Ramnaega Siregar - Academia.edu (original) (raw)
Uploads
Papers by Ramnaega Siregar
Sintaks: Jurnal Bahasa & Sastra Indonesia, May 30, 2022
Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan memiliki bermacam etnik (suku) dan budaya yang beragam.... more Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan memiliki bermacam etnik (suku) dan budaya yang beragam. Ragam budaya Indonesia diperoleh dari letak geografis yang berbeda. Salah satu etnik (suku) tersebut adalah masyarakat Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan yang tersebar di beberapa Kecamatan, yaitu; Aek Bilah, Angkola Barat, Angkola Timur, Arse, kondisi Marancar, Batang Angkola, Siais, Sipirok, Sayur Matinggi, Batang Toru, dan Saipar Dolok Hole. Setiap suku tentunya memiliki macam ragam kebudayaan dan adat istiadat, bahasa, tata nilai dan budaya yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Adat istiadat, tata nilai dan budaya tersebut antara lain mengatur beberapa aspek kehidupan, seperti hubungan sosial kemasyarakatan, ritual beribadatan, kepercayaan, mitos-mistos, sanksi adat dan budaya yang berlaku di lingkungan masyarakat yang ada. Hal inilah yang disebut dengan tradisi lisan. Subroto(2022) menyatakan bahwa tradisi lisan merupakan budaya yang dihasilkan masyarakat di masa lampau yang mencakup bentuk ujaran, adat-istiadat, atau perilaku lainnya, di antaranya adalah cerita rakyat (folklor), nyanyian rakyat (folksong), tarian, permainan, peralatan atau benda seperti bangunan, tembok, dan lainlain. Tradisi lisan dijelaskan sebagai kebiasaan yang dijalankan secara turun temurun oleh suatu kelompok masyarakat tertentu dan digunakan untuk menyampaikan suatu pesan dalam bentuk lisan (bahasa lisan) kepada masyarakat generasi muda. Endraswara (2013) menyatakan bahwa salah satu bagian folklore adalah tradisi lisan tentang aneka ragam pengetahuan dan gagasan kebiasaan yang diwujudkan dan disampaikan melalui lisan secara turun menurun antara ABSTRACT ARTICLE HISTORY The presence of a child is a dream for every married couple. The presence of a child in the family is a complement to happiness. In welcoming this happiness, many traditional events are held in each region. In South Tapanuli, the welcome ceremony is an oral tradition that is usually carried out. This manyonggotngonggoti event is usually carried out by the family of the woman. Manyonggot-nyonggoti aims to provide prayers and strength for prospective mothers and their unborn babies. In this ritual, a lot of equipment is needed. Both from food and tools. All these ingredients are united in a medium called upaupa. These food ingredients are arranged in such a way to be enjoyed by the mother-to-be and her baby-to-be. Upa-upa has the meaning of each symbol. These symbols of food ingredients have their own meaning to be given to the mother-to-be and her baby. Some symbols of food ingredients in this ceremony are eggs, goldfish, salt and many others. To find out the meaning of each symbol, a semiotic analysis was carried out. The data is taken from the results of interviews with several traditional leaders and literacy from several references.
Jurnal Teknologi Pendidikan
Setiap orang pasti pernah merasakan menjadi seorang pemimpin, entah itu di lingkungan sekolah, te... more Setiap orang pasti pernah merasakan menjadi seorang pemimpin, entah itu di lingkungan sekolah, tempat kerja, pertemanan, keluarga, atau untuk dirinya sendiri. Momen tersebut akan membantu memunculkan kualitas dan gaya kepemimpinan dalam diri. Dalam lingkungan sekolah, seorang kepala sekolah sebaiknya memaksimalkan kemampuan yang ia miliki, terutama kemampuan dalam memimpin. Seorang kepala sekolah harus menerapkan gaya kepemimpinan dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pemimpin, karena gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pemimpin untuk berinteraksi dengan bawahannya. Rumusan masalah yang ingin dianalisis, yaitu bagaimana gaya kepemimpinan otokratis dan bagaimanakah pengaruh gaya kepemimpinan otokratis kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru ? Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan melakukan studi pustaka dan observasi langsung terhadap lingkungan pendidikan khususnya sekolah dan kajian pustakaan. Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil bahwa gaya kepemimpinan otokratis berpengaruh langsung kepada kinerja guru, antara lain, guru lebih memiliki pola proses kerja yang efisien, guru memiliki manajemen krisis yang cepat, guru akan berusaha menjaga ketertiban & disiplin, guru memiliki target yang terfokus, guru akan meningkatan produktivitas diri dan guru akan memiliki komunikasi yang jelas.
Sintaks: Jurnal Bahasa & Sastra Indonesia, May 30, 2022
Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan memiliki bermacam etnik (suku) dan budaya yang beragam.... more Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan memiliki bermacam etnik (suku) dan budaya yang beragam. Ragam budaya Indonesia diperoleh dari letak geografis yang berbeda. Salah satu etnik (suku) tersebut adalah masyarakat Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan yang tersebar di beberapa Kecamatan, yaitu; Aek Bilah, Angkola Barat, Angkola Timur, Arse, kondisi Marancar, Batang Angkola, Siais, Sipirok, Sayur Matinggi, Batang Toru, dan Saipar Dolok Hole. Setiap suku tentunya memiliki macam ragam kebudayaan dan adat istiadat, bahasa, tata nilai dan budaya yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Adat istiadat, tata nilai dan budaya tersebut antara lain mengatur beberapa aspek kehidupan, seperti hubungan sosial kemasyarakatan, ritual beribadatan, kepercayaan, mitos-mistos, sanksi adat dan budaya yang berlaku di lingkungan masyarakat yang ada. Hal inilah yang disebut dengan tradisi lisan. Subroto(2022) menyatakan bahwa tradisi lisan merupakan budaya yang dihasilkan masyarakat di masa lampau yang mencakup bentuk ujaran, adat-istiadat, atau perilaku lainnya, di antaranya adalah cerita rakyat (folklor), nyanyian rakyat (folksong), tarian, permainan, peralatan atau benda seperti bangunan, tembok, dan lainlain. Tradisi lisan dijelaskan sebagai kebiasaan yang dijalankan secara turun temurun oleh suatu kelompok masyarakat tertentu dan digunakan untuk menyampaikan suatu pesan dalam bentuk lisan (bahasa lisan) kepada masyarakat generasi muda. Endraswara (2013) menyatakan bahwa salah satu bagian folklore adalah tradisi lisan tentang aneka ragam pengetahuan dan gagasan kebiasaan yang diwujudkan dan disampaikan melalui lisan secara turun menurun antara ABSTRACT ARTICLE HISTORY The presence of a child is a dream for every married couple. The presence of a child in the family is a complement to happiness. In welcoming this happiness, many traditional events are held in each region. In South Tapanuli, the welcome ceremony is an oral tradition that is usually carried out. This manyonggotngonggoti event is usually carried out by the family of the woman. Manyonggot-nyonggoti aims to provide prayers and strength for prospective mothers and their unborn babies. In this ritual, a lot of equipment is needed. Both from food and tools. All these ingredients are united in a medium called upaupa. These food ingredients are arranged in such a way to be enjoyed by the mother-to-be and her baby-to-be. Upa-upa has the meaning of each symbol. These symbols of food ingredients have their own meaning to be given to the mother-to-be and her baby. Some symbols of food ingredients in this ceremony are eggs, goldfish, salt and many others. To find out the meaning of each symbol, a semiotic analysis was carried out. The data is taken from the results of interviews with several traditional leaders and literacy from several references.
Jurnal Teknologi Pendidikan
Setiap orang pasti pernah merasakan menjadi seorang pemimpin, entah itu di lingkungan sekolah, te... more Setiap orang pasti pernah merasakan menjadi seorang pemimpin, entah itu di lingkungan sekolah, tempat kerja, pertemanan, keluarga, atau untuk dirinya sendiri. Momen tersebut akan membantu memunculkan kualitas dan gaya kepemimpinan dalam diri. Dalam lingkungan sekolah, seorang kepala sekolah sebaiknya memaksimalkan kemampuan yang ia miliki, terutama kemampuan dalam memimpin. Seorang kepala sekolah harus menerapkan gaya kepemimpinan dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pemimpin, karena gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pemimpin untuk berinteraksi dengan bawahannya. Rumusan masalah yang ingin dianalisis, yaitu bagaimana gaya kepemimpinan otokratis dan bagaimanakah pengaruh gaya kepemimpinan otokratis kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru ? Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan melakukan studi pustaka dan observasi langsung terhadap lingkungan pendidikan khususnya sekolah dan kajian pustakaan. Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil bahwa gaya kepemimpinan otokratis berpengaruh langsung kepada kinerja guru, antara lain, guru lebih memiliki pola proses kerja yang efisien, guru memiliki manajemen krisis yang cepat, guru akan berusaha menjaga ketertiban & disiplin, guru memiliki target yang terfokus, guru akan meningkatan produktivitas diri dan guru akan memiliki komunikasi yang jelas.