Muhammad Fajar - Academia.edu (original) (raw)
Papers by Muhammad Fajar
Abstraksi Tujuan dari kajian ini membentuk cluster berdasarkan empat variabel yaitu realisasi dar... more Abstraksi Tujuan dari kajian ini membentuk cluster berdasarkan empat variabel yaitu realisasi dari pajak daerah, retribusi daerah, lain-lain PAD yang sah dan DAU. Metode yang digunakan adalah k means cluster, dimana dengan metode Elbow secara empiris menunjukkan adanya empat cluster yang terbentuk. Cluster yang terbentuk yaitu Terbentuk sebanyak 4 cluster, yakni cluster 1 (Daerah berpendapatan tinggi), cluster 2 (Daerah berpendapatan menengah ke atas), cluster 3 (Daerah berpendapatan rendah) dan Cluster 4 (Daerah berpendapatan menengah ke bawah). Kata kunci: k mean cluster, metode elbow, pemetaan keuangan daerah
Data ketenagakerjaan merupakan data yang dapat menggambarkan situasi kondisi ketenagakerjaan pada... more Data ketenagakerjaan merupakan data yang dapat menggambarkan situasi kondisi ketenagakerjaan pada suatu wilayah saat periode tertentu. Sakernas adalah salah satu survei yang dilakukan BPS, untuk menyediakan informasi dan statistik ketenagakerjaan secara mendalam dari level nasional, provinsi dan kabupaten/ kota. Sedangkan sensus dapat menghasilkan informasi ketenagakerjaan yang ringkas tetapi cakupannya sampai level wilayah kecil. Tetapi kebutuhan data untuk wilayah yang disebut " small area " seperti level kecamatan/ distrik atau desa sangat diperlukan untuk perencanaan pembangunan maupun program-program khusus di tingkat kabupaten/ kota. Sedangkan secara umum estimator dari sakernas hanya bisa diestimasi sampai kabupaten saja dan tidak sampai tingkat kecamatan/ distrik. Oleh karena itu, penulis dalam tulisan ini akan membahas bagaimana cara menghasil angka atau indikator ketenagakerjaan dari survei atau proyeksi yang level penyajian datanya hanya tingkat kabupaten menjadi sampai level kecamatan dengan metode yang simple.
Abstraksi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi pengeluaran rumah tangga ... more Abstraksi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi pengeluaran rumah tangga di Provinsi Papua dan mengungkapkan fungsi kurva Lorenz berdasarkan distribusi pengeluaran tersebut. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data susenas yang dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah probability-probability plot dan rumus pembentuk kurva Lorenz. Kesimpulan dari paper ini adalah bahwa distribusi pengeluaran rumah tangga di Provinsi Papua mengikuti distribusi log normal dan fungsi kurva Lorenz-nya: () (()) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan ekonomi suatu masyarakat pada suatu wilayah salah satunya tergantung dari pendapatan masyarakat. Dengan berbedanya pekerjaan pada setiap orang membuat pendapatan yang diterima berbeda pula sehingga mengakibatkan tingkat heterogenitas ekonomi masyarakat. Hal tersebut membuat Pemerintah harus berhati-hati dalam membuat suatu kebijakan di bidang ekonomi. Oleh karena itu, kondisi distribusi pendapatan atau pengeluaran konsumsi harus diketahui sebagai dasar perencanaan sehingga tepat dalam mengambil kebijakan. Salah satu alat untuk melihat distribusi pendapatan atau pengeluaran konsumi adalah kurva Lorenz. Kurva Lorenz adalah salah satu alat analisis untuk mengetahui terdistribusinya pendapatan, kekayaan, ataupun pengeluaran masyarakat. Kurva Lorenz didefinisikan hubungan antara kumulatif proporsi pendapatan dengan kumulasi proporsi pendapatan yang diterima individu. Kurva Lorenz adalah kurva dibawah garis ideal yang menghubungkan titik (0,0) dan titik (1,1). Telah banyak dilakukan penelitian mengenai model dari kurva Lorenz baik dari data kelompok maupun data tunggal seperti yang dilakukan oleh Kakwani and Podder (1973, 76), Rasche et all (1980), Kakwani (1980), Gupta (1984), Ortega (1991), dan Chotikapanich (1993). Tersedianya banyak kemungkinan bentuk persamaan kurva Lorenz memunculkan pertanyaan bentuk mana yang dapat diterapkan pada data pendapatan atau pengeluaran. Salah satu jalan untuk menentukan model yang tepat antara lain dengan melakukan fitting data pada suatu distribusi statistic tertentu. Dengan mengetahui bentuk fungsional dari kurva Lorenz, kita dapat menurunkan berbagai rumus dari ukuran ketidakmerataan, salah satunya indeks gini. Oleh karena itu dalam paper ini akan membahas bagaimana mengestimasi bentuk fungsional dari kurva Lorenz dengan cara tidak langsung yakni dari kumulatif proporsi dari pendapatan dengan golongan masyarakat yang menerima pendapatan tetapi lebih pada
Abstraksi Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui deskripsi ekonomi provinsi-provinsi yang ... more Abstraksi Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui deskripsi ekonomi provinsi-provinsi yang ada di Pulau Jawa-Bali dan menyelidiki apakah terjadi perbedaan kemampuan ekonomi asli daerah dalam hal ini direpresentasikan oleh dua variabel, yakni Produk Domestik Regional Bruto Riil (PDRB riil)dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (RPAD). Hasil studi ini dapat digunakan sebagai dasar awal untuk penelitian lanjutan perihal ketimpangan ekonomi antar regional. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder yang dianalisis secara kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah Royston's H Test dan Permutasi Manova (Manova Non Parametrik). Kesimpulan dari studi ini adalah data PDRB riil dan RPAD tidak berdistribusi multivariat normal dan terjadinya perbedaan kemampuan asli ekonomi provinsi di Pulau Jawa-Bali. Kata kunci: Manova non parametrik, ekonomi daerah. PENDAHULUAN Pembangunan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, baik secara material dan rohani dalam kehidupan masyarakat yang inti tujuannya mencapai kehidupan masyarakat adil dan makmur secara berkesinambungan dan merata. Tetapi seringkali secara operasional untuk mengukur sejauh mana pembangunan itu berhasil dengan melihat seberapa majunya perekonomian suatu wilayah dalam hal ini keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Kehadiran undang-undang (UU) Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah (otda) dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah telah menciptakan proses demokratisasi bagi daerah untuk mengambil keputusan dan menggali sumber pendapatan sendiri. Daerah tidak lagi sebagai komponen desentralisasi administrasi dan otonomi birokrasi, tetapi sudah diberi kewenangan untuk mengatur urusan rumahtangganya sendiri. Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan yang mengarah ke desentralisasi, maka proses pembangunan di daerah hendaknya disesuaikan dengan potensi, kondisi dan kemampuan masing-masing daerah, di samping tidak terlepas dari kondisi makro ekonomi nasional dan dinamika ekonomi internasional. Potensi, kondisi dan kemampuan ekonomi regional untuk perencanaan pembangunan dapat dipetakan melalui analisis kondisi makro ekonomi dan proyeksinya di masa datang. Untuk melihat perekonomian di wilayah Indonesia, baiklah kita melihat secara perekonomian secara regional, dalam hal ini regional terbagi menjadi regional pulau Sumatera, regional pulau Jawa-Bali, regional Kalimantan, regional Sulawesi, regional pulau Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Abstraksi Tujuan dari kajian ini membentuk cluster berdasarkan empat variabel yaitu realisasi dar... more Abstraksi Tujuan dari kajian ini membentuk cluster berdasarkan empat variabel yaitu realisasi dari pajak daerah, retribusi daerah, lain-lain PAD yang sah dan DAU. Metode yang digunakan adalah k means cluster, dimana dengan metode Elbow secara empiris menunjukkan adanya empat cluster yang terbentuk. Cluster yang terbentuk yaitu Terbentuk sebanyak 4 cluster, yakni cluster 1 (Daerah berpendapatan tinggi), cluster 2 (Daerah berpendapatan menengah ke atas), cluster 3 (Daerah berpendapatan rendah) dan Cluster 4 (Daerah berpendapatan menengah ke bawah). Kata kunci: k mean cluster, metode elbow, pemetaan keuangan daerah
Data ketenagakerjaan merupakan data yang dapat menggambarkan situasi kondisi ketenagakerjaan pada... more Data ketenagakerjaan merupakan data yang dapat menggambarkan situasi kondisi ketenagakerjaan pada suatu wilayah saat periode tertentu. Sakernas adalah salah satu survei yang dilakukan BPS, untuk menyediakan informasi dan statistik ketenagakerjaan secara mendalam dari level nasional, provinsi dan kabupaten/ kota. Sedangkan sensus dapat menghasilkan informasi ketenagakerjaan yang ringkas tetapi cakupannya sampai level wilayah kecil. Tetapi kebutuhan data untuk wilayah yang disebut " small area " seperti level kecamatan/ distrik atau desa sangat diperlukan untuk perencanaan pembangunan maupun program-program khusus di tingkat kabupaten/ kota. Sedangkan secara umum estimator dari sakernas hanya bisa diestimasi sampai kabupaten saja dan tidak sampai tingkat kecamatan/ distrik. Oleh karena itu, penulis dalam tulisan ini akan membahas bagaimana cara menghasil angka atau indikator ketenagakerjaan dari survei atau proyeksi yang level penyajian datanya hanya tingkat kabupaten menjadi sampai level kecamatan dengan metode yang simple.
Abstraksi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi pengeluaran rumah tangga ... more Abstraksi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi pengeluaran rumah tangga di Provinsi Papua dan mengungkapkan fungsi kurva Lorenz berdasarkan distribusi pengeluaran tersebut. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data susenas yang dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah probability-probability plot dan rumus pembentuk kurva Lorenz. Kesimpulan dari paper ini adalah bahwa distribusi pengeluaran rumah tangga di Provinsi Papua mengikuti distribusi log normal dan fungsi kurva Lorenz-nya: () (()) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan ekonomi suatu masyarakat pada suatu wilayah salah satunya tergantung dari pendapatan masyarakat. Dengan berbedanya pekerjaan pada setiap orang membuat pendapatan yang diterima berbeda pula sehingga mengakibatkan tingkat heterogenitas ekonomi masyarakat. Hal tersebut membuat Pemerintah harus berhati-hati dalam membuat suatu kebijakan di bidang ekonomi. Oleh karena itu, kondisi distribusi pendapatan atau pengeluaran konsumsi harus diketahui sebagai dasar perencanaan sehingga tepat dalam mengambil kebijakan. Salah satu alat untuk melihat distribusi pendapatan atau pengeluaran konsumi adalah kurva Lorenz. Kurva Lorenz adalah salah satu alat analisis untuk mengetahui terdistribusinya pendapatan, kekayaan, ataupun pengeluaran masyarakat. Kurva Lorenz didefinisikan hubungan antara kumulatif proporsi pendapatan dengan kumulasi proporsi pendapatan yang diterima individu. Kurva Lorenz adalah kurva dibawah garis ideal yang menghubungkan titik (0,0) dan titik (1,1). Telah banyak dilakukan penelitian mengenai model dari kurva Lorenz baik dari data kelompok maupun data tunggal seperti yang dilakukan oleh Kakwani and Podder (1973, 76), Rasche et all (1980), Kakwani (1980), Gupta (1984), Ortega (1991), dan Chotikapanich (1993). Tersedianya banyak kemungkinan bentuk persamaan kurva Lorenz memunculkan pertanyaan bentuk mana yang dapat diterapkan pada data pendapatan atau pengeluaran. Salah satu jalan untuk menentukan model yang tepat antara lain dengan melakukan fitting data pada suatu distribusi statistic tertentu. Dengan mengetahui bentuk fungsional dari kurva Lorenz, kita dapat menurunkan berbagai rumus dari ukuran ketidakmerataan, salah satunya indeks gini. Oleh karena itu dalam paper ini akan membahas bagaimana mengestimasi bentuk fungsional dari kurva Lorenz dengan cara tidak langsung yakni dari kumulatif proporsi dari pendapatan dengan golongan masyarakat yang menerima pendapatan tetapi lebih pada
Abstraksi Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui deskripsi ekonomi provinsi-provinsi yang ... more Abstraksi Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui deskripsi ekonomi provinsi-provinsi yang ada di Pulau Jawa-Bali dan menyelidiki apakah terjadi perbedaan kemampuan ekonomi asli daerah dalam hal ini direpresentasikan oleh dua variabel, yakni Produk Domestik Regional Bruto Riil (PDRB riil)dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (RPAD). Hasil studi ini dapat digunakan sebagai dasar awal untuk penelitian lanjutan perihal ketimpangan ekonomi antar regional. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder yang dianalisis secara kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah Royston's H Test dan Permutasi Manova (Manova Non Parametrik). Kesimpulan dari studi ini adalah data PDRB riil dan RPAD tidak berdistribusi multivariat normal dan terjadinya perbedaan kemampuan asli ekonomi provinsi di Pulau Jawa-Bali. Kata kunci: Manova non parametrik, ekonomi daerah. PENDAHULUAN Pembangunan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, baik secara material dan rohani dalam kehidupan masyarakat yang inti tujuannya mencapai kehidupan masyarakat adil dan makmur secara berkesinambungan dan merata. Tetapi seringkali secara operasional untuk mengukur sejauh mana pembangunan itu berhasil dengan melihat seberapa majunya perekonomian suatu wilayah dalam hal ini keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Kehadiran undang-undang (UU) Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah (otda) dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah telah menciptakan proses demokratisasi bagi daerah untuk mengambil keputusan dan menggali sumber pendapatan sendiri. Daerah tidak lagi sebagai komponen desentralisasi administrasi dan otonomi birokrasi, tetapi sudah diberi kewenangan untuk mengatur urusan rumahtangganya sendiri. Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan yang mengarah ke desentralisasi, maka proses pembangunan di daerah hendaknya disesuaikan dengan potensi, kondisi dan kemampuan masing-masing daerah, di samping tidak terlepas dari kondisi makro ekonomi nasional dan dinamika ekonomi internasional. Potensi, kondisi dan kemampuan ekonomi regional untuk perencanaan pembangunan dapat dipetakan melalui analisis kondisi makro ekonomi dan proyeksinya di masa datang. Untuk melihat perekonomian di wilayah Indonesia, baiklah kita melihat secara perekonomian secara regional, dalam hal ini regional terbagi menjadi regional pulau Sumatera, regional pulau Jawa-Bali, regional Kalimantan, regional Sulawesi, regional pulau Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.