Faik Kurohman - Academia.edu (original) (raw)
Papers by Faik Kurohman
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Oct 24, 2018
ABSTRAK Ikan Pari (Dasyatis sp.) merupakan salah satu komoditas yang mempunyai nilai ekonomis pen... more ABSTRAK Ikan Pari (Dasyatis sp.) merupakan salah satu komoditas yang mempunyai nilai ekonomis penting untuk daerah pemasaran pada skala lokal sebagai komoditi hasil perikanan laut. Kulit ikan Pari dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan dompet, tas, dan lain-lain, sehingga penangkapan ikan Pari meningkat pada beberapa tahun terakhir. TPI Tanjungsari selalu menghasilkan produksi ikan pari setiap tahunnya, sehingga perlu diadakan pengawasan terhadap sumberdaya ikan pari apakah telah terjadi overfishing atau belum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek bioekonomi, tingkat pemanfaatan dan tingkat pengupayaan sumberdaya ikan Pari di Perairan Rembang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus dengan mengambil 19 nelayan cantrang sebagai responden. Kondisi bioekonomi sumberdaya ikan pari di perairan Rembang belum mengalami kondisi overfishing. Nilai catch dalam Maximum Suistainable Yield (MSY) adalah 83.842 Kg dengan jumlah trip penangkapan sebanyak 43.795, sedangkan nilai catch dalam Maximum Economic Yield (MEY) adalah 82.852 Kg dengan jumlah trip penangkapan sebanyak 39.037, sedangkan nilai catch dalam Open Acces Equilibrium (OAE) adalah 32.474 Kg dengan jumlah trip penangkapan sebanyak 78.074. Tingkat pemanfaatan rata-rata sumberdaya ikan Pari di perairan Rembang adalah 60,9%, tingkat pengupayaan rata-rata sumberdaya ikan Pari di perairan Rembang adalah 39,1%. Nilai Pemanfaatan sumberdaya ikan pari masih dapat ditingkatkan untuk mencapai tingkat pemanfaatan yang optimal.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Dec 14, 2017
Bubu Kubah merupakan salah satu alat tangkap inovatif bertujuan meningkatkan efektivitas penangka... more Bubu Kubah merupakan salah satu alat tangkap inovatif bertujuan meningkatkan efektivitas penangkapan Rajungan (Portunus pelagicus), namun hasil tangkapan yang diberikan masih belum sesuai dengan PERMENKP/01/2015 yang mengatakan bahwa Rajungan yang boleh ditangkap memiliki lebar karapas minimal 10 cm. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui lebar karapas hasil tangkapan bubu modifikasi dengan penambahan celah pelolosan. Penelitian ini dilaksanakan pada 27 Mei sampai dengan 21 Juni 2017 di perairan Demaan Kabupaten Jepara. Metode penelitian adalah experimental fishing sebanyak 20 bubu kubah modifikasi digunakan untuk penelitian. Berdasarkan pengolahan Uji T, diketahui bahwa hasil tangkapan berdasarkan panjang tidak berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan uji selektivitas dari rumus Spare and Venema diketahui bahwa L50% dari Rajungan hasil tangkapan bubu kubah modifikasi adalah 6,63 cm yang artinya pada ukuran 6,63 cm memiliki kemungkinan lolos dari alat tangkap 50%.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Oct 10, 2017
PPP Sadeng terletak pada koordinat geografis di 110º 47'53,1º' bujur timur dan 8º11'26,6" Lintang... more PPP Sadeng terletak pada koordinat geografis di 110º 47'53,1º' bujur timur dan 8º11'26,6" Lintang selatan. PPP Sadeng memiliki peran strategis dalam pengembangan perikanan Kabupaten Gunungkidul. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan finansial usaha perikanan tangkap menggunakan alat tangkap Gillnet. Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan 60 responden nelayan Gillnet (quota-incidental sampling). NPV, IRR, Payback periods, dan B/C digunakan untuk menganalisis kelayakan finansial usaha penangkapan ikan menggunakan alat tangkap Gillnet. Penelitian ini membuktikan jika usaha penangkapan ikan menghasilkan NPV pada Gillnet Multifilament sebesar Rp. 492.829.233,-dan Gillnet Monofilament sebesar Rp.422.166.415.-. B / C rasio yang dihasilkan pada analisis kelayakan usaha dengan menggunakan Gillnet Multifilament adalah sebesar 5.8 sedangkan pada Gillnet Monofilament B/C rasio yang dihasilkan sebesar 5.1. Payback periods yang didapat pada usaha penangkapan ikan menggunakan Gillnet Multifilament adalah 0,85 tahun dan Payback periods yandg didapat pada usaha penangkapan ikan menggunakan Gillnet Monofilament adalah sebesar 0,96 tahun. Oleh karena itu, usaha penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap Gillnet ini, layak dilakukan.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Oct 13, 2017
Potensi kawasan terumbu karang yang luas di Indonesia merupakan habitat yang baik bagi ikan-ikan ... more Potensi kawasan terumbu karang yang luas di Indonesia merupakan habitat yang baik bagi ikan-ikan karang, begitu juga di pulau karimunjawa. penduduk karimunjawa sebagian besar berprofesi sebagai nelayan bubu. Penelitian dilakukan di Perairan Karimunjawa, dengan tujuan untuk mencari alternatif pengganti terumbu karang sebagai tutupan dalam pengoperasian alat tangkap bubu karang, yaitu menggunakan media tutupan bahan alami goni, serta mengetahui tingkat efektifitas kedalaman yang cocok untuk melakukan proses penagkapan. Penelitian dilaksanakan pada bulan maret dengan Metode yang digunakan adalah experimental fishing, yaitu mengoperasikan bubu karang dengan jenis bahan tutupan goni dan perbedaan kedalaman. Penelitian dilakukan selama 8 trip penangkapan, dengan mengoperasikan 20 bubu, 10 bubu dengan tuutpan goni dan 10 bubu dengan tutupan rafia sebagai kontrol, pengoperasian bubu karang pada kedalaman 5 meter dan 15 meter. Hasil tangkapan uatama pada bubu rafia sebanyak 172 ekor dengan berat 11.310 g sedangkan hasil tangkapan bubu goni sebanyak 232 ekor dengan berat 15.930 g. Hasil tangkapan sampingan didominasi oleh famili Lutjanidae sebanyak 119 ekor dengan berat 7.800 g. Hasil tangkapan yang didapat oleh bubu goni tidak berbeda nyata dengan bubu rafia sebagai kontrol yang biasa digunakan nelayan lokal karimunjawa, sehingga bisa diterapkan dalam pengoperasian bubu karang di Perairan Karimunjawa.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Apr 25, 2018
Pengelolaan perikanan tangkap tidak dapat terlepas dari 3 aspek yaitu ekologi, ekonomi, dan sosia... more Pengelolaan perikanan tangkap tidak dapat terlepas dari 3 aspek yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial. Kondisi perikanan tangkap di Indonesia, khususnya di PPI Celong, dianggap masih belum dapat menyeimbangkan ketiga aspek tersebut. Maka dari itu dibutuhkan strategi agar usaha perikanan tangkap yang efisien secara ekonomi dan dapat diterima secara sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Benefit Cost Ratio (BC Ratio) usaha perikanan tangkap , serta persepsi, partisipasi, dan aspirasi nelayan terhadap Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 71/PERMEN-KP/2016. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus mengenai penangkapan ikan yang berkelanjutan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Celong pada bulan Desember 2017 dengan wawancara dan observasi lapangan. Responden dipilih menggunakan metode snowball sampling dengan jumlah sampel 65 orang. Hasil analisis BC Rasio menghasilkan nilai 1,86 pada arad, 1,51 pada trammel net, dan 1,48 pada gill net . Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ktiga usaha perikanan tangkap di PPI Celong layak untuk dikembangkan dan sebagian besar nelayan tidak setuju terhadap Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 71/PERMEN-KP/20
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Apr 25, 2018
Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan mengalami permasalahan lingkungan hidup. H... more Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan mengalami permasalahan lingkungan hidup. Hal ini mengakibatkan rendahnya kebersihan, keindahan, kenyaman, dan sanitasi di PPN Pekalongan. Maka dari itu harus menerapkan konsep ecoport, supaya menjadi pelabuahan perikanan yang bersih, nyaman, dan tidak ada pencemaran lingkungan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fasilitas di PPN Pekalongan, Menganalisis kesesuaian kondisi PPN Pekalongan sebagai pelabuhan ecoport sesuai dengan standar ecoport, dan Merumuskan strategi pengembangan PPN Pekalongan menuju pelabuhan ecoport. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan metode pengumpulan data secara purposive sampling analisis data dengan analisis ecoport dan road map.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kondisi fasilitas yang ada di PPN Pekalongan memiliki tingkat kelengkapan fasilitas yang baik. Kondisi Fasilitas yang belum tersedia berkaitan dengan standar ecoport adalah IPAL yang perlu dioptimalkan, Tempat Pembuangan Sampah (TPS), dan studi AMDAL terbaru. PPN Pekalongan belum termasuk kategori pelabuhan ecoport, karena hanya mendapatkan skor sebesar 1,79 yang memiliki arti perlu adanya peningkatan untuk menuju ecoport. Strategi pengelolaan pelabuhan perikanan menuju pelabuhan ecoport adalah dengan menyusun analisis peta jalan dengan pembangunan dalam dua periode, pada jangka pendek (1-5Tahun) dapat melakukan normalisasi fasilitas IPAL, Tempat Pembuangan Sampah (TPS), dan optimalisasi penggunaan TPI Higienis serta penambahan ruang terbuka hijau. Pada jangka menengah (5-10Tahun) perlu dilakukan pembuatan kolam penampungan sampah dan sedimen.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Dec 18, 2017
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan yang berada di Kota Probolinggo Jawa Timur dilengkapi d... more Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan yang berada di Kota Probolinggo Jawa Timur dilengkapi dengan fasilitas pokok, fungsional dan penunjang. Fasilitas yang dimiliki oleh PPP Mayangan sudah lengkap akan tetapi perlu adanya pengembangan untuk menampung hasil tangkapan dimasa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fasilitas pelabuhan serta permasalahan yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan, menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas pelabuhan yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan, pemetaan permasalahan dan pengembangan solusi bagi pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif serta menggunakan analisa data yaitu analisa tingkat pemanfaatan fasilitas, analisa estimasi dan analisis nilai Penting dan kondisi sekarang (NPKS). Hasil penelitian diperoleh bahwa kondisi fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan cukup baik karena fasilitas-fasilitas tersebut terawat dan dalam kondisi masih bagus. Tingkat pemanfaatan fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan didapatkan bahwa, lahan 100%, alur pelayaran 93,75%, kolam pelabuhan barat 107,27%, kolam pelabuhan timur 64,87%, TPI 21% dan pemanfaatan dermaga sudah 100% untuk tambat sejajar dengan dermaga tegak lurus 27,18%. Strategi yang dipilih adalah strategi pada kuadran I yaitu prioritas pengembangan. Fasilitas yang berada pada kuadran I dan menjadi prioritas pengembangan yaitu IPAL, Coldstorage dan drainase.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Oct 12, 2017
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga ikan Kakatua di... more Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga ikan Kakatua di perairan pulau Panggang dan mengetahui distribusi pemasaran ikan kakatua (Scarus Sp). Pengamatan dilakukan selama 14 hari. Hasil percobaan menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi harga ikan kakatua adalah jumlah produksi. Karena saat produksi ikan Kakatua menurun maka harga akan naik, dan permintaan ikan akan turun. Saat produksi ikan meningkat maka harganya akan turun. Sedangkan, pada faktor kualitas tidak berpengaruh karena kualitas ikan kakaktua yang telah di daratkan memiliki kualitas yang baik dan masih segar. Sementara itu, jumlah bakul tidak berpengaruh terhadap harga ikan, karena harga produksi ikan ditentukan oleh tengkulak. Distribusi pemasaran ikan di Pulau Panggang merupakan distribusi pemasaran yang relatif panjang, karena proses pengiriman barang dari produsen ke konsumen mencakup beberapa pelaku pemasaran dari dalam pulau Panggang ke luar pulau Panggang.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Dec 15, 2017
undip.ac.id/index.php/jfrumt the number of catches. The results of these two cases it shows the v... more undip.ac.id/index.php/jfrumt the number of catches. The results of these two cases it shows the value of H1 (< 0.05) so that there is interaction between the two variables.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Oct 13, 2016
Biaya produksi kapal perikanan berbahan kayu tergantung jenis kayu yang digunakan. Penelitian ini... more Biaya produksi kapal perikanan berbahan kayu tergantung jenis kayu yang digunakan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberikan informasi tentang gambaran biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan kapal kayu, mengetahui biaya penyusutan dan perawatan kapal kayu dan mengkaji kelayakan usaha pembuatan kapal kayu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Analisis data yang digunakan di bagi tiga yaitu perhitungan biaya produksi, perhitungan biaya penyusutan dan perawatan kapal, dan analisis usaha pembuatan kapal. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa biaya produksi yang dikeluarkan kapal kayu dengan ukuran kisaran antara 30 GT-50
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Dec 14, 2017
Salah satu sentra kegiatan perikanan tangkap di Kota Pekalongan adalah Pelabuhan Perikanan Nusant... more Salah satu sentra kegiatan perikanan tangkap di Kota Pekalongan adalah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan. Salah satu alat tangkap yang dominan digunakan nelayan PPN Pekalongan adalah mini purse seine. Penelitian ini dilakukan di Perairan Laut Jawa dan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis pengaruh waktu setting dan Penarikan Tali Kerut (Purse Line)terhadap hasil tangkapan, 2) mengetahui komposisi ikan hasil tangkapan mini purse seine. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah metode deskriptif survey yang bersifat studi kasus, yaitu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai pengoperasian alat tangkap mini purse seine dengan pengaruh waktu setting dan hauling. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisisi Regresi Linear Berganda untuk mengetahui pengaruh variabel setting dan variabel hauling terhadap hasil tangkapan. Jenis ikan yang tertangkap adalah yaitu ikan Bawal (Parastromateus niger), ikan Layang (Decapterus ruselli), ikan Pepetek (Leiognathus dussumieri), ikan Tenggiri (Scomberromo commersoni), Cumi-cumi (Loligo sp.) dan ikan Tongkol (Euthynnus affinis). Hasil kajian analisis Regresi Linear Berganda menunjukan bahwa Hasil tangkapan yang dipengaruhi oleh lama setting sebesar 27,8% dan hasil tangkapan yang dipengaruhi oleh hauling sebesar 3.3%, sedangkan lama setting dan lama hauling berpengaruh terhadap hasil tangkapan alat tangkap mini purse seine sebesar 28,8%.
IOP conference series, Mar 1, 2018
The research purpose was to develop a model bioeconomic of profit maximization that can be applie... more The research purpose was to develop a model bioeconomic of profit maximization that can be applied to red tilapia culture. The development of fish growth model used polynomial growth function. Profit maximization process used the first derivative of profit equation to time of culture equal to zero. This research has also developed the equations to estimate the culture time to reach the target size of the fish harvest. The research proved that this research model could be applied in the red tilapia culture. In the case of this study, red tilapia culture can achieve the maximum profit at 584 days and the profit of Rp. 28,605,731 per culture cycle. If used size target of 250 g, the culture of red tilapia need 82 days of culture time.
Journal of Hunan University Natural Sciences, Feb 28, 2022
Eucheuma cottonni cultivation has been a major source of income among residents of Kemojan Island... more Eucheuma cottonni cultivation has been a major source of income among residents of Kemojan Island. Expansion of seaweed cultivation area in Kemojan Island waters needs to be anticipated by analyzing the carrying capacity of the aquatic environment. Studies on the environmental carrying capacity of seaweed (E. cottonni) cultivation on Kemojan Island has never been conducted. This study aims to estimate the carrying capacity of the aquatic environment on Kemojan Island for seaweed cultivation. We have combined BOD5, tropic saprobic index (TSI), and regression to estimate the carrying capacity of the coastal environment for seaweed cultivation. There were 5 observation stations in this study. The measurement resulted in TSI values that ranged between 2.43 to 7.43 (slightly polluted to unpolluted categories) and BOD5 values between 2.6 to 5.4 ppm (below the sea waters pollution threshold). The total estimated area capacity that can be developed for E. cottonni cultivation was approximately 86.2 ha (sea waters) with a potential production of 7,392 tons (wet weight) per year and economic value reaching IDR 11.09 billion.
'Cantrang' (demersal Danish seine) is the second largest contributor to the production of marine ... more 'Cantrang' (demersal Danish seine) is the second largest contributor to the production of marine fisheries in Pemalang Regency. In 2018, the production of demersal Danish seine in Pemalang Regency was 5,353 tons. Marine fisheries practices in Pemalang Regency are multigears fisheries. The use of demersal Danish seine is considered by some stakeholders to be non-environmentally friendly. In 2015, the Indonesian government issued regulations on the prohibition of demersal Danish seine. These regulations created a national level debate, both pro and contra. Then, the regulations were postponed for certain regions (including in Pemalang Regency). The purpose of this research was to estimate the impact of demersal Danish seine ban on the marine fisheries production of Pemalang Regency. This research used a modified Schaefer model. We used the data of production and fisheries efforts (trips) from 2014 to 2018. The results of research showed that the ban on demersal Danish seine can increase the production of other fishing gears that is affected by the demersal Danish seine operation. It was estimated that the average additional production in 2014 to 2018 was 24,889 tons year-1 if demersal Danish seine was not used.
SAINTEK PERIKANAN : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, Feb 25, 2015
Spiny lobster mendeteksi mangsa makanannya dengan indera penglihatan dan indera penciumannya mela... more Spiny lobster mendeteksi mangsa makanannya dengan indera penglihatan dan indera penciumannya melalui organ antennule yang dimilikinya. Warna merah mempunyai panjang gelombang cahaya 622-770 nm. Pemberian warna merah pada bingkai besi dan pemakaian badan jaring nylon berwarna merah pada alat tangkap akan lebih mudah memikat Lobster untuk mendekati umpan. Nelayan Wonogiri selama ini menggunakan Krendet berbingkai besi dan badan jaring nylon berwarna putih (Krendet transparan). Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemberian warna merah pada bingkai dan badan jaring Krendet terhadap hasil tangkapan Lobster di perairan Wonogiri serta mengetahui Krendet. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tangkapan Lobster dengan Krendet nelayan adalah 28 ekor (3.880 gr), sedangkan pada Krendet berwarna merah adalah 37 ekor (6.120 gr) Berdasarkan analisis data menggunakan uji t pada 2 sampel bebas didapatkan hasil nilai t hitung = 2,46. Nilai ini lebih besar daripada t tabel(0,025;46) = 2,02 sehingga dapat disimpulkan pemberian warna merah pada Krendet berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan Lobster.
SAINTEK PERIKANAN : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, 2011
Rawai Tuna atau Tuna longliner adalah alat penangkap ikan pelagis besar, termasuk ikan Tuna. Satu... more Rawai Tuna atau Tuna longliner adalah alat penangkap ikan pelagis besar, termasuk ikan Tuna. Satu unit Tuna longliner biasanya mengoperasikan 1.000-2.000 mata pancing untuk sekali turun. Tuna Longliner umumnya dioperasikan di laut lepas atau perairan samudera. Bahan bakar minyak (BBM) merupakan faktor produksi yang terbesar bagi Tuna Longliner. Harga BBM yang cenderung meningkat diduga akan berpengaruh terhadap produktivitas dan kelayakan usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produktivitas dan kelayakan usaha Tuna Longliner di Kabupaten Cilacap. Penelitian dilakukan di PPS Cilacap pada bulan Agustus sampai dengan September 2008, menggunakan metode survei. Data primer yang dikumpulkan adalah harga ikan, ukuran kapal (GT), komposisi hasil tangkapan, dan volume produksi. Sedangkan data sekunder adalah produksi ikan yang tertangkap Tuna Longliner dan trip penangkapan Tuna Longliner. Analisis data produksi dan produktivitas menggunakan statistik deskriptif, disajikan dalam bentuk kurva. Analisis kelayakan usaha dilakukan dengan menghitung NPV, IRR dan payback periods. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas Tuna Longliner di Kabupaten Cilacap relatif rendah (0,045 ton/GT/tahun). Rendahnya produktivitas dikarenakan telah terjadinya pemanfaatan yang fully-exploited. Hal ini ternyata mengakibatkan usaha penangkapan ikan menggunakan Tuna Longliner di Kabupaten Cilacap sudah tidak layak, berdasarkan indikator NPV, IRR dan payback periods. Kondisi ini membutuhkan tindakan pengelolaan yang serius dari pemerintah.
Omni-Akuatika, Apr 28, 2017
This research' objective is to develop a model of profit maximization that can be applied to the ... more This research' objective is to develop a model of profit maximization that can be applied to the giant gourami culture. The development of fish growth model uses polynomial growth function. Profit maximization process uses the first derivative of profit equation to culture time equal to zero. This research develop the equations to estimate the culture time to reach the size target of cultured fish. This research model can be applied in the giant gouramy culture. The giant gouramy culture can produce the maximum profit at 324 days with profit of IDR. 7.847.700 per culture cycle. To achieve size target of 500 g per fish, it needs 135 days of culture time.
Pelagic fish commodity is a leading marine fishery commodity in Pati Regency including fringescal... more Pelagic fish commodity is a leading marine fishery commodity in Pati Regency including fringescale sardinella fish (Sardinella fimbriata) and Bali sardinella fish (S. lemuru). Both types of fish are plankton eaters. Therefore, it is suspected that there is a multi-species relationship (competition) between Bali sardinella and fringescale sardinella. This study aims to develop the multi-species model (especially the competition model) of Bali sardinella and fringescale sardinella in Pati Regency. Time series data from 2008 to 2017 related to fisheries production and fishing effort data were used in this study. Furthermore, in-depth interviews with key stakeholders and field observation at Bajomulyo fishing port were conducted. The results of this study prove that there is a competition, biological interaction, between Bali sardinella and fringescale sardinella. The production function of Bali sardinella is influenced by the amount of purse seine (as the fishing effort) and the production of fringescale sardinella. The production function of fringescale sardinella is influenced by the number of purse seine (as the fishing effort) and the production of Bali sardinella. The optimal effort for Bali sardinella production is 191 units of purse seine and the optimal effort for fringescale sardinella production is 176 units of purse seine. The management of Bali sardinella and fringescale sardinella resources for capture fisheries cannot be separated. Several possible policies can be used to control the exploitation of Bali sardinella and fringescale sardinella resources, including minimum size, protection of spawning grounds, protection of nursery grounds, close season, quotas, and taxes.
Eucheuma cottonii seaweed cultivation has become one of the main livelihoods for the local commun... more Eucheuma cottonii seaweed cultivation has become one of the main livelihoods for the local community of Karimunjawa Islands, Indonesia. Therefore, research on seaweed cultivation is important to improve the welfare of seaweed farmers, including planting distance of seaweed. The purpose of this research was to estimate the effect of different planting distance treatments on the growth and profitability of E. cottonii farming in Kemojan Island, Karimunjawa Islands. In this study, a field experiment using simple longline was conducted with planting distance of 25 cm, 30 cm and 35 cm in 42 days culture time. The variables studied include absolute biomass growth, specific growth rate (SGR), and RC (revenue cost) ratio, as well as a statistical test on these variables. The research results showed that the planting distance of seaweed have not a significant effect on the confidence level of 95% (α = 0.05). The planting distance treatment of 25 cm gave the highest yield, both on seaweed growth and RC ratio. The planting distance treatment of 35 cm provided the lowest performance, both the growth of absolute biomass, SGR and RC ratio. With an average initial biomass of 3,532 g per line, treatment of 25 cm can produce an average final biomass of 11,318 g per line, or an average biomass growth of 7,787 g per line, with an average SGR value of 2.72% and an average RC ratio of 2.34.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Oct 24, 2018
ABSTRAK Ikan Pari (Dasyatis sp.) merupakan salah satu komoditas yang mempunyai nilai ekonomis pen... more ABSTRAK Ikan Pari (Dasyatis sp.) merupakan salah satu komoditas yang mempunyai nilai ekonomis penting untuk daerah pemasaran pada skala lokal sebagai komoditi hasil perikanan laut. Kulit ikan Pari dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan dompet, tas, dan lain-lain, sehingga penangkapan ikan Pari meningkat pada beberapa tahun terakhir. TPI Tanjungsari selalu menghasilkan produksi ikan pari setiap tahunnya, sehingga perlu diadakan pengawasan terhadap sumberdaya ikan pari apakah telah terjadi overfishing atau belum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek bioekonomi, tingkat pemanfaatan dan tingkat pengupayaan sumberdaya ikan Pari di Perairan Rembang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus dengan mengambil 19 nelayan cantrang sebagai responden. Kondisi bioekonomi sumberdaya ikan pari di perairan Rembang belum mengalami kondisi overfishing. Nilai catch dalam Maximum Suistainable Yield (MSY) adalah 83.842 Kg dengan jumlah trip penangkapan sebanyak 43.795, sedangkan nilai catch dalam Maximum Economic Yield (MEY) adalah 82.852 Kg dengan jumlah trip penangkapan sebanyak 39.037, sedangkan nilai catch dalam Open Acces Equilibrium (OAE) adalah 32.474 Kg dengan jumlah trip penangkapan sebanyak 78.074. Tingkat pemanfaatan rata-rata sumberdaya ikan Pari di perairan Rembang adalah 60,9%, tingkat pengupayaan rata-rata sumberdaya ikan Pari di perairan Rembang adalah 39,1%. Nilai Pemanfaatan sumberdaya ikan pari masih dapat ditingkatkan untuk mencapai tingkat pemanfaatan yang optimal.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Dec 14, 2017
Bubu Kubah merupakan salah satu alat tangkap inovatif bertujuan meningkatkan efektivitas penangka... more Bubu Kubah merupakan salah satu alat tangkap inovatif bertujuan meningkatkan efektivitas penangkapan Rajungan (Portunus pelagicus), namun hasil tangkapan yang diberikan masih belum sesuai dengan PERMENKP/01/2015 yang mengatakan bahwa Rajungan yang boleh ditangkap memiliki lebar karapas minimal 10 cm. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui lebar karapas hasil tangkapan bubu modifikasi dengan penambahan celah pelolosan. Penelitian ini dilaksanakan pada 27 Mei sampai dengan 21 Juni 2017 di perairan Demaan Kabupaten Jepara. Metode penelitian adalah experimental fishing sebanyak 20 bubu kubah modifikasi digunakan untuk penelitian. Berdasarkan pengolahan Uji T, diketahui bahwa hasil tangkapan berdasarkan panjang tidak berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan uji selektivitas dari rumus Spare and Venema diketahui bahwa L50% dari Rajungan hasil tangkapan bubu kubah modifikasi adalah 6,63 cm yang artinya pada ukuran 6,63 cm memiliki kemungkinan lolos dari alat tangkap 50%.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Oct 10, 2017
PPP Sadeng terletak pada koordinat geografis di 110º 47'53,1º' bujur timur dan 8º11'26,6" Lintang... more PPP Sadeng terletak pada koordinat geografis di 110º 47'53,1º' bujur timur dan 8º11'26,6" Lintang selatan. PPP Sadeng memiliki peran strategis dalam pengembangan perikanan Kabupaten Gunungkidul. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan finansial usaha perikanan tangkap menggunakan alat tangkap Gillnet. Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan 60 responden nelayan Gillnet (quota-incidental sampling). NPV, IRR, Payback periods, dan B/C digunakan untuk menganalisis kelayakan finansial usaha penangkapan ikan menggunakan alat tangkap Gillnet. Penelitian ini membuktikan jika usaha penangkapan ikan menghasilkan NPV pada Gillnet Multifilament sebesar Rp. 492.829.233,-dan Gillnet Monofilament sebesar Rp.422.166.415.-. B / C rasio yang dihasilkan pada analisis kelayakan usaha dengan menggunakan Gillnet Multifilament adalah sebesar 5.8 sedangkan pada Gillnet Monofilament B/C rasio yang dihasilkan sebesar 5.1. Payback periods yang didapat pada usaha penangkapan ikan menggunakan Gillnet Multifilament adalah 0,85 tahun dan Payback periods yandg didapat pada usaha penangkapan ikan menggunakan Gillnet Monofilament adalah sebesar 0,96 tahun. Oleh karena itu, usaha penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap Gillnet ini, layak dilakukan.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Oct 13, 2017
Potensi kawasan terumbu karang yang luas di Indonesia merupakan habitat yang baik bagi ikan-ikan ... more Potensi kawasan terumbu karang yang luas di Indonesia merupakan habitat yang baik bagi ikan-ikan karang, begitu juga di pulau karimunjawa. penduduk karimunjawa sebagian besar berprofesi sebagai nelayan bubu. Penelitian dilakukan di Perairan Karimunjawa, dengan tujuan untuk mencari alternatif pengganti terumbu karang sebagai tutupan dalam pengoperasian alat tangkap bubu karang, yaitu menggunakan media tutupan bahan alami goni, serta mengetahui tingkat efektifitas kedalaman yang cocok untuk melakukan proses penagkapan. Penelitian dilaksanakan pada bulan maret dengan Metode yang digunakan adalah experimental fishing, yaitu mengoperasikan bubu karang dengan jenis bahan tutupan goni dan perbedaan kedalaman. Penelitian dilakukan selama 8 trip penangkapan, dengan mengoperasikan 20 bubu, 10 bubu dengan tuutpan goni dan 10 bubu dengan tutupan rafia sebagai kontrol, pengoperasian bubu karang pada kedalaman 5 meter dan 15 meter. Hasil tangkapan uatama pada bubu rafia sebanyak 172 ekor dengan berat 11.310 g sedangkan hasil tangkapan bubu goni sebanyak 232 ekor dengan berat 15.930 g. Hasil tangkapan sampingan didominasi oleh famili Lutjanidae sebanyak 119 ekor dengan berat 7.800 g. Hasil tangkapan yang didapat oleh bubu goni tidak berbeda nyata dengan bubu rafia sebagai kontrol yang biasa digunakan nelayan lokal karimunjawa, sehingga bisa diterapkan dalam pengoperasian bubu karang di Perairan Karimunjawa.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Apr 25, 2018
Pengelolaan perikanan tangkap tidak dapat terlepas dari 3 aspek yaitu ekologi, ekonomi, dan sosia... more Pengelolaan perikanan tangkap tidak dapat terlepas dari 3 aspek yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial. Kondisi perikanan tangkap di Indonesia, khususnya di PPI Celong, dianggap masih belum dapat menyeimbangkan ketiga aspek tersebut. Maka dari itu dibutuhkan strategi agar usaha perikanan tangkap yang efisien secara ekonomi dan dapat diterima secara sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Benefit Cost Ratio (BC Ratio) usaha perikanan tangkap , serta persepsi, partisipasi, dan aspirasi nelayan terhadap Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 71/PERMEN-KP/2016. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus mengenai penangkapan ikan yang berkelanjutan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Celong pada bulan Desember 2017 dengan wawancara dan observasi lapangan. Responden dipilih menggunakan metode snowball sampling dengan jumlah sampel 65 orang. Hasil analisis BC Rasio menghasilkan nilai 1,86 pada arad, 1,51 pada trammel net, dan 1,48 pada gill net . Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ktiga usaha perikanan tangkap di PPI Celong layak untuk dikembangkan dan sebagian besar nelayan tidak setuju terhadap Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 71/PERMEN-KP/20
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Apr 25, 2018
Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan mengalami permasalahan lingkungan hidup. H... more Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan mengalami permasalahan lingkungan hidup. Hal ini mengakibatkan rendahnya kebersihan, keindahan, kenyaman, dan sanitasi di PPN Pekalongan. Maka dari itu harus menerapkan konsep ecoport, supaya menjadi pelabuahan perikanan yang bersih, nyaman, dan tidak ada pencemaran lingkungan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fasilitas di PPN Pekalongan, Menganalisis kesesuaian kondisi PPN Pekalongan sebagai pelabuhan ecoport sesuai dengan standar ecoport, dan Merumuskan strategi pengembangan PPN Pekalongan menuju pelabuhan ecoport. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan metode pengumpulan data secara purposive sampling analisis data dengan analisis ecoport dan road map.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kondisi fasilitas yang ada di PPN Pekalongan memiliki tingkat kelengkapan fasilitas yang baik. Kondisi Fasilitas yang belum tersedia berkaitan dengan standar ecoport adalah IPAL yang perlu dioptimalkan, Tempat Pembuangan Sampah (TPS), dan studi AMDAL terbaru. PPN Pekalongan belum termasuk kategori pelabuhan ecoport, karena hanya mendapatkan skor sebesar 1,79 yang memiliki arti perlu adanya peningkatan untuk menuju ecoport. Strategi pengelolaan pelabuhan perikanan menuju pelabuhan ecoport adalah dengan menyusun analisis peta jalan dengan pembangunan dalam dua periode, pada jangka pendek (1-5Tahun) dapat melakukan normalisasi fasilitas IPAL, Tempat Pembuangan Sampah (TPS), dan optimalisasi penggunaan TPI Higienis serta penambahan ruang terbuka hijau. Pada jangka menengah (5-10Tahun) perlu dilakukan pembuatan kolam penampungan sampah dan sedimen.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Dec 18, 2017
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan yang berada di Kota Probolinggo Jawa Timur dilengkapi d... more Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan yang berada di Kota Probolinggo Jawa Timur dilengkapi dengan fasilitas pokok, fungsional dan penunjang. Fasilitas yang dimiliki oleh PPP Mayangan sudah lengkap akan tetapi perlu adanya pengembangan untuk menampung hasil tangkapan dimasa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fasilitas pelabuhan serta permasalahan yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan, menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas pelabuhan yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan, pemetaan permasalahan dan pengembangan solusi bagi pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif serta menggunakan analisa data yaitu analisa tingkat pemanfaatan fasilitas, analisa estimasi dan analisis nilai Penting dan kondisi sekarang (NPKS). Hasil penelitian diperoleh bahwa kondisi fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan cukup baik karena fasilitas-fasilitas tersebut terawat dan dalam kondisi masih bagus. Tingkat pemanfaatan fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan didapatkan bahwa, lahan 100%, alur pelayaran 93,75%, kolam pelabuhan barat 107,27%, kolam pelabuhan timur 64,87%, TPI 21% dan pemanfaatan dermaga sudah 100% untuk tambat sejajar dengan dermaga tegak lurus 27,18%. Strategi yang dipilih adalah strategi pada kuadran I yaitu prioritas pengembangan. Fasilitas yang berada pada kuadran I dan menjadi prioritas pengembangan yaitu IPAL, Coldstorage dan drainase.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Oct 12, 2017
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga ikan Kakatua di... more Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga ikan Kakatua di perairan pulau Panggang dan mengetahui distribusi pemasaran ikan kakatua (Scarus Sp). Pengamatan dilakukan selama 14 hari. Hasil percobaan menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi harga ikan kakatua adalah jumlah produksi. Karena saat produksi ikan Kakatua menurun maka harga akan naik, dan permintaan ikan akan turun. Saat produksi ikan meningkat maka harganya akan turun. Sedangkan, pada faktor kualitas tidak berpengaruh karena kualitas ikan kakaktua yang telah di daratkan memiliki kualitas yang baik dan masih segar. Sementara itu, jumlah bakul tidak berpengaruh terhadap harga ikan, karena harga produksi ikan ditentukan oleh tengkulak. Distribusi pemasaran ikan di Pulau Panggang merupakan distribusi pemasaran yang relatif panjang, karena proses pengiriman barang dari produsen ke konsumen mencakup beberapa pelaku pemasaran dari dalam pulau Panggang ke luar pulau Panggang.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Dec 15, 2017
undip.ac.id/index.php/jfrumt the number of catches. The results of these two cases it shows the v... more undip.ac.id/index.php/jfrumt the number of catches. The results of these two cases it shows the value of H1 (< 0.05) so that there is interaction between the two variables.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Oct 13, 2016
Biaya produksi kapal perikanan berbahan kayu tergantung jenis kayu yang digunakan. Penelitian ini... more Biaya produksi kapal perikanan berbahan kayu tergantung jenis kayu yang digunakan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberikan informasi tentang gambaran biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan kapal kayu, mengetahui biaya penyusutan dan perawatan kapal kayu dan mengkaji kelayakan usaha pembuatan kapal kayu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Analisis data yang digunakan di bagi tiga yaitu perhitungan biaya produksi, perhitungan biaya penyusutan dan perawatan kapal, dan analisis usaha pembuatan kapal. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa biaya produksi yang dikeluarkan kapal kayu dengan ukuran kisaran antara 30 GT-50
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, Dec 14, 2017
Salah satu sentra kegiatan perikanan tangkap di Kota Pekalongan adalah Pelabuhan Perikanan Nusant... more Salah satu sentra kegiatan perikanan tangkap di Kota Pekalongan adalah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan. Salah satu alat tangkap yang dominan digunakan nelayan PPN Pekalongan adalah mini purse seine. Penelitian ini dilakukan di Perairan Laut Jawa dan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis pengaruh waktu setting dan Penarikan Tali Kerut (Purse Line)terhadap hasil tangkapan, 2) mengetahui komposisi ikan hasil tangkapan mini purse seine. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah metode deskriptif survey yang bersifat studi kasus, yaitu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai pengoperasian alat tangkap mini purse seine dengan pengaruh waktu setting dan hauling. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisisi Regresi Linear Berganda untuk mengetahui pengaruh variabel setting dan variabel hauling terhadap hasil tangkapan. Jenis ikan yang tertangkap adalah yaitu ikan Bawal (Parastromateus niger), ikan Layang (Decapterus ruselli), ikan Pepetek (Leiognathus dussumieri), ikan Tenggiri (Scomberromo commersoni), Cumi-cumi (Loligo sp.) dan ikan Tongkol (Euthynnus affinis). Hasil kajian analisis Regresi Linear Berganda menunjukan bahwa Hasil tangkapan yang dipengaruhi oleh lama setting sebesar 27,8% dan hasil tangkapan yang dipengaruhi oleh hauling sebesar 3.3%, sedangkan lama setting dan lama hauling berpengaruh terhadap hasil tangkapan alat tangkap mini purse seine sebesar 28,8%.
IOP conference series, Mar 1, 2018
The research purpose was to develop a model bioeconomic of profit maximization that can be applie... more The research purpose was to develop a model bioeconomic of profit maximization that can be applied to red tilapia culture. The development of fish growth model used polynomial growth function. Profit maximization process used the first derivative of profit equation to time of culture equal to zero. This research has also developed the equations to estimate the culture time to reach the target size of the fish harvest. The research proved that this research model could be applied in the red tilapia culture. In the case of this study, red tilapia culture can achieve the maximum profit at 584 days and the profit of Rp. 28,605,731 per culture cycle. If used size target of 250 g, the culture of red tilapia need 82 days of culture time.
Journal of Hunan University Natural Sciences, Feb 28, 2022
Eucheuma cottonni cultivation has been a major source of income among residents of Kemojan Island... more Eucheuma cottonni cultivation has been a major source of income among residents of Kemojan Island. Expansion of seaweed cultivation area in Kemojan Island waters needs to be anticipated by analyzing the carrying capacity of the aquatic environment. Studies on the environmental carrying capacity of seaweed (E. cottonni) cultivation on Kemojan Island has never been conducted. This study aims to estimate the carrying capacity of the aquatic environment on Kemojan Island for seaweed cultivation. We have combined BOD5, tropic saprobic index (TSI), and regression to estimate the carrying capacity of the coastal environment for seaweed cultivation. There were 5 observation stations in this study. The measurement resulted in TSI values that ranged between 2.43 to 7.43 (slightly polluted to unpolluted categories) and BOD5 values between 2.6 to 5.4 ppm (below the sea waters pollution threshold). The total estimated area capacity that can be developed for E. cottonni cultivation was approximately 86.2 ha (sea waters) with a potential production of 7,392 tons (wet weight) per year and economic value reaching IDR 11.09 billion.
'Cantrang' (demersal Danish seine) is the second largest contributor to the production of marine ... more 'Cantrang' (demersal Danish seine) is the second largest contributor to the production of marine fisheries in Pemalang Regency. In 2018, the production of demersal Danish seine in Pemalang Regency was 5,353 tons. Marine fisheries practices in Pemalang Regency are multigears fisheries. The use of demersal Danish seine is considered by some stakeholders to be non-environmentally friendly. In 2015, the Indonesian government issued regulations on the prohibition of demersal Danish seine. These regulations created a national level debate, both pro and contra. Then, the regulations were postponed for certain regions (including in Pemalang Regency). The purpose of this research was to estimate the impact of demersal Danish seine ban on the marine fisheries production of Pemalang Regency. This research used a modified Schaefer model. We used the data of production and fisheries efforts (trips) from 2014 to 2018. The results of research showed that the ban on demersal Danish seine can increase the production of other fishing gears that is affected by the demersal Danish seine operation. It was estimated that the average additional production in 2014 to 2018 was 24,889 tons year-1 if demersal Danish seine was not used.
SAINTEK PERIKANAN : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, Feb 25, 2015
Spiny lobster mendeteksi mangsa makanannya dengan indera penglihatan dan indera penciumannya mela... more Spiny lobster mendeteksi mangsa makanannya dengan indera penglihatan dan indera penciumannya melalui organ antennule yang dimilikinya. Warna merah mempunyai panjang gelombang cahaya 622-770 nm. Pemberian warna merah pada bingkai besi dan pemakaian badan jaring nylon berwarna merah pada alat tangkap akan lebih mudah memikat Lobster untuk mendekati umpan. Nelayan Wonogiri selama ini menggunakan Krendet berbingkai besi dan badan jaring nylon berwarna putih (Krendet transparan). Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemberian warna merah pada bingkai dan badan jaring Krendet terhadap hasil tangkapan Lobster di perairan Wonogiri serta mengetahui Krendet. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tangkapan Lobster dengan Krendet nelayan adalah 28 ekor (3.880 gr), sedangkan pada Krendet berwarna merah adalah 37 ekor (6.120 gr) Berdasarkan analisis data menggunakan uji t pada 2 sampel bebas didapatkan hasil nilai t hitung = 2,46. Nilai ini lebih besar daripada t tabel(0,025;46) = 2,02 sehingga dapat disimpulkan pemberian warna merah pada Krendet berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan Lobster.
SAINTEK PERIKANAN : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, 2011
Rawai Tuna atau Tuna longliner adalah alat penangkap ikan pelagis besar, termasuk ikan Tuna. Satu... more Rawai Tuna atau Tuna longliner adalah alat penangkap ikan pelagis besar, termasuk ikan Tuna. Satu unit Tuna longliner biasanya mengoperasikan 1.000-2.000 mata pancing untuk sekali turun. Tuna Longliner umumnya dioperasikan di laut lepas atau perairan samudera. Bahan bakar minyak (BBM) merupakan faktor produksi yang terbesar bagi Tuna Longliner. Harga BBM yang cenderung meningkat diduga akan berpengaruh terhadap produktivitas dan kelayakan usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produktivitas dan kelayakan usaha Tuna Longliner di Kabupaten Cilacap. Penelitian dilakukan di PPS Cilacap pada bulan Agustus sampai dengan September 2008, menggunakan metode survei. Data primer yang dikumpulkan adalah harga ikan, ukuran kapal (GT), komposisi hasil tangkapan, dan volume produksi. Sedangkan data sekunder adalah produksi ikan yang tertangkap Tuna Longliner dan trip penangkapan Tuna Longliner. Analisis data produksi dan produktivitas menggunakan statistik deskriptif, disajikan dalam bentuk kurva. Analisis kelayakan usaha dilakukan dengan menghitung NPV, IRR dan payback periods. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas Tuna Longliner di Kabupaten Cilacap relatif rendah (0,045 ton/GT/tahun). Rendahnya produktivitas dikarenakan telah terjadinya pemanfaatan yang fully-exploited. Hal ini ternyata mengakibatkan usaha penangkapan ikan menggunakan Tuna Longliner di Kabupaten Cilacap sudah tidak layak, berdasarkan indikator NPV, IRR dan payback periods. Kondisi ini membutuhkan tindakan pengelolaan yang serius dari pemerintah.
Omni-Akuatika, Apr 28, 2017
This research' objective is to develop a model of profit maximization that can be applied to the ... more This research' objective is to develop a model of profit maximization that can be applied to the giant gourami culture. The development of fish growth model uses polynomial growth function. Profit maximization process uses the first derivative of profit equation to culture time equal to zero. This research develop the equations to estimate the culture time to reach the size target of cultured fish. This research model can be applied in the giant gouramy culture. The giant gouramy culture can produce the maximum profit at 324 days with profit of IDR. 7.847.700 per culture cycle. To achieve size target of 500 g per fish, it needs 135 days of culture time.
Pelagic fish commodity is a leading marine fishery commodity in Pati Regency including fringescal... more Pelagic fish commodity is a leading marine fishery commodity in Pati Regency including fringescale sardinella fish (Sardinella fimbriata) and Bali sardinella fish (S. lemuru). Both types of fish are plankton eaters. Therefore, it is suspected that there is a multi-species relationship (competition) between Bali sardinella and fringescale sardinella. This study aims to develop the multi-species model (especially the competition model) of Bali sardinella and fringescale sardinella in Pati Regency. Time series data from 2008 to 2017 related to fisheries production and fishing effort data were used in this study. Furthermore, in-depth interviews with key stakeholders and field observation at Bajomulyo fishing port were conducted. The results of this study prove that there is a competition, biological interaction, between Bali sardinella and fringescale sardinella. The production function of Bali sardinella is influenced by the amount of purse seine (as the fishing effort) and the production of fringescale sardinella. The production function of fringescale sardinella is influenced by the number of purse seine (as the fishing effort) and the production of Bali sardinella. The optimal effort for Bali sardinella production is 191 units of purse seine and the optimal effort for fringescale sardinella production is 176 units of purse seine. The management of Bali sardinella and fringescale sardinella resources for capture fisheries cannot be separated. Several possible policies can be used to control the exploitation of Bali sardinella and fringescale sardinella resources, including minimum size, protection of spawning grounds, protection of nursery grounds, close season, quotas, and taxes.
Eucheuma cottonii seaweed cultivation has become one of the main livelihoods for the local commun... more Eucheuma cottonii seaweed cultivation has become one of the main livelihoods for the local community of Karimunjawa Islands, Indonesia. Therefore, research on seaweed cultivation is important to improve the welfare of seaweed farmers, including planting distance of seaweed. The purpose of this research was to estimate the effect of different planting distance treatments on the growth and profitability of E. cottonii farming in Kemojan Island, Karimunjawa Islands. In this study, a field experiment using simple longline was conducted with planting distance of 25 cm, 30 cm and 35 cm in 42 days culture time. The variables studied include absolute biomass growth, specific growth rate (SGR), and RC (revenue cost) ratio, as well as a statistical test on these variables. The research results showed that the planting distance of seaweed have not a significant effect on the confidence level of 95% (α = 0.05). The planting distance treatment of 25 cm gave the highest yield, both on seaweed growth and RC ratio. The planting distance treatment of 35 cm provided the lowest performance, both the growth of absolute biomass, SGR and RC ratio. With an average initial biomass of 3,532 g per line, treatment of 25 cm can produce an average final biomass of 11,318 g per line, or an average biomass growth of 7,787 g per line, with an average SGR value of 2.72% and an average RC ratio of 2.34.