Maria Sondakh - Academia.edu (original) (raw)
Papers by Maria Sondakh
This study aims to determine the factors driving women working in SMEs convection sector and thos... more This study aims to determine the factors driving women working in SMEs convection sector and those working women's contribution to family income. This study used a descriptive qualitative approach through in-depth interview. The research found that reasons to work are economic factor, because the husband works as a laborer and cannot meet their daily needs, the women may help meeting their family needs by working, productive spare time, and also socializaton with friends. The reasons to work at SMEs convection are the company's nearby location, comfortable working environment, lenient rules and minimum penalties, easy permit to take a day off, not early starting working hours, and friendly small business owners. It is recommended that female workforce increase their knowledge and skills and improve their productivity by being more diligent and motivated. SMEs must provide salary that meets the minimum wage standard and give proper overtime pay. To avoid delay in providing raw materials, it is necessary to have technicians and give production benefits. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendorong tenaga kerja perempuan bekerja di sektor UKM konveksi serta sumbangannya terhadap pendapatan keluarga. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan indepth interview. Penelitian menyimpulkan bahwa alasan perempuan bekerja adalah faktor ekonomi, karena suami bekerja sebagai buruh dan tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga dengan bekerja membantu memenuhi kebutuhan keluarga dan untuk mengisi waktu luang, serta bersosialisasi dengan teman. Alasan bekerja di UKM konveksi karena lokasi UKM dekat dengan rumah, nyaman, peraturan tidak ketat atau longgar, tidak banyak sanksi, boleh ijin jika ada keperluan keluarga, jam kerja tidak terlalu pagi, pemilik UKM ramah, lingkungan kerja nyaman. Saran yang diajukan adalah bahwa tenaga kerja perempuan perlu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, lebih giat dan termotivasi agar lebih meningkatkan produktivitas. UKM harus memberikan uang lembur yang layak, upah minimal sama dengan UMR, menghindari keterlambatan bahan baku, perlu ada tenaga teknisi serta tunjangan produksi. Keyword Women's Employment, SMEs Convection Tenaga Kerja Perempuan, UKM Konveksi PENDAHULUAN Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang tangguh dan juga sebagai salah satu pendorong dalam pembangunan ekonomi. Hal ini karena kebanyakan para pengusaha kecil dan menengah berangkat dari industri keluarga atau rumahan. Dengan demikian konsumennya pun berasal dari kalangan menengah ke bawah. Selain itu peranan UKM terutama sejak krisis moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja UKM lebih bisa fleksibel dan mudah beradaptasi dengan perkembangan dan arah permintaan pasar, UKM juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. UKM merupakan salah satu bentuk strategis alternatif untuk mendukung pengembangan perekonomian di Indonesia, telah membuktikan perannya dalam pemerataan dan kesempatan
This study aims to determine the factors driving women working in SMEs convection sector and thos... more This study aims to determine the factors driving women working in SMEs convection sector and those working women's contribution to family income. This study used a descriptive qualitative approach through in-depth interview. The research found that reasons to work are economic factor, because the husband works as a laborer and cannot meet their daily needs, the women may help meeting their family needs by working, productive spare time, and also socializaton with friends. The reasons to work at SMEs convection are the company's nearby location, comfortable working environment, lenient rules and minimum penalties, easy permit to take a day off, not early starting working hours, and friendly small business owners. It is recommended that female workforce increase their knowledge and skills and improve their productivity by being more diligent and motivated. SMEs must provide salary that meets the minimum wage standard and give proper overtime pay. To avoid delay in providing raw materials, it is necessary to have technicians and give production benefits. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendorong tenaga kerja perempuan bekerja di sektor UKM konveksi serta sumbangannya terhadap pendapatan keluarga. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan indepth interview. Penelitian menyimpulkan bahwa alasan perempuan bekerja adalah faktor ekonomi, karena suami bekerja sebagai buruh dan tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari, sehingga dengan bekerja membantu memenuhi kebutuhan keluarga dan untuk mengisi waktu luang, serta bersosialisasi dengan teman. Alasan bekerja di UKM konveksi karena lokasi UKM dekat dengan rumah, nyaman, peraturan tidak ketat atau longgar, tidak banyak sanksi, boleh ijin jika ada keperluan keluarga, jam kerja tidak terlalu pagi, pemilik UKM ramah, lingkungan kerja nyaman. Saran yang diajukan adalah bahwa tenaga kerja perempuan perlu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, lebih giat dan termotivasi agar lebih meningkatkan produktivitas. UKM harus memberikan uang lembur yang layak, upah minimal sama dengan UMR, menghindari keterlambatan bahan baku, perlu ada tenaga teknisi serta tunjangan produksi. Keyword Women's Employment, SMEs Convection Tenaga Kerja Perempuan, UKM Konveksi PENDAHULUAN Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang tangguh dan juga sebagai salah satu pendorong dalam pembangunan ekonomi. Hal ini karena kebanyakan para pengusaha kecil dan menengah berangkat dari industri keluarga atau rumahan. Dengan demikian konsumennya pun berasal dari kalangan menengah ke bawah. Selain itu peranan UKM terutama sejak krisis moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja UKM lebih bisa fleksibel dan mudah beradaptasi dengan perkembangan dan arah permintaan pasar, UKM juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. UKM merupakan salah satu bentuk strategis alternatif untuk mendukung pengembangan perekonomian di Indonesia, telah membuktikan perannya dalam pemerataan dan kesempatan