John MacDougall - Academia.edu (original) (raw)

Papers by John MacDougall

dugase zaman orba ( ini cerita waktu zaman orba ) Pensiunan juru perang dadi pejabat ( bekas praj... more dugase zaman orba ( ini cerita waktu zaman orba ) Pensiunan juru perang dadi pejabat ( bekas prajurit perang menjadi pejabat ) Pejabat tinggi ngelah caling ( Pejabat tinggi punya gigi taring ) Ngelah gigi ( punya gigi ) Guet linane maji gatine (garis tangannya sangatlah berarti) Neken acepok hasil jutaan ( tanda tangan sekali hasilnya jutaan ) Nak ngelah pipis timpal mebisnis ( orang punya uang teman berbisnis ) Uling ne teri anteg ne bakri) ( dari yang kelas rendah sampai punya Bakri) Engsap ken sumpah jabatan ne ( lupa akan sumpah jabatannya ) Penting uang sogokan ( Penting uang sogokan ) Bokne ngelangahang ngulah (Rambutnya semakin tipis ) Dompetne nebelang ( Dompetnya semakin tebal ) E..sekat zamane jani suba meganti ( Semenjak zamannya sekarang sudah berubah) Zaman reformasi jani (Zaman reformasi sekarang ) Zaman perubahan (Zaman perubahan ) Salah sing jujur ne jani (Salah tidak jujur sekarang) Ketuntut mundur (dituntut mundur) Suud nyen tindih teken jabatan ( Selesai saja ditindih dengan jabatan) Melahan mulih metekin dosa ( lebih baik pulang menghitung dosa) Oja negarang ngarang alasan (Jangan lagi mengarang alasan ) Apin kekudiang mekejang nawang (biarpun bagaimana semua tahu ) De buin metempo tempo (Jangan lagi mengulur-ulur waktu) Dewek tusing nu kanggo (Diri sudah tidak laku lagi ) Serahang jabatan fasilitase uliang (Serahkan jabatan, fasilitasnya kembalikan) Nyame beraya kuat kerepang mebarisan (orang-orang kuat rapatkan barisan) Da nyen atapak lakar tindakane mekirig

In a time when Tibet a n Buddhist monks comp o s e fire-ritual san d ma n d al a s in America n u... more In a time when Tibet a n Buddhist monks comp o s e fire-ritual san d ma n d al a s in America n university stud e n t cent e r s to raise funds for Tibet a n mon a s t e ri e s in the Swiss alps, and Richard Gere and the Dalai Lama are "budd h-ies", it is hard to describ e Buddhis m as anyt hin g but trans n a ti o n al. When we rea d how now Sri Lankan monks take part in

Locations and Leaders (Tolong dimasukkan nama nama di bawah ini. Lantas kalau dia menjadi anggota... more Locations and Leaders (Tolong dimasukkan nama nama di bawah ini. Lantas kalau dia menjadi anggota JI, beri fontnya warna biru atau warna lain yang masih dapat dibaca walau sudah dipetakan).

5a. (in the middle) dipakai alasan untuk mencari tekun atau bhakti, kepada beliau Sang Hyang, kit... more 5a. (in the middle) dipakai alasan untuk mencari tekun atau bhakti, kepada beliau Sang Hyang, kita berlandasan sastra itu untuk mencipta beliau, segala sesuatu yang bisa dipakai panggilan beliau, itu yang harus kita patiling (tekuni), itu harus dipakai pikiran, di dalam pemikiran yang bersih suci, segala sesuatu yang dikatakan oleh sastra salah satu, makanya semua harus diperiksa dalam sastra, begitulah kata-kata Siwa, pada Wrhaspatti lalu berkata, ma'af tuhan yang terkagum, di mana tempatnya kesaktian itu, yang tiga iut yang mana nista madya utama 5b. ......., yang mana nista madnya utama, semua tidak terang, jadi hamba yang berpikir, bahwa Siwa menjawab, dengan senang memberitahukan, menerangkan salah satu, tidak ada yang lebih tinggi lebih bawah samasama, kalau benar benar menyamakan perjalanan itu, menyatukan pikiran, oleh karena aku yang sudah memperbaiki, semua baik, kalau pikiran kita sudah terang bersih, bermodel dengan pikiran yang suci bersih, di sanalah kita akan melihat yang tiga tidak ada berberbedanya, kalau pelaksanaan berbeda-beda, I Bhuta itu merabah gajah lalu dia katakan, sekarang dia baru merasa tahu dengan gajah, kepada bentuk gajah, dia mengatakan sebagai priok I gajah karena dia pegang kepalanya ini sekarang saya berani membela, saya akan membela yang saya katakan, kepada orang semua, lagi orang mengatakan yang memegang telinganya gajah, lalu dai berhati, sekarang 6b. aku tahu dengan gaja, kepada bentuknya gajah, sebagai kipas, berani menerangkan, mengatakan kesana-sini bahwa gajah iut sebagai kipas, dia berani tanggungjawab, dia bisa ceritakan gajah itu sebagai kipas, lalu dia yang bhuta mengambil tanduk (tusk) nya gajah itu, sekarang aku tahu yang sebenarnya, tahu saya bentuknya gajah, sekarang kayu yang dikupas, 1 melebihi, bragging, ngoborin 2 sigug = t idak benar =roundabout, generalizing

The prima r y task of this pap e r is cont e x t u aliz a tion. Put simply, I att e m p t to sugg... more The prima r y task of this pap e r is cont e x t u aliz a tion. Put simply, I att e m p t to sugg e s t that the use of a Balines e theor e tic al cont e x t for rea din g Balines e literat u r e reve als a broa d e r fram e of discour s e than hither t o use d by eith e r a philological or narr a tiv e bas e d West e r n rea din g stra t e gi e s . In the pas t, the West er n scholar' s portr a yal of what is religiously significan t, gra m m a t i c ally correct or aes t h e tic ally pleasin g has often com e mor e from the theorie s and met h o d olo gi e s dev elo p e d in relation to scholarly beliefs and visions of west e r n aca d e m i c s and less from interpr e t a tio n s found in the philosop hic al, ritual or poetic circles of Bali. It is only rece n tly that West e r n linguists (Rub e n s t e i n , Zurb u c h e n , Vick er s , Hun t e r , Lovrick , Boo n an d Fox: s o u r c e ) and anthro p ologis t s hav e take n the theorie s of indige n o u s scholars the m s e lv e s as forms of auth orit a tiv e and "inform e d " discours e . It is the rece n t recog nition of differing notions of poetic coher e n c e , spatial historicity and ritual reso n a n c e which first inspire d this pap e r. In suppor t of the afore m e n ti o n e d "reco g nition," this pap e r's pre mis e lies on the basic view that without knowled g e of how Balines e the m s el v e s consid er the s e differe n t comp o n e n t s of what som e call "text u ality," the res e a r c h e r confine s the bre a d t h of his or her analysis. Without exploring the relation betw e e n the ritualized "soun din g" of the text in the te m pl e to the linguistic regist e r s "voiced" in the hous e h old comp o u n d , our conclusion s will simply reso n a t e with our scholarly pred e c e s s o r s and spe a k to the dialogu e s and interpr e t a ti o n s of toda y' s Balines e .

Trafficking of human beings is not only a severe violation of human rights but it undermines the ... more Trafficking of human beings is not only a severe violation of human rights but it undermines the efforts of developing countries to both educate their impoverished youth and protect their workforce. Through the falsification of identity and exploitation of a predominantly underage source population, trafficking networks render their victims captive to inhumane conditions and abusive labour.

Over the past fifteen years, HIV/AIDS has spread throughout Indonesia, which now has what is cate... more Over the past fifteen years, HIV/AIDS has spread throughout Indonesia, which now has what is categorized as a concentrated epidemic, with prevalence rates of over 5% of selected populations (principally sex workers and injecting drug users).

dugase zaman orba ( ini cerita waktu zaman orba ) Pensiunan juru perang dadi pejabat ( bekas praj... more dugase zaman orba ( ini cerita waktu zaman orba ) Pensiunan juru perang dadi pejabat ( bekas prajurit perang menjadi pejabat ) Pejabat tinggi ngelah caling ( Pejabat tinggi punya gigi taring ) Ngelah gigi ( punya gigi ) Guet linane maji gatine (garis tangannya sangatlah berarti) Neken acepok hasil jutaan ( tanda tangan sekali hasilnya jutaan ) Nak ngelah pipis timpal mebisnis ( orang punya uang teman berbisnis ) Uling ne teri anteg ne bakri) ( dari yang kelas rendah sampai punya Bakri) Engsap ken sumpah jabatan ne ( lupa akan sumpah jabatannya ) Penting uang sogokan ( Penting uang sogokan ) Bokne ngelangahang ngulah (Rambutnya semakin tipis ) Dompetne nebelang ( Dompetnya semakin tebal ) E..sekat zamane jani suba meganti ( Semenjak zamannya sekarang sudah berubah) Zaman reformasi jani (Zaman reformasi sekarang ) Zaman perubahan (Zaman perubahan ) Salah sing jujur ne jani (Salah tidak jujur sekarang) Ketuntut mundur (dituntut mundur) Suud nyen tindih teken jabatan ( Selesai saja ditindih dengan jabatan) Melahan mulih metekin dosa ( lebih baik pulang menghitung dosa) Oja negarang ngarang alasan (Jangan lagi mengarang alasan ) Apin kekudiang mekejang nawang (biarpun bagaimana semua tahu ) De buin metempo tempo (Jangan lagi mengulur-ulur waktu) Dewek tusing nu kanggo (Diri sudah tidak laku lagi ) Serahang jabatan fasilitase uliang (Serahkan jabatan, fasilitasnya kembalikan) Nyame beraya kuat kerepang mebarisan (orang-orang kuat rapatkan barisan) Da nyen atapak lakar tindakane mekirig

In a time when Tibet a n Buddhist monks comp o s e fire-ritual san d ma n d al a s in America n u... more In a time when Tibet a n Buddhist monks comp o s e fire-ritual san d ma n d al a s in America n university stud e n t cent e r s to raise funds for Tibet a n mon a s t e ri e s in the Swiss alps, and Richard Gere and the Dalai Lama are "budd h-ies", it is hard to describ e Buddhis m as anyt hin g but trans n a ti o n al. When we rea d how now Sri Lankan monks take part in

Locations and Leaders (Tolong dimasukkan nama nama di bawah ini. Lantas kalau dia menjadi anggota... more Locations and Leaders (Tolong dimasukkan nama nama di bawah ini. Lantas kalau dia menjadi anggota JI, beri fontnya warna biru atau warna lain yang masih dapat dibaca walau sudah dipetakan).

5a. (in the middle) dipakai alasan untuk mencari tekun atau bhakti, kepada beliau Sang Hyang, kit... more 5a. (in the middle) dipakai alasan untuk mencari tekun atau bhakti, kepada beliau Sang Hyang, kita berlandasan sastra itu untuk mencipta beliau, segala sesuatu yang bisa dipakai panggilan beliau, itu yang harus kita patiling (tekuni), itu harus dipakai pikiran, di dalam pemikiran yang bersih suci, segala sesuatu yang dikatakan oleh sastra salah satu, makanya semua harus diperiksa dalam sastra, begitulah kata-kata Siwa, pada Wrhaspatti lalu berkata, ma'af tuhan yang terkagum, di mana tempatnya kesaktian itu, yang tiga iut yang mana nista madya utama 5b. ......., yang mana nista madnya utama, semua tidak terang, jadi hamba yang berpikir, bahwa Siwa menjawab, dengan senang memberitahukan, menerangkan salah satu, tidak ada yang lebih tinggi lebih bawah samasama, kalau benar benar menyamakan perjalanan itu, menyatukan pikiran, oleh karena aku yang sudah memperbaiki, semua baik, kalau pikiran kita sudah terang bersih, bermodel dengan pikiran yang suci bersih, di sanalah kita akan melihat yang tiga tidak ada berberbedanya, kalau pelaksanaan berbeda-beda, I Bhuta itu merabah gajah lalu dia katakan, sekarang dia baru merasa tahu dengan gajah, kepada bentuk gajah, dia mengatakan sebagai priok I gajah karena dia pegang kepalanya ini sekarang saya berani membela, saya akan membela yang saya katakan, kepada orang semua, lagi orang mengatakan yang memegang telinganya gajah, lalu dai berhati, sekarang 6b. aku tahu dengan gaja, kepada bentuknya gajah, sebagai kipas, berani menerangkan, mengatakan kesana-sini bahwa gajah iut sebagai kipas, dia berani tanggungjawab, dia bisa ceritakan gajah itu sebagai kipas, lalu dia yang bhuta mengambil tanduk (tusk) nya gajah itu, sekarang aku tahu yang sebenarnya, tahu saya bentuknya gajah, sekarang kayu yang dikupas, 1 melebihi, bragging, ngoborin 2 sigug = t idak benar =roundabout, generalizing

The prima r y task of this pap e r is cont e x t u aliz a tion. Put simply, I att e m p t to sugg... more The prima r y task of this pap e r is cont e x t u aliz a tion. Put simply, I att e m p t to sugg e s t that the use of a Balines e theor e tic al cont e x t for rea din g Balines e literat u r e reve als a broa d e r fram e of discour s e than hither t o use d by eith e r a philological or narr a tiv e bas e d West e r n rea din g stra t e gi e s . In the pas t, the West er n scholar' s portr a yal of what is religiously significan t, gra m m a t i c ally correct or aes t h e tic ally pleasin g has often com e mor e from the theorie s and met h o d olo gi e s dev elo p e d in relation to scholarly beliefs and visions of west e r n aca d e m i c s and less from interpr e t a tio n s found in the philosop hic al, ritual or poetic circles of Bali. It is only rece n tly that West e r n linguists (Rub e n s t e i n , Zurb u c h e n , Vick er s , Hun t e r , Lovrick , Boo n an d Fox: s o u r c e ) and anthro p ologis t s hav e take n the theorie s of indige n o u s scholars the m s e lv e s as forms of auth orit a tiv e and "inform e d " discours e . It is the rece n t recog nition of differing notions of poetic coher e n c e , spatial historicity and ritual reso n a n c e which first inspire d this pap e r. In suppor t of the afore m e n ti o n e d "reco g nition," this pap e r's pre mis e lies on the basic view that without knowled g e of how Balines e the m s el v e s consid er the s e differe n t comp o n e n t s of what som e call "text u ality," the res e a r c h e r confine s the bre a d t h of his or her analysis. Without exploring the relation betw e e n the ritualized "soun din g" of the text in the te m pl e to the linguistic regist e r s "voiced" in the hous e h old comp o u n d , our conclusion s will simply reso n a t e with our scholarly pred e c e s s o r s and spe a k to the dialogu e s and interpr e t a ti o n s of toda y' s Balines e .

Trafficking of human beings is not only a severe violation of human rights but it undermines the ... more Trafficking of human beings is not only a severe violation of human rights but it undermines the efforts of developing countries to both educate their impoverished youth and protect their workforce. Through the falsification of identity and exploitation of a predominantly underage source population, trafficking networks render their victims captive to inhumane conditions and abusive labour.

Over the past fifteen years, HIV/AIDS has spread throughout Indonesia, which now has what is cate... more Over the past fifteen years, HIV/AIDS has spread throughout Indonesia, which now has what is categorized as a concentrated epidemic, with prevalence rates of over 5% of selected populations (principally sex workers and injecting drug users).