Saharul Hariyono saharulhariyono.2018 - Academia.edu (original) (raw)

Uploads

Thesis Chapters by Saharul Hariyono saharulhariyono.2018

Research paper thumbnail of Ideologeme dalam Tiga Fiksi Puya ke Puya, Tiba Sebelum Berangkat dan Sawerigading Datang dari Laut: Kajian Intertekstualitas

Library Universitas Negeri Yogyakarta, 2020

SAHARUL HARIYONO: Ideologeme dalam Tiga Fiksi Puya ke Puya, Tiba Sebelum Berangkat dan Sawerigadi... more SAHARUL HARIYONO: Ideologeme dalam Tiga Fiksi Puya ke Puya, Tiba
Sebelum Berangkat dan Sawerigading Datang dari Laut Karya Faisal Oddang: Kajian Intertekstualitas. Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2020.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan secara kualitatif (1) bentuk, (2)
makna ideologeme, (3) ideologi pengarang, serta (4) hubungan intertekstualitas Puya ke Puya, Tiba Sebelum Berangkat dan Sawerigading Datang dari Laut karya Faisal Oddang.
Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan teori intertekstual Julia Kristeva. Teori ini berpandangan bahwa ranah karya fiksi berada dalam modalitas teks sosial dan historis yang disarikan dalam bentuk ideologeme. Keabsahan data dilakukan lewat validitas semantis, serta reliabilitas intrarater dan interrater. Analisis data yang digunakan berdasarkan prinsip kerja yang ditawarkan Kristeva yakni analisis suprasegmental dan analisis intertekstual.
Hasil penelitian menunjukkan adanya (1) bentuk ideologeme dalam tiga
fiksi Oddang, yakni teks sosial dan sejarah dijadikan konstruksi narasi penceritaan yang secara umum menguraikan kebudayaan Tana Toraja, Darul Islam/Tentara Islam Indonesia, keberadaan komunitas bissu, komunitas Tolotoang, prostitusi penjajahan Jepang, tradisi rantau Bugis, keberadaan pers dan etnis Tionghoa di Makassar, struktur kekerabatan masyarakat Bugis, kemunculan sejarah mercusuar Willem III yang tentunya keseluruhan terjalin dengan sosial dan sejarah Sulawesi Selatan. (2) Makna ideologeme melingkupi oposisi, transformasi dan transposisi; oposisi menampilkan perbedaan pandangan, visi dalam berbagai peristiwa, transformasi merujuk perubahan mengenai kebiasaan yang dikenal pada umumnya dalam masyarakat Sulawesi Selatan seperti fenomena diakronis (sosio-historis) berubah menjadi sinkronis (berwarna) untuk menyesuaikan dengan alur penceritaan yang dibawa pada satu karya ke karya selanjutnya, dan transposisi yakni proses perpindahan teks sosial dan sejarah yang dilakukan pengarang dengan penceritaan (tuturan) yang baru. Dengan kata lain, peristiwa-peristiwa sosial dan sejarah Sulawesi Selatan yang ada dijadikan sebagai sasaran (bukan sarana) utama dalam penceritaan ketiga karyanya tersebut. (3) Sementara ideologi dalam ketiga karya adalah humanisme dengan menunjukkan perjuangan misi kemanusiaan. Kreativitas Faisal Oddang menulis ketiga karya fiksi tersebut tidak terlepas dari riset yang dilakukannya, perihal ini tampak dari penggunaan bahasa dan gaya kepenulisannya menggunakan dialek lokal ketimbang bahasa universal, hal itu dianggap penting untuk membangun karakter cerita. (4) Hubungan intertekstualitas tampak pada keterjalinan alur—rangkaian cerita yang terbentuk dari satu fiksi ke fiksi yang lain serta tampak novel Puya ke Puya dan novel Tiba Sebelum Berangkat melengkapi cerita-cerita sebelumnya yang pernah ditulis Faisal Oddang dalam antologi cerpen Sawerigading Datang dari Laut dengan periode penulisan tahun 2014–2018.

Kata kunci: intertekstualitas, Julia Kristeva, ideologeme, Faisal Oddang

Research paper thumbnail of Keterbacaan Wacana Nonfiksi Buku Siswa SMP-MTs Kelas VIII Kurikulum 2013 Revisi 2017 (Menggunakan Model Grafik Fry)

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Halu Oleo, 2018

Saharul Hariyono (A1D1 14 051), “Keterbacaan Wacana Nonfiksi Bahasa Indonesia Pada Buku Siswa SMP... more Saharul Hariyono (A1D1 14 051), “Keterbacaan Wacana Nonfiksi Bahasa
Indonesia Pada Buku Siswa SMP/MTs Kelas VIII Kurikulum 2013 Revisi 2017 (Menggunakan Model Grafik Fry).
Latar belakang yang mendasari dilakukannya penelitian ini bahwa peran buku teks/paket di sekolah sangat penting sebagai sumber bahan pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam Kurikulum 2013, buku paket tersebut adalah buku guru dan buku siswa yang dikeluarkan oleh Kemendikbud. Uji kelayakan selalu dilakukan oleh Kemendikbud terhadap buku guru dan buku siswa sebelum diterbitkan dan digunakan di sekolah, uji kelayakan itu seperti: kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian. Namun, belum sepenuhnya menyoroti teks-teks bacaan (wacana) yang dijadikan bahan pembelajaran. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memunculkan temuan tentang kecocokan materi bahan pembelajaran untuk peringkat kelas tertentu tergolong sukar, sedang, atau mudah dipahami pembacanya, dilihat dari teks-teks bacaan (wacana )dan uraian materi.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat keterbacaan wacana nonfiksi Bahasa Indonesia pada Buku Siswa SMP/MTs Kelas VIII Kurikulum 2013 Revisi 2017 menggunakan model Grafik Fry.
Penelitian ini tergolong penelitian jenis kepustakaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa wacana nonfiksi 100 kata pada buku siswa SMP/MTs Kelas VIII Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Revisi 2017. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca catat purposif yang menetapkan secara langsung teks menjadi bahan penelitian, dengan teknik analisis data dilakukan secara deskriptif setelah mengikuti langkah-langkah pengukuran Formula Grafik Fry. Hasil dari analisis buku siswa SMP/MTs Kelas VIII bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Revisi 2017, terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemendikbud, menggunakan pengukuran keterbacaan Grafik Fry menunjukkan hanya dua wacana nonfiksi yang sesuai dengan daerah peringkat baca kelas VIII. Wacana nonfiksi sesuai dengan tingkat siswa SMP/MTs kelas VIII adalah sebagai berikut: (1) Wacana 4: Iklan, Sarana Komunikasi; (2) Wacana 5: Internet dan HAKI;

Papers by Saharul Hariyono saharulhariyono.2018

Research paper thumbnail of PENGEMBANGAN HOT POTATOES BERBASIS MOODLE SEBAGAI PIRANTI PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMP

Jurnal Jembatan Merah, 2022

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran berbasis Hot Potatoes dan Moodle un... more Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran
berbasis Hot Potatoes dan Moodle untuk meningkatkan pemahaman kosakata
bahasa Indonesia tingkat SMP. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
langkah-langkah dari model pengembangan 4-D (Four-D), nama lain dari model
ini adalah model pengembangan perangkat pembelajaran. Model ini
dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel.
Model pengembangan 4-D terdiri atas 4 tahap utama yakni: Define (Penetapan),
Design (Perancangan), Develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran).
Hasil pengembangan produk berupa permainan kata yang berbentuk Teka-Teki
Silang (TTS) dan padanan kosakata bahasa Indonesia. Selain itu, dihasilkan juga
produk pengintegrasian Hot Potatoes ke dalam program Moodle.
Pengintegrasian tersebut dilakukan untuk lebih mengektifkan penggunaan Hot
Potatoes terhadap peserta didik, sehingga dapat dipantau penggunaannya.

Research paper thumbnail of HIERARKI KEBUTUHAN TOKOH UTAMA DALAM DUA CERPEN FAISAL ODDANG (Needs Hierarchy of the Central Characters in Two Short Stories by Faisal Oddang

Sawerigading, 2020

Characters, which described in the story are more interesting aspects as living as a human. Isuri... more Characters, which described in the story are more interesting aspects as living as a human. Isuri and Hanafi are the central characters in Oddang’s short story who narrate how the character’s inner experiences that are unpleasant as a minority and make various efforts to reach the stage of actualizing themselves as a normal human being. This paper aims to analyze the needs level aspects of the central characters in two short stories Orang-orang dari Selatan harus Mati Malam itu and Di sana, Lima Puluh Tahun yang Lalu, using the Abraham Harold Maslow’s humanistic psychology approach. The data analyzed by using a descriptive qualitative technique with data reduction, data display, and conclusion. Results of the study showed that physiological needs, in particular, Isuri reached his needs through spirituality, while, Hanafi focused on the fulfillment of house; safety needs, Isuri avoided the chasing of state apparatus with hiding in the forest, then Hanafi decided to be Netherlands citizens to protect himself from the trouble. Love needs and belonging, make Isuri maintains his relationship with Upe even though the reality is not occurring as expected, Hanafi then preferred anomaly with having a love for the same-sex named Mapatang. Self esteem needs, Isuri defended his religion Tolotang, Hanafi tried to be a bissu to avoid cursing from his village. For the sefl-actualization needs, Isuri persuaded Uak to obtain civil rights, Hanafi actualized his self to learn
the epic I La Galigo of the bissu hoby book.

Research paper thumbnail of Ideologeme dalam Tiga Fiksi Puya ke Puya, Tiba Sebelum Berangkat dan Sawerigading Datang dari Laut: Kajian Intertekstualitas

Library Universitas Negeri Yogyakarta, 2020

SAHARUL HARIYONO: Ideologeme dalam Tiga Fiksi Puya ke Puya, Tiba Sebelum Berangkat dan Sawerigadi... more SAHARUL HARIYONO: Ideologeme dalam Tiga Fiksi Puya ke Puya, Tiba
Sebelum Berangkat dan Sawerigading Datang dari Laut Karya Faisal Oddang: Kajian Intertekstualitas. Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, 2020.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan secara kualitatif (1) bentuk, (2)
makna ideologeme, (3) ideologi pengarang, serta (4) hubungan intertekstualitas Puya ke Puya, Tiba Sebelum Berangkat dan Sawerigading Datang dari Laut karya Faisal Oddang.
Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan teori intertekstual Julia Kristeva. Teori ini berpandangan bahwa ranah karya fiksi berada dalam modalitas teks sosial dan historis yang disarikan dalam bentuk ideologeme. Keabsahan data dilakukan lewat validitas semantis, serta reliabilitas intrarater dan interrater. Analisis data yang digunakan berdasarkan prinsip kerja yang ditawarkan Kristeva yakni analisis suprasegmental dan analisis intertekstual.
Hasil penelitian menunjukkan adanya (1) bentuk ideologeme dalam tiga
fiksi Oddang, yakni teks sosial dan sejarah dijadikan konstruksi narasi penceritaan yang secara umum menguraikan kebudayaan Tana Toraja, Darul Islam/Tentara Islam Indonesia, keberadaan komunitas bissu, komunitas Tolotoang, prostitusi penjajahan Jepang, tradisi rantau Bugis, keberadaan pers dan etnis Tionghoa di Makassar, struktur kekerabatan masyarakat Bugis, kemunculan sejarah mercusuar Willem III yang tentunya keseluruhan terjalin dengan sosial dan sejarah Sulawesi Selatan. (2) Makna ideologeme melingkupi oposisi, transformasi dan transposisi; oposisi menampilkan perbedaan pandangan, visi dalam berbagai peristiwa, transformasi merujuk perubahan mengenai kebiasaan yang dikenal pada umumnya dalam masyarakat Sulawesi Selatan seperti fenomena diakronis (sosio-historis) berubah menjadi sinkronis (berwarna) untuk menyesuaikan dengan alur penceritaan yang dibawa pada satu karya ke karya selanjutnya, dan transposisi yakni proses perpindahan teks sosial dan sejarah yang dilakukan pengarang dengan penceritaan (tuturan) yang baru. Dengan kata lain, peristiwa-peristiwa sosial dan sejarah Sulawesi Selatan yang ada dijadikan sebagai sasaran (bukan sarana) utama dalam penceritaan ketiga karyanya tersebut. (3) Sementara ideologi dalam ketiga karya adalah humanisme dengan menunjukkan perjuangan misi kemanusiaan. Kreativitas Faisal Oddang menulis ketiga karya fiksi tersebut tidak terlepas dari riset yang dilakukannya, perihal ini tampak dari penggunaan bahasa dan gaya kepenulisannya menggunakan dialek lokal ketimbang bahasa universal, hal itu dianggap penting untuk membangun karakter cerita. (4) Hubungan intertekstualitas tampak pada keterjalinan alur—rangkaian cerita yang terbentuk dari satu fiksi ke fiksi yang lain serta tampak novel Puya ke Puya dan novel Tiba Sebelum Berangkat melengkapi cerita-cerita sebelumnya yang pernah ditulis Faisal Oddang dalam antologi cerpen Sawerigading Datang dari Laut dengan periode penulisan tahun 2014–2018.

Kata kunci: intertekstualitas, Julia Kristeva, ideologeme, Faisal Oddang

Research paper thumbnail of Keterbacaan Wacana Nonfiksi Buku Siswa SMP-MTs Kelas VIII Kurikulum 2013 Revisi 2017 (Menggunakan Model Grafik Fry)

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Halu Oleo, 2018

Saharul Hariyono (A1D1 14 051), “Keterbacaan Wacana Nonfiksi Bahasa Indonesia Pada Buku Siswa SMP... more Saharul Hariyono (A1D1 14 051), “Keterbacaan Wacana Nonfiksi Bahasa
Indonesia Pada Buku Siswa SMP/MTs Kelas VIII Kurikulum 2013 Revisi 2017 (Menggunakan Model Grafik Fry).
Latar belakang yang mendasari dilakukannya penelitian ini bahwa peran buku teks/paket di sekolah sangat penting sebagai sumber bahan pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam Kurikulum 2013, buku paket tersebut adalah buku guru dan buku siswa yang dikeluarkan oleh Kemendikbud. Uji kelayakan selalu dilakukan oleh Kemendikbud terhadap buku guru dan buku siswa sebelum diterbitkan dan digunakan di sekolah, uji kelayakan itu seperti: kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian. Namun, belum sepenuhnya menyoroti teks-teks bacaan (wacana) yang dijadikan bahan pembelajaran. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memunculkan temuan tentang kecocokan materi bahan pembelajaran untuk peringkat kelas tertentu tergolong sukar, sedang, atau mudah dipahami pembacanya, dilihat dari teks-teks bacaan (wacana )dan uraian materi.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat keterbacaan wacana nonfiksi Bahasa Indonesia pada Buku Siswa SMP/MTs Kelas VIII Kurikulum 2013 Revisi 2017 menggunakan model Grafik Fry.
Penelitian ini tergolong penelitian jenis kepustakaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa wacana nonfiksi 100 kata pada buku siswa SMP/MTs Kelas VIII Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Revisi 2017. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca catat purposif yang menetapkan secara langsung teks menjadi bahan penelitian, dengan teknik analisis data dilakukan secara deskriptif setelah mengikuti langkah-langkah pengukuran Formula Grafik Fry. Hasil dari analisis buku siswa SMP/MTs Kelas VIII bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Revisi 2017, terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemendikbud, menggunakan pengukuran keterbacaan Grafik Fry menunjukkan hanya dua wacana nonfiksi yang sesuai dengan daerah peringkat baca kelas VIII. Wacana nonfiksi sesuai dengan tingkat siswa SMP/MTs kelas VIII adalah sebagai berikut: (1) Wacana 4: Iklan, Sarana Komunikasi; (2) Wacana 5: Internet dan HAKI;

Research paper thumbnail of PENGEMBANGAN HOT POTATOES BERBASIS MOODLE SEBAGAI PIRANTI PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMP

Jurnal Jembatan Merah, 2022

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran berbasis Hot Potatoes dan Moodle un... more Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran
berbasis Hot Potatoes dan Moodle untuk meningkatkan pemahaman kosakata
bahasa Indonesia tingkat SMP. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
langkah-langkah dari model pengembangan 4-D (Four-D), nama lain dari model
ini adalah model pengembangan perangkat pembelajaran. Model ini
dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel.
Model pengembangan 4-D terdiri atas 4 tahap utama yakni: Define (Penetapan),
Design (Perancangan), Develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran).
Hasil pengembangan produk berupa permainan kata yang berbentuk Teka-Teki
Silang (TTS) dan padanan kosakata bahasa Indonesia. Selain itu, dihasilkan juga
produk pengintegrasian Hot Potatoes ke dalam program Moodle.
Pengintegrasian tersebut dilakukan untuk lebih mengektifkan penggunaan Hot
Potatoes terhadap peserta didik, sehingga dapat dipantau penggunaannya.

Research paper thumbnail of HIERARKI KEBUTUHAN TOKOH UTAMA DALAM DUA CERPEN FAISAL ODDANG (Needs Hierarchy of the Central Characters in Two Short Stories by Faisal Oddang

Sawerigading, 2020

Characters, which described in the story are more interesting aspects as living as a human. Isuri... more Characters, which described in the story are more interesting aspects as living as a human. Isuri and Hanafi are the central characters in Oddang’s short story who narrate how the character’s inner experiences that are unpleasant as a minority and make various efforts to reach the stage of actualizing themselves as a normal human being. This paper aims to analyze the needs level aspects of the central characters in two short stories Orang-orang dari Selatan harus Mati Malam itu and Di sana, Lima Puluh Tahun yang Lalu, using the Abraham Harold Maslow’s humanistic psychology approach. The data analyzed by using a descriptive qualitative technique with data reduction, data display, and conclusion. Results of the study showed that physiological needs, in particular, Isuri reached his needs through spirituality, while, Hanafi focused on the fulfillment of house; safety needs, Isuri avoided the chasing of state apparatus with hiding in the forest, then Hanafi decided to be Netherlands citizens to protect himself from the trouble. Love needs and belonging, make Isuri maintains his relationship with Upe even though the reality is not occurring as expected, Hanafi then preferred anomaly with having a love for the same-sex named Mapatang. Self esteem needs, Isuri defended his religion Tolotang, Hanafi tried to be a bissu to avoid cursing from his village. For the sefl-actualization needs, Isuri persuaded Uak to obtain civil rights, Hanafi actualized his self to learn
the epic I La Galigo of the bissu hoby book.