Nathasa khalida dalimunthe - Academia.edu (original) (raw)
Drafts by Nathasa khalida dalimunthe
ABSTRAK Konsumsi pangan dan status gizi suatu wilayah dapat mempengaruhi kualitas sumberdaya dan... more ABSTRAK
Konsumsi pangan dan status gizi suatu wilayah dapat mempengaruhi kualitas sumberdaya dan pembangunan manusia dimasa yang akan datang. Salah satu pilar dari program Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu pembangunan manusia dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai alat ukurnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis konsumsi pangan dan status gizi Provinsi Jawa Barat serta pengaruhnya terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Desain studi penelitian ini yaitu studi ekologi dengan unit analisis kab/kota Provinsi Jawa Barat tahun 2015-2016. Data yang digunakan yaitu data sekunder bersumber dari Kemenkes RI (status gizi balita) dan BPS (tingkat kemiskinan, jumlah penduduk, konsumsi pangan, skor IPM). Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan inferensia (uji regresi linier berganda). Hasil uji regresi menghasilkan bahwa variabel bebas yang digunakan memiliki hubungan yang kuat (r=0.902) dan dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 81.4% dan 18.6% dipengaruhi oleh faktor lain. Variabel yang berpengaruh terhadap IPM di Provinsi Jawa Barat tahun 2015-2016 yaitu tingkat kemiskinan, tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, dan skor PPH. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan mengetahui bahwa pembangunan manusia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kemiskinan dan ekonomi saja, melainkan terdapat faktor konsumsi pangan sehingga ketahanan pangan tercapai. Kata kunci: Konsumsi pangan, status gizi, IPM, Jawa Barat
ABSTRAK
Food consumption and nutritional status can impact on human resources quality and human development on the future. Human development is one of the pillar of SDGs goals measured by the Human Development Index (HDI). Therefore, the study of food consumption and nutritional status in West Java and the impact to Human Development Index (HDI). Design study was conducted in 27 districts / cities of West Java Province 2015-2016 (54 district / city). The data were secondary data sourced from the Indonesian Ministry of Health (nutritional status of children <5 years) and BPS (demography, food consumption, HDI score). Descriptive and differential analysis (multiple linear regression test) were used for this research. The Multiple Liniear Regresssion test showed that eight variables had a strong correlation (r = 0.902) and explaining the dependent variables were about 81.4% and 18.6% explained by the other factors. The variables that effected HDI in West Java Province 2015-2016 were poverty level, energy adequacy level, protein adequacy level, and DDP score. Therefore, the government should know that HDI is only effective by poverty and economic factors, consumption food can impact HDI too, so food security can be achieved.
Papers by Nathasa khalida dalimunthe
Darussalam Nutrition Journal , 2024
Makanan tambahan dapat menambah nilai gizi pangan yang akan dikonsumsi anak. Makanan tambahan yan... more Makanan tambahan dapat menambah nilai gizi pangan yang akan dikonsumsi anak. Makanan tambahan yang ada dinilai kurang optimal karena sumber bahan dasarnya dari karbohidrat, sedangkan pada anak usia balita mengalami peningkatan kebutuhan akan protein untuk tumbuh kembang. Sumber protein yang memiliki bioavailibilitas yang tinggi berasal dari hewani. Tujuan: Tujuan penelitian untuk mengembangkan produk Abon sebagai makanan tambahan untuk balita berbahan dasar hati ayam dan ikan lele dalam bentuk Abon Tiale. Metode: Desain penelitian adalah experimental murni dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua kali pengulangan. Faktor perlakuan dalam pembuatan Abon Tiale yaitu perbandingan hati ayam dan daging ikan lele. Terdapat 4 taraf perlakuan yaitu F1 = 200:0; F2 = 150:50; F3 = 100:100; F4 = 50:150. Uji hedonik digunakan untuk melihat tingkat kesukaan dari 30 panelis semi terlatih terhadap Abon Tiale. Analisis data yang digunakan yaitu deskriptif dan inferensia (One Way ANOVA serta uji Duncan) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Empat formulasi Abon Tiale berbahan dasar hati ayam dan daging ikan lele berbeda pada setiap atribut warna (p=0,000), rasa (p=0,005), aroma (p=0,001), tekstur (p=0,000). Formula terbaik berdasarkan hasil penilaian panelis yaitu formula F3 (50:150). Kesimpulan: Pemanfaatan by product seperti hati ayam berpotensi untuk menjadi makanan tambahan anak balita dalam rangka pencegahan masalah gizi. Penambahan daging ikan lele pada abon dapat meningkatkan daya terima dari sisi warna, aroma, rasa, dan tekstur.
Darussalam Nutrition Journal
Background: According to the survey, the percentage of food waste’s diabetes melitus patients in ... more Background: According to the survey, the percentage of food waste’s diabetes melitus patients in the Imanuel Hospital of Bandar lampung was 38% and still have not reached the minimum service standars (<20%). Objective: This study aimsed to analyze the factors associated with food waste in diabetes melitus patients in Hospital Imanuel. Methods: Descriptive analytic research using cross sectional study design. The study used 50 samples was take with purposive sampling. The age, sex, food appearance, taste of food and service providers data were obtained by questionnaires, and food waste data were obtained by comstock form. The data analysis used was descriptive and inferential using the Chi Square statistical test. Results: About 46% of patients was 56-65 years old, and 78% was sex women. Leftovers from patients in the good category were 15 respondents (30%) while those who had leftovers that were not good were 35 respondents (70%). There was significant association between appear...
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia (JIKSI)
Berdasarkan hasil laporan Riskesdas, cakupan ASI eksklusif masih rendah yaitu mencapai 54,9% untu... more Berdasarkan hasil laporan Riskesdas, cakupan ASI eksklusif masih rendah yaitu mencapai 54,9% untuk provinsi Lampung. Sedangkan cakupan ASI eksklusif di puskesmas sukabumi Bandar Lampung hanya mencapai 31,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu serta dukungan suami dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Sukabumi Kota Bandar Lampung. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Sukabumi yaitu sebanyak 57 responden. Cara pengeukuran dalam penelitian berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan, sikap, dukungan suami memliliki hubungan dengan pemberian ASI Eksklusif, hal ini di tunjukan dengan nilai p= (0,05) dan dukungan suami juga memiliki hubungan terhadap pemberian ASI Eksklusif, hal ini di tunjukan dengan nilai p= (0,02). Saran dalam penelitian ini adalah masukan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan pelatihan bagi ibu- ibu mem...
Jurnal Kesehatan , 2023
Stunting is a childhood condition that experiences growth disorders characterized by a child's h... more Stunting is a childhood condition that experiences growth disorders characterized by a
child's height that is not appropriate for their age and results from chronic nutritional
problems. This study analyses the risk factors for stunting in West Tulang Bawang
Regency. This study was a cross-sectional study. Data were collected through selfadministered questionnaires from 265 mothers of children under five in three West Tulang
Bawang Regency districts. This research used multivariate logistic regression to determine
risk factors for stunting. The study assessed that 10.9% of their children were stunted.
Nearly half of the mothers had low education (48.7%), and most did not work (79.6%). As
many as 94.3% of mothers said they had a protected source of drinking water, while
around 23.4% did not have sewerage. Most of the respondent's energy, fat, and
carbohydrate adequacy level was classified as insufficient, and most children did not
suffer from infectious diseases. The results of the correlation test showed that sewerage
(AOR=4.309; p-value=0.000) was correlated with the occurrence of stunting, while a
history of measles (AOR=3.482; p-value=0.150), energy adequacy level (AOR=2.691; pvalue=0.057), birth order (AOR=2.949; p-value=0.050) not significantly correlated to
stunting but had a high risk of stunting. Multivariate test results showed that no sewerage
in families had a risk of about 4.192 times the occurrence of stunting in children compared
to the presence of sewerage in West Tulang Bawang Regency
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Penyakit tidak menular termasuk penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, hipertensi, dan penya... more Penyakit tidak menular termasuk penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, hipertensi, dan penyakit paru-paru kronis, secara kolektif bertanggung jawab atas hampir 70% dari semua kematian di seluruh dunia. Kerjasama antar profesi diperlukan dalam menangani masalah kesehatan, salah satu kegiatannya disebut dengan Interproffesional Education (IPE). Oleh karena itu, kami melakukan pengabdian masyarakat dengan menerapkan IPE kepada masyakat secara langsung dengan tujuan peningkatan pemahaman terkait hipertensi dan diabetes melitus. Profesi yang berkolaborasi dalam kegiatan impelemntasi yaitu berjumlah 11 orang dari program studi Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, dan Gizi dari Fakultas Kesehatan, Universitas Mitra Indonesia. Kegiatan implementasi IPE di Dusun Sumber Sari 4 dilakukan tanggal 23-24 Juni 2022. Rangkaian kegiatan berupa pemeriksaan kesehatan, konsultasi kesehatan, senam prolanis dan penyuluhan penyakit terkait hipertensi dan diabetes melitus dengan metode ceramah dan tanya...
BIMGI: Indonesian Nutrition Student Journal, 2022
Pendahuluan: Deteksi obesitas secara dini dapat mencegah komplikasi dan tingkat keparahan, karen... more Pendahuluan: Deteksi obesitas secara dini dapat mencegah komplikasi dan tingkat
keparahan, karena semakin awal deteksi obesitas akan mempercepat pemberian
intervensi dan panduan untuk dapat melakukan pengaturan berat badan. Saat ini teknik
dalam mengukur atau mendeteksi risiko obesitas sudah berkembang. Pengukuran
obesitas tidak hanya sebatas pengukuran indeks massa tubuh saja, namun metode
pengukuran lain pun sudah diperkenalkan dengan kelebihan dan kekurangannya. Tujuan
kajian pustaka ini yaitu mengkaji pengukuran antropometri dan biokimia untuk
mendeteksi risiko obesitas.
Pembahasan: Indeks massa tubuh ditemukan kurang tepat apabila digunakan pada atlet
yang komposisi tubuh lebih banyak otot dibandingkan lemak, serta orangtua karena ada
kecenderungan distribusi terpusat pada area perut. Pengukuran ketebalan skin-fold tidak
bisa diterapkan pada individu yang terlalu obesitas. Waist circumference dan waist to hip
ratio pada beberapa penelitian menunjukkan pengukuran lebih baik untuk mendeteksi
lemak tubuh pada individu. Penggunaan alat dalam mendeteksi obesitas seperti air
displacement plethysmography dan dual energy x-ray absorptiometry cukup baik, namun
memiliki kekurangan yaitu alat yang digunakan mahal dan tidak praktis. Penggunaan
biomarker biokimia secara inasive seperti biomarker inflamasi, serum lipid, jaringan
adiposa lebih akurat digunakan pada individu, namun kekurangannya yaitu mahal dan
perlu waktu yang lama dalam menganalisis.
Kesimpulan: Mayoritas pengukuran antropometri diidentifikasi memiliki kelebihan yaitu
lebih mudah, cepat dan murah untuk dilakukan sehingga dapat dilakukan pada populasi,
sedangkan pengukuran biokimia tergolong mahal, lama, tidak sederhana, dan lebih baik
dilakukan pada individu, namun hasil pengukuran lebih akurat menggambarkan kondisi
tubuh individu. Perlu penelitian lebih lanjut pada pengukuran biokimia pada manusia,
sehingga dapat menjadi rujukan dalam bidang nutrigenetik dan anjuran diet secara
personal.
Kata kunci: penilaian, status gizi, antropometri, biokimia, obesitas
Amerta Nutrition
Background: Poor quality and quantity are the main factors that contribute to the increasing inad... more Background: Poor quality and quantity are the main factors that contribute to the increasing inadequacy of micronutrients intake such as Iron, Calcium, Zinc, Vitamins A, and C since the complementary food was introduced at 6 months of infant’s age. Objectives: To analyze the prevalence and risk factors of inadequate micronutrients intake among children aged 6-23 months in Indonesia. Methods: A cross-sectional study used Individual Food Consumption Survey 2014 data from Indonesian Health Study and Development Agency involving 1575 children aged 6-23 months as the total subjects. Minimum Dietary Diversity (MDD) was measured by eight food groups for children under two years old. The prevalence of inadequate micronutrients intake used the probability approach. Binary logistic regression was used as a multivariate test to determine the risk factors of inadequate micronutrients intake. Results: The highest prevalence of inadequate micronutrients intake was vitamin C, while the lowest was ...
Books by Nathasa khalida dalimunthe
ABSTRAK Konsumsi pangan dan status gizi suatu wilayah dapat mempengaruhi kualitas sumberdaya dan... more ABSTRAK
Konsumsi pangan dan status gizi suatu wilayah dapat mempengaruhi kualitas sumberdaya dan pembangunan manusia dimasa yang akan datang. Salah satu pilar dari program Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu pembangunan manusia dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai alat ukurnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis konsumsi pangan dan status gizi Provinsi Jawa Barat serta pengaruhnya terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Desain studi penelitian ini yaitu studi ekologi dengan unit analisis kab/kota Provinsi Jawa Barat tahun 2015-2016. Data yang digunakan yaitu data sekunder bersumber dari Kemenkes RI (status gizi balita) dan BPS (tingkat kemiskinan, jumlah penduduk, konsumsi pangan, skor IPM). Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan inferensia (uji regresi linier berganda). Hasil uji regresi menghasilkan bahwa variabel bebas yang digunakan memiliki hubungan yang kuat (r=0.902) dan dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 81.4% dan 18.6% dipengaruhi oleh faktor lain. Variabel yang berpengaruh terhadap IPM di Provinsi Jawa Barat tahun 2015-2016 yaitu tingkat kemiskinan, tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, dan skor PPH. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan mengetahui bahwa pembangunan manusia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kemiskinan dan ekonomi saja, melainkan terdapat faktor konsumsi pangan sehingga ketahanan pangan tercapai. Kata kunci: Konsumsi pangan, status gizi, IPM, Jawa Barat
ABSTRAK
Food consumption and nutritional status can impact on human resources quality and human development on the future. Human development is one of the pillar of SDGs goals measured by the Human Development Index (HDI). Therefore, the study of food consumption and nutritional status in West Java and the impact to Human Development Index (HDI). Design study was conducted in 27 districts / cities of West Java Province 2015-2016 (54 district / city). The data were secondary data sourced from the Indonesian Ministry of Health (nutritional status of children <5 years) and BPS (demography, food consumption, HDI score). Descriptive and differential analysis (multiple linear regression test) were used for this research. The Multiple Liniear Regresssion test showed that eight variables had a strong correlation (r = 0.902) and explaining the dependent variables were about 81.4% and 18.6% explained by the other factors. The variables that effected HDI in West Java Province 2015-2016 were poverty level, energy adequacy level, protein adequacy level, and DDP score. Therefore, the government should know that HDI is only effective by poverty and economic factors, consumption food can impact HDI too, so food security can be achieved.
Darussalam Nutrition Journal , 2024
Makanan tambahan dapat menambah nilai gizi pangan yang akan dikonsumsi anak. Makanan tambahan yan... more Makanan tambahan dapat menambah nilai gizi pangan yang akan dikonsumsi anak. Makanan tambahan yang ada dinilai kurang optimal karena sumber bahan dasarnya dari karbohidrat, sedangkan pada anak usia balita mengalami peningkatan kebutuhan akan protein untuk tumbuh kembang. Sumber protein yang memiliki bioavailibilitas yang tinggi berasal dari hewani. Tujuan: Tujuan penelitian untuk mengembangkan produk Abon sebagai makanan tambahan untuk balita berbahan dasar hati ayam dan ikan lele dalam bentuk Abon Tiale. Metode: Desain penelitian adalah experimental murni dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua kali pengulangan. Faktor perlakuan dalam pembuatan Abon Tiale yaitu perbandingan hati ayam dan daging ikan lele. Terdapat 4 taraf perlakuan yaitu F1 = 200:0; F2 = 150:50; F3 = 100:100; F4 = 50:150. Uji hedonik digunakan untuk melihat tingkat kesukaan dari 30 panelis semi terlatih terhadap Abon Tiale. Analisis data yang digunakan yaitu deskriptif dan inferensia (One Way ANOVA serta uji Duncan) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Empat formulasi Abon Tiale berbahan dasar hati ayam dan daging ikan lele berbeda pada setiap atribut warna (p=0,000), rasa (p=0,005), aroma (p=0,001), tekstur (p=0,000). Formula terbaik berdasarkan hasil penilaian panelis yaitu formula F3 (50:150). Kesimpulan: Pemanfaatan by product seperti hati ayam berpotensi untuk menjadi makanan tambahan anak balita dalam rangka pencegahan masalah gizi. Penambahan daging ikan lele pada abon dapat meningkatkan daya terima dari sisi warna, aroma, rasa, dan tekstur.
Darussalam Nutrition Journal
Background: According to the survey, the percentage of food waste’s diabetes melitus patients in ... more Background: According to the survey, the percentage of food waste’s diabetes melitus patients in the Imanuel Hospital of Bandar lampung was 38% and still have not reached the minimum service standars (<20%). Objective: This study aimsed to analyze the factors associated with food waste in diabetes melitus patients in Hospital Imanuel. Methods: Descriptive analytic research using cross sectional study design. The study used 50 samples was take with purposive sampling. The age, sex, food appearance, taste of food and service providers data were obtained by questionnaires, and food waste data were obtained by comstock form. The data analysis used was descriptive and inferential using the Chi Square statistical test. Results: About 46% of patients was 56-65 years old, and 78% was sex women. Leftovers from patients in the good category were 15 respondents (30%) while those who had leftovers that were not good were 35 respondents (70%). There was significant association between appear...
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia (JIKSI)
Berdasarkan hasil laporan Riskesdas, cakupan ASI eksklusif masih rendah yaitu mencapai 54,9% untu... more Berdasarkan hasil laporan Riskesdas, cakupan ASI eksklusif masih rendah yaitu mencapai 54,9% untuk provinsi Lampung. Sedangkan cakupan ASI eksklusif di puskesmas sukabumi Bandar Lampung hanya mencapai 31,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu serta dukungan suami dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Sukabumi Kota Bandar Lampung. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Sukabumi yaitu sebanyak 57 responden. Cara pengeukuran dalam penelitian berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan, sikap, dukungan suami memliliki hubungan dengan pemberian ASI Eksklusif, hal ini di tunjukan dengan nilai p= (0,05) dan dukungan suami juga memiliki hubungan terhadap pemberian ASI Eksklusif, hal ini di tunjukan dengan nilai p= (0,02). Saran dalam penelitian ini adalah masukan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan pelatihan bagi ibu- ibu mem...
Jurnal Kesehatan , 2023
Stunting is a childhood condition that experiences growth disorders characterized by a child's h... more Stunting is a childhood condition that experiences growth disorders characterized by a
child's height that is not appropriate for their age and results from chronic nutritional
problems. This study analyses the risk factors for stunting in West Tulang Bawang
Regency. This study was a cross-sectional study. Data were collected through selfadministered questionnaires from 265 mothers of children under five in three West Tulang
Bawang Regency districts. This research used multivariate logistic regression to determine
risk factors for stunting. The study assessed that 10.9% of their children were stunted.
Nearly half of the mothers had low education (48.7%), and most did not work (79.6%). As
many as 94.3% of mothers said they had a protected source of drinking water, while
around 23.4% did not have sewerage. Most of the respondent's energy, fat, and
carbohydrate adequacy level was classified as insufficient, and most children did not
suffer from infectious diseases. The results of the correlation test showed that sewerage
(AOR=4.309; p-value=0.000) was correlated with the occurrence of stunting, while a
history of measles (AOR=3.482; p-value=0.150), energy adequacy level (AOR=2.691; pvalue=0.057), birth order (AOR=2.949; p-value=0.050) not significantly correlated to
stunting but had a high risk of stunting. Multivariate test results showed that no sewerage
in families had a risk of about 4.192 times the occurrence of stunting in children compared
to the presence of sewerage in West Tulang Bawang Regency
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Penyakit tidak menular termasuk penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, hipertensi, dan penya... more Penyakit tidak menular termasuk penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, hipertensi, dan penyakit paru-paru kronis, secara kolektif bertanggung jawab atas hampir 70% dari semua kematian di seluruh dunia. Kerjasama antar profesi diperlukan dalam menangani masalah kesehatan, salah satu kegiatannya disebut dengan Interproffesional Education (IPE). Oleh karena itu, kami melakukan pengabdian masyarakat dengan menerapkan IPE kepada masyakat secara langsung dengan tujuan peningkatan pemahaman terkait hipertensi dan diabetes melitus. Profesi yang berkolaborasi dalam kegiatan impelemntasi yaitu berjumlah 11 orang dari program studi Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, dan Gizi dari Fakultas Kesehatan, Universitas Mitra Indonesia. Kegiatan implementasi IPE di Dusun Sumber Sari 4 dilakukan tanggal 23-24 Juni 2022. Rangkaian kegiatan berupa pemeriksaan kesehatan, konsultasi kesehatan, senam prolanis dan penyuluhan penyakit terkait hipertensi dan diabetes melitus dengan metode ceramah dan tanya...
BIMGI: Indonesian Nutrition Student Journal, 2022
Pendahuluan: Deteksi obesitas secara dini dapat mencegah komplikasi dan tingkat keparahan, karen... more Pendahuluan: Deteksi obesitas secara dini dapat mencegah komplikasi dan tingkat
keparahan, karena semakin awal deteksi obesitas akan mempercepat pemberian
intervensi dan panduan untuk dapat melakukan pengaturan berat badan. Saat ini teknik
dalam mengukur atau mendeteksi risiko obesitas sudah berkembang. Pengukuran
obesitas tidak hanya sebatas pengukuran indeks massa tubuh saja, namun metode
pengukuran lain pun sudah diperkenalkan dengan kelebihan dan kekurangannya. Tujuan
kajian pustaka ini yaitu mengkaji pengukuran antropometri dan biokimia untuk
mendeteksi risiko obesitas.
Pembahasan: Indeks massa tubuh ditemukan kurang tepat apabila digunakan pada atlet
yang komposisi tubuh lebih banyak otot dibandingkan lemak, serta orangtua karena ada
kecenderungan distribusi terpusat pada area perut. Pengukuran ketebalan skin-fold tidak
bisa diterapkan pada individu yang terlalu obesitas. Waist circumference dan waist to hip
ratio pada beberapa penelitian menunjukkan pengukuran lebih baik untuk mendeteksi
lemak tubuh pada individu. Penggunaan alat dalam mendeteksi obesitas seperti air
displacement plethysmography dan dual energy x-ray absorptiometry cukup baik, namun
memiliki kekurangan yaitu alat yang digunakan mahal dan tidak praktis. Penggunaan
biomarker biokimia secara inasive seperti biomarker inflamasi, serum lipid, jaringan
adiposa lebih akurat digunakan pada individu, namun kekurangannya yaitu mahal dan
perlu waktu yang lama dalam menganalisis.
Kesimpulan: Mayoritas pengukuran antropometri diidentifikasi memiliki kelebihan yaitu
lebih mudah, cepat dan murah untuk dilakukan sehingga dapat dilakukan pada populasi,
sedangkan pengukuran biokimia tergolong mahal, lama, tidak sederhana, dan lebih baik
dilakukan pada individu, namun hasil pengukuran lebih akurat menggambarkan kondisi
tubuh individu. Perlu penelitian lebih lanjut pada pengukuran biokimia pada manusia,
sehingga dapat menjadi rujukan dalam bidang nutrigenetik dan anjuran diet secara
personal.
Kata kunci: penilaian, status gizi, antropometri, biokimia, obesitas
Amerta Nutrition
Background: Poor quality and quantity are the main factors that contribute to the increasing inad... more Background: Poor quality and quantity are the main factors that contribute to the increasing inadequacy of micronutrients intake such as Iron, Calcium, Zinc, Vitamins A, and C since the complementary food was introduced at 6 months of infant’s age. Objectives: To analyze the prevalence and risk factors of inadequate micronutrients intake among children aged 6-23 months in Indonesia. Methods: A cross-sectional study used Individual Food Consumption Survey 2014 data from Indonesian Health Study and Development Agency involving 1575 children aged 6-23 months as the total subjects. Minimum Dietary Diversity (MDD) was measured by eight food groups for children under two years old. The prevalence of inadequate micronutrients intake used the probability approach. Binary logistic regression was used as a multivariate test to determine the risk factors of inadequate micronutrients intake. Results: The highest prevalence of inadequate micronutrients intake was vitamin C, while the lowest was ...