat pada pH = 5,5. Temperatur kalsinasi prekursor PZT berdasarkan analisis DTA-TGA sebesar 650°C. Berdasarkan analisis difraksi sinar X pada PZT hasil kalsinasi, belum menunjukkan terbentuknya PZT secara optimal. Variasi temperatur sintering yang digunakan adalah 1000 °c, 1100 °c, dan 1200 °c dilakukan selama 1 jam. Hasil analisis difraksi sinar X dari sintering pada temperatur 1000 °c, 1100 °c, dan 1200 °c masih terdapat komponen selain PZT seperti PbTi3O7 dan PbTi03 meskipun dalam intensitas yang kecil, intensitas relatif maksimum pada masing-masing variasi temperatur sintering, terse but adalah 4074,19; 4392,80; dan 3208,85. Estimasi ukuran butir dengan Scanning Electron Microscope (SEM) didapatkan ukuran butiran pada variasi temperatur 1000 °C dan 1100 °c rata-rata sebesar 2,44 mikro m dan 2,43 mikro m.
Kompleks heterodinuklir kobalt(II)/seng(II) dengan ligan asam piridin-2,6-dikarboksilat (H2dipik,... more Kompleks heterodinuklir kobalt(II)/seng(II) dengan ligan asam piridin-2,6-dikarboksilat (H2dipik, dipikolinat) telah berhasil disintesis. Kristal berwarna ungu kemerahan yang diperoleh berbentuk butiran jajaran genjang dengan lebar kristal 940-955 μm dan panjang 1500-1730 μm. Rumus molekul dari senyawa kompleks adalah [Zn(H2O)5Co(dipik)2].2H2O. Rumus molekul ini diperoleh dari hasil penentuan kadar (%) unsur kompleks dengan SSA dan elemental analyzer CHN (C = 28,96; H= 3,47; N = 5,42; Co = 10,15 dan Zn = 11,26). Spektrum IR menunjukkan serapan khas vibrasi Co-N pada bilangan gelombang 433,95 cm-1 dan vibrasi Zn-O pada bilangan gelombang 536,17 cm-1. Kompleks bersifat paramagnetik dengan nilai μeff sebesar 3,78 BM. Uji toksisitas senyawa kompleks dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) menghasilkan nilai LC50 sebesar 283,71 mg/L.
Asian Journal of Chemistry, 2016
Pyridine-2,6-dicarboxylic acid (dipicolinic, H2dipic) is a material widely studied in inorganic c... more Pyridine-2,6-dicarboxylic acid (dipicolinic, H2dipic) is a material widely studied in inorganic chemistry. H2dipic can be used as a chelating agent of N, O, which has a diversity in coordination models and has a biological function in the human metabolism [1]. Biological function of dipicolinic acid includes the ability to activate and to inactivate of several metal-containing enzymes, as well as to inhibit of electron transfer and to oxidize of low density lipids (LDL). This compound is a suitable ligand for pharmacologically active compounds due to their amphophilic and low toxicity properties [2]. The differences in coordination pattern of dipicolinic acid are caused by the relative positions of carboxylate group and nitrogen atom, which has a potential agent to act as a bidentate ligand, tridentate, or bridging ligand [3]. Various studies on metal complexes with H2dipic ligand has been reported. A clear needle-shaped crystals has been formed from homonuclear dipicolinic complexes with manganese chloride as a metal source [4]. The formation of homodinuclear complex of [Zn(H2dipic)2Zn2(10•H2O)5]Cl4•2H2O by using zinc chloride has also been reported [5]. The toxicity (LC50) value of Zn metal complexes was 503.32 mg/L. The toxicity of Zn(II)-dipic homodinuclear complex has a smaller value than Mn(II)-dipic homonuclear complexes. Heteronuclear
Gelatin adalah biopolymer protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada k... more Gelatin adalah biopolymer protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada kulit, tulang dan jaringan ikat Pada peneltian ini telah diisolasi gelatin dari kulit ikan Patin(Pangasius) yang divariasikan pada tipe A dengan variasi jenis larutan asam dengan konsentrasi, waktu perendaman dan waktu ekstraksi masing – masing larutan sama. Gelatin dari kulit ikan Patin (Pangasius) direndam pada larutan asam Klorida 5 % ( GLK ), asam phospat 5 % (GLP) dan asam sitrat 5 % (GLS) dengan waktu perendaman masing – masing ± 12 jam dan lama ekstraksi masing masing larutan asam 3 jam. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil gelatin dengan rendemen gelatin 8,11 %, 1,88 %, dan 2,66 % untuk nilai rendeman GLK, GLS dan GLP. Struktur gelatin secara umum di analisa dengan FTIR menunjukkan adanya serapan gugus karbon C-H, hidroksil(OH), gugus karbonil (C=O), gugus C-H aromatik dan gugus amina (N – H) yang kesemua gugus fungsi tersebut hamper sama dengan gelatin komersial. Nilai berat molekul rata – rata gelatin pada GLK, GLS dan GLP memiliki nilai secara berurutan 1.609.137 gr/mol, 35.788 gr/mol dan 455.294 gr/mol. Dari hasil analisa tersebut total berat gelatin dan hasil analisa FTIR gelatin terbaik pada variasi Asam Phospat dengan konsentrasi 5 %.
A novel complex [Mn(2-Phenylethylamine)2(H2O)4]Cl2.H2O was synthesized by the reaction of mangan(... more A novel complex [Mn(2-Phenylethylamine)2(H2O)4]Cl2.H2O was synthesized by the reaction of mangan(II) chloride and 2-phenylethylamine in methanol. Synthesis process begins with the determination of the maximum wavelength of complex compounds with metal and ligand mole ratio 1:1. The maximum wavelength is used for continuous variation method, the method of continuous variations will be known ratio of metals and ligand used for synthesis the complex. Charaterization of complex was achieved using elemental analysis, AAS, FTIR, electrical conductivity, DTA/TGA and XRD. Based on the results of data showed it has the formula[Mn(2Phenylethylamine)2(H2O)4]Cl2.H2O with octahedral structure and magnetic moment effective values (μeff) was 6.4 BM.
Kompleks kobalt(II) dengan 2-feniletilamin telah disintesis telah disintesis melalui reaksi antar... more Kompleks kobalt(II) dengan 2-feniletilamin telah disintesis telah disintesis melalui reaksi antara kobalt klorida heksahidrat dan 2-feniletilamin dengan perbandingan mol logam dan mol ligan 1:1 dalam metanol. Dari hasil sintesis ini diperoleh padatan kristal berwarna biru keunguan dengan rumus molekul [Co(II)-(2-feniletilamin)2(H2O)4]Cl2.4H2O. Rumus ini diperoleh dari hasil penentuan kadar (%):Co = 11.29, C = 37.8963, H = 7.8135 dan N = 5.876. Dari pengukuran hantaran listrik, senyawa kompleks hasil sintesis bermuatan +2. Analisis termogravimetri menunjukkan bahwa kompleks Co(II)-2-feniletilamin mengandung 4 molekul H2O. Spektrum IR menunjukkan serapan khas vibrasi ion logam Co(II) dengan ligan 2-feniletilamnin muncul pada bilangan gelombang 354,90 cm-1. Kompleks bersifat paramagnetik dengan μeff sebesar 5,13 BM.
Jurnal Sains dan Seni ITS, Nov 19, 2016
Senyawa kompleks binuklir kobalt(II) dengan ligan (6E)-N 2-((E)-2-(6-aminopiridin-2-ilimino)-1,2d... more Senyawa kompleks binuklir kobalt(II) dengan ligan (6E)-N 2-((E)-2-(6-aminopiridin-2-ilimino)-1,2difeniletilidin)piridin-2,6-diamina telah berhasil disintesis menggunakan alat refluks. Kristal yang diperoleh berwarna oranye dan berbentuk jarum kecil. Senyawa kompleks tersebut dapat menyerap warna pada panjang gelombang maksimum 460 nm. Hasil analisis menggunakan elemental analyzer dan AAS menunjukkan bahwa kompleks yang terbentuk memiliki rumus molekul [Co2(L2)(CH3COO)4]•H2O. Rumus molekul juga didukung dengan data TGA yang menunjukkan dekomposisi air kristal pada suhu 105-120 °C. Spektrum FTIR menunjukkan puncak khas vibrasi C=N dan CoN masingmasing pada bilangan gelombang 1658,84 cm-1 dan 418,57 cm-1. Uji toksisitas senyawa ini dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dan dihasilkan nilai toksisitas LC50 sebesar 151,35 mg/L. Kata Kunci-Senyawa kompleks Co(II); ligan (6E)-N 2-((E)-2-(6-aminopiridin-2-ylimino)-1,2-difeniletilidin)piridin-2,6-diamina; toksisitas.
Komplek Fe(II)-Cr(III) oksalat telah disintesis dari larutan FeCl2.K3Cr(C2O4)3 dan [(C4H9)4N]Br d... more Komplek Fe(II)-Cr(III) oksalat telah disintesis dari larutan FeCl2.K3Cr(C2O4)3 dan [(C4H9)4N]Br dalam air dengan perbandingan mol 1,5:1:1. Produk reaksi yang diperoleh merupakan padatan kristalin berwarna hijau kekuningan dengan rumus kimia [(C4H9)4N][FeIICrIII(C2O4)3].H2O. Rumus ini diperoleh dari hasil penentuan kadar (%)Fe=8.94 (8.83), Cr=8.76 (8.22), C=41.98(41.78). H = 6.19 (6.06), N = 2.25 (2.21) yang sesuai dengan perhitungan teoritis seperti tertera dalam tanda kurung. Ligan oksalat pada kompleks tersebut berfungsi sebagai jembatan antara ion besi(II) dengan krhom(III). Ini dibuktikan dari data inframerah (IR) pada bilangan gelombang 1629.7 cm-1 dan 738.7 cm-1.Pada temperatur ruang senyawa ini bersifat paramagnetik dengan momen magnet 6.592 BM yang sesuai dengan keberadaan ion logam tersebut dalam struktur polimer. Pengukuran suseptibilitas magnet pada temperatur 300-80 K menunjukkan interaksi antara ion logam Fe(II) dan Cr(III) adalah ferromagnet.
Pengaruh suhu kalsinasi terhadap sintesis BaTi03 didoping Y203 telah dipelajari. Keramik BaTi03 d... more Pengaruh suhu kalsinasi terhadap sintesis BaTi03 didoping Y203 telah dipelajari. Keramik BaTi03 dihasilkan melalui melalui teknik sol-gel dari Barium, Titanium dan Yitrium dengan senyawa organik asam asetat dan tartrat. Variasi suhu kalsinasi yang digtmakan adalah 500�C selama 1 jam; 800�C; 900�C dan 1000�C selama 3 jam. Analisis pembentukan prekursor dilakukan dengan analisis termal DT A-TGA selanjutnya dengan IR dan XRD. Prosentase pembentukan BaTi03 yang didapatkan dari kalsinasi suhu 800�C; 900�C dan 1000�C adalah sebesar 26,16%; 63,70% dan 75,18%. Analisis difraksi sinar X menunjukkan suhu kalsinasi optimal pembentukan prekursor dicapai pada suhu kalsinasi 1000�C. Suhu sintering yang digunakan adalah 1300�C. Analisis difraksi sinar X pada basil sintering suIm 1300�C menunjukkan sudah tidak ada komponen dasar pembentuk BaTi03. Estimasi ukuran butir dengan Scanning Electron Microscope (SEM) didapatkan hasil ukuran butir rata-rata sebesar 6,84 mikro meter.
Jurnal Sains dan Seni ITS, Jan 21, 2016
Kompleks dari ion Co(ll) dengan ligand basa 2-fenil-etil-amin telah berhasil disintesis Senvawa I... more Kompleks dari ion Co(ll) dengan ligand basa 2-fenil-etil-amin telah berhasil disintesis Senvawa Ini dikarakterisasi dengan analisis unsur spektroskopi FT-IR dan UV-Vis, analisis thermal TG menunjukkan kompleks memiliki formula iC-uiii)-iz-lenir-etir-aminD(H,O)rlcl, 2Hro. Analisis dengan diffraksi sinarx menyatakan bahwa kompleks berkoordinasi empat, membentuk square planar, Pengukuran sifat magnetik dipelaiari pada kisaran lemperature 5-300 K. Senyawa kompleks ini bersifat paramagnetik dengan nilai 1,97 BM dan kostanta Weiss, g, +9 72 dan suhu curie, Tc1 15 K lni menuniukkan bahwa kompleks lersebut memiliki interaksi feromagnetik
Indian journal of science and technology, Feb 1, 2018
Objectives: 2-methyl-4, 5-diphenyl-1H-immidazole had been successfully synthesized. This was prov... more Objectives: 2-methyl-4, 5-diphenyl-1H-immidazole had been successfully synthesized. This was proven by the analysis results of 1H and13C NMR, and the analysis of functional groups using FTIR. The ligand obtained was complex with metal ion cobalt (II), ion Mn (II) and ion Cu (II). Methods/Analysis: The complex formula produced was based on the characterization using CHN element contents analysis, FTIR and thermogravimetry analysis.When 2-methyl-4, 5-diphenyl-1H-immidazole ligand was complex with cobalt (II) ion, complex formula [CoL 2 Cl 2 (H 2 O) 2 ] •3,5H 2 O (L=2-methyl-4, 5-diphenyl-1H-immidazole) was showed. The LC 50 obtained using Brine Shrimp Lethality Test on cobalt (II) complex was 168, 24 ppm. When 2-methyl-4,5-diphenyl-1H-immidazole ligand was complex with manganese(II) metal ion, a complex in the shape of thebrown-black polycrystalline complex was formed with a yield of 73,24%. Findings: The complex formula produced based on the characterization using AAS, CHN analyzer, FTIR and TGA was MnL (H 2 O) 3Cl2 •H 2 O (L=2-methyl-4, 5-diphenyl-1H-immidazole). Synthesized manganese (II) complex toxicity test using Brine Shrimp Lethality Test produced an LC 50 value of 38, 03 ppm. When 2-methyl-4, 5-diphenyl-1H-immidazole ligand was complex with copper (II) metal ion, a red crystal solids were produced with a yield of 93, 72%. Novelty/Improvement: The characterized results of copper (II) complex using UV-Vis spectrophotometer, infrared spectrophotometer, CHN Analyzer, SSA, and TGA showed a complex formula of [CuL 2 Cl 2 ]•5H 2 O (L= 2-methyl-4,5-diphenyl-1H-immidazole). The LC 50 value of 2-methyl-4, 5-diphenyl-1H-immidazole ligand obtained from Brine Shrimp Lethality Test was 192, 31µg/mL.
International Journal of Drug Development and Research, 2018
Copper(II), cobalt(II), and manganese(II) complexes with 2(4-nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazo... more Copper(II), cobalt(II), and manganese(II) complexes with 2(4-nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazole ligand have been successfully synthesized. The molecular formula for the formed complex compounds are [Cu(2(4-nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazole)2], [Co(2(4- nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazole)3] and [Mn(2(4-nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazole)3] complexes. This was confirmed by the results of the characterization of the CHN analyzer and AAS spectrometry. The FTIR characterization showed the presence of a distinct vibration spectrum of Cu-O, Co-O and Mn-O. Toxicity tests of the complex compounds [Cu(2(4-nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazole)2], [Co(2(4-nitrophenyl)-4.5- diphenyl-1H-imidazole)3] and [Mn(2(4-nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazole)3] was done with BSLT method and showed the LC50 values of 229.66 ppm; 265.79 ppm; 182.79 ppm meaning that [Mn(2(4-nitrophenyl)-4.5-diphenyl-1H-imidazole)3] is toxic compound.
Pengaruh suhu kalsinasi terhadap sintesis Timbal zirkonat titanat (PZT) telah diteliti. PZT dapat... more Pengaruh suhu kalsinasi terhadap sintesis Timbal zirkonat titanat (PZT) telah diteliti. PZT dapat dibuat dengan metode sol-gel, alkoksida dari titanium isopropoksida dan zirkonium propoksida digunakan sebagai komponen titanium dan zirkonium. Variasi suhu katsinasi ...
Senyawa kompleks ligan tercampur baru disiapkan diantara 8-hidroksi quinoline dan o-hidroksi benz... more Senyawa kompleks ligan tercampur baru disiapkan diantara 8-hidroksi quinoline dan o-hidroksi benzilidene-1-fenil-2,3-dimetil-4-amino-3-pirazolin-5-on dengan ion Mn(II). Hasil sintesis senyawa kompleks dikarakterisasi dengan elemental analisis, hantaran listrik, spektroskopi UV-Vis dan suseptibilitas magnet.
Indonesian Journal of Chemistry, Feb 14, 2012
Binuclear complex, [N(n-C 4 H 9) 4 ][Mn II Fe III (ox) 3 ] (ox=oxalate), has been synthesized and... more Binuclear complex, [N(n-C 4 H 9) 4 ][Mn II Fe III (ox) 3 ] (ox=oxalate), has been synthesized and characterized. Binuclear complex with formula of [N(n-C 4 H 9) 4 ][Mn II Fe III (ox) 3 ] was synthesized by forming precursor K 3 [Fe(ox) 3 ] which was followed by adding manganese chloride and tetrabutyl ammonium chloride. Characterization of the complex was made by microanalysis, FT-IR spectroscopy, x-ray diffraction and Magnetic Susceptibility Balance. Magnetic moment of binuclear complex [N(n-C 4 H 9) 4 ][Mn II Fe III (ox) 3 ] is 7.81 BM. The compound has higher magnetic moment than the previously reported compound with different organic cation, [N(n-C 5 H 11) 4 ][Mn II Fe III (ox) 3 ]. This behavior might be associated with the decreasing range among layers on polymeric network.
Akta Kimia Indonesia: The Official Journal of The Indonesian Chemical Society, Nov 5, 2018
Kompleks mangan(II) dengan ligan 2-(4-klorofenil)-4,5-difenil-1H-imidazol telah berhasil disintes... more Kompleks mangan(II) dengan ligan 2-(4-klorofenil)-4,5-difenil-1H-imidazol telah berhasil disintesis. Rumus molekul kompleks padatan polikristalin yang terbentuk adalah [Mn(2-(4klorofenil)-4,5-difenil-1H-imidazol) 2 (H 2 O) 2 ]2H 2 O. Rumus molekul ini didapatkan dari hasil analisis mikro unsur CHN yang menunjukkan kadar C, H, dan N pada senyawa kompleks secara berturut-turut sebesar 64,03%; 4,67%; dan 7,07%. Dari hasil analisis Spektroskopi Inframerah menunjukkan adanya vibrasi Mn-O pada bilangan gelombang 501,51 cm-1 dan vibrasi Mn-N pada bilangan gelombang 443,64 cm-1. Hasil tersebut juga diperkuat dengan hasil analisis TGA yang membuktikan bahwa terdapat air kristal dan air ligan pada kompleks. Uji toksisitas kompleks dengan metode BSLT didapatkan nilai LC 50 sebesar 354,81 ppm. Kata kunci : Kompleks, ligan 2-(4-klorofenil)-4,5-difenil-1H-imidazol, ion logam Mn(II), padatan polikristal dan toksisitas PENDAHULUAN Imidazol adalah suatu senyawa dengan dua atom nitrogen berbentuk cincin heterosiklik amina. Imidazol digunakan dalam banyak bidang, salah satunya adalah bidang farmakologi. Salah satu senyawa turunan imidazol adalah benzimidazol yang digunakan sebagai obat pencernaan. Pada dasarnya imidazol banyak dimanfaatkan pada bidang kesehatan
Journal of Hunan University Natural Sciences, Jul 30, 2022
Currently, no effective medication is available to treat diabetes despite this disease is a serio... more Currently, no effective medication is available to treat diabetes despite this disease is a serious health problem. As part of our project to explore Indonesian medicinal plants for antidiabetic agents, this study aimed to investigate the total phenolic and flavonoid contents, antioxidant and antidiabetic properties of Melastoma malabathricum leaves extracts. Spectrophotometric methods were used to determine the total phenolic and flavonoid contents. Antioxidant activity was performed using DPPH, ABTS, and FRAP methods. The in vitro antidiabetic test was conducted through an inhibitory evaluation of α-glucosidase and α-amylase, while STZinduced diabetic rats were used for in vivo study. The highest value of total phenolic (183.71 ± 0.11 mg GAE/g Extract) was recorded in the methanolic extract and flavonoid (24.10 ± 0.04 mg QE/g Extract) contents were recorded in the EtOAc extract. The methanolic extract has the highest DPPH and ABTS activities with IC 50 values of 8.58 ± 0.03 and 4.59 ± 0.03 μg/mL, respectively. It also showed the highest FRAP activity with a 51.15 ± 0.10 µM Fe 2+ /g. In vitro antidiabetic testing of the methanolic extract of leaves against α-glucosidase and α-amylase was reported for the first time. This novel result showed that the methanolic extract inhibited α-glucosidase and αamylase with IC 50 values of 75.25±1.60 and 52.38±1.32 μg/mL, respectively. A dose of 200 mg/Kg body weight of the methanolic extract reduced rats' blood glucose rate and serum blood glucose by 51.01% and 37.82%, respectively, after 15 days of treatments. These findings suggested that the methanolic extract of M. malabathricum leaves can be used as a potential source of antioxidant and antidiabetic agents.
Indonesian Journal of Chemistry, Mar 12, 2018
Binuclear cobalt(II) complex with 2,4,5-triphenyl-1H-imidazole ligand has been synthesized using ... more Binuclear cobalt(II) complex with 2,4,5-triphenyl-1H-imidazole ligand has been synthesized using reflux method. The yellowish green crystals with needle-like shape were obtained. Determination of molecular formula of the complex was carried out using Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) and CHN elemental analysis. The contents of carbon, hydrogen, nitrogen and cobalt(II) in the complex were 36.28, 5.32, 4.17, and 16.64% by weight, respectively. The calculation of element composition showed that the molecular formula of complex [(H 2 O) 5 Co-L-Co(H 2 O) 5 ]Cl 3. The IR spectrum showed absorption peaks of CoN and Co=O at 397.31 and 493.74 cm-1 , respectively, confirming the formation of complex. The complex compound showed paramagnetic properties with μ eff value of 3.18 BM. Toxicity of the complex was determined by Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method, and the LC 50 value of the complex was 362.24 mg/L.
ASEAN Journal of Chemical Engineering, Jun 30, 2022
High moisture content in low-range coal causes low calorific value. To increase the quality, dryi... more High moisture content in low-range coal causes low calorific value. To increase the quality, drying by a coal dryer to minimize moisture content is proposed. Here, a case study of a cyclone-like conical tube coal dryer pilot plant was reported. Drying heating uses combustion heat generated from volatile matter combustion. This approach will solve the two problems simultaneously: decreasing moisture content and volatile matter. The computational fluid dynamic (CFD) approach is used to study fluid dynamics inside the coal dryer using ANSYS Fluent 2020R2 software. The CFD simulation results represent the phenomenon of coal drying inside the coal dryer validated by the pilot plant experimental result. The simulation was carried out in steady and unsteady conditions to understand the drying phenomena. The simulation firmly fits the experimental result, especially in an unsteady state system, indicating that the simulation result is promising for further coal dryer design. The optimal condition produces a high moisture content reduction of 86.37%, uniform fluid distribution, and significant volatile matter combustion.
Pengaruh temperatur sintering terhadap hasil sintesis Pb(Zrx3 Ti1_x)O3 atau timbal zirkonat titan... more Pengaruh temperatur sintering terhadap hasil sintesis Pb(Zrx3 Ti1_x)O3 atau timbal zirkonat titanat (PZT) dengan metode kompleks sitrat telah dipelajari. Keramik PZT dihasilkan melalui metode kompleks sitrat dari timbal, zirkonium, dan titanium dengan kompleks sitrat pada pH = 5,5. Temperatur kalsinasi prekursor PZT berdasarkan analisis DTA-TGA sebesar 650°C. Berdasarkan analisis difraksi sinar X pada PZT hasil kalsinasi, belum menunjukkan terbentuknya PZT secara optimal. Variasi temperatur sintering yang digunakan adalah 1000 °c, 1100 °c, dan 1200 °c dilakukan selama 1 jam. Hasil analisis difraksi sinar X dari sintering pada temperatur 1000 °c, 1100 °c, dan 1200 °c masih terdapat komponen selain PZT seperti PbTi3O7 dan PbTi03 meskipun dalam intensitas yang kecil, intensitas relatif maksimum pada masing-masing variasi temperatur sintering, terse but adalah 4074,19; 4392,80; dan 3208,85. Estimasi ukuran butir dengan Scanning Electron Microscope (SEM) didapatkan ukuran butiran pada variasi temperatur 1000 °C dan 1100 °c rata-rata sebesar 2,44 mikro m dan 2,43 mikro m.
Kompleks heterodinuklir kobalt(II)/seng(II) dengan ligan asam piridin-2,6-dikarboksilat (H2dipik,... more Kompleks heterodinuklir kobalt(II)/seng(II) dengan ligan asam piridin-2,6-dikarboksilat (H2dipik, dipikolinat) telah berhasil disintesis. Kristal berwarna ungu kemerahan yang diperoleh berbentuk butiran jajaran genjang dengan lebar kristal 940-955 μm dan panjang 1500-1730 μm. Rumus molekul dari senyawa kompleks adalah [Zn(H2O)5Co(dipik)2].2H2O. Rumus molekul ini diperoleh dari hasil penentuan kadar (%) unsur kompleks dengan SSA dan elemental analyzer CHN (C = 28,96; H= 3,47; N = 5,42; Co = 10,15 dan Zn = 11,26). Spektrum IR menunjukkan serapan khas vibrasi Co-N pada bilangan gelombang 433,95 cm-1 dan vibrasi Zn-O pada bilangan gelombang 536,17 cm-1. Kompleks bersifat paramagnetik dengan nilai μeff sebesar 3,78 BM. Uji toksisitas senyawa kompleks dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) menghasilkan nilai LC50 sebesar 283,71 mg/L.
Asian Journal of Chemistry, 2016
Pyridine-2,6-dicarboxylic acid (dipicolinic, H2dipic) is a material widely studied in inorganic c... more Pyridine-2,6-dicarboxylic acid (dipicolinic, H2dipic) is a material widely studied in inorganic chemistry. H2dipic can be used as a chelating agent of N, O, which has a diversity in coordination models and has a biological function in the human metabolism [1]. Biological function of dipicolinic acid includes the ability to activate and to inactivate of several metal-containing enzymes, as well as to inhibit of electron transfer and to oxidize of low density lipids (LDL). This compound is a suitable ligand for pharmacologically active compounds due to their amphophilic and low toxicity properties [2]. The differences in coordination pattern of dipicolinic acid are caused by the relative positions of carboxylate group and nitrogen atom, which has a potential agent to act as a bidentate ligand, tridentate, or bridging ligand [3]. Various studies on metal complexes with H2dipic ligand has been reported. A clear needle-shaped crystals has been formed from homonuclear dipicolinic complexes with manganese chloride as a metal source [4]. The formation of homodinuclear complex of [Zn(H2dipic)2Zn2(10•H2O)5]Cl4•2H2O by using zinc chloride has also been reported [5]. The toxicity (LC50) value of Zn metal complexes was 503.32 mg/L. The toxicity of Zn(II)-dipic homodinuclear complex has a smaller value than Mn(II)-dipic homonuclear complexes. Heteronuclear
Gelatin adalah biopolymer protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada k... more Gelatin adalah biopolymer protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada kulit, tulang dan jaringan ikat Pada peneltian ini telah diisolasi gelatin dari kulit ikan Patin(Pangasius) yang divariasikan pada tipe A dengan variasi jenis larutan asam dengan konsentrasi, waktu perendaman dan waktu ekstraksi masing – masing larutan sama. Gelatin dari kulit ikan Patin (Pangasius) direndam pada larutan asam Klorida 5 % ( GLK ), asam phospat 5 % (GLP) dan asam sitrat 5 % (GLS) dengan waktu perendaman masing – masing ± 12 jam dan lama ekstraksi masing masing larutan asam 3 jam. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil gelatin dengan rendemen gelatin 8,11 %, 1,88 %, dan 2,66 % untuk nilai rendeman GLK, GLS dan GLP. Struktur gelatin secara umum di analisa dengan FTIR menunjukkan adanya serapan gugus karbon C-H, hidroksil(OH), gugus karbonil (C=O), gugus C-H aromatik dan gugus amina (N – H) yang kesemua gugus fungsi tersebut hamper sama dengan gelatin komersial. Nilai berat molekul rata – rata gelatin pada GLK, GLS dan GLP memiliki nilai secara berurutan 1.609.137 gr/mol, 35.788 gr/mol dan 455.294 gr/mol. Dari hasil analisa tersebut total berat gelatin dan hasil analisa FTIR gelatin terbaik pada variasi Asam Phospat dengan konsentrasi 5 %.
A novel complex [Mn(2-Phenylethylamine)2(H2O)4]Cl2.H2O was synthesized by the reaction of mangan(... more A novel complex [Mn(2-Phenylethylamine)2(H2O)4]Cl2.H2O was synthesized by the reaction of mangan(II) chloride and 2-phenylethylamine in methanol. Synthesis process begins with the determination of the maximum wavelength of complex compounds with metal and ligand mole ratio 1:1. The maximum wavelength is used for continuous variation method, the method of continuous variations will be known ratio of metals and ligand used for synthesis the complex. Charaterization of complex was achieved using elemental analysis, AAS, FTIR, electrical conductivity, DTA/TGA and XRD. Based on the results of data showed it has the formula[Mn(2Phenylethylamine)2(H2O)4]Cl2.H2O with octahedral structure and magnetic moment effective values (μeff) was 6.4 BM.
Kompleks kobalt(II) dengan 2-feniletilamin telah disintesis telah disintesis melalui reaksi antar... more Kompleks kobalt(II) dengan 2-feniletilamin telah disintesis telah disintesis melalui reaksi antara kobalt klorida heksahidrat dan 2-feniletilamin dengan perbandingan mol logam dan mol ligan 1:1 dalam metanol. Dari hasil sintesis ini diperoleh padatan kristal berwarna biru keunguan dengan rumus molekul [Co(II)-(2-feniletilamin)2(H2O)4]Cl2.4H2O. Rumus ini diperoleh dari hasil penentuan kadar (%):Co = 11.29, C = 37.8963, H = 7.8135 dan N = 5.876. Dari pengukuran hantaran listrik, senyawa kompleks hasil sintesis bermuatan +2. Analisis termogravimetri menunjukkan bahwa kompleks Co(II)-2-feniletilamin mengandung 4 molekul H2O. Spektrum IR menunjukkan serapan khas vibrasi ion logam Co(II) dengan ligan 2-feniletilamnin muncul pada bilangan gelombang 354,90 cm-1. Kompleks bersifat paramagnetik dengan μeff sebesar 5,13 BM.