Prima Handayani - Academia.edu (original) (raw)
Papers by Prima Handayani
Sainteknol, 2010
Polimerisasi akrilamid dengan mekanisme radikal bebas menggunakan metode pengendapan merupakan re... more Polimerisasi akrilamid dengan mekanisme radikal bebas menggunakan metode pengendapan merupakan reaksi polimerisasi adisi. Polimer mempunyai berat molekul yang tinggi, larut dalam air dan dapat menaikan viskositas air, sehingga polimer ini digunakan pada proses Enhanced Oil Recovery (EOR). Penelitian ini bertujuan mempelajari variabel yang mempengaruhi reaksi polimerisasi dan berat molekul polimer yang dihasilkan. Polimerisasi akrilamid dilakukan didalam reaktor batch, pelarut etanol dimasukkan ke dalam reaktor dan dipanaskan sampai mencapai suhu tertentu kemudian ditambahkan inisiator kalium persulfat. Suhu dan kecepatan pengadukan selama proses dijaga tetap. Cuplikan diambil selang 15 menit dalam waktu 90 menit dan dianalisis dengan metode gravimetri. Peubah yang dipelajari meliputi suhu dan konsentrasi monomer. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa reaksi polimerisasi akrilamid dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi monomer. Pada kisaran peubah suhu 40-70 o C, diperoleh berat molekul rata-rata polimer 87987,2 -154885,6 gr/mol. Dan pada konsentrasi monomer 10-25 gr dalam 200 ml pelarut diperoleh berat molekul rata-rata polimer 101738,1 -189926,7 gr/mol. Kata kunci : polimerisasi, akrilamid, adisi, poliakrilamid PENDAHULUAN Poliakrilamid merupakan polimer sintesis yang dapat larut dalam air. Senyawa ini memiliki kegunaan yang cukup luas, antara lain sebagai flokulan dalam proses pemisahan fase padatan dan cairan. Saat ini, poliakrilamid memiliki kegunaan yang sangat penting dalam proses pengambilan minyak mentah dari dalam lapisan bumi (Kirk and Othmer, 1958).
Jurnal Bahan Alam Terbarukan, Mar 10, 2014
Synthetic coloring techniques shift the natural coloring techniques because the process is much e... more Synthetic coloring techniques shift the natural coloring techniques because the process is much easier, and the resulting color is more diverse. However, it comes into doubts if the synthetic color materials is continuously used because the produced waste harms the human health and indirectly polutes the environment. Hence, the bark of soga tingi which contains tanin as natural coloring subtances can be used as a substitute for synthetic dyes for Batiks. The extraction of tanin from the soga tingi bark is carried out in the refluxed equipment set. The materials used in the study consist of ethanol, aquadest, soga tingi bark, alum, lime, and tunjung. The experiment is done by varying the solvents and the extraction time. The solvent of ethanol-aquadest used in the experiment varied at the ethanol concentration of 96%, 70%, 30%, and without ethanol. The bark of soga tingi is dried and crushed into powder. The ratio of materials and solvent used in the experiment is 1:4 m/v. The extraction run at temperature of 700 o C for 3 hours. The coloring substances is subsequently analyzed by UV-Vis spectrophotometry. The coloring substances made of soga tingi bark is applied by adding other key components such as alum, lime, and tunjung. The experimental results show the extraction of tanin from soga tingi bark yield the highest tanin (24,343 ppm) when solvent of 96% ethanol is used. Moreover, the extraction for 3 hours yield higher tanin concentration than 2 hours. This dye has been applied on the fabric using 3 types of key substances. To the key substances in form of tunjung produce black color, lime produces a brown color, and alum produces a reddish-brown color.
Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 2012
Kulit buah naga merupakan limbah hasil pertanian yang mengandung zat warna alami antosianin cukup... more Kulit buah naga merupakan limbah hasil pertanian yang mengandung zat warna alami antosianin cukup tinggi. Antosianin merupakan zat warna yang berperan memberikan warna merah yang berpotensi menjadi pewarna alami untuk pangan dan dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna sintetis yang lebih aman bagi kesehatan. Pengambilan zat warna antosianin dilakukan dengan metode ekstraksi. Pelarut yang digunakan adalah aquades. Variabel penelitian antara lain varietas buah naga, konsentrasi asam sitrat dalam pelarut, suhu ekstraksi, dan waktu ekstraksi. Potongan kulit buah naga diekstraksi dengan pelarut aquades dan asam sitrat dengan perbandingan tertentu, pada suhu ekstraksi 25-800C dan waktu ekstraksi 0,5-3 jam. Analisis kadar antosianin dilakukan dengan analisa antosianin metode Glusti dan Wrolstad. Hasil percobaan diperoleh bahwa varietas buah naga daging merah menghasilkan kadar antosianin terbesar 22,59335 ppm. Selain itu kadar antosianin terbesar diperoleh pada variasi pelarut aquades:asam sitrat (5:1) 26,4587 ppm, variasi pada suhu kamar menghasilkan 21,5028 ppm dan waktu pengadukan 3 jam menghasilkan 23,3027 ppm. Pewarna alami ini telah diaplikasikan pada makanan dan diujikan pada tikus putih, hasil uji coba menunjukkan pewarna buah naga dapat dipakai sebagai pewarna alami makanan.
Rekayasa, 2010
... berkhasiat. Ser-buk daun pepaya merupakan kreasi olahan un-tuk jamu tradisional daun pepaya. ... more ... berkhasiat. Ser-buk daun pepaya merupakan kreasi olahan un-tuk jamu tradisional daun pepaya. Kebanyakan daun pepaya hanya direbus dengan air, dan eks-traknya yang pahit langsung diminum sebagai obat. Namun ...
Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 2012
Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, diantaranya minyak atsiri. Salah satu sumber daya ala... more Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, diantaranya minyak atsiri. Salah satu sumber daya alam yang potensial adalah minyak biji ketumbar (coriandrum oil). Kandungan terbesar dalam minyak ketumbar adalah senyawa linalool yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku parfum, farmasi, aroma makanan dan minuman, sabun mandi, bahan dasar lilin, sabun cuci, sintesis vitamin E dan pestisida maupun insektida. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari pengaruh penggunaan pelarut etanol dan n-heksana terhadap rendemen minyak ketumbar yang dihasilkan serta senyawa kimia yang terdapat dalam minyak ketumbar. Ekstraksi minyak ketumbar dengan pelarut etanol dan n-heksana menggunakan alat ekstraktor soxhlet. Biji ketumbar yang tua dan kering dihancurkan kemudian dibungkus kertas saring dan dimasukan dalam ekstraktor soxhlet. Temperatur proses ekstraksi sesuai dengan titik didih dari pelarut yang digunakan. Ekstraksi berakhir jika warna pelarut dalam ekstraktor seperti warna pelarut semula. Filtrat yang diperoleh kemudian di recovery dengan ekstraktor soxhlet untuk memisahkan minyak atsiri dari pelarutnya. Minyak ketumbar kemudian di analisis dengan uji GC-MS untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung dalam minyak tersebut. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa rendemen minyak ketumbar dengan pelarut etanol sebesar 1,17% dengan kadar linalool sebesar 57,13%, sedangkan dengan pelarut n-heksana diperoleh rendemen minyak ketumbar sebesar 0,84% dengan kadar linalool sebesar 47,25%.
Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 2015
Jurnal Bahan Alam Terbarukan, Oct 30, 2014
Rekayasa, 2010
Distillation technique performed craftsmen in the District of West Ungaran not correct, so the qu... more Distillation technique performed craftsmen in the District of West Ungaran not correct, so the quality of essential oil produced crude. Oil looks dark greenish metal contamination due to Fe and Cu. The presence of foreign material would damage the quality of essential oils, causing prices to fall. Specific objectives of the artisan village of essential oil to purify Kalisidi clove oil by adsorption method. So as to increase family incomes through higher sales prices of clove oil. The method used is the method of lecture and practice techniques of clove oil purification with adsorption method, Method of frequently asked questions to determine the extent to which participants are able to accept or engaging in these activities, and evaluation to obtain the description in the context of interpretation and analysis of the conclusion of all activities of devotion to communities that have been implemented. The results of these community service activities demonstrate community enthusiastically to purify the clove oil by adsorption method. Necessary purification equipment manufacturing innovation to produce products that meet market quality.
Jurnal Kompetensi Teknik, 2010
Abstrak : Indonesia memiliki sumber alam yang kaya akan minyak atsiri. Salah satu sumber alam yan... more Abstrak : Indonesia memiliki sumber alam yang kaya akan minyak atsiri. Salah satu sumber alam yang potensial adalah jeruk purut yang dapat dimanfaatkan sebagai flavor dalam makanan. Pengambilan minyak atsiri daun jeruk purut menggunakan metode ekstraksi pelarut mudah menguap. Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh pelarut n-heksana dan etanol terhadap rendemen dan kadar sitronellal dalam daun jeruk purut. Ekstraksi minyak daun jeruk purut dengan pelarut n-heksana dan etanol, menggunakan ekstraktor soxhlet, pemanas listrik, penangas minyak, dan termometer. Daun jeruk purut yang tua dilayukan, dipotong kecil-kecil dibungkus dengan kertas saring dan diletakkan dalam soxhlet. Pelarut sebanyak 100 mL dimasukkan dalam labu alas bulat ekstraktor yang dilengkapi pendingin. Ekstraksi dilakukan pada suhu dan waktu tertentu tergantung dari jenis pelarut yang digunakan, sampai dihasilkan warna pelarut kembali seperti semula. Filtrat dimurnikan dengan ekstraktor soxhlet, sehingga diperoleh minyak daun jeruk purut terpisah dari pelarutnya. Minyak atsiri kemudian dilakukan uji GCMS untuk mengetahui komponen yang terkandung dalam minyak atsiri. Hasil penelitian diperoleh ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut etanol menghasilkan rendemen 13,39% dan kadar sitronellal 65,99%, sedangkan untuk ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut n-heksana menghasilkan rendemen 10,50% dan kadar sitronellal 97,27%. Sehingga n-heksana pelarut terbaik dalam pengambilan minyak daun jeruk purut dibandingkan etanol.
Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 2014
American Journal of Oil and Chemical Technologies, 2014
American Journal of Oil and Chemical Technologies, 2013
International Journal of Renewable Energy Development (IJRED), 2014
The energy crisis pushes the development and intensification of biodiesel production process. Bio... more The energy crisis pushes the development and intensification of biodiesel production process. Biodiesel is produced by transesterification of vegetable oils or animal fats and conventionally produced by using acid/base catalyst. However, the conventional method requires longer processing time and obtains lower yield of biodiesel. The microwave has been intensively used to accelerate production process and ionic liquids has been introduced as source of catalyst. This paper discusses the overview of the development of biodiesel production through innovation using microwave irradiation and ionic liquids catalyst to increase the yield of biodiesel. The potential microwave to reduce the processing time will be discussed and compared with other energy power, while the ionic liquids as a new generation of catalysts in the chemical industry will be also discussed for its use. The ionic liquids has potential to enhance the economic and environmental aspects because it has a low corrosion effect, can be recycled, and low waste form.
Sainteknol, 2010
Polimerisasi akrilamid dengan mekanisme radikal bebas menggunakan metode pengendapan merupakan re... more Polimerisasi akrilamid dengan mekanisme radikal bebas menggunakan metode pengendapan merupakan reaksi polimerisasi adisi. Polimer mempunyai berat molekul yang tinggi, larut dalam air dan dapat menaikan viskositas air, sehingga polimer ini digunakan pada proses Enhanced Oil Recovery (EOR). Penelitian ini bertujuan mempelajari variabel yang mempengaruhi reaksi polimerisasi dan berat molekul polimer yang dihasilkan. Polimerisasi akrilamid dilakukan didalam reaktor batch, pelarut etanol dimasukkan ke dalam reaktor dan dipanaskan sampai mencapai suhu tertentu kemudian ditambahkan inisiator kalium persulfat. Suhu dan kecepatan pengadukan selama proses dijaga tetap. Cuplikan diambil selang 15 menit dalam waktu 90 menit dan dianalisis dengan metode gravimetri. Peubah yang dipelajari meliputi suhu dan konsentrasi monomer. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa reaksi polimerisasi akrilamid dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi monomer. Pada kisaran peubah suhu 40-70 o C, diperoleh berat molekul rata-rata polimer 87987,2 -154885,6 gr/mol. Dan pada konsentrasi monomer 10-25 gr dalam 200 ml pelarut diperoleh berat molekul rata-rata polimer 101738,1 -189926,7 gr/mol. Kata kunci : polimerisasi, akrilamid, adisi, poliakrilamid PENDAHULUAN Poliakrilamid merupakan polimer sintesis yang dapat larut dalam air. Senyawa ini memiliki kegunaan yang cukup luas, antara lain sebagai flokulan dalam proses pemisahan fase padatan dan cairan. Saat ini, poliakrilamid memiliki kegunaan yang sangat penting dalam proses pengambilan minyak mentah dari dalam lapisan bumi (Kirk and Othmer, 1958).
Jurnal Bahan Alam Terbarukan, Mar 10, 2014
Synthetic coloring techniques shift the natural coloring techniques because the process is much e... more Synthetic coloring techniques shift the natural coloring techniques because the process is much easier, and the resulting color is more diverse. However, it comes into doubts if the synthetic color materials is continuously used because the produced waste harms the human health and indirectly polutes the environment. Hence, the bark of soga tingi which contains tanin as natural coloring subtances can be used as a substitute for synthetic dyes for Batiks. The extraction of tanin from the soga tingi bark is carried out in the refluxed equipment set. The materials used in the study consist of ethanol, aquadest, soga tingi bark, alum, lime, and tunjung. The experiment is done by varying the solvents and the extraction time. The solvent of ethanol-aquadest used in the experiment varied at the ethanol concentration of 96%, 70%, 30%, and without ethanol. The bark of soga tingi is dried and crushed into powder. The ratio of materials and solvent used in the experiment is 1:4 m/v. The extraction run at temperature of 700 o C for 3 hours. The coloring substances is subsequently analyzed by UV-Vis spectrophotometry. The coloring substances made of soga tingi bark is applied by adding other key components such as alum, lime, and tunjung. The experimental results show the extraction of tanin from soga tingi bark yield the highest tanin (24,343 ppm) when solvent of 96% ethanol is used. Moreover, the extraction for 3 hours yield higher tanin concentration than 2 hours. This dye has been applied on the fabric using 3 types of key substances. To the key substances in form of tunjung produce black color, lime produces a brown color, and alum produces a reddish-brown color.
Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 2012
Kulit buah naga merupakan limbah hasil pertanian yang mengandung zat warna alami antosianin cukup... more Kulit buah naga merupakan limbah hasil pertanian yang mengandung zat warna alami antosianin cukup tinggi. Antosianin merupakan zat warna yang berperan memberikan warna merah yang berpotensi menjadi pewarna alami untuk pangan dan dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna sintetis yang lebih aman bagi kesehatan. Pengambilan zat warna antosianin dilakukan dengan metode ekstraksi. Pelarut yang digunakan adalah aquades. Variabel penelitian antara lain varietas buah naga, konsentrasi asam sitrat dalam pelarut, suhu ekstraksi, dan waktu ekstraksi. Potongan kulit buah naga diekstraksi dengan pelarut aquades dan asam sitrat dengan perbandingan tertentu, pada suhu ekstraksi 25-800C dan waktu ekstraksi 0,5-3 jam. Analisis kadar antosianin dilakukan dengan analisa antosianin metode Glusti dan Wrolstad. Hasil percobaan diperoleh bahwa varietas buah naga daging merah menghasilkan kadar antosianin terbesar 22,59335 ppm. Selain itu kadar antosianin terbesar diperoleh pada variasi pelarut aquades:asam sitrat (5:1) 26,4587 ppm, variasi pada suhu kamar menghasilkan 21,5028 ppm dan waktu pengadukan 3 jam menghasilkan 23,3027 ppm. Pewarna alami ini telah diaplikasikan pada makanan dan diujikan pada tikus putih, hasil uji coba menunjukkan pewarna buah naga dapat dipakai sebagai pewarna alami makanan.
Rekayasa, 2010
... berkhasiat. Ser-buk daun pepaya merupakan kreasi olahan un-tuk jamu tradisional daun pepaya. ... more ... berkhasiat. Ser-buk daun pepaya merupakan kreasi olahan un-tuk jamu tradisional daun pepaya. Kebanyakan daun pepaya hanya direbus dengan air, dan eks-traknya yang pahit langsung diminum sebagai obat. Namun ...
Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 2012
Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, diantaranya minyak atsiri. Salah satu sumber daya ala... more Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, diantaranya minyak atsiri. Salah satu sumber daya alam yang potensial adalah minyak biji ketumbar (coriandrum oil). Kandungan terbesar dalam minyak ketumbar adalah senyawa linalool yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku parfum, farmasi, aroma makanan dan minuman, sabun mandi, bahan dasar lilin, sabun cuci, sintesis vitamin E dan pestisida maupun insektida. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari pengaruh penggunaan pelarut etanol dan n-heksana terhadap rendemen minyak ketumbar yang dihasilkan serta senyawa kimia yang terdapat dalam minyak ketumbar. Ekstraksi minyak ketumbar dengan pelarut etanol dan n-heksana menggunakan alat ekstraktor soxhlet. Biji ketumbar yang tua dan kering dihancurkan kemudian dibungkus kertas saring dan dimasukan dalam ekstraktor soxhlet. Temperatur proses ekstraksi sesuai dengan titik didih dari pelarut yang digunakan. Ekstraksi berakhir jika warna pelarut dalam ekstraktor seperti warna pelarut semula. Filtrat yang diperoleh kemudian di recovery dengan ekstraktor soxhlet untuk memisahkan minyak atsiri dari pelarutnya. Minyak ketumbar kemudian di analisis dengan uji GC-MS untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung dalam minyak tersebut. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa rendemen minyak ketumbar dengan pelarut etanol sebesar 1,17% dengan kadar linalool sebesar 57,13%, sedangkan dengan pelarut n-heksana diperoleh rendemen minyak ketumbar sebesar 0,84% dengan kadar linalool sebesar 47,25%.
Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 2015
Jurnal Bahan Alam Terbarukan, Oct 30, 2014
Rekayasa, 2010
Distillation technique performed craftsmen in the District of West Ungaran not correct, so the qu... more Distillation technique performed craftsmen in the District of West Ungaran not correct, so the quality of essential oil produced crude. Oil looks dark greenish metal contamination due to Fe and Cu. The presence of foreign material would damage the quality of essential oils, causing prices to fall. Specific objectives of the artisan village of essential oil to purify Kalisidi clove oil by adsorption method. So as to increase family incomes through higher sales prices of clove oil. The method used is the method of lecture and practice techniques of clove oil purification with adsorption method, Method of frequently asked questions to determine the extent to which participants are able to accept or engaging in these activities, and evaluation to obtain the description in the context of interpretation and analysis of the conclusion of all activities of devotion to communities that have been implemented. The results of these community service activities demonstrate community enthusiastically to purify the clove oil by adsorption method. Necessary purification equipment manufacturing innovation to produce products that meet market quality.
Jurnal Kompetensi Teknik, 2010
Abstrak : Indonesia memiliki sumber alam yang kaya akan minyak atsiri. Salah satu sumber alam yan... more Abstrak : Indonesia memiliki sumber alam yang kaya akan minyak atsiri. Salah satu sumber alam yang potensial adalah jeruk purut yang dapat dimanfaatkan sebagai flavor dalam makanan. Pengambilan minyak atsiri daun jeruk purut menggunakan metode ekstraksi pelarut mudah menguap. Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh pelarut n-heksana dan etanol terhadap rendemen dan kadar sitronellal dalam daun jeruk purut. Ekstraksi minyak daun jeruk purut dengan pelarut n-heksana dan etanol, menggunakan ekstraktor soxhlet, pemanas listrik, penangas minyak, dan termometer. Daun jeruk purut yang tua dilayukan, dipotong kecil-kecil dibungkus dengan kertas saring dan diletakkan dalam soxhlet. Pelarut sebanyak 100 mL dimasukkan dalam labu alas bulat ekstraktor yang dilengkapi pendingin. Ekstraksi dilakukan pada suhu dan waktu tertentu tergantung dari jenis pelarut yang digunakan, sampai dihasilkan warna pelarut kembali seperti semula. Filtrat dimurnikan dengan ekstraktor soxhlet, sehingga diperoleh minyak daun jeruk purut terpisah dari pelarutnya. Minyak atsiri kemudian dilakukan uji GCMS untuk mengetahui komponen yang terkandung dalam minyak atsiri. Hasil penelitian diperoleh ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut etanol menghasilkan rendemen 13,39% dan kadar sitronellal 65,99%, sedangkan untuk ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut n-heksana menghasilkan rendemen 10,50% dan kadar sitronellal 97,27%. Sehingga n-heksana pelarut terbaik dalam pengambilan minyak daun jeruk purut dibandingkan etanol.
Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 2014
American Journal of Oil and Chemical Technologies, 2014
American Journal of Oil and Chemical Technologies, 2013
International Journal of Renewable Energy Development (IJRED), 2014
The energy crisis pushes the development and intensification of biodiesel production process. Bio... more The energy crisis pushes the development and intensification of biodiesel production process. Biodiesel is produced by transesterification of vegetable oils or animal fats and conventionally produced by using acid/base catalyst. However, the conventional method requires longer processing time and obtains lower yield of biodiesel. The microwave has been intensively used to accelerate production process and ionic liquids has been introduced as source of catalyst. This paper discusses the overview of the development of biodiesel production through innovation using microwave irradiation and ionic liquids catalyst to increase the yield of biodiesel. The potential microwave to reduce the processing time will be discussed and compared with other energy power, while the ionic liquids as a new generation of catalysts in the chemical industry will be also discussed for its use. The ionic liquids has potential to enhance the economic and environmental aspects because it has a low corrosion effect, can be recycled, and low waste form.