Iis Fatimah - Academia.edu (original) (raw)

Papers by Iis Fatimah

Research paper thumbnail of Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak melalui Gerakan Tari pada Siswa Kelas V SDLB Negeri Tuban

ELSE (Elementary School Education Journal), Feb 27, 2020

Tunagrahita diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan tingkat ketunaannya yaitu tunagrahita ringa... more Tunagrahita diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan tingkat ketunaannya yaitu tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, dan tunagrahita berat. Anak tunagrahita ringan disebut juga dengan tunagrahita mampu didik. Pada kategori ini mereka tidak mempunyai perbedaan secara signifikan secara fisik dengan anak normal. Mereka mempunyai keterlambatan dalam intelektual, kekurangan penyesuaian tingkah laku, kurang komunikasi, dan sosialisasi terhadap lingkungan. Dilihat dari konsepnya, secara umum motorik mengacu pada pengertian gerakan. Sedangkan psikomotor merupakan gerakan-gerakan yang dialihkan melalui gerakan-gerakan elektronik dari pusat otot besar. kemampuan motorik kasar anak dapat dilakukan dengan melatih anak untuk meloncat, memanjat, memeras, bersiul, membuat muka ekspresi senang, sedih, gembira, berlari, berjinjit, berdiri di atas satu kaki, berjalan di titian dan sebagainya. Pada kegiatan Tari ini merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak terutama bagi anak-anak tuna grahita. Setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 53% (8 anak), pada siklus II meningkat menjadi 87% (13 anak). Dari aspek keseimbangan gerak tubuh setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 33% (5 anak), pada siklus II meningkat menjadi 66% (10 anak). Dari aspek anak dapat mengekspresikan berbagai gerakan setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 40% (6 anak), pada siklus II meningkat menjadi 60% (9 anak), dan dari aspek anak mendengarkan musik sesuai dengan gerakan tari.

Research paper thumbnail of Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak melalui Gerakan Tari pada Siswa Kelas V SDLB Negeri Tuban

ELSE (Elementary School Education Journal) : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar

Abstrak: Tunagrahita diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan tingkat ketunaannya yaitu tunagrah... more Abstrak: Tunagrahita diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan tingkat ketunaannya yaitu tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, dan tunagrahita berat. Anak tunagrahita ringan disebut juga dengan tunagrahita mampu didik. Pada kategori ini mereka tidak mempunyai perbedaan secara signifikan secara fisik dengan anak normal. Mereka mempunyai keterlambatan dalam intelektual, kekurangan penyesuaian tingkah laku, kurang komunikasi, dan sosialisasi terhadap lingkungan. Dilihat dari konsepnya, secara umum motorik mengacu pada pengertian gerakan. Sedangkan psikomotor merupakan gerakan-gerakan yang dialihkan melalui gerakan-gerakan elektronik dari pusat otot besar. kemampuan motorik kasar anak dapat dilakukan dengan melatih anak untuk meloncat, memanjat, memeras, bersiul, membuat muka ekspresi senang, sedih, gembira, berlari, berjinjit, berdiri di atas satu kaki, berjalan di titian dan sebagainya. Pada kegiatan Tari ini merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar...

Research paper thumbnail of Pelatihan Anak Berkebutuhan Khusus (Children with Special Needs) Melalui Teka- Teki Sensorik Untuk Melatih Kemampuan Motorik Halus Siswa Abk DI SDLB Tuban

Prosiding SNasPPM, Aug 22, 2020

Perkembangan kemampuan gerak anak berkaitan erat dengan kemampuan sensoris dan motoris. Kedua asp... more Perkembangan kemampuan gerak anak berkaitan erat dengan kemampuan sensoris dan motoris. Kedua aspek ini berjalan saling beriringan terhadap perkembangan kemampuan gerak anak. Dengan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat khususnya anak berkebutuhan khusus melalui pelatihan tekateki sensorik diharapkan motorik halus pada anak autis usia sekolah dasar tahun dapat menggambar sesuai gagasannya, menggunakan alat tulis dengan benar, menempel gambar dengan tepat, mampu makan minum dan berpakaian sendiri, dapat menulis angka dan anak dapat menyusun suatu hal. Teka-teki sensorik merupakan salah satu bentuk media yang dapat merangsang keterampilan motorik halus, tidak hanya pada anak normal pada anak autis pun demikian. Dengan permainan teka-teki sensorik, anak akan lebih membutuhkan koordinasi dari otot-otot halus untuk menyusun kepingan-kepingan menjadi suatu bentuk yang utuh. Metode yang dipakai dalam program ini adalah observasi lapangan, pelatihan, dan pendampingan. Observasi lapangan dilaksanakan untuk menganalisis kemampuan awal dalam berkonsentrasi mencari pasangan teka-teki yang dicontohkan oleh instruktur. Pelatihan dilaksanakan satu kali dengan pemberian materi terkait Pelatihan anak berkebutuhan khusus (Children with special needs) melalui teka-teki sensorik untuk melatih kemampuan motorik halus siswa ABK di SDLB Tuban. Selanjutnya pendampingan dilaksanakan sebanyak tiga kali untuk proses lanjutan.

Research paper thumbnail of Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak melalui Gerakan Tari pada Siswa Kelas V SDLB Negeri Tuban

ELSE (Elementary School Education Journal), Feb 27, 2020

Tunagrahita diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan tingkat ketunaannya yaitu tunagrahita ringa... more Tunagrahita diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan tingkat ketunaannya yaitu tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, dan tunagrahita berat. Anak tunagrahita ringan disebut juga dengan tunagrahita mampu didik. Pada kategori ini mereka tidak mempunyai perbedaan secara signifikan secara fisik dengan anak normal. Mereka mempunyai keterlambatan dalam intelektual, kekurangan penyesuaian tingkah laku, kurang komunikasi, dan sosialisasi terhadap lingkungan. Dilihat dari konsepnya, secara umum motorik mengacu pada pengertian gerakan. Sedangkan psikomotor merupakan gerakan-gerakan yang dialihkan melalui gerakan-gerakan elektronik dari pusat otot besar. kemampuan motorik kasar anak dapat dilakukan dengan melatih anak untuk meloncat, memanjat, memeras, bersiul, membuat muka ekspresi senang, sedih, gembira, berlari, berjinjit, berdiri di atas satu kaki, berjalan di titian dan sebagainya. Pada kegiatan Tari ini merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak terutama bagi anak-anak tuna grahita. Setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 53% (8 anak), pada siklus II meningkat menjadi 87% (13 anak). Dari aspek keseimbangan gerak tubuh setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 33% (5 anak), pada siklus II meningkat menjadi 66% (10 anak). Dari aspek anak dapat mengekspresikan berbagai gerakan setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 40% (6 anak), pada siklus II meningkat menjadi 60% (9 anak), dan dari aspek anak mendengarkan musik sesuai dengan gerakan tari.

Research paper thumbnail of Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak melalui Gerakan Tari pada Siswa Kelas V SDLB Negeri Tuban

ELSE (Elementary School Education Journal) : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar

Abstrak: Tunagrahita diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan tingkat ketunaannya yaitu tunagrah... more Abstrak: Tunagrahita diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan tingkat ketunaannya yaitu tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, dan tunagrahita berat. Anak tunagrahita ringan disebut juga dengan tunagrahita mampu didik. Pada kategori ini mereka tidak mempunyai perbedaan secara signifikan secara fisik dengan anak normal. Mereka mempunyai keterlambatan dalam intelektual, kekurangan penyesuaian tingkah laku, kurang komunikasi, dan sosialisasi terhadap lingkungan. Dilihat dari konsepnya, secara umum motorik mengacu pada pengertian gerakan. Sedangkan psikomotor merupakan gerakan-gerakan yang dialihkan melalui gerakan-gerakan elektronik dari pusat otot besar. kemampuan motorik kasar anak dapat dilakukan dengan melatih anak untuk meloncat, memanjat, memeras, bersiul, membuat muka ekspresi senang, sedih, gembira, berlari, berjinjit, berdiri di atas satu kaki, berjalan di titian dan sebagainya. Pada kegiatan Tari ini merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar...

Research paper thumbnail of Pelatihan Anak Berkebutuhan Khusus (Children with Special Needs) Melalui Teka- Teki Sensorik Untuk Melatih Kemampuan Motorik Halus Siswa Abk DI SDLB Tuban

Prosiding SNasPPM, Aug 22, 2020

Perkembangan kemampuan gerak anak berkaitan erat dengan kemampuan sensoris dan motoris. Kedua asp... more Perkembangan kemampuan gerak anak berkaitan erat dengan kemampuan sensoris dan motoris. Kedua aspek ini berjalan saling beriringan terhadap perkembangan kemampuan gerak anak. Dengan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat khususnya anak berkebutuhan khusus melalui pelatihan tekateki sensorik diharapkan motorik halus pada anak autis usia sekolah dasar tahun dapat menggambar sesuai gagasannya, menggunakan alat tulis dengan benar, menempel gambar dengan tepat, mampu makan minum dan berpakaian sendiri, dapat menulis angka dan anak dapat menyusun suatu hal. Teka-teki sensorik merupakan salah satu bentuk media yang dapat merangsang keterampilan motorik halus, tidak hanya pada anak normal pada anak autis pun demikian. Dengan permainan teka-teki sensorik, anak akan lebih membutuhkan koordinasi dari otot-otot halus untuk menyusun kepingan-kepingan menjadi suatu bentuk yang utuh. Metode yang dipakai dalam program ini adalah observasi lapangan, pelatihan, dan pendampingan. Observasi lapangan dilaksanakan untuk menganalisis kemampuan awal dalam berkonsentrasi mencari pasangan teka-teki yang dicontohkan oleh instruktur. Pelatihan dilaksanakan satu kali dengan pemberian materi terkait Pelatihan anak berkebutuhan khusus (Children with special needs) melalui teka-teki sensorik untuk melatih kemampuan motorik halus siswa ABK di SDLB Tuban. Selanjutnya pendampingan dilaksanakan sebanyak tiga kali untuk proses lanjutan.