Jurnal Telematika - Academia.edu (original) (raw)
Papers by Jurnal Telematika
Jurnal Telematika, vol. 5 no. 1, 2009
— previous research has shown that strategic decision speed is positively correlated with firm pe... more — previous research has shown that strategic decision speed is positively correlated with firm performance especially in high velocity industry ((Wally and Baum, 2003; Eisenhardt, 1989). This posits further questions: What are the antecedents of strategic decision speed? How do those factors affect the decision process? How do different organizational contexts affect decision making? To answer the questions, two cases involving four companies in Indonesia were analysed using combined frameworks and organizational theories from Mintzberg (1996), Kreitner and Kinicki (2007) and Hart (1992). The data was collected through direct observations during the author's consulting engagement in the four companies throughout a four-year period. Results show that organizational structure, culture, and power do have a significant influence on strategic decision making speed and performance. They also show that organizational contexts (Mintzberg, 1996) have implications on organizational structure, culture, and power. Further studies on the subject, involving Indonesian and other South East Asian companies could help managers improve the responsiveness of Indonesian companies to external changes in a globalized setting in the future and provide richer understanding on extant organizational theories.
Jurnal Telematika, vol. 5 no. 1, 2009
Abstrak— Strategi pemasaran yang dirancanga dengan memperhitungkan faktor perilaku dari konsumenn... more Abstrak— Strategi pemasaran yang dirancanga dengan memperhitungkan faktor perilaku dari konsumennya, akan menghasilkan rancangan strategi yang lebih baik. Perilaku konsumen, pada umumnya dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat berupa motivasi, sikap, sumber daya konsumen, dan pengetahuan sedangkan faktor eksternal yaitu rekomendasi, budaya, kelas sosial dan situasi. Objek penelitian ini adalah salah satu produk jasa yaitu preschool. Pada penelitian ini diuji suatu model penelitian, untuk mengetahui apakah variabel Motivasi, Sikap, Sumber Daya Konsumen, Pengetahuan, Rekomendasi, Budaya, Kelas Sosial, dan variabel Situasi tersebut mempengaruhi variabel Keputusan Pemilihan Preschool. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan AMOS ver 6.0, didapatkan urutan variabel yang memiliki pengaruh mulai yang terbesar terhadap variabel Keputusan Pemilihan Preschool adalah variabel Rekomendasi, Pengetahuan, Motivasi, Sikap, Budaya, dan Sumber Daya Konsumen. Berdasarkan variabel-variabel yang berpengaruh tersebut, dirancang suatu usulan strategi pemasaran dengan menggunakan bauran pemasaran 7P, yaitu : Place, Price, Promotion, Product, People, Physical Evidence, dan Process. Strategi pemasaran yang diusulkan adalah : personnel selling, advertising, sponsorship (Promotion); pemakaian seragam untuk seluruh staff, lingkungan sekolah yang bersih, bangunan yang didesain sesuai karakter anak-anak, brosur yang menggambarkan karakteristik jasa (Physical evidence); kemudahan akses informasi melalui nonlocational place yaitu layanan telepon atau internet (Place); fasilitas-fasilitas tambahan, kurikulum yang berhubungan dengan nilai-nilai agama (Product); sikap setiap staff yang ramah ketika berinteraksi dengan konsumen (People); kemudahan prosedur pendaftaran (Process). Kata kunci— Perilaku konsumen, Bauran Pemasaran Abstract— Marketing strategy that concerns about consumer behavior can generate a better strategy and output. Generally, consumer behavior is affected both by internal factors and also by externals factors. Internal factors can be motivation, attitude, consumer resources, and knowledge. External factors can be recommendation, culture, social classes and situation. The object for this research is one of service products, preschool. In this research, a model will be tested to make sure whether Motivation, Attitude, Consumer Resources, Knowledge, Recommendation, Culture, Social classes, Situation really affects Decision for Preschool. The method for this research is Structural Equation Model which using software AMOS ver 6.0. Data was taken by questioners. The result from the model tested is a sequence of variables which has greatest effect to less, begin with Recommendation, Knowledge, Motivation, Attitude, Culture, and Consumer Resources. Knowing the variables which affected the Decision for Preschool, then a marketing strategy was planned, based on Marketing Mix 7P. Marketing Mix 7P are: Place, Price, Promotion, Product, People, Physical Evidence, and Process. The proposed for Marketing mix are : personnel selling, advertising, sponsorship (Promotion); all staff uses uniform, a clean environment of the preschool, building which can be drew animation for children, brochure which can explain the service characteristics (Physical evidence); information can be access easily by nonlocational place, such as via telephone, or internet (Place); additional facilities, curriculum which contain religious values (Product); all staff has to be friendly when interact with the consumer (People); the easy procedure for registration (Process).
Jurnal Telematika, vol. 5 no. 1, 2009
Abstrak— Dalam paper ini saya akan mencoba membahas perencanaan sistem informasi antar manajemen ... more Abstrak— Dalam paper ini saya akan mencoba membahas perencanaan sistem informasi antar manajemen yang berkaitan dengan bagaimana informasi tersebut dimanfaatkan untuk mendukung bisnis proses perusahaan yang bersifat enterprise. Seringkali setiap departemen-departemen yang ada di perusahaan mempunyai platform sendiri-sendiri terhadap sistem informasi manajemennya, yang pada akhirnya informasi yang dihasilkan masing-masing departemen akan mengalami kesulitan apabila nantinya akan dipakai oleh majemen level tinggi untuk mengambil langkah-langkah stategis pada perusahaan. Untuk itulah perencanan yang matang harus dibuat sebaik mungkin. Akan tetapi pada kelanjutannya perencanaan tersebut setiap anggota/elemen didalam perusahan (semua area fungsional) diharapkan dapat berpartisipasi untuk mewujudkannya. Dengan adanya perencanan sistem informasi yang baik antar departemen, maka nantinya perusahan tersebut pada akhirnya akan mendapatkan keuntungan yang lebih baik yang menyangkut kelangsungan hidup perusahaan. Kata kunci— Abstract— In this paper i would try to study about interdepartmental information system planning that is concern with how to use the information to supporting the business process of company with enterprises characteristic. Ordinary, each of existing department in company use their information system with their platform, it difficult for top management to using the information form each department while they want to create the strategic decision for company in the future. So, it is time to create the information system planning for company in the better way. But, in the advance, each of company members or elements must be give the participation to gain the purpose. With the good planning of information system for interdepartmental had done the company would get the relevance advantage for the company life cycle. Keywords—
Jurnal Telematika, vol. 5 no. 1, 2009
Abstrak— Keberadaan noise dalam sinyal data tidak dapat dihindarkan. Dalam kondisi ideal level no... more Abstrak— Keberadaan noise dalam sinyal data tidak dapat dihindarkan. Dalam kondisi ideal level noise dapat dikurangi hingga ke level tertentu sehingga dapat diabaikan dan sinyal data dapat dianggap tidak rusak akibat noise.Dalam proses denoising, wavelet berusaha untuk menghilangkan noise sekaligus menjaga karakteristik sinyal. Ada tiga tahap dalam proses ini, yaitu tranformasi wavelet, tahap thresholding, dan inverse tranformasi wavelet. Berdasarkan simulasi dengan menggunakan Hard Thresholding dan SureShrink dengan Empirical Wiener Filter, dapat ditunjukkan bahwa Empirical Wiener Filter menggunakan Hard Thresholding melebihi metode yang lain. Abstract— Noise presence in real world data signal is inevitable. Under ideal conditions, this noise may decrease to such negligible levels so data obtained might be considered not corrupted by noise. In denoising, wavelet attempts to remove the noise present in the signal while preserving the signal characteristics. It involves three steps, namely forward wavelet transform, thresholding step, and inverse wavelet transform. Based on simulations by using Hard Thresholding and SureShrink with Empirical Wiener Filter, it was shown that Empirical Wiener Filter using Hard Thresholded outperforms the other simulated methods.
Jurnal Telematika, vol. 5 no. 1, 2009
Abstrak— Pada sistem transmisi radio komunikasi bergerak yang dilayani biasanya berupa daerah yan... more Abstrak— Pada sistem transmisi radio komunikasi bergerak yang dilayani biasanya berupa daerah yang tidak teratur permukaannya. Oleh karena itu diperlukan perhitungan yang cukup rumit untuk memperkirakan redaman lintasannya. Beberapa model propagasi yang akan dikemukakan dibawah ini layak untuk memperkirakan redaman lintasan sepanjang permukaan daerah yang tidak teratur. Kebanyakan model-model propagasi ini didapatkan dari data hasil pengukuran yang dilakukan dalam jumlah besar dan cukup lama. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keadaan propagasi di kota Bandung dengan menerapkan beberapa model propagasi, yaitu model Okumura-Hata dan model COST-231. Hasil perhitungannya dibandingkan dengan hasil pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran dilakukan di kota Bandung Tengah, yaitu daerah dago dan sekitarnya dan dilakukan terhadap layanan GSM. Abstract— In a wireless mobile transmission system, the served area are usually have ragged surface. Because of this, complicated calculations are needed to predict the path attenuation. Propagation models mentioned in this research are suitable to calculate attenuation path along areas with ragged surface. Most of these propagation models are obtained through long term repeated measurements. This research is aimed to analyze the propagation condition in Bandung by applying Okumura Hata and Cost 231 model. The calculation result then compared with the field measurement result which is attained by using Hand Phone and Netmon™. The measurement was done in Dago area, Bandung Tengah and GSM measurement. This research is expected to become a recommendation for GSM operator in optimizing their network.
Jurnal Telematika, vol. 5 no. 1, 2009
Abstrak— Pada saat ini, telekomunikasi telah berkembang dengan cepat baik dari segi evolusi tekno... more Abstrak— Pada saat ini, telekomunikasi telah berkembang dengan cepat baik dari segi evolusi teknologi, segi pengguna maupun segi content. Pertumbuhan ini juga tentunya akan semakin menaikkan tingkat efisiensi operasional perangkat telekomunikasi sehingga tariff penggunaan komunikasi diprediksi semakin turun. Namun di sisi lain, perkembangan dari penentuan tarif telekomunikasi ini mengakibatkan persaingan yang kurang sehat. Untuk mengejar penurunan tarif, beberapa operator harus melakukan trade-off dengan sedikit menurunkan Qos (Quality of Service). Di sis lain terdapat faktor pendorong teknologi yaitu perkembangan teknologi komunikasi yang telah mencapai konvergensi teknologi hingga generasi ke-4 (4G) dimana semua komunikasi berbasis Internet Protocol (IP). Komunikasi voice yang akan terus dikembangkan adalah Voice over Internet Protocol (VoIP) maupun Multimedia-IP. Penentuan tarif untuk komunikasi berbasis IP tentunya sedikit berbeda dibandingkan dengan komunikasi berbasis circuit switching seperti pada PSTN terutama jika terdapat interkoneksi dengan jaringan lain. Penelitian ini mengembangkan model perhitungan sistem pentarifan untuk komunikasi berbasis IP dimana salah satu karakteristik yang diperhatikan adalah karakteristik dari trafik jaringan. Pembahasan dilanjtukan pada metode optimasi jaringan untuk memperoleh tarif yang minimum dan OoS yang terjamin. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi operator telekomunikasi maupun badan regulasi telekomunikasi dalam menentukan tarif komunikasi berbasis protokol IP dan pengembangan jaringan telekomunikasinya.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrct — This study compares the perspective of competitive dynamics, that places first mover as... more Abstrct — This study compares the perspective of competitive dynamics, that places first mover as one of the competitive advantages (Lieberman dan Montgomery (1988), and that of the resource-based. Analysis on the growth of PT. Telkomsel, the largest cellular operator in the era of duopoly, triopoly, and then full competition in Indonesia reveals that the first mover advantage did give the company advantage in the era of limited competition, but the internal resources accumulated throughout the early years then produced competitive advantage in the era of full competition. The study provides a qualitative finding on the contingent role of industry structure and internal resources in determining the competitiveness of a company in the telecommunication sector in Indonesia, which can be further quantitatively studied in the future. Keywords— competitive dynamics, first mover advantage, resource based view, telecommunication, industry structure, competitive advantage, Telkomsel, Indosat, Excelcomindo Abstrak— Studi ini membandingkan perspektif competitive dynamics yang menempatkan first mover sebagai salah satu sumber keunggulan persaingan (Lieberman dan Montgomery (1988) dan perspektif resource-based. Analisis terhadap perkembangan PT. Telkomsel, perusahaan seluler terbesar di industri telekomunikasi di Indonesia dalam era dupoli, trioppoli dan dalam era kompetisi penuh menunjukkan bahwa first mover advantage menghasilkan keuntungan berupa pangsa pasar dalam era kompetisi terbatas, sementara sumberdaya internal yang terakumulasi menghasilkan keunggulan bersaing dalam iklim kompetisi penuh. Studi ini memberikan sebuah temuan kualitatif mengenai peran kontinjen dari struktur industri dan sumberdaya internal terhadap daya saing di industri telekomunikasi di Indonesia, yang dapat diperluas dan diperdalam melalui berbagai penelitian kuantitatif berikutnya. Kata kunci— competitive dynamics, first mover advantage, resource based view, telecommunication, industry structure, competitive advantage, Telkomsel, Indosat, Excelcomindo
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Vehicle Routing Problem (VRP) menjadi hal yang sangat penting dalam masalah pendistribus... more Abstrak— Vehicle Routing Problem (VRP) menjadi hal yang sangat penting dalam masalah pendistribusian barang, karena perusahaan ingin mencapai hasil yang seefektif dan seefisien mungkin agar biaya yang dikeluarkan dapat diperkecil. Dalam VRP, perlu diperhatikan juga jumlah kendaraan yang digunakan dan waktu bongkar muat (loading/unloading) di tempat pelanggan, hal itu yang menjadi pembatas dalam VRP. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk menyelesaikan masalah rute kendaraan yang mempertimbangkan backhaul, rute majemuk (multiple trips), dan time window atau yang dikenal dengan model/varian VRPBMTTW, dan akan menghitung jumlah kendaraan, total duration time (TDT), dan range of duration time (RDT). Untuk memecahkan masalah ini digunakan teknik Simulated Annealing (SA) yang merupakan suatu pendekatan algoritma yang efisien untuk memecahkan masalah optimasi kombinatorial yang sulit. Solusi awal ditingkatkan berulang-kali dengan membuat perubahan kecil hingga ditemukan solusi yang lebih baik. Abstract— Vehicle Routing Problem (VRP) become very important in the problem of distribution of goods, because the company wants to achieve results effectively and efficiently as possible so the cost can be reduced. In VRP, the number of vehicles used and the time of loading and unloading at the customer site, need to be considered too, it is a constraint in the VRP. The purpose of this journal is to solve the vehicle routing problem considering backhaul, multiple trips, and the time window, known as the model/variant VRPBMTTW, and will count the number of vehicles, the total duration time (TDT), and range of duration time (RDT). To solve this problem used technique Simulated Annealing (SA) which is an efficient algorithm approach to solve difficult combinatorial optimization problems. Initial solution repeatedly improved by making small changes to find a better solution.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Kriptografi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu kriptografi dengan menggunakan kunci simetri... more Abstrak— Kriptografi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu kriptografi dengan menggunakan kunci simetri dan kriptografi dengan menggunakan kunci asimetri. Contoh kriptografi kunci simetri adalah 3DES (Triple Data Encryption Standard) dan kriptografi kunci asimetri adalah RSA. Pada aplikasi ini penulis memodifikasi metode 3DES (Triple Data Encryption Standard) sehingga pengamanan terhadap text dapat lebih aman dibandingkan 3DES. Modifikasi metode 3DES yang dilakukan menghasilkan ciphertext yang lebih panjang dan ada penambahan proses pada proses enkripsi dan dekripsinya. Kata kunci— Cryptography, Modifikasi 3DES Abstract— Cryptography can be divided into 2 key cryptography using symmetric and asymmetric key cryptography using. Examples of symmetric key cryptography is 3DES (Triple Data Encryption Standard) method and asymmetric key cryptography is RSA method. In this application, the authors modified the method of 3DES (Triple Data Encryption Standard) so that the security of the text can be more secure than 3DES method. Triple DES modification method produces cipher text that is longer than 3 DES and there are additional processes on the encryption and decryption process.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Sistem pengendalian persediaan saat ini tidak mampu menyediakan informasi mengenai jumla... more Abstrak— Sistem pengendalian persediaan saat ini tidak mampu menyediakan informasi mengenai jumlah persediaan semua barang dalam waktu yang cepat. Sehingga pada saat perlu untuk memesan barang, bagian perencanaan tidak memiliki jumlah pembeliaan yang tepat dalam menentukan barang-barang yang akan dipesan. Pemesanan barang yang tidak tepat akan menimbulkan resiko terjadinya penyimpanan barang-barang yang menumpuk. Dengan munculnya permasalahan diatas, kita dapat membuat suatu pemecahan masalah dengan meramalkan pembeliaan barang untuk bulan selanjutnya dengan menggunakan metode pengolahan data seperti single moving average dan regresi pola konstan jika perhitungan yang dihasilkan stasioner, dan jika data perhitungan tersebut non stasioner kita dapat menggunakan metode Single Exponential Smoothing. Setelah memperoleh jumlah pembeliaan untuk bulan berikutnya, klasifikasi barang dilakukan berdasarkan nilai investasi tertinggi untuk memperoleh perhatian khusus dalam pengelolaannya. Sistem informasi pengendalian persediaan dikembangkan untuk mendukung dalam mengelola inventori. Kata kunci— sistem pengendalian persediaan, klasifikasi barang. Abstract— Inventory control system is not currently able to provide information about amount of inventory of all goods in quick time. So, in the need to order the goods, the plan does not have the right amount of buying in determining the items to be ordered. Incorrect ordering of goods will lead to the risk of storage of goods piling up. With the emergence of problems above, we can create a solution to the problem with predicting buying goods for the next month using a single method of data processing such as moving averages and the regression constant pattern if the calculation of the resulting stationary, and if the data are non stationary calculation we can use the method of Single Exponential Smoothing. After obtaining the number of purchasing for the next month, the classification of goods is based on the highest investment value to obtain special attention in its management. Inventory control information system developed to support the manage inventory.
Jurnal Telematika, vol. 7 no . 1, 2011
Abstrak— Routing jaringan adalah pemilihan jalur dalam jaringan yang dipakai untuk mengirimkan da... more Abstrak— Routing jaringan adalah pemilihan jalur dalam jaringan yang dipakai untuk mengirimkan data. Di dalam jaringan komputer, data akan dikirimkan dari sumbernya ke tujuan akhir melalui titik-titik perantara. Jalur yang dilalui akan mempengaruhi kecepatan pengiriman (delay) dan banyaknya paket data yang hilang. Pencarian routing jaringan adalah masalah pencarian jalur terpendek (shortest path). Paper ini bertujuan untuk mengusulkan sebuah algoritma untuk pencarian routing jaringan dengan algoritma genetika yang memakai crossover cut and splice.. Kata kunci— routing jaringan, shortest path, algoritma genetika, crossover cut and splice Abstract— Network routing is the process of selecting paths in a network along which to send data. In computer network, the data will be sent from the source toward the ultimate destination through intermediate nodes. The path will influence the transmission speed (delay) and data packet losses. Network routing finding can be classified as shortest path problem. This paper proposes an algorithm for finding network routing by adapting genetic algorithm with cut and splice crossover. Keywords— network routing, shortest path, genetic algorithm, cut and splice crossover I. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan jaringan komputer adalah mendukung komunikasi antar pemakai melalui pengiriman data yang tepat waktu dan tepat isi. Tetapi sering terjadi kualitas jaringan tidak bagus karena data yang diterima tidak tepat isi atau tidak tepat waktu. Routing jaringan adalah pemilihan jalur dalam jaringan yang dipakai untuk mengirimkan data. Di dalam jaringan komputer, data akan dikirimkan dari sumbernya ke tujuan akhir melalui titik-titik perantara. Jalur yang dilalui akan mempengaruhi kecepatan pengiriman (delay) dan banyaknya paket data yang hilang. Pencarian routing jaringan adalah masalah pencarian jalur terpendek (shortest path). Algoritma genetika mensimulasikan proses evolusi makhluk hidup yang melakukan perkawinan antar dua individu, seleksi individu berdasarkan nilai terbaik untuk bertahan hidup serta mutasi. Dalam masalah ini, sebuah individu adalah sebuah routing jaringan dengan nilai fitnessnya adalah total packet loss. Banyaknya gen dalam sebuah individu bervariasi karena titik perantara dapat bervariasi. Proses crossover harus menghasilkan individu yang merupakan routing jaringan valid, sehingga crossover yang cocok adalah cut and splice, yaitu pemilihan titik crossover pada individu orang tua secara acak. II. JARINGAN KOMPUTER Jaringan komputer adalah sekelompok komputer yang saling dihubungkan dengan menggunakan suatu protokol komunikasi sehingga antara satu komputer dengan komputer yang lain dapat berbagi data atau berbagi sumber daya (sharing resources). Di dalam jaringan komputer data dikirimkan dalam bentuk paket-paket. Pengiriman data dari satu titik ke titik lainnya sering kali memerlukan titik-titik perantara yang berupa sebuah perangkat keras yang bernama router. Router bekerja pada layer 3 OSI yakni layer network yang berarti melewatkan paket ke alamat yang dituju. Jalur yang dipakai pengiriman data akan mempengaruhi kualitas pengiriman dalam hal packet yang hilang (packet loss) dan waktu tunda (delay). Pencarian jalur tersebut disebut routing jaringan. Pencarian routing jaringan adalah masalah pencarian jalur terpendek (shortest path). III. ALGORITMA GENETIKA Algoritma genetika adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan proses evolusi. Algoritma genetika merupakan evolusi atau perkembangan dunia komputer yang muncul karena terinspirasi oleh ilmu dalam biologi. Algoritma ini dapat dipakai untuk mendapatkan solusi optimal dari sebuah masalah. Sebelum algoritma ini dijalankan, masalah yang akan dioptimalkan itu harus dinyatakan dalam fungsi tujuan, yang dikenal dengan fungsi fitness. Kromosom dengan nilai fitness yang tinggi akan memberikan probabilitas yang tinggi untuk bereproduksi pada generasi selanjutnya, sehingga untuk setiap generasi pada proses evolusi, fungsi fitness mensimulasikan seleksi alam dan akan mengarah ke populasi dengan fitness yang membaik.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Saat ini penggunaan analisis regresi , factor dan path analysis dalam analisis data surv... more Abstrak— Saat ini penggunaan analisis regresi , factor dan path analysis dalam analisis data survey maupun data mining menimbulkan banyak bias ketika dihadapkan dengan teori yang mendasarinya. Hal ini dikarenakan penggunakan teknik analisis tersebut tidak melibatkan error pengukuran dan laten variabel dalam model pengukuran maupun model strukturalnya. SEM berbasis covarians – selanjtunya disebut LISREL-mampu mengatasi berbagai macam bias tersebut karena menyertakan eror pengukuran, dan laten variabel, namun terkendala dengan asumsi yang harus dipenuhi seperti jumlah sampel harus besar, normalitas data dan kompleksitas model. Partial Least Square adalah solusi yang terbaik karena tidak memerlukan asumsi-asumsi seperti dalam LISREL. Kata kunci— SEM, PLS, Lisrel dan varians/covarians Abstract— Today, using Regression analysis, factor and path analysis in exploratory survey data and data mining cause many bias when confirmed with theory based on it. Many bias could happen because in the analysis which use them, measurement error, latent variables on measurement and structural model not included. Structural Equation Modeling (SEM) based on covariance-call LISREL-can handle many problem in bias because measurement error, latent variables on measurement and structural model included in LISREL. but in LISREL has many assumption for example: needs many (big) sample, normality and model complexity. Partial Least Square is the alternative solution because these assumptions not required.. Keywords— SEM, PLS, Lisrel dan varians/covarians I. PENDAHULUAN Eksplorasi data baik dengan survey maupun data mining menjadi suatu hal yang sangat penting yang dilakukan oleh peneliti diberbagai bidang seperti manajemen, marketing, psikologi, kesehatan, teknik, social politik dan lain sebagainya. Dalam setiap penelitian sebagian besar peneliti tertarik untuk meneliti tentang keterkaitan antara satu fenomena dengan fenomena yang terjadi, atau juga mengelompokkan variable-variabel penelitian yang begitu banyak menjadi lebih sedikit dan sederhana. Teknik yang digunakan oleh para peneliti biasanya regresi, korelasi, analisis factor (factor analysis), analisis cluster (clustering analysisi) dan teknik statistika multivariate lainnya. Akan tetapi pada kenyataannya dilapangan teknik statistika yang disebutkan di atas, ternyata hanya bisa digunakan untuk menganalisis dan mengukur data varaiabel yang langsung bisa diukur menggunakan alat ukur tertentu, misal tinggi badan dengan satuan panjang (cm, m, dan kaki), kecepatan dengan satuan km/jam misalnya. Sedangkan sangat banyak sekali di dunia real data variable ini bukanlah data variable yang langsung bisa diukur, namun terdiri dari beberapa indicator yang ada didalamnya sehingga analisis statitika seperti yang disebutkan diatas tidak bisa menganalisisnya jikapun dipaksakan akan menghasilkan hasil pengukuran yang mempunyai error yang besar. Sebagai contoh, misal kepuasan Kerja, dimana kepuasan kerja ini tidak bisa terukur langsung namun melaui indicator-indikatornya misal: besaran gaji, aktualisasi dan K3. Kepuasan kerja ini adalah dalam konteks statistika disebut dengan variable laten (konstruk), sedangkan gaji, aktualisasi dan K3 adalah indicator atau observed variable (manifest). Analisis statistika yang bisa menganalisisi hubungan dan keterkaitan antar laten variable, dan manifest disebut dengan Structural Equation Modelling (SEM), yang pada saat kehadirannya pertama kali didukung dengan alat komputasi statistic yang dinamakan LISREL. II. SEM BERBASIS VARIANS (LISREL) DAN BERBASIS KOVARIANS (PLS) SERTA ASUMSI-ASUMSI YANG MENYERTAINYA Untuk memahami konsep SEM, Contoh kepuasan kerja pada pendahuluan akan menjadi sangat penting. Berikut adalah skema konsep untuk kepuasan kerja
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Pesatnya perkembangan industri manufaktur merangsang tumbuhnya kebutuhan akan komponen l... more Abstrak— Pesatnya perkembangan industri manufaktur merangsang tumbuhnya kebutuhan akan komponen logam yang sesuai dengan spesifikasi. Spesifikasi komponen logam tidak hanya meliputi bentuk fisik yang semakin rumit, tetapi juga meliputi struktur dan kekuatan material. Proses shot peening merupakan salah satu proses pembentukan yang dapat mengakomodir tuntutan akan kekuatan permukaan dari suatu komponen logam. Kriteria keberhasilan proses shot peening ini ditentukan oleh tinggi lengkung almen yang terjadi. Tinggi lengkung almen yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, tentunya mengisyaratkan bahwa proses shot peening yang dilakukan telah berhasil. Saat ini, pada divisi aero manufacturing PT. Dirgantara Indonesia diketahui bahwa terjadi penyimpangan tinggi lengkung almen dari target yang diinginkan. Walaupun penyimpangan ini masih dalam batas toleransi yang ditetapkan, namun improvement pada proses berupa usaha untuk meminimasi penyimpangan ini tetap diperlukan. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat membantu mengidentifikasi parameter apa saja yang mempengaruhi penyimpangan tinggi lengkung almen, dan selanjutnya mencari solusi yang tentunya bertujuan untuk meminimasi tinggi lengkung almen tersebut. Kata kunci— Shot Peening ,Tinggi Lengkung Almen Abstract— The fast industrial development of manufactures stimulates the growth of metal components requirements based on the proper specification. The specification of metal components does not only cover the physical form which is being more complicated, but also covers the structure and material strength. The shot peening process represents one of forming processes which can accommodate the surface strength demand of metal components. The efficacy criterion of this shot peening process is determined by the almen arch height. The almen arch height suitable to the wanted specification, perhaps signs that the process of shot peening has been done successfully. Now in the division of aero manufacturing at PT. Dirgantara Indonesia detected that it had been occurring the high deviation of the almen arch height from the wanted goals. Although this deviation is within specified tolerance, but the improvement of process in the form of effort for minimizing this deviation remains to be needed. Therefore, this research which is expected can assist to identify any parameters influencing the almen arch height deviation, and then looks for the solution which perhaps aim to minimizing the almen arch height.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Saat ini cloud computing dikenal sebagai teknologi baru yang mengembangkan teknologi gri... more Abstrak— Saat ini cloud computing dikenal sebagai teknologi baru yang mengembangkan teknologi grid dengan menerapkan teknik virtualisasi sebagai sumber untuk melakukan komputasi. Teknologi ini mempunyai filosofi bahwa sumber komputasi, penyimpanan dan lain-lain tidak perlu lagi dilakukan di masing-masing client. Akan tetapi semuanya dapat dikerjakan di suatu server yang berada di jaringan internet (cloud). Untuk mendukung teknologi ini diperlukan sebuah jaringan akses internet yang berkecepatan tinggi untuk mendukung transmisi data dengan cepat. Teknologi ini mempunyai kendala performansi sehubungan dengan performansi jaringan akses yang digunakan serta performansi di sisi server sendiri. Metode penjaminan kualitas diperlukan untuk memberikan jaminan bahwa setiap pengguna dapat menggunakan aplikasi atau layanan cloud computing sesuai dengan kesepakatan layanan atau service level agreement. Paper ini berfokus pada review beberapa penelitian yang telah membangun metode penjaminan kualitas pada teknologi cloud computing atau sejenis. Dari beberapa review paper tersebut maka paper ini juga mengusulkan arsitektur metode penjaminan kualitas pada teknologi cloud computing. Kata Kunci— penjaminan kualitas, cloud computing Abstract— Nowadays, Cloud computing known as new technology that develop grid technology with virtualization as computation resource. It has philosophy that computation resource, storage, etc would not compute at each client but compute at server on internet cloud. To realize this technology, it needs internet access with broadband bandwidth and high speeds network for faster data transmissions. Implementation of this technology limited on network access bandwidth and also server performance itself. Quality of Service (QoS) guarantee method was needed to realize service that responding to the service level agreement (SLA). This paper focused at reviewed some research finding at developing Quality of Service (QoS) on cloud computing or similar method. At the end, we also propose new approach for Quality of Service guarantee architecture on cloud computing. Keywords— Quality of Service (QoS) guarantee, cloud computing
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstract - Media is artifact and a masterpiece of design, as well as runs its role as a messenger... more Abstract - Media is artifact and a masterpiece of design, as well as runs its role as a messenger. One of the medias existing and coming into personal space is television. As a design work as well as a message container for a variety of myths, ideology and all
promising kinds such as advertisement, television has filled out time and space for all society levels. Television becomes very visual because it is for sense and advertisement keeps seeping into mind, mentality and helps form its viewers' personality.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Perkembangan komik sebagai media hiburan atau pembelajaran berkembang pesat di abad 20. ... more Abstrak— Perkembangan komik sebagai media hiburan atau pembelajaran berkembang pesat di abad 20. Penyajian cerita, ponokohan, desain (warna, komposisi, tipografi) dan teknik penggambaran berkembang pesan di jaman sekarang ini. Beredarnya komik-komik asal Jepang, Amerika atau Eropa memunculkan persaingan sengit di industry komik dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Ironisnya komik local yang kita miliki sepertinya " mati suri " oleh hantaman komik yang dating dari luar. Bagaimana nasib karya-karya komik local, seperti Godam, Gundala, Si Buta dari Goa Hantu? Perlu adanya sebuah terobosan kreatif dan inovanif untuk menampilkan komik-komik tersebut, agar minimal diingat kembali bahwa komik local sempat merajai di Indonesia di era 70-an. Salah satunya menampilkan komik di era tahun tersebut dengan suguhan audio visual.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Persaingan ketat bisnis kuliner mengharuskan setiap pelaku usaha menciptakan keunikan ya... more Abstrak— Persaingan ketat bisnis kuliner mengharuskan setiap pelaku usaha menciptakan keunikan yang akan menarik pelanggan mengunjungi bisnis mereka. Dalam bidang usaha cafe terdapat banyak faktor yang dapat dipilih untuk dijadikan daya tarik bagi pelanggan. Untuk meminimaliasi biaya dan resiko investasi pemilik usaha harus memilih faktor yang tepat. Penelitian ini berusaha menemukan faktor-faktor yang menentukan apakah seorang pelanggan akan sering atau jarang mengunjungi cafe. Dengan demikian secara tidak langsung dapat diketahui faktor-faktor yang menentukan laris atau tidaknya sebuah cafe. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dua tahap dan pengolahan data menggunakan analisis diskriminan. Penelitian menyimpulkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi frekuensi kedatangan pelanggan adalah faktor pelayanan cafe dan fasilitas cafe. Kata kunci— cafe, frekuensi kedatangan pelanggan, faktor diskriminan, analisis diskriminan Abstract— Intense business competition in the culinary industry force every business owner to create unique value to attract customer. There are numerous factors to be considered in choosing the unique values. To minimize investment cost and risk business owner needs to choose wisely. This research aims to find factors that affect customer visit frequency in a cafe, hence indirectly identifying factors that affect the successfulness of a cafe. Data collection is conducted through two steps of questionnaires. Discriminant analysis will be used in the processing. This research concludes that service factor and facility factor are the most influential to customer visit frequency.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan suatu sistem pencitraan/pendeteksian objek yang... more Abstrak— Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan suatu sistem pencitraan/pendeteksian objek yang berada di bawah tanah atau di balik dinding dengan memanfaatkan fenomena gelombang elektromagnetik. Untuk mendapatkan hasil pencitraan yang optimum, maka antena dengan pengarahan yang baik ke arah objek sangat diharapkan. Salah satu metode pengarahan yang sering digunakan dalam perancangan sistem GPR adalah pemasangan cavity. Dalam makalah ini, sebuah desain cavity sederhana diusulkan untuk diimplementasikan pada antena cetak ultra-wideband (UWB) 50-5000 MHz untuk aplikasi GPR. Desain usulan berupa cavity berbentuk kotak sederhana yang terbuat dari bahan kuningan. Untuk mendapatkan desain yang optimum, serangkaian studi parameter terhadap dimensi fisik cavity pun dilakukan dengan turut mempelajari pengaruhnya terhadap karakteristik antena seperti return loss, Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), gain, dan pola radiasi. Dari hasil penelitian terlihat bahwa desain cavity usulan mampu memperbaiki pengarahan antena dengan tetap mempertahankan kualitas VSWR di seluruh rentang frekuensi bahkan mampu meningkatkan gain antena pada range frekuensi tertentu. Kata kunci— ground penetrating radar, cavity, ultra-wideband Abstract— Ground Penetrating Radar (GPR) is a system for imaging or detecting object below the ground or behind the wall using an electromagnetic wave phenomenon. To produce the optimal imaging result, the antenna with good direction towards the object is desirable. One method often used in controlling the direction of the antenna in the design of GPR system is cavity installation. In this paper, a simple cavity design is proposed to be implemented on 50-5000 MHz ultra-wideband (UWB) printed antenna for GPR application. The proposed design is such a simple square box cavity made by brass material. To obtain the optimum design, several parametric studies of the physical dimension of cavity are carried out along with investigation of its effect on the antenna characteristics such as return loss, Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), gain, and radiation pattern. It is shown that the proposed cavity design can improve the direction of the antenna while still maintains the VSWR quality throughout the frequency range and even it is able to increase the antenna gain at certain frequency range.
Jurnal Telematika, vol. 8 no. 1, 2013
— Consensus and strategic decision making speed are two decision process outcomes that are import... more — Consensus and strategic decision making speed are two decision process outcomes that are important in the field of strategy process because their influence on a firm's performance (Rajagopalan, Rasheed, and Datta 1993), especially in high velocity environment (Eisenhardt, 1989). This literature review was conducted by identifying previous studies on both constructs in order to gain insights on their consequences on firm performance as well as their antecedents. Results show that 1) both strategic decision speed and consensus generally improve firm performance, and 2) their antecedents can be related to individual, top management team, process, organization, or industry factors. Further research can be done empirically in order to build understanding on whether both constructs can be achieved simultaneously by top management team such that the success of strategy execution (Dooley, Fryxell, and Judge, 2000) and the firm's overall performance can be improved especially in high velocity environment Abstrak— Konsensus dan kecepatan keputusan stratejik adalah dua keluaran proses keputusan yang menjadi konstruk penting dalam proses strategi karena berpengaruh pada kinerja perusahaan (Rajagopalan, Rasheed, dan Datta 1993) terutama di lingkungan high velocity (Eishenhardt, 1989). Studi literatur ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi penelitian-penelitian terdahulu menyangkut kedua konstruk tersebut untuk memahami pengaruhnya pada kinerja perusahaan dan anteseden-anteseden dari keduanya. Hasil menunjukkan bahwa 1) baik kecepatan keputusan stratejik maupun konsensus pada umumnya meningkatkan kinerja, dan 2) anteseden keduanya dapat berada pada tingkat individu, tim manajemen puncak, proses, organisasi, dan industri. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan secara empirik untuk memahami apakah keduanya dapat dicapai secara bersamaan oleh manajemen puncak sehingga meningkatkan keberhasilan eskekusi strategi (Dooley, Fryxell, dan Judge, 2000), dan kinerja perusahaan secara keseluruhan, terutama di lingkungan high velocity. Kata kunci— proses keputusan, kecepatan keputusan stratejik, konsensus, komitmen, implementasi strategi.
Jurnal Telematika, vol. 8 no. 1, 2013
Abstrak— PT. Jasa Marga cabang Purbalenyi Bandung bertugas mengelola operasional jalan tol pada r... more Abstrak— PT. Jasa Marga cabang Purbalenyi Bandung bertugas mengelola operasional jalan tol pada ruas KM 67 sampai dengan KM 157. Salah satu bentuk pengelolaan jalan tol adalah inspeksi dan perbaikan di ruas jalan tol. Akan tetapi pengelolaan inspeksi dan perbaikan tersebut dirasa masih kurang optimal karena kurang baiknya arus informasi yang berakibat pada kurangnya koordinasi antar bagian dalam perusahaan. Untuk mengatasi permasalahan ini, sebuah sistem informasi terintegrasi dirancang untuk memungkinkan koordinasi antar bagian perusahaan, khususnya arus informasi yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan inspeksi dan perbaikan. Makalah ini membahas pengembangan sistem informasi yang berbasis arsitektur informasi, dengan penekanan pada arus informasi yang dibutuhkan dalam inspeksi dan perbaikan tol. Kata kunci— Pemeliharaan, Sistem Informasi, Arsitektur Informasi Abstract— PT. Jasa Marga Purbalenyi is in charge of managing toll roads operations on a segment KM 67 to KM 157. One form of toll roads management is inspection and repair on the toll roads. However, the management of the inspection and repair is still not optimal due to lack of good flow of information that resulted in a lack of coordination between the divisions of the company. To solve this problem, an integrated information system is designed to enable coordination between divisions of the company, especially the flow of information needed to conduct inspections and repairs. This paper discusses the development of information systems based on information architecture, with an emphasis on the flow of information needed in the inspections and repairs of the toll roads.
Jurnal Telematika, vol. 5 no. 1, 2009
— previous research has shown that strategic decision speed is positively correlated with firm pe... more — previous research has shown that strategic decision speed is positively correlated with firm performance especially in high velocity industry ((Wally and Baum, 2003; Eisenhardt, 1989). This posits further questions: What are the antecedents of strategic decision speed? How do those factors affect the decision process? How do different organizational contexts affect decision making? To answer the questions, two cases involving four companies in Indonesia were analysed using combined frameworks and organizational theories from Mintzberg (1996), Kreitner and Kinicki (2007) and Hart (1992). The data was collected through direct observations during the author's consulting engagement in the four companies throughout a four-year period. Results show that organizational structure, culture, and power do have a significant influence on strategic decision making speed and performance. They also show that organizational contexts (Mintzberg, 1996) have implications on organizational structure, culture, and power. Further studies on the subject, involving Indonesian and other South East Asian companies could help managers improve the responsiveness of Indonesian companies to external changes in a globalized setting in the future and provide richer understanding on extant organizational theories.
Jurnal Telematika, vol. 5 no. 1, 2009
Abstrak— Strategi pemasaran yang dirancanga dengan memperhitungkan faktor perilaku dari konsumenn... more Abstrak— Strategi pemasaran yang dirancanga dengan memperhitungkan faktor perilaku dari konsumennya, akan menghasilkan rancangan strategi yang lebih baik. Perilaku konsumen, pada umumnya dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat berupa motivasi, sikap, sumber daya konsumen, dan pengetahuan sedangkan faktor eksternal yaitu rekomendasi, budaya, kelas sosial dan situasi. Objek penelitian ini adalah salah satu produk jasa yaitu preschool. Pada penelitian ini diuji suatu model penelitian, untuk mengetahui apakah variabel Motivasi, Sikap, Sumber Daya Konsumen, Pengetahuan, Rekomendasi, Budaya, Kelas Sosial, dan variabel Situasi tersebut mempengaruhi variabel Keputusan Pemilihan Preschool. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan AMOS ver 6.0, didapatkan urutan variabel yang memiliki pengaruh mulai yang terbesar terhadap variabel Keputusan Pemilihan Preschool adalah variabel Rekomendasi, Pengetahuan, Motivasi, Sikap, Budaya, dan Sumber Daya Konsumen. Berdasarkan variabel-variabel yang berpengaruh tersebut, dirancang suatu usulan strategi pemasaran dengan menggunakan bauran pemasaran 7P, yaitu : Place, Price, Promotion, Product, People, Physical Evidence, dan Process. Strategi pemasaran yang diusulkan adalah : personnel selling, advertising, sponsorship (Promotion); pemakaian seragam untuk seluruh staff, lingkungan sekolah yang bersih, bangunan yang didesain sesuai karakter anak-anak, brosur yang menggambarkan karakteristik jasa (Physical evidence); kemudahan akses informasi melalui nonlocational place yaitu layanan telepon atau internet (Place); fasilitas-fasilitas tambahan, kurikulum yang berhubungan dengan nilai-nilai agama (Product); sikap setiap staff yang ramah ketika berinteraksi dengan konsumen (People); kemudahan prosedur pendaftaran (Process). Kata kunci— Perilaku konsumen, Bauran Pemasaran Abstract— Marketing strategy that concerns about consumer behavior can generate a better strategy and output. Generally, consumer behavior is affected both by internal factors and also by externals factors. Internal factors can be motivation, attitude, consumer resources, and knowledge. External factors can be recommendation, culture, social classes and situation. The object for this research is one of service products, preschool. In this research, a model will be tested to make sure whether Motivation, Attitude, Consumer Resources, Knowledge, Recommendation, Culture, Social classes, Situation really affects Decision for Preschool. The method for this research is Structural Equation Model which using software AMOS ver 6.0. Data was taken by questioners. The result from the model tested is a sequence of variables which has greatest effect to less, begin with Recommendation, Knowledge, Motivation, Attitude, Culture, and Consumer Resources. Knowing the variables which affected the Decision for Preschool, then a marketing strategy was planned, based on Marketing Mix 7P. Marketing Mix 7P are: Place, Price, Promotion, Product, People, Physical Evidence, and Process. The proposed for Marketing mix are : personnel selling, advertising, sponsorship (Promotion); all staff uses uniform, a clean environment of the preschool, building which can be drew animation for children, brochure which can explain the service characteristics (Physical evidence); information can be access easily by nonlocational place, such as via telephone, or internet (Place); additional facilities, curriculum which contain religious values (Product); all staff has to be friendly when interact with the consumer (People); the easy procedure for registration (Process).
Jurnal Telematika, vol. 5 no. 1, 2009
Abstrak— Dalam paper ini saya akan mencoba membahas perencanaan sistem informasi antar manajemen ... more Abstrak— Dalam paper ini saya akan mencoba membahas perencanaan sistem informasi antar manajemen yang berkaitan dengan bagaimana informasi tersebut dimanfaatkan untuk mendukung bisnis proses perusahaan yang bersifat enterprise. Seringkali setiap departemen-departemen yang ada di perusahaan mempunyai platform sendiri-sendiri terhadap sistem informasi manajemennya, yang pada akhirnya informasi yang dihasilkan masing-masing departemen akan mengalami kesulitan apabila nantinya akan dipakai oleh majemen level tinggi untuk mengambil langkah-langkah stategis pada perusahaan. Untuk itulah perencanan yang matang harus dibuat sebaik mungkin. Akan tetapi pada kelanjutannya perencanaan tersebut setiap anggota/elemen didalam perusahan (semua area fungsional) diharapkan dapat berpartisipasi untuk mewujudkannya. Dengan adanya perencanan sistem informasi yang baik antar departemen, maka nantinya perusahan tersebut pada akhirnya akan mendapatkan keuntungan yang lebih baik yang menyangkut kelangsungan hidup perusahaan. Kata kunci— Abstract— In this paper i would try to study about interdepartmental information system planning that is concern with how to use the information to supporting the business process of company with enterprises characteristic. Ordinary, each of existing department in company use their information system with their platform, it difficult for top management to using the information form each department while they want to create the strategic decision for company in the future. So, it is time to create the information system planning for company in the better way. But, in the advance, each of company members or elements must be give the participation to gain the purpose. With the good planning of information system for interdepartmental had done the company would get the relevance advantage for the company life cycle. Keywords—
Jurnal Telematika, vol. 5 no. 1, 2009
Abstrak— Keberadaan noise dalam sinyal data tidak dapat dihindarkan. Dalam kondisi ideal level no... more Abstrak— Keberadaan noise dalam sinyal data tidak dapat dihindarkan. Dalam kondisi ideal level noise dapat dikurangi hingga ke level tertentu sehingga dapat diabaikan dan sinyal data dapat dianggap tidak rusak akibat noise.Dalam proses denoising, wavelet berusaha untuk menghilangkan noise sekaligus menjaga karakteristik sinyal. Ada tiga tahap dalam proses ini, yaitu tranformasi wavelet, tahap thresholding, dan inverse tranformasi wavelet. Berdasarkan simulasi dengan menggunakan Hard Thresholding dan SureShrink dengan Empirical Wiener Filter, dapat ditunjukkan bahwa Empirical Wiener Filter menggunakan Hard Thresholding melebihi metode yang lain. Abstract— Noise presence in real world data signal is inevitable. Under ideal conditions, this noise may decrease to such negligible levels so data obtained might be considered not corrupted by noise. In denoising, wavelet attempts to remove the noise present in the signal while preserving the signal characteristics. It involves three steps, namely forward wavelet transform, thresholding step, and inverse wavelet transform. Based on simulations by using Hard Thresholding and SureShrink with Empirical Wiener Filter, it was shown that Empirical Wiener Filter using Hard Thresholded outperforms the other simulated methods.
Jurnal Telematika, vol. 5 no. 1, 2009
Abstrak— Pada sistem transmisi radio komunikasi bergerak yang dilayani biasanya berupa daerah yan... more Abstrak— Pada sistem transmisi radio komunikasi bergerak yang dilayani biasanya berupa daerah yang tidak teratur permukaannya. Oleh karena itu diperlukan perhitungan yang cukup rumit untuk memperkirakan redaman lintasannya. Beberapa model propagasi yang akan dikemukakan dibawah ini layak untuk memperkirakan redaman lintasan sepanjang permukaan daerah yang tidak teratur. Kebanyakan model-model propagasi ini didapatkan dari data hasil pengukuran yang dilakukan dalam jumlah besar dan cukup lama. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keadaan propagasi di kota Bandung dengan menerapkan beberapa model propagasi, yaitu model Okumura-Hata dan model COST-231. Hasil perhitungannya dibandingkan dengan hasil pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran dilakukan di kota Bandung Tengah, yaitu daerah dago dan sekitarnya dan dilakukan terhadap layanan GSM. Abstract— In a wireless mobile transmission system, the served area are usually have ragged surface. Because of this, complicated calculations are needed to predict the path attenuation. Propagation models mentioned in this research are suitable to calculate attenuation path along areas with ragged surface. Most of these propagation models are obtained through long term repeated measurements. This research is aimed to analyze the propagation condition in Bandung by applying Okumura Hata and Cost 231 model. The calculation result then compared with the field measurement result which is attained by using Hand Phone and Netmon™. The measurement was done in Dago area, Bandung Tengah and GSM measurement. This research is expected to become a recommendation for GSM operator in optimizing their network.
Jurnal Telematika, vol. 5 no. 1, 2009
Abstrak— Pada saat ini, telekomunikasi telah berkembang dengan cepat baik dari segi evolusi tekno... more Abstrak— Pada saat ini, telekomunikasi telah berkembang dengan cepat baik dari segi evolusi teknologi, segi pengguna maupun segi content. Pertumbuhan ini juga tentunya akan semakin menaikkan tingkat efisiensi operasional perangkat telekomunikasi sehingga tariff penggunaan komunikasi diprediksi semakin turun. Namun di sisi lain, perkembangan dari penentuan tarif telekomunikasi ini mengakibatkan persaingan yang kurang sehat. Untuk mengejar penurunan tarif, beberapa operator harus melakukan trade-off dengan sedikit menurunkan Qos (Quality of Service). Di sis lain terdapat faktor pendorong teknologi yaitu perkembangan teknologi komunikasi yang telah mencapai konvergensi teknologi hingga generasi ke-4 (4G) dimana semua komunikasi berbasis Internet Protocol (IP). Komunikasi voice yang akan terus dikembangkan adalah Voice over Internet Protocol (VoIP) maupun Multimedia-IP. Penentuan tarif untuk komunikasi berbasis IP tentunya sedikit berbeda dibandingkan dengan komunikasi berbasis circuit switching seperti pada PSTN terutama jika terdapat interkoneksi dengan jaringan lain. Penelitian ini mengembangkan model perhitungan sistem pentarifan untuk komunikasi berbasis IP dimana salah satu karakteristik yang diperhatikan adalah karakteristik dari trafik jaringan. Pembahasan dilanjtukan pada metode optimasi jaringan untuk memperoleh tarif yang minimum dan OoS yang terjamin. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi operator telekomunikasi maupun badan regulasi telekomunikasi dalam menentukan tarif komunikasi berbasis protokol IP dan pengembangan jaringan telekomunikasinya.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrct — This study compares the perspective of competitive dynamics, that places first mover as... more Abstrct — This study compares the perspective of competitive dynamics, that places first mover as one of the competitive advantages (Lieberman dan Montgomery (1988), and that of the resource-based. Analysis on the growth of PT. Telkomsel, the largest cellular operator in the era of duopoly, triopoly, and then full competition in Indonesia reveals that the first mover advantage did give the company advantage in the era of limited competition, but the internal resources accumulated throughout the early years then produced competitive advantage in the era of full competition. The study provides a qualitative finding on the contingent role of industry structure and internal resources in determining the competitiveness of a company in the telecommunication sector in Indonesia, which can be further quantitatively studied in the future. Keywords— competitive dynamics, first mover advantage, resource based view, telecommunication, industry structure, competitive advantage, Telkomsel, Indosat, Excelcomindo Abstrak— Studi ini membandingkan perspektif competitive dynamics yang menempatkan first mover sebagai salah satu sumber keunggulan persaingan (Lieberman dan Montgomery (1988) dan perspektif resource-based. Analisis terhadap perkembangan PT. Telkomsel, perusahaan seluler terbesar di industri telekomunikasi di Indonesia dalam era dupoli, trioppoli dan dalam era kompetisi penuh menunjukkan bahwa first mover advantage menghasilkan keuntungan berupa pangsa pasar dalam era kompetisi terbatas, sementara sumberdaya internal yang terakumulasi menghasilkan keunggulan bersaing dalam iklim kompetisi penuh. Studi ini memberikan sebuah temuan kualitatif mengenai peran kontinjen dari struktur industri dan sumberdaya internal terhadap daya saing di industri telekomunikasi di Indonesia, yang dapat diperluas dan diperdalam melalui berbagai penelitian kuantitatif berikutnya. Kata kunci— competitive dynamics, first mover advantage, resource based view, telecommunication, industry structure, competitive advantage, Telkomsel, Indosat, Excelcomindo
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Vehicle Routing Problem (VRP) menjadi hal yang sangat penting dalam masalah pendistribus... more Abstrak— Vehicle Routing Problem (VRP) menjadi hal yang sangat penting dalam masalah pendistribusian barang, karena perusahaan ingin mencapai hasil yang seefektif dan seefisien mungkin agar biaya yang dikeluarkan dapat diperkecil. Dalam VRP, perlu diperhatikan juga jumlah kendaraan yang digunakan dan waktu bongkar muat (loading/unloading) di tempat pelanggan, hal itu yang menjadi pembatas dalam VRP. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk menyelesaikan masalah rute kendaraan yang mempertimbangkan backhaul, rute majemuk (multiple trips), dan time window atau yang dikenal dengan model/varian VRPBMTTW, dan akan menghitung jumlah kendaraan, total duration time (TDT), dan range of duration time (RDT). Untuk memecahkan masalah ini digunakan teknik Simulated Annealing (SA) yang merupakan suatu pendekatan algoritma yang efisien untuk memecahkan masalah optimasi kombinatorial yang sulit. Solusi awal ditingkatkan berulang-kali dengan membuat perubahan kecil hingga ditemukan solusi yang lebih baik. Abstract— Vehicle Routing Problem (VRP) become very important in the problem of distribution of goods, because the company wants to achieve results effectively and efficiently as possible so the cost can be reduced. In VRP, the number of vehicles used and the time of loading and unloading at the customer site, need to be considered too, it is a constraint in the VRP. The purpose of this journal is to solve the vehicle routing problem considering backhaul, multiple trips, and the time window, known as the model/variant VRPBMTTW, and will count the number of vehicles, the total duration time (TDT), and range of duration time (RDT). To solve this problem used technique Simulated Annealing (SA) which is an efficient algorithm approach to solve difficult combinatorial optimization problems. Initial solution repeatedly improved by making small changes to find a better solution.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Kriptografi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu kriptografi dengan menggunakan kunci simetri... more Abstrak— Kriptografi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu kriptografi dengan menggunakan kunci simetri dan kriptografi dengan menggunakan kunci asimetri. Contoh kriptografi kunci simetri adalah 3DES (Triple Data Encryption Standard) dan kriptografi kunci asimetri adalah RSA. Pada aplikasi ini penulis memodifikasi metode 3DES (Triple Data Encryption Standard) sehingga pengamanan terhadap text dapat lebih aman dibandingkan 3DES. Modifikasi metode 3DES yang dilakukan menghasilkan ciphertext yang lebih panjang dan ada penambahan proses pada proses enkripsi dan dekripsinya. Kata kunci— Cryptography, Modifikasi 3DES Abstract— Cryptography can be divided into 2 key cryptography using symmetric and asymmetric key cryptography using. Examples of symmetric key cryptography is 3DES (Triple Data Encryption Standard) method and asymmetric key cryptography is RSA method. In this application, the authors modified the method of 3DES (Triple Data Encryption Standard) so that the security of the text can be more secure than 3DES method. Triple DES modification method produces cipher text that is longer than 3 DES and there are additional processes on the encryption and decryption process.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Sistem pengendalian persediaan saat ini tidak mampu menyediakan informasi mengenai jumla... more Abstrak— Sistem pengendalian persediaan saat ini tidak mampu menyediakan informasi mengenai jumlah persediaan semua barang dalam waktu yang cepat. Sehingga pada saat perlu untuk memesan barang, bagian perencanaan tidak memiliki jumlah pembeliaan yang tepat dalam menentukan barang-barang yang akan dipesan. Pemesanan barang yang tidak tepat akan menimbulkan resiko terjadinya penyimpanan barang-barang yang menumpuk. Dengan munculnya permasalahan diatas, kita dapat membuat suatu pemecahan masalah dengan meramalkan pembeliaan barang untuk bulan selanjutnya dengan menggunakan metode pengolahan data seperti single moving average dan regresi pola konstan jika perhitungan yang dihasilkan stasioner, dan jika data perhitungan tersebut non stasioner kita dapat menggunakan metode Single Exponential Smoothing. Setelah memperoleh jumlah pembeliaan untuk bulan berikutnya, klasifikasi barang dilakukan berdasarkan nilai investasi tertinggi untuk memperoleh perhatian khusus dalam pengelolaannya. Sistem informasi pengendalian persediaan dikembangkan untuk mendukung dalam mengelola inventori. Kata kunci— sistem pengendalian persediaan, klasifikasi barang. Abstract— Inventory control system is not currently able to provide information about amount of inventory of all goods in quick time. So, in the need to order the goods, the plan does not have the right amount of buying in determining the items to be ordered. Incorrect ordering of goods will lead to the risk of storage of goods piling up. With the emergence of problems above, we can create a solution to the problem with predicting buying goods for the next month using a single method of data processing such as moving averages and the regression constant pattern if the calculation of the resulting stationary, and if the data are non stationary calculation we can use the method of Single Exponential Smoothing. After obtaining the number of purchasing for the next month, the classification of goods is based on the highest investment value to obtain special attention in its management. Inventory control information system developed to support the manage inventory.
Jurnal Telematika, vol. 7 no . 1, 2011
Abstrak— Routing jaringan adalah pemilihan jalur dalam jaringan yang dipakai untuk mengirimkan da... more Abstrak— Routing jaringan adalah pemilihan jalur dalam jaringan yang dipakai untuk mengirimkan data. Di dalam jaringan komputer, data akan dikirimkan dari sumbernya ke tujuan akhir melalui titik-titik perantara. Jalur yang dilalui akan mempengaruhi kecepatan pengiriman (delay) dan banyaknya paket data yang hilang. Pencarian routing jaringan adalah masalah pencarian jalur terpendek (shortest path). Paper ini bertujuan untuk mengusulkan sebuah algoritma untuk pencarian routing jaringan dengan algoritma genetika yang memakai crossover cut and splice.. Kata kunci— routing jaringan, shortest path, algoritma genetika, crossover cut and splice Abstract— Network routing is the process of selecting paths in a network along which to send data. In computer network, the data will be sent from the source toward the ultimate destination through intermediate nodes. The path will influence the transmission speed (delay) and data packet losses. Network routing finding can be classified as shortest path problem. This paper proposes an algorithm for finding network routing by adapting genetic algorithm with cut and splice crossover. Keywords— network routing, shortest path, genetic algorithm, cut and splice crossover I. PENDAHULUAN Tujuan pembangunan jaringan komputer adalah mendukung komunikasi antar pemakai melalui pengiriman data yang tepat waktu dan tepat isi. Tetapi sering terjadi kualitas jaringan tidak bagus karena data yang diterima tidak tepat isi atau tidak tepat waktu. Routing jaringan adalah pemilihan jalur dalam jaringan yang dipakai untuk mengirimkan data. Di dalam jaringan komputer, data akan dikirimkan dari sumbernya ke tujuan akhir melalui titik-titik perantara. Jalur yang dilalui akan mempengaruhi kecepatan pengiriman (delay) dan banyaknya paket data yang hilang. Pencarian routing jaringan adalah masalah pencarian jalur terpendek (shortest path). Algoritma genetika mensimulasikan proses evolusi makhluk hidup yang melakukan perkawinan antar dua individu, seleksi individu berdasarkan nilai terbaik untuk bertahan hidup serta mutasi. Dalam masalah ini, sebuah individu adalah sebuah routing jaringan dengan nilai fitnessnya adalah total packet loss. Banyaknya gen dalam sebuah individu bervariasi karena titik perantara dapat bervariasi. Proses crossover harus menghasilkan individu yang merupakan routing jaringan valid, sehingga crossover yang cocok adalah cut and splice, yaitu pemilihan titik crossover pada individu orang tua secara acak. II. JARINGAN KOMPUTER Jaringan komputer adalah sekelompok komputer yang saling dihubungkan dengan menggunakan suatu protokol komunikasi sehingga antara satu komputer dengan komputer yang lain dapat berbagi data atau berbagi sumber daya (sharing resources). Di dalam jaringan komputer data dikirimkan dalam bentuk paket-paket. Pengiriman data dari satu titik ke titik lainnya sering kali memerlukan titik-titik perantara yang berupa sebuah perangkat keras yang bernama router. Router bekerja pada layer 3 OSI yakni layer network yang berarti melewatkan paket ke alamat yang dituju. Jalur yang dipakai pengiriman data akan mempengaruhi kualitas pengiriman dalam hal packet yang hilang (packet loss) dan waktu tunda (delay). Pencarian jalur tersebut disebut routing jaringan. Pencarian routing jaringan adalah masalah pencarian jalur terpendek (shortest path). III. ALGORITMA GENETIKA Algoritma genetika adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan proses evolusi. Algoritma genetika merupakan evolusi atau perkembangan dunia komputer yang muncul karena terinspirasi oleh ilmu dalam biologi. Algoritma ini dapat dipakai untuk mendapatkan solusi optimal dari sebuah masalah. Sebelum algoritma ini dijalankan, masalah yang akan dioptimalkan itu harus dinyatakan dalam fungsi tujuan, yang dikenal dengan fungsi fitness. Kromosom dengan nilai fitness yang tinggi akan memberikan probabilitas yang tinggi untuk bereproduksi pada generasi selanjutnya, sehingga untuk setiap generasi pada proses evolusi, fungsi fitness mensimulasikan seleksi alam dan akan mengarah ke populasi dengan fitness yang membaik.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Saat ini penggunaan analisis regresi , factor dan path analysis dalam analisis data surv... more Abstrak— Saat ini penggunaan analisis regresi , factor dan path analysis dalam analisis data survey maupun data mining menimbulkan banyak bias ketika dihadapkan dengan teori yang mendasarinya. Hal ini dikarenakan penggunakan teknik analisis tersebut tidak melibatkan error pengukuran dan laten variabel dalam model pengukuran maupun model strukturalnya. SEM berbasis covarians – selanjtunya disebut LISREL-mampu mengatasi berbagai macam bias tersebut karena menyertakan eror pengukuran, dan laten variabel, namun terkendala dengan asumsi yang harus dipenuhi seperti jumlah sampel harus besar, normalitas data dan kompleksitas model. Partial Least Square adalah solusi yang terbaik karena tidak memerlukan asumsi-asumsi seperti dalam LISREL. Kata kunci— SEM, PLS, Lisrel dan varians/covarians Abstract— Today, using Regression analysis, factor and path analysis in exploratory survey data and data mining cause many bias when confirmed with theory based on it. Many bias could happen because in the analysis which use them, measurement error, latent variables on measurement and structural model not included. Structural Equation Modeling (SEM) based on covariance-call LISREL-can handle many problem in bias because measurement error, latent variables on measurement and structural model included in LISREL. but in LISREL has many assumption for example: needs many (big) sample, normality and model complexity. Partial Least Square is the alternative solution because these assumptions not required.. Keywords— SEM, PLS, Lisrel dan varians/covarians I. PENDAHULUAN Eksplorasi data baik dengan survey maupun data mining menjadi suatu hal yang sangat penting yang dilakukan oleh peneliti diberbagai bidang seperti manajemen, marketing, psikologi, kesehatan, teknik, social politik dan lain sebagainya. Dalam setiap penelitian sebagian besar peneliti tertarik untuk meneliti tentang keterkaitan antara satu fenomena dengan fenomena yang terjadi, atau juga mengelompokkan variable-variabel penelitian yang begitu banyak menjadi lebih sedikit dan sederhana. Teknik yang digunakan oleh para peneliti biasanya regresi, korelasi, analisis factor (factor analysis), analisis cluster (clustering analysisi) dan teknik statistika multivariate lainnya. Akan tetapi pada kenyataannya dilapangan teknik statistika yang disebutkan di atas, ternyata hanya bisa digunakan untuk menganalisis dan mengukur data varaiabel yang langsung bisa diukur menggunakan alat ukur tertentu, misal tinggi badan dengan satuan panjang (cm, m, dan kaki), kecepatan dengan satuan km/jam misalnya. Sedangkan sangat banyak sekali di dunia real data variable ini bukanlah data variable yang langsung bisa diukur, namun terdiri dari beberapa indicator yang ada didalamnya sehingga analisis statitika seperti yang disebutkan diatas tidak bisa menganalisisnya jikapun dipaksakan akan menghasilkan hasil pengukuran yang mempunyai error yang besar. Sebagai contoh, misal kepuasan Kerja, dimana kepuasan kerja ini tidak bisa terukur langsung namun melaui indicator-indikatornya misal: besaran gaji, aktualisasi dan K3. Kepuasan kerja ini adalah dalam konteks statistika disebut dengan variable laten (konstruk), sedangkan gaji, aktualisasi dan K3 adalah indicator atau observed variable (manifest). Analisis statistika yang bisa menganalisisi hubungan dan keterkaitan antar laten variable, dan manifest disebut dengan Structural Equation Modelling (SEM), yang pada saat kehadirannya pertama kali didukung dengan alat komputasi statistic yang dinamakan LISREL. II. SEM BERBASIS VARIANS (LISREL) DAN BERBASIS KOVARIANS (PLS) SERTA ASUMSI-ASUMSI YANG MENYERTAINYA Untuk memahami konsep SEM, Contoh kepuasan kerja pada pendahuluan akan menjadi sangat penting. Berikut adalah skema konsep untuk kepuasan kerja
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Pesatnya perkembangan industri manufaktur merangsang tumbuhnya kebutuhan akan komponen l... more Abstrak— Pesatnya perkembangan industri manufaktur merangsang tumbuhnya kebutuhan akan komponen logam yang sesuai dengan spesifikasi. Spesifikasi komponen logam tidak hanya meliputi bentuk fisik yang semakin rumit, tetapi juga meliputi struktur dan kekuatan material. Proses shot peening merupakan salah satu proses pembentukan yang dapat mengakomodir tuntutan akan kekuatan permukaan dari suatu komponen logam. Kriteria keberhasilan proses shot peening ini ditentukan oleh tinggi lengkung almen yang terjadi. Tinggi lengkung almen yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, tentunya mengisyaratkan bahwa proses shot peening yang dilakukan telah berhasil. Saat ini, pada divisi aero manufacturing PT. Dirgantara Indonesia diketahui bahwa terjadi penyimpangan tinggi lengkung almen dari target yang diinginkan. Walaupun penyimpangan ini masih dalam batas toleransi yang ditetapkan, namun improvement pada proses berupa usaha untuk meminimasi penyimpangan ini tetap diperlukan. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat membantu mengidentifikasi parameter apa saja yang mempengaruhi penyimpangan tinggi lengkung almen, dan selanjutnya mencari solusi yang tentunya bertujuan untuk meminimasi tinggi lengkung almen tersebut. Kata kunci— Shot Peening ,Tinggi Lengkung Almen Abstract— The fast industrial development of manufactures stimulates the growth of metal components requirements based on the proper specification. The specification of metal components does not only cover the physical form which is being more complicated, but also covers the structure and material strength. The shot peening process represents one of forming processes which can accommodate the surface strength demand of metal components. The efficacy criterion of this shot peening process is determined by the almen arch height. The almen arch height suitable to the wanted specification, perhaps signs that the process of shot peening has been done successfully. Now in the division of aero manufacturing at PT. Dirgantara Indonesia detected that it had been occurring the high deviation of the almen arch height from the wanted goals. Although this deviation is within specified tolerance, but the improvement of process in the form of effort for minimizing this deviation remains to be needed. Therefore, this research which is expected can assist to identify any parameters influencing the almen arch height deviation, and then looks for the solution which perhaps aim to minimizing the almen arch height.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Saat ini cloud computing dikenal sebagai teknologi baru yang mengembangkan teknologi gri... more Abstrak— Saat ini cloud computing dikenal sebagai teknologi baru yang mengembangkan teknologi grid dengan menerapkan teknik virtualisasi sebagai sumber untuk melakukan komputasi. Teknologi ini mempunyai filosofi bahwa sumber komputasi, penyimpanan dan lain-lain tidak perlu lagi dilakukan di masing-masing client. Akan tetapi semuanya dapat dikerjakan di suatu server yang berada di jaringan internet (cloud). Untuk mendukung teknologi ini diperlukan sebuah jaringan akses internet yang berkecepatan tinggi untuk mendukung transmisi data dengan cepat. Teknologi ini mempunyai kendala performansi sehubungan dengan performansi jaringan akses yang digunakan serta performansi di sisi server sendiri. Metode penjaminan kualitas diperlukan untuk memberikan jaminan bahwa setiap pengguna dapat menggunakan aplikasi atau layanan cloud computing sesuai dengan kesepakatan layanan atau service level agreement. Paper ini berfokus pada review beberapa penelitian yang telah membangun metode penjaminan kualitas pada teknologi cloud computing atau sejenis. Dari beberapa review paper tersebut maka paper ini juga mengusulkan arsitektur metode penjaminan kualitas pada teknologi cloud computing. Kata Kunci— penjaminan kualitas, cloud computing Abstract— Nowadays, Cloud computing known as new technology that develop grid technology with virtualization as computation resource. It has philosophy that computation resource, storage, etc would not compute at each client but compute at server on internet cloud. To realize this technology, it needs internet access with broadband bandwidth and high speeds network for faster data transmissions. Implementation of this technology limited on network access bandwidth and also server performance itself. Quality of Service (QoS) guarantee method was needed to realize service that responding to the service level agreement (SLA). This paper focused at reviewed some research finding at developing Quality of Service (QoS) on cloud computing or similar method. At the end, we also propose new approach for Quality of Service guarantee architecture on cloud computing. Keywords— Quality of Service (QoS) guarantee, cloud computing
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstract - Media is artifact and a masterpiece of design, as well as runs its role as a messenger... more Abstract - Media is artifact and a masterpiece of design, as well as runs its role as a messenger. One of the medias existing and coming into personal space is television. As a design work as well as a message container for a variety of myths, ideology and all
promising kinds such as advertisement, television has filled out time and space for all society levels. Television becomes very visual because it is for sense and advertisement keeps seeping into mind, mentality and helps form its viewers' personality.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Perkembangan komik sebagai media hiburan atau pembelajaran berkembang pesat di abad 20. ... more Abstrak— Perkembangan komik sebagai media hiburan atau pembelajaran berkembang pesat di abad 20. Penyajian cerita, ponokohan, desain (warna, komposisi, tipografi) dan teknik penggambaran berkembang pesan di jaman sekarang ini. Beredarnya komik-komik asal Jepang, Amerika atau Eropa memunculkan persaingan sengit di industry komik dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Ironisnya komik local yang kita miliki sepertinya " mati suri " oleh hantaman komik yang dating dari luar. Bagaimana nasib karya-karya komik local, seperti Godam, Gundala, Si Buta dari Goa Hantu? Perlu adanya sebuah terobosan kreatif dan inovanif untuk menampilkan komik-komik tersebut, agar minimal diingat kembali bahwa komik local sempat merajai di Indonesia di era 70-an. Salah satunya menampilkan komik di era tahun tersebut dengan suguhan audio visual.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Persaingan ketat bisnis kuliner mengharuskan setiap pelaku usaha menciptakan keunikan ya... more Abstrak— Persaingan ketat bisnis kuliner mengharuskan setiap pelaku usaha menciptakan keunikan yang akan menarik pelanggan mengunjungi bisnis mereka. Dalam bidang usaha cafe terdapat banyak faktor yang dapat dipilih untuk dijadikan daya tarik bagi pelanggan. Untuk meminimaliasi biaya dan resiko investasi pemilik usaha harus memilih faktor yang tepat. Penelitian ini berusaha menemukan faktor-faktor yang menentukan apakah seorang pelanggan akan sering atau jarang mengunjungi cafe. Dengan demikian secara tidak langsung dapat diketahui faktor-faktor yang menentukan laris atau tidaknya sebuah cafe. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dua tahap dan pengolahan data menggunakan analisis diskriminan. Penelitian menyimpulkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi frekuensi kedatangan pelanggan adalah faktor pelayanan cafe dan fasilitas cafe. Kata kunci— cafe, frekuensi kedatangan pelanggan, faktor diskriminan, analisis diskriminan Abstract— Intense business competition in the culinary industry force every business owner to create unique value to attract customer. There are numerous factors to be considered in choosing the unique values. To minimize investment cost and risk business owner needs to choose wisely. This research aims to find factors that affect customer visit frequency in a cafe, hence indirectly identifying factors that affect the successfulness of a cafe. Data collection is conducted through two steps of questionnaires. Discriminant analysis will be used in the processing. This research concludes that service factor and facility factor are the most influential to customer visit frequency.
Jurnal Telematika, vol. 7 no. 1, 2011
Abstrak— Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan suatu sistem pencitraan/pendeteksian objek yang... more Abstrak— Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan suatu sistem pencitraan/pendeteksian objek yang berada di bawah tanah atau di balik dinding dengan memanfaatkan fenomena gelombang elektromagnetik. Untuk mendapatkan hasil pencitraan yang optimum, maka antena dengan pengarahan yang baik ke arah objek sangat diharapkan. Salah satu metode pengarahan yang sering digunakan dalam perancangan sistem GPR adalah pemasangan cavity. Dalam makalah ini, sebuah desain cavity sederhana diusulkan untuk diimplementasikan pada antena cetak ultra-wideband (UWB) 50-5000 MHz untuk aplikasi GPR. Desain usulan berupa cavity berbentuk kotak sederhana yang terbuat dari bahan kuningan. Untuk mendapatkan desain yang optimum, serangkaian studi parameter terhadap dimensi fisik cavity pun dilakukan dengan turut mempelajari pengaruhnya terhadap karakteristik antena seperti return loss, Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), gain, dan pola radiasi. Dari hasil penelitian terlihat bahwa desain cavity usulan mampu memperbaiki pengarahan antena dengan tetap mempertahankan kualitas VSWR di seluruh rentang frekuensi bahkan mampu meningkatkan gain antena pada range frekuensi tertentu. Kata kunci— ground penetrating radar, cavity, ultra-wideband Abstract— Ground Penetrating Radar (GPR) is a system for imaging or detecting object below the ground or behind the wall using an electromagnetic wave phenomenon. To produce the optimal imaging result, the antenna with good direction towards the object is desirable. One method often used in controlling the direction of the antenna in the design of GPR system is cavity installation. In this paper, a simple cavity design is proposed to be implemented on 50-5000 MHz ultra-wideband (UWB) printed antenna for GPR application. The proposed design is such a simple square box cavity made by brass material. To obtain the optimum design, several parametric studies of the physical dimension of cavity are carried out along with investigation of its effect on the antenna characteristics such as return loss, Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), gain, and radiation pattern. It is shown that the proposed cavity design can improve the direction of the antenna while still maintains the VSWR quality throughout the frequency range and even it is able to increase the antenna gain at certain frequency range.
Jurnal Telematika, vol. 8 no. 1, 2013
— Consensus and strategic decision making speed are two decision process outcomes that are import... more — Consensus and strategic decision making speed are two decision process outcomes that are important in the field of strategy process because their influence on a firm's performance (Rajagopalan, Rasheed, and Datta 1993), especially in high velocity environment (Eisenhardt, 1989). This literature review was conducted by identifying previous studies on both constructs in order to gain insights on their consequences on firm performance as well as their antecedents. Results show that 1) both strategic decision speed and consensus generally improve firm performance, and 2) their antecedents can be related to individual, top management team, process, organization, or industry factors. Further research can be done empirically in order to build understanding on whether both constructs can be achieved simultaneously by top management team such that the success of strategy execution (Dooley, Fryxell, and Judge, 2000) and the firm's overall performance can be improved especially in high velocity environment Abstrak— Konsensus dan kecepatan keputusan stratejik adalah dua keluaran proses keputusan yang menjadi konstruk penting dalam proses strategi karena berpengaruh pada kinerja perusahaan (Rajagopalan, Rasheed, dan Datta 1993) terutama di lingkungan high velocity (Eishenhardt, 1989). Studi literatur ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi penelitian-penelitian terdahulu menyangkut kedua konstruk tersebut untuk memahami pengaruhnya pada kinerja perusahaan dan anteseden-anteseden dari keduanya. Hasil menunjukkan bahwa 1) baik kecepatan keputusan stratejik maupun konsensus pada umumnya meningkatkan kinerja, dan 2) anteseden keduanya dapat berada pada tingkat individu, tim manajemen puncak, proses, organisasi, dan industri. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan secara empirik untuk memahami apakah keduanya dapat dicapai secara bersamaan oleh manajemen puncak sehingga meningkatkan keberhasilan eskekusi strategi (Dooley, Fryxell, dan Judge, 2000), dan kinerja perusahaan secara keseluruhan, terutama di lingkungan high velocity. Kata kunci— proses keputusan, kecepatan keputusan stratejik, konsensus, komitmen, implementasi strategi.
Jurnal Telematika, vol. 8 no. 1, 2013
Abstrak— PT. Jasa Marga cabang Purbalenyi Bandung bertugas mengelola operasional jalan tol pada r... more Abstrak— PT. Jasa Marga cabang Purbalenyi Bandung bertugas mengelola operasional jalan tol pada ruas KM 67 sampai dengan KM 157. Salah satu bentuk pengelolaan jalan tol adalah inspeksi dan perbaikan di ruas jalan tol. Akan tetapi pengelolaan inspeksi dan perbaikan tersebut dirasa masih kurang optimal karena kurang baiknya arus informasi yang berakibat pada kurangnya koordinasi antar bagian dalam perusahaan. Untuk mengatasi permasalahan ini, sebuah sistem informasi terintegrasi dirancang untuk memungkinkan koordinasi antar bagian perusahaan, khususnya arus informasi yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan inspeksi dan perbaikan. Makalah ini membahas pengembangan sistem informasi yang berbasis arsitektur informasi, dengan penekanan pada arus informasi yang dibutuhkan dalam inspeksi dan perbaikan tol. Kata kunci— Pemeliharaan, Sistem Informasi, Arsitektur Informasi Abstract— PT. Jasa Marga Purbalenyi is in charge of managing toll roads operations on a segment KM 67 to KM 157. One form of toll roads management is inspection and repair on the toll roads. However, the management of the inspection and repair is still not optimal due to lack of good flow of information that resulted in a lack of coordination between the divisions of the company. To solve this problem, an integrated information system is designed to enable coordination between divisions of the company, especially the flow of information needed to conduct inspections and repairs. This paper discusses the development of information systems based on information architecture, with an emphasis on the flow of information needed in the inspections and repairs of the toll roads.