Laily Liddini - Academia.edu (original) (raw)

Papers by Laily Liddini

Research paper thumbnail of MAKNA KATA ULAMA DALAM QS. FATIR AYAT 28 (Implementasi Semiotika Roland Barthes)

Maghza: jurnal ilmu Al-Quran dan tafsir, Aug 5, 2022

This article is a response to the many Indonesian Muslim communities who are too fanatical about ... more This article is a response to the many Indonesian Muslim communities who are too fanatical about the ulama and the rejection of differences of opinion to cause division. This article is also an offer to understand the meaning of ulama in QS. Fathir verse 28. Namely, as a way to understand the meaning of the ulama which is understood by some people as a reference in all existing problems. In this article, the author uses a qualitative research method, which is a method used to explore the meaning contained in it. In this study, the author uses the semiotic theory of Roland Barthes (d. 1980) to analyze and explore the meaning of ulama in QS. Fathir verse 28. The purpose of this paper is to reveal the meaning of the word Ulama as stated in the QS. Fathir verse 28 which can be understood that scholars are not only in religious matters but in other fields of science can also be called ulama. By using Roland Barthes' semiotic theory which consists of two stages (linguistic stage which means denotative meaning and also mythological or mythical stage which means connotative meaning), the result is that the word ulama gives meaning to people who have knowledge. Then the system of mythology or myth gives rise to its connotative meaning, namely ulama is a title for scientists who are experts in general knowledge as well as knowledge about religion that comes from the Qur'an and the hadith of the Prophet. The message contained in the QS. Fathir verse 28 is that among His servants the most afraid are scientists who understand the teachings of Islam deeply and also think about natural phenomena that Allah created to draw closer to Him.

Research paper thumbnail of Kafa'ah Dalam Pernikahan Perspektif Hadis Nabi

Khuluqiyya: Jurnal Kajian Hukum dan Studi Islam

embangun keharmonisan rumah tangga merupakan hal yang tidakmudah, karena pernikahan itu menyatuka... more embangun keharmonisan rumah tangga merupakan hal yang tidakmudah, karena pernikahan itu menyatukan dua jiwa yang berbeda sifat, watak,pemikiran, adat, budaya, latar belakang. Oleh karena itu sebelum menikahseseorang dianjurkan untuk memilih pasangannya yang sefaham, sepemikiran,setingkat, sederajat. Meskipun bukan suatu syarat sah ataupun syarat wajib, tetapisesuatu yang Sunnah dan lebih baik karena hal ini sangat berpengaruh untukmenyamakan presepsi dan menghindarkan cela. Perbedaan-perbedaan yangmengiringi dalam bahtera rumah tangga menyebabkan benih perselisihan yangmenjadikan keharmonisan rumah tangga terganggu. Keseimbangan, keharmonisandan keserasian diutamakan dalam hal agama yaitu akhlak dan ibadah. Banyakhadis yang mendorong kita mencari keserasian sebelum menikah, setelah ditelusuihadis tentang kafa’ah itu sanadnya sambung-menyambung akan tetapi ada salahsatu rawi yang terkena Jarh, akan tetapi dapat dipakai dengan dukungan riwayatyang lain. Kafa’ah ini sangat penting dala...

Research paper thumbnail of Kitab Sunan Dar-Quthni

Khuluqiyya: Jurnal Kajian Hukum dan Studi Islam

Artikel ini membahas metode imam Dar-Quthni dalam menulis kitab Sunannya. Yang mana kita ketahui ... more Artikel ini membahas metode imam Dar-Quthni dalam menulis kitab Sunannya. Yang mana kita ketahui bahwa sistematika penulisan kitab sunan identik disusun sesuai dengan bab fiqih. Kitab sunan adalah buku yang memuat banyak hadis tentang hukum yang disusun secara bab fiqih. Dalam kitab sunan ini terdiri dari hadis yang shohih, hasandan dhoif.Dalam menulis kitab sunan itu merujuk pada dalil-dalil yang ada di dalam madzhab Syafi’i dalam sebagian besar permasalahan fiqihiyah dengan jalan menguatkan dalil dan menyebutkan sebab-sebab lemahnya dalil yang bertentangan.Imam Dar-Quthni memberi perhatian khusus pada kitab “sunan” dengan mengumpulkan komentar-komentar dari gurunya. Artinya kitab sunan itu sendiri berisi kumpulan dari komentar 3 gurunnya diantara 8 gurunya itu. Jika meriwayatkan hadis dari salah satu gurunya itu imam Dar-Quthni mencantumkan komentar dari gurunya itu dengan menggunakan lafadz “qola fulan kadza’” atau, “qola lana fulan kadza”. Ketiga gurunya tersebut yaitu Abu Baka...

Research paper thumbnail of Hadits Dalam Kacamata Mu’tazilah: Studi Tentang Al-Qadhi ‘Abdul Jabbar Dan Abu Al-Husain Al-Basri

Khuluqiyya: Jurnal Kajian Hukum dan Studi Islam

Tulisan ini bertujuan (1) mengkaji cara pandang Mu’tazilah tentang Qadhi Abdul Jabbar sebagai ten... more Tulisan ini bertujuan (1) mengkaji cara pandang Mu’tazilah tentang Qadhi Abdul Jabbar sebagai tentang hadits. (2) menginterpretasi atau mendekripsikan secara analitis hadits-hadits yang di tentang oleh Mu’tazilah. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan untuk membahas persoalan yang ada dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library research), dengan pendekatan metode analisis komprehensif. Mu’tazilah dalam menyikapi segala hal selalu berpedoman dengan lima dasar kerangka berfikir (ushul al-khamsah), tanpa kecuali dalam menyikapi hadits. Kaum mu’tazilah yang selalu menggunakan akalnya dalam segala hal menjadikannya al-Quran maupun hadist tunduk padanya. Dalam bidang hadits, mereka tidak mempercayai sahabat, mereka mengigkari hadits mutawatir, mereka mengingkari hadits ahad, bahkan terkadang memalsukan hadits demi memperkuat pendapatnya. Gambaran penyimpangan Mu’tazilah terhadap hadits diantaranya: mengenal Allah SWT dengan bukti yang nyata, men...

Research paper thumbnail of Fenomena Hallyu Wave Dalam Sudut Pandang Islam (Kajian Hermeneutis Abdullah Saeed Terhadap Qs. Hud Ayat 118)

Muẚṣarah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer

Starting from the emergence of various contemporary phenomena, especially the hallyu wave phenome... more Starting from the emergence of various contemporary phenomena, especially the hallyu wave phenomenon, this paper tries to explain the views of Qur'anic interpretation related to Korean culture which is currently widespread and even becomes public consumption. Textual Classical interpretations still lack in ability to answer current problems since it remain rely on the world of texts. Therefore, it needs a more contextual understanding. This effort is expected to be the initial step in looking at the next phenomenon which is more urgent to be understood in order to ensure that Islamic and national identity is maintained properly. The author uses Abdullah Saeed's Contextualist interpretation method to understand Qs. Hud: 118 as verses which sufficient to identify the current phenomenon then conform it into Islamic values. As a result, Islam is quite open in looking at foreign cultures, but must maintain and preserve its own culture. Thus a wasath attitude can be implemented, by not merely refusing outright and not accepting excessively the incoming culture.

Research paper thumbnail of MAKNA KATA ULAMA DALAM QS. FATIR AYAT 28 (Implementasi Semiotika Roland Barthes)

Maghza: jurnal ilmu Al-Quran dan tafsir, Aug 5, 2022

This article is a response to the many Indonesian Muslim communities who are too fanatical about ... more This article is a response to the many Indonesian Muslim communities who are too fanatical about the ulama and the rejection of differences of opinion to cause division. This article is also an offer to understand the meaning of ulama in QS. Fathir verse 28. Namely, as a way to understand the meaning of the ulama which is understood by some people as a reference in all existing problems. In this article, the author uses a qualitative research method, which is a method used to explore the meaning contained in it. In this study, the author uses the semiotic theory of Roland Barthes (d. 1980) to analyze and explore the meaning of ulama in QS. Fathir verse 28. The purpose of this paper is to reveal the meaning of the word Ulama as stated in the QS. Fathir verse 28 which can be understood that scholars are not only in religious matters but in other fields of science can also be called ulama. By using Roland Barthes' semiotic theory which consists of two stages (linguistic stage which means denotative meaning and also mythological or mythical stage which means connotative meaning), the result is that the word ulama gives meaning to people who have knowledge. Then the system of mythology or myth gives rise to its connotative meaning, namely ulama is a title for scientists who are experts in general knowledge as well as knowledge about religion that comes from the Qur'an and the hadith of the Prophet. The message contained in the QS. Fathir verse 28 is that among His servants the most afraid are scientists who understand the teachings of Islam deeply and also think about natural phenomena that Allah created to draw closer to Him.

Research paper thumbnail of Kafa'ah Dalam Pernikahan Perspektif Hadis Nabi

Khuluqiyya: Jurnal Kajian Hukum dan Studi Islam

embangun keharmonisan rumah tangga merupakan hal yang tidakmudah, karena pernikahan itu menyatuka... more embangun keharmonisan rumah tangga merupakan hal yang tidakmudah, karena pernikahan itu menyatukan dua jiwa yang berbeda sifat, watak,pemikiran, adat, budaya, latar belakang. Oleh karena itu sebelum menikahseseorang dianjurkan untuk memilih pasangannya yang sefaham, sepemikiran,setingkat, sederajat. Meskipun bukan suatu syarat sah ataupun syarat wajib, tetapisesuatu yang Sunnah dan lebih baik karena hal ini sangat berpengaruh untukmenyamakan presepsi dan menghindarkan cela. Perbedaan-perbedaan yangmengiringi dalam bahtera rumah tangga menyebabkan benih perselisihan yangmenjadikan keharmonisan rumah tangga terganggu. Keseimbangan, keharmonisandan keserasian diutamakan dalam hal agama yaitu akhlak dan ibadah. Banyakhadis yang mendorong kita mencari keserasian sebelum menikah, setelah ditelusuihadis tentang kafa’ah itu sanadnya sambung-menyambung akan tetapi ada salahsatu rawi yang terkena Jarh, akan tetapi dapat dipakai dengan dukungan riwayatyang lain. Kafa’ah ini sangat penting dala...

Research paper thumbnail of Kitab Sunan Dar-Quthni

Khuluqiyya: Jurnal Kajian Hukum dan Studi Islam

Artikel ini membahas metode imam Dar-Quthni dalam menulis kitab Sunannya. Yang mana kita ketahui ... more Artikel ini membahas metode imam Dar-Quthni dalam menulis kitab Sunannya. Yang mana kita ketahui bahwa sistematika penulisan kitab sunan identik disusun sesuai dengan bab fiqih. Kitab sunan adalah buku yang memuat banyak hadis tentang hukum yang disusun secara bab fiqih. Dalam kitab sunan ini terdiri dari hadis yang shohih, hasandan dhoif.Dalam menulis kitab sunan itu merujuk pada dalil-dalil yang ada di dalam madzhab Syafi’i dalam sebagian besar permasalahan fiqihiyah dengan jalan menguatkan dalil dan menyebutkan sebab-sebab lemahnya dalil yang bertentangan.Imam Dar-Quthni memberi perhatian khusus pada kitab “sunan” dengan mengumpulkan komentar-komentar dari gurunya. Artinya kitab sunan itu sendiri berisi kumpulan dari komentar 3 gurunnya diantara 8 gurunya itu. Jika meriwayatkan hadis dari salah satu gurunya itu imam Dar-Quthni mencantumkan komentar dari gurunya itu dengan menggunakan lafadz “qola fulan kadza’” atau, “qola lana fulan kadza”. Ketiga gurunya tersebut yaitu Abu Baka...

Research paper thumbnail of Hadits Dalam Kacamata Mu’tazilah: Studi Tentang Al-Qadhi ‘Abdul Jabbar Dan Abu Al-Husain Al-Basri

Khuluqiyya: Jurnal Kajian Hukum dan Studi Islam

Tulisan ini bertujuan (1) mengkaji cara pandang Mu’tazilah tentang Qadhi Abdul Jabbar sebagai ten... more Tulisan ini bertujuan (1) mengkaji cara pandang Mu’tazilah tentang Qadhi Abdul Jabbar sebagai tentang hadits. (2) menginterpretasi atau mendekripsikan secara analitis hadits-hadits yang di tentang oleh Mu’tazilah. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan untuk membahas persoalan yang ada dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library research), dengan pendekatan metode analisis komprehensif. Mu’tazilah dalam menyikapi segala hal selalu berpedoman dengan lima dasar kerangka berfikir (ushul al-khamsah), tanpa kecuali dalam menyikapi hadits. Kaum mu’tazilah yang selalu menggunakan akalnya dalam segala hal menjadikannya al-Quran maupun hadist tunduk padanya. Dalam bidang hadits, mereka tidak mempercayai sahabat, mereka mengigkari hadits mutawatir, mereka mengingkari hadits ahad, bahkan terkadang memalsukan hadits demi memperkuat pendapatnya. Gambaran penyimpangan Mu’tazilah terhadap hadits diantaranya: mengenal Allah SWT dengan bukti yang nyata, men...

Research paper thumbnail of Fenomena Hallyu Wave Dalam Sudut Pandang Islam (Kajian Hermeneutis Abdullah Saeed Terhadap Qs. Hud Ayat 118)

Muẚṣarah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer

Starting from the emergence of various contemporary phenomena, especially the hallyu wave phenome... more Starting from the emergence of various contemporary phenomena, especially the hallyu wave phenomenon, this paper tries to explain the views of Qur'anic interpretation related to Korean culture which is currently widespread and even becomes public consumption. Textual Classical interpretations still lack in ability to answer current problems since it remain rely on the world of texts. Therefore, it needs a more contextual understanding. This effort is expected to be the initial step in looking at the next phenomenon which is more urgent to be understood in order to ensure that Islamic and national identity is maintained properly. The author uses Abdullah Saeed's Contextualist interpretation method to understand Qs. Hud: 118 as verses which sufficient to identify the current phenomenon then conform it into Islamic values. As a result, Islam is quite open in looking at foreign cultures, but must maintain and preserve its own culture. Thus a wasath attitude can be implemented, by not merely refusing outright and not accepting excessively the incoming culture.