Husni Husni - Academia.edu (original) (raw)

Husni Husni

Uploads

Papers by Husni Husni

Research paper thumbnail of Study of tool life, surface roughness and vibration in machining nodular cast iron with ceramic tool

Journal of Materials Processing Technology, 2002

This paper presents a study of tool life, surface finish and vibration while machining nodular ca... more This paper presents a study of tool life, surface finish and vibration while machining nodular cast iron using ceramic tool. A series of cutting tests have been carried out to verify the change in surface finish of the workpiece due to increasing tool wear. The tests have been done under various combinations of speed, feed and depth of cut. The effects of vibration on the flank wear both in the direction of main cutting force and radial cutting force have been investigated. The vibration was measured using two accelerometers attached to the tool holder and the parameters used to make the correlation with surface roughness were the amplitude and acceleration of the signals.

Research paper thumbnail of filsafat ilmu asumsi dan batas penjelajahan 3

Beberapa asumsi dalam ilmu yaitu : 1. Asumsi dalam Matematika dan Ilmu Alam Fisika merupakan ilmu... more Beberapa asumsi dalam ilmu yaitu : 1. Asumsi dalam Matematika dan Ilmu Alam Fisika merupakan ilmu teoretis yang dibangun di atas sistem penalaran deduktif yang meyakinkan serta pembuktian induktif yang sangat mengesankan. Namun sering dilupakan orang bahwa fisika pun belum merupakan suatu konsep yang utuh. Artinya fisika belum merupakan pengetahuan ilmiah yang tersusun secara sistemik, sistematik, konsisten, dan analitik berdasarkan pernyataan-pernyataan ilmiah yang disepakati bersama. Di mana terdapat celahcelah perbedaan dalam fisika? Perbedaannya justru terletak dalam fondasi di mana dibangun teori ilmiah di atasnya yakni dalam asumsi tentang dunia fisiknya. Dalam analisis secara mekanistik maka terdapat empat komponen analisis utama yakni zat, gerak, ruang, dan waktu. Newton dalam bukunya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (1686) berasumsi bahwa keempat komponen ini bersifat absolut. Zat bersifat absolut dan dengan demikian berbeda secara substantif dengan energi. Einstein, berlainan dengan Newton, dalam The Special Theory of Relativity (1905) berasumsi bahwa keempat komponen itu bersifat relatif. Tidak mungkin kita mengukur gerak secara absolut, kata Einstein. Bahkan zat sendiri itu pun tidak mutlak, hanya bentuk lain dari energi, dengan rumus yang termasyhur :E = mc2. Pada awalnya kausalitas dalam ilmu-ilmu alam menggunakan asumsi determinisme. Namun asumsi ini goyang ketika MaxPlanck pada tahun 1900 menemukan teori Quantum. Teori ini menyatakan bahwa radiasi yang dikeluarkan materi tidak berlangsung secara konstan namun terpisah-pisah yang dinamakan kuanta. Fisika quantum menunjukkan adanya partikel-partikel yang melanggar logika hukum fisika dan bergerak secara tak terduga Selanjutnya Indeterministik dalam gejala fisik ini muncul dengan pemenuhan Niels Bohr dalam Prinsip Komplementer (Principle of Complementary) yang dipublikasikan pada tahun 1913. Prinsip komplementer ini menyatakan bahwa elektron bisa berupa gelombang cahaya dan bisa juga berupa partikel tergantung dari konteksnya. Masalah ini yang menggoyahkan sensi-sendi fisika ditambah lagi dengan penemuan Prinsip Indeterministik (Principle of Indeterminancy) oleh Werner Heisenberg pada tahun 1927. Heisenberg menyatakan bahwa untuk pasangan besaran tertentu yang disebut conjugate magnitude pada prinsipnya tidak mungkin mengukur kedua besaran tersebut pada waktu yang sama dengan ketelitian yang tinggi. Prinsip Indeterministik ini, kata William Barret, menunjukkan bahwa terdapat limit dalam kemampuan manusia untuk mengetahui dan meramalkan gejala-gejala fisik.

Research paper thumbnail of Study of tool life, surface roughness and vibration in machining nodular cast iron with ceramic tool

Journal of Materials Processing Technology, 2002

This paper presents a study of tool life, surface finish and vibration while machining nodular ca... more This paper presents a study of tool life, surface finish and vibration while machining nodular cast iron using ceramic tool. A series of cutting tests have been carried out to verify the change in surface finish of the workpiece due to increasing tool wear. The tests have been done under various combinations of speed, feed and depth of cut. The effects of vibration on the flank wear both in the direction of main cutting force and radial cutting force have been investigated. The vibration was measured using two accelerometers attached to the tool holder and the parameters used to make the correlation with surface roughness were the amplitude and acceleration of the signals.

Research paper thumbnail of filsafat ilmu asumsi dan batas penjelajahan 3

Beberapa asumsi dalam ilmu yaitu : 1. Asumsi dalam Matematika dan Ilmu Alam Fisika merupakan ilmu... more Beberapa asumsi dalam ilmu yaitu : 1. Asumsi dalam Matematika dan Ilmu Alam Fisika merupakan ilmu teoretis yang dibangun di atas sistem penalaran deduktif yang meyakinkan serta pembuktian induktif yang sangat mengesankan. Namun sering dilupakan orang bahwa fisika pun belum merupakan suatu konsep yang utuh. Artinya fisika belum merupakan pengetahuan ilmiah yang tersusun secara sistemik, sistematik, konsisten, dan analitik berdasarkan pernyataan-pernyataan ilmiah yang disepakati bersama. Di mana terdapat celahcelah perbedaan dalam fisika? Perbedaannya justru terletak dalam fondasi di mana dibangun teori ilmiah di atasnya yakni dalam asumsi tentang dunia fisiknya. Dalam analisis secara mekanistik maka terdapat empat komponen analisis utama yakni zat, gerak, ruang, dan waktu. Newton dalam bukunya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (1686) berasumsi bahwa keempat komponen ini bersifat absolut. Zat bersifat absolut dan dengan demikian berbeda secara substantif dengan energi. Einstein, berlainan dengan Newton, dalam The Special Theory of Relativity (1905) berasumsi bahwa keempat komponen itu bersifat relatif. Tidak mungkin kita mengukur gerak secara absolut, kata Einstein. Bahkan zat sendiri itu pun tidak mutlak, hanya bentuk lain dari energi, dengan rumus yang termasyhur :E = mc2. Pada awalnya kausalitas dalam ilmu-ilmu alam menggunakan asumsi determinisme. Namun asumsi ini goyang ketika MaxPlanck pada tahun 1900 menemukan teori Quantum. Teori ini menyatakan bahwa radiasi yang dikeluarkan materi tidak berlangsung secara konstan namun terpisah-pisah yang dinamakan kuanta. Fisika quantum menunjukkan adanya partikel-partikel yang melanggar logika hukum fisika dan bergerak secara tak terduga Selanjutnya Indeterministik dalam gejala fisik ini muncul dengan pemenuhan Niels Bohr dalam Prinsip Komplementer (Principle of Complementary) yang dipublikasikan pada tahun 1913. Prinsip komplementer ini menyatakan bahwa elektron bisa berupa gelombang cahaya dan bisa juga berupa partikel tergantung dari konteksnya. Masalah ini yang menggoyahkan sensi-sendi fisika ditambah lagi dengan penemuan Prinsip Indeterministik (Principle of Indeterminancy) oleh Werner Heisenberg pada tahun 1927. Heisenberg menyatakan bahwa untuk pasangan besaran tertentu yang disebut conjugate magnitude pada prinsipnya tidak mungkin mengukur kedua besaran tersebut pada waktu yang sama dengan ketelitian yang tinggi. Prinsip Indeterministik ini, kata William Barret, menunjukkan bahwa terdapat limit dalam kemampuan manusia untuk mengetahui dan meramalkan gejala-gejala fisik.

Log In