Stanov Purnawibowo - Academia.edu (original) (raw)

Uploads

Papers by Stanov Purnawibowo

Research paper thumbnail of TRANSFORMASI FRAGMEN TEMBIKAR DAN KERAMIK DI SITUS

Abstrak Kajian transformasi fragmen tembikar dan keramik di situs Kota Lama, Indragiri Hulu, Riau... more Abstrak Kajian transformasi fragmen tembikar dan keramik di situs Kota Lama, Indragiri Hulu, Riau merupakan kajian untuk menelaah proses pembentukan data arkeologi yang diidentifikasi melalui data artefaktual dan data kontekstual yang dihasilkan dalam ekskavasi arkeologis di situs tersebut tahun 2016. Penelitian dilakukan dengan alur induktif yang menggunakan pemerian data fragmen tembikar, keramik, gacuk, matriks, provinience, dan asosiasi pada tahap awal. Analisis yang dilakukan pada data artefak menggunakan analisis kuantitif, bentuk, keruangan, dan waktu. Adapun data konteks dianalisis mengunakan analisis morfologi dan posisinya. Selanjutnya data tersebut digabungkan satu dengan lainnya untuk mengidentifikasi jenis konteks untuk mengetahui proses pembentukan data yang terjadi di situs tersebut. Hasilnya, transformasi data arkeologi di situs Kota Lama membentuk dua buah konteks, yaitu konteks primer dan konteks sekunder.

Research paper thumbnail of DINAMIKA AKTIVITAS KEMARITIMAN DI PULAU KAMPAI, KOTA CINA, DAN KOTA RANTANG, SUMATERA UTARA 1 DYNAMIC ACTIVITIES OF MARITIME IN PULAU KAMPAI, KOTA CINA, AND KOTA RANTANG, NORTH SUMATERA

Abstrak Aktivitas kemaritiman di pesisir timur Sumatera Utara tidak hanya memunculkan satu lokasi... more Abstrak Aktivitas kemaritiman di pesisir timur Sumatera Utara tidak hanya memunculkan satu lokasi dan satu kurun waktu tertentu sebagai simpul yang berdiri sendiri. Indikasi adanya dinamika, keterkaitan, dan kesinambungan pemanfaatan pesisir timur Sumatera Utara dalam aktivitas kemaritiman dan interaksi antar bangsa dan budaya yang terjadi di masa lalu cukup besar. Penelitian arkeologis yang cukup intensif telah dilakukan di situs-situs Pulau Kampai, Kota Cina, dan Kota Rantang beberapa waktu berselang menghasilkan data yang cukup menarik. Informasi yang diperoleh melalui data dimaksud menunjukkan keberadaan kegiatan pelayaran dan perdagangan, juga pengenalan akan beberapa aspek kehidupan, serta kronologi yang cukup sahih. Semua memperlihatkan masa lalu di kawasan itu dipenuhi dengan beragam aktivitas yang menunjukkan kekuatannya sebagai jalur perekonomian dunia yang menghubungkan peradaban di dunia bagian barat dan timur. Adapun berlangsungnya aktivitas itu berkisar antara abad VIII hingga abad XVI. Bahkan temuan arkeologis di Pulau Kampai memperlihatkan adanya aktivitas lanjutan pada abad XVI hingga abad XX. Kata kunci: aktivitas kemaritiman, Pulau Kampai, Kota Cina, Kota Rantang Abstract Maritime activities in coastal area north Sumatera is not only appear in one location and a certain period of time as not as can be stand-alone. Indications of dynamics, interrelation, and utilization continuity of coastal area north Sumatera in maritime activities and interaction between the nation and the culture that occur in the past is big enough. Study of Archeology which sufficient intensive has done in sites Pulau Kampai, Kota Cina, and Kota Rantang in a certain period of time resulted the data which quite interesting. The informations get by the data is tended to show the existence of voyage activities and trade, also introduction of few aspect of life, with a quite valid of cronology. All of them are showing the past activities in that area fulfilled with diverse activities that show its power as an economical world track which connected of east and west cultures. There is the continue of the activity is revolve in VIII to XVI centuries. Even the discovery of archeology Pulau Kampai shows the existence of continuity activities in XVI to XX centuries.

Research paper thumbnail of The Kota Rentang Excavations

The Kota Rentang site, located at some 12km from the modern coastline, at the junction of coastal... more The Kota Rentang site, located at some 12km from the modern coastline, at the junction of coastal tidal swamp lands and the higher ground of the Deli plain is an indigenous habitation site dating from approximately the 12th through the 16th centuries CE. Prior to the discovery of Kota Rentang in 1971, very few Islamic grave markers were known in the Deli region of northeastern Sumatra. Almost one hundred slab-type grave markers have been identified at this site, though several imposing batu Aceh markers seen when the site was first found have since disappeared. It is a site that reflects a period of transition from pre-Islamic to Islamic culture on the northeastern coast of Sumatra. There is impressive preservation of organic materials and a wide range of imported ceramic materials from China, Burma, Thailand, Cambodia and Vietnam as well as earthenware both local and from elsewhere. Kota Rentang may be associated with the former polity of Aru known to have existed in this region pr...

Research paper thumbnail of Situs Benteng Puteri Hijau Dan Situs Kota Cina Dalam Perspektif Perlindungan Sumberdaya Arkeologi

Research paper thumbnail of Nilai Penting Ilmu Pengetahuan Dan Ekonomi Di Situs Kota Cina

Membahas mengenai sumberdaya arkeologi tentu saja tidak dapat dipisahkan dari sumberdaya budaya. ... more Membahas mengenai sumberdaya arkeologi tentu saja tidak dapat dipisahkan dari sumberdaya budaya. Sumberdaya arkeologi dapat dipahami sebagai satu kesatuan utuh yang terintegrasi penuh dalam sumberdaya budaya. Sumberdaya budaya dapat dipahami definisinya menurut Ahimsa-Putra (20011) sebagai perangkat-perangkat dalam suatu kebudayaan yang memiliki kemungkinan untuk dimanfaatkan oleh pendukung kebudayaan tersebut guna menyelesaikan masalah-masalah tertentu atau mencapai tujuan-tujuan tertentu, tentunya hal dimaksud tidak lepas dari definisi manusia sebagai animal symbolicum serta pandangan bahwa kebudayaan pada dasarnya merupakan kumpulan dari usur-unsur budaya, atau simbol-simbol yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan dan masalah-masalah tertentu (Ahimsa-Putra, 2011). Berdasarkan pemahaman tersebut, sumberdaya arkeologi dapat dipahami sebagai keseluruhan perangkat dan simbol berupa benda/materi yang pernah mengalami perekayasaan oleh manusia melalui proses dibuat, dipakai, dibuang ataupun dipakai lagi (reuse) dalam konteks sistemnya maupunn yang sudah masuk dalam konteks arkeologi, yang memiliki kemungkinan untuk dimanfaatkan oleh manusia pendukungnya guna menyelesaikan masalah tertentu atau mencapai tujuan-tujuan tertentu, pemahaman demikian tentu saja mengacu kepada pendapat Sciffer mengenai hakekat sebenarnya dari data arkeologi yang telah mengalami transformasi hingga ditemukan kembali dan dimanfaatkan pada masa sekarang (Sciffer, 1976 dalam Tanudirjo, 2011). Sebagai hasil buah karya manusia wujud dari sumberdaya budaya secara umum dapat dikelompokan menjadi dua yaitu yang berwujud materi (tangible) seperti: bangunan, alat-alat pemenuhan kebutuhan sehari-hari, moda transprotasi, dan lain sebaginya; serta yang berwujud non-materi (intangible) seperti: tarian, religi, adat istiadat, norma sosial, dan lain sebagainya. Sumberdaya arkeologi yang merupakan bagian dari sumberdaya budaya merupakan tinggalan aktivitas masnusia dari masa lalu yang tentu saja memiliki sifat-sifat yang terbatas, mudah rusak, dan tidak dapat diperbaharui lagi

Research paper thumbnail of KAJIAN NILAI PENTING ARKEOLOGI PADA BMKT DI PERAIRAN BATUBARA, SUMATERA UTARA

Research on Significant value is the first effort towards resource protection archaeological reso... more Research on Significant value is the first effort towards resource protection archaeological resources. Efforts are made to BMKT from Tanjungtiram coast Research done by the analysis of the study an significant value that is formulated with the findings in the BMKT from Tanjungtiram coast. The method used to determine significant values. Four significant archaeological value contained in BMKT from Tanjungtiram coast, Batubara District, North Sumatra Province. Kata kunci: BMKT, kemaritiman, nilai penting sumber daya arkeologi 1. Pendahuluan 1.a. Latar belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Perjalanan sejarah bangsa dan negara ini tidak dapat dipisahkan dari aktivitas maritim yang sesuai dengan kondisi alam dan letak geografisnya. Terletak di jalur utama perdagangan laut serta berperan sebagai sumber komiditi barang dagangan elit dunia pada masanya, nusantara banyak disinggahi dan dilayari oleh kapal-kapal dagang dari berbagai negeri. Dalam dinamika kemaritiman di kepulauan nusantara banyak didapati sisa aktivitas tersebut dalam berbagai bentuk, di antaranya: sisa kapal yang tenggelam di perairan laut, danau, sungai, tersedimentasi di wilayah perairan yang telah menjadi daratan sekarang; serta berbagai tinggalan berupa objek materi hasil aktivitas masa lalu di daerah pesisir, danau, sungai, dan daratan yang dahulu pernah menjadi lokasi kontak dengan bangsa asing. Sumber daya arkeologi peninggalan masa lalu tersebut selain memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tentunya juga memiliki nilai penting sumber daya arkeologi. Sisa aktivitas kemaritiman dari masa lalu yang terdeposisi di bawah air tersebut dapat disebut sebagai BMKT (Barang Muatan Asal Kapal yang Tenggelam). Salah satu sumber daya arkeologi yang terdeposisi di laut adalah BMKT yang berasal dari perairan Tanjungtiram, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara. Sumber daya arkeologi tersebut didapat melalui hasil aktivitas Survey BMKT di lepas pantai Tanjungtiram, Kabupaten Batubara, yang dilakukan oleh PT. FRANKLY OCEAN INDONESIA yang telah mendapat ijin dari PANNAS BMKT dengan legalisasi sebagai berikut:

Research paper thumbnail of IDENTIFIKASI NILAI PENTING ARKEOLOGIS

Takengon sebagai ibu kota Kabupaten Aceh Tengah memiliki sumber daya arkeologi yang berasal dari ... more Takengon sebagai ibu kota Kabupaten Aceh Tengah memiliki sumber daya arkeologi yang berasal dari masa prasejarah. Sumber daya arkeologi tersebut berasal dari sisa budaya materi manusia pengusung budaya mesolitik yang berasal dari masa sekitar 7.400 tahun yang lalu hingga budaya neolitik sekitar 3.500 tahun yang lalu. Keberadaan sumber daya arkeologi tersebut dihasilkan dari penelitian arkeologi di beberapa ceruk (Loyang dalam bahasa Gayo) yang terdapat di sekitar tepian Danau Lut Tawar. Sisa aktivitas budaya mesolitik dan neolitik tersebut dihasilkan dari survei permukaan tanah, survei bawah air, dan ekskavasi di beberapa ceruk yaitu: Loyang Mendale, Loyang Ujung Karang, dan Loyang Putri Pukes. Kelompok manusia pendukung budaya mesolitik dan neolitik di Takengon tersebut diindikasikan merupakan kelompok manusia yang bermigrasi menggunakan jalur Sungai Pesangan dari arah muara ke arah hulu dikarenakan beberapa faktor yaitu: mencari sumber pangan, dan menghindari bencana alam seperti banjir ataupun tsunami. Sungai difungsikan sebagai prasarana untuk memudahkan mobilisasi mereka dalam menemukan lokasi baru yang dapat mengakomodasi kebutuhan hidup mereka (Wiradnyana dan Setiawan 2011b, 20 dan 150--5).

Research paper thumbnail of STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN KOTA CINA, MEDAN, PROVINSI SUMATERA UTARA MANAGEMENT STRATEGY OF KOTA CINA AREA, MEDAN, NORTH SUMATERA PROVINCE

Abstrak Kawasan Kota Cina merupakan salah satu wilayah di pesisir timur Sumatera Utara yang terka... more Abstrak Kawasan Kota Cina merupakan salah satu wilayah di pesisir timur Sumatera Utara yang terkait erat dengan jaringan perdagangan di Asia Tenggara dari setidaknya abad ke-12 hingga abad ke-14 Masehi. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya membuktikan bahwa kawasan tersebut pernah menjadi bandar perdagangan, pelabuhan, serta permukiman yang ramai sepanjang kurun waktu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu strategi pengelolaan terhadap Kawasan Kota Cina. Strategi tersebut berorientasi pada pelestarian dan pemanfaatannya bagi masyarakat. Metode yang digunakan adalah dengan melacak sejarah pengelolaannya. Dari sejarah pengelolaannya tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai dasar penentuan strategi pengelolaannya ke depan. Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan empat strategi yaitu, penetapan Kota Cina sebagai kawasan cagar budaya, pembentukan institusi pengelolaan, pelibatan aktif masyarakat dalam pengembangan kawasan untuk pariwisata, dan pengembangan riset. Kata kunci: kawasan cagar budaya, masyarakat, strategi pengelolaan, Abstract Kota Cina area is one of the areas along the east coast of North Sumatra, which is closely related to trade network in Southeast Asia since at least 12 th to 14 th centuries CE. Previous researches have proven that the area had once been a thriving city of commerce, port, and settlement during the period. This research is aimed at fabricating a strategy to manage Kota Cina area. The strategy is oriented toward preservation and utilization for the sake of the community. The method used is retracing its management history, which can then be used as the basis of determining the management strategy in the future. The research has generated four strategies, namely to: assign Kota Cina as a cultural heritage area, establish a management institution, include active participation of local community members in developing this area as a tourist destination, and develop thorough research.

Research paper thumbnail of TRANSFORMASI FRAGMEN TEMBIKAR DAN KERAMIK DI SITUS

Abstrak Kajian transformasi fragmen tembikar dan keramik di situs Kota Lama, Indragiri Hulu, Riau... more Abstrak Kajian transformasi fragmen tembikar dan keramik di situs Kota Lama, Indragiri Hulu, Riau merupakan kajian untuk menelaah proses pembentukan data arkeologi yang diidentifikasi melalui data artefaktual dan data kontekstual yang dihasilkan dalam ekskavasi arkeologis di situs tersebut tahun 2016. Penelitian dilakukan dengan alur induktif yang menggunakan pemerian data fragmen tembikar, keramik, gacuk, matriks, provinience, dan asosiasi pada tahap awal. Analisis yang dilakukan pada data artefak menggunakan analisis kuantitif, bentuk, keruangan, dan waktu. Adapun data konteks dianalisis mengunakan analisis morfologi dan posisinya. Selanjutnya data tersebut digabungkan satu dengan lainnya untuk mengidentifikasi jenis konteks untuk mengetahui proses pembentukan data yang terjadi di situs tersebut. Hasilnya, transformasi data arkeologi di situs Kota Lama membentuk dua buah konteks, yaitu konteks primer dan konteks sekunder.

Research paper thumbnail of DINAMIKA AKTIVITAS KEMARITIMAN DI PULAU KAMPAI, KOTA CINA, DAN KOTA RANTANG, SUMATERA UTARA 1 DYNAMIC ACTIVITIES OF MARITIME IN PULAU KAMPAI, KOTA CINA, AND KOTA RANTANG, NORTH SUMATERA

Abstrak Aktivitas kemaritiman di pesisir timur Sumatera Utara tidak hanya memunculkan satu lokasi... more Abstrak Aktivitas kemaritiman di pesisir timur Sumatera Utara tidak hanya memunculkan satu lokasi dan satu kurun waktu tertentu sebagai simpul yang berdiri sendiri. Indikasi adanya dinamika, keterkaitan, dan kesinambungan pemanfaatan pesisir timur Sumatera Utara dalam aktivitas kemaritiman dan interaksi antar bangsa dan budaya yang terjadi di masa lalu cukup besar. Penelitian arkeologis yang cukup intensif telah dilakukan di situs-situs Pulau Kampai, Kota Cina, dan Kota Rantang beberapa waktu berselang menghasilkan data yang cukup menarik. Informasi yang diperoleh melalui data dimaksud menunjukkan keberadaan kegiatan pelayaran dan perdagangan, juga pengenalan akan beberapa aspek kehidupan, serta kronologi yang cukup sahih. Semua memperlihatkan masa lalu di kawasan itu dipenuhi dengan beragam aktivitas yang menunjukkan kekuatannya sebagai jalur perekonomian dunia yang menghubungkan peradaban di dunia bagian barat dan timur. Adapun berlangsungnya aktivitas itu berkisar antara abad VIII hingga abad XVI. Bahkan temuan arkeologis di Pulau Kampai memperlihatkan adanya aktivitas lanjutan pada abad XVI hingga abad XX. Kata kunci: aktivitas kemaritiman, Pulau Kampai, Kota Cina, Kota Rantang Abstract Maritime activities in coastal area north Sumatera is not only appear in one location and a certain period of time as not as can be stand-alone. Indications of dynamics, interrelation, and utilization continuity of coastal area north Sumatera in maritime activities and interaction between the nation and the culture that occur in the past is big enough. Study of Archeology which sufficient intensive has done in sites Pulau Kampai, Kota Cina, and Kota Rantang in a certain period of time resulted the data which quite interesting. The informations get by the data is tended to show the existence of voyage activities and trade, also introduction of few aspect of life, with a quite valid of cronology. All of them are showing the past activities in that area fulfilled with diverse activities that show its power as an economical world track which connected of east and west cultures. There is the continue of the activity is revolve in VIII to XVI centuries. Even the discovery of archeology Pulau Kampai shows the existence of continuity activities in XVI to XX centuries.

Research paper thumbnail of The Kota Rentang Excavations

The Kota Rentang site, located at some 12km from the modern coastline, at the junction of coastal... more The Kota Rentang site, located at some 12km from the modern coastline, at the junction of coastal tidal swamp lands and the higher ground of the Deli plain is an indigenous habitation site dating from approximately the 12th through the 16th centuries CE. Prior to the discovery of Kota Rentang in 1971, very few Islamic grave markers were known in the Deli region of northeastern Sumatra. Almost one hundred slab-type grave markers have been identified at this site, though several imposing batu Aceh markers seen when the site was first found have since disappeared. It is a site that reflects a period of transition from pre-Islamic to Islamic culture on the northeastern coast of Sumatra. There is impressive preservation of organic materials and a wide range of imported ceramic materials from China, Burma, Thailand, Cambodia and Vietnam as well as earthenware both local and from elsewhere. Kota Rentang may be associated with the former polity of Aru known to have existed in this region pr...

Research paper thumbnail of Situs Benteng Puteri Hijau Dan Situs Kota Cina Dalam Perspektif Perlindungan Sumberdaya Arkeologi

Research paper thumbnail of Nilai Penting Ilmu Pengetahuan Dan Ekonomi Di Situs Kota Cina

Membahas mengenai sumberdaya arkeologi tentu saja tidak dapat dipisahkan dari sumberdaya budaya. ... more Membahas mengenai sumberdaya arkeologi tentu saja tidak dapat dipisahkan dari sumberdaya budaya. Sumberdaya arkeologi dapat dipahami sebagai satu kesatuan utuh yang terintegrasi penuh dalam sumberdaya budaya. Sumberdaya budaya dapat dipahami definisinya menurut Ahimsa-Putra (20011) sebagai perangkat-perangkat dalam suatu kebudayaan yang memiliki kemungkinan untuk dimanfaatkan oleh pendukung kebudayaan tersebut guna menyelesaikan masalah-masalah tertentu atau mencapai tujuan-tujuan tertentu, tentunya hal dimaksud tidak lepas dari definisi manusia sebagai animal symbolicum serta pandangan bahwa kebudayaan pada dasarnya merupakan kumpulan dari usur-unsur budaya, atau simbol-simbol yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan dan masalah-masalah tertentu (Ahimsa-Putra, 2011). Berdasarkan pemahaman tersebut, sumberdaya arkeologi dapat dipahami sebagai keseluruhan perangkat dan simbol berupa benda/materi yang pernah mengalami perekayasaan oleh manusia melalui proses dibuat, dipakai, dibuang ataupun dipakai lagi (reuse) dalam konteks sistemnya maupunn yang sudah masuk dalam konteks arkeologi, yang memiliki kemungkinan untuk dimanfaatkan oleh manusia pendukungnya guna menyelesaikan masalah tertentu atau mencapai tujuan-tujuan tertentu, pemahaman demikian tentu saja mengacu kepada pendapat Sciffer mengenai hakekat sebenarnya dari data arkeologi yang telah mengalami transformasi hingga ditemukan kembali dan dimanfaatkan pada masa sekarang (Sciffer, 1976 dalam Tanudirjo, 2011). Sebagai hasil buah karya manusia wujud dari sumberdaya budaya secara umum dapat dikelompokan menjadi dua yaitu yang berwujud materi (tangible) seperti: bangunan, alat-alat pemenuhan kebutuhan sehari-hari, moda transprotasi, dan lain sebaginya; serta yang berwujud non-materi (intangible) seperti: tarian, religi, adat istiadat, norma sosial, dan lain sebagainya. Sumberdaya arkeologi yang merupakan bagian dari sumberdaya budaya merupakan tinggalan aktivitas masnusia dari masa lalu yang tentu saja memiliki sifat-sifat yang terbatas, mudah rusak, dan tidak dapat diperbaharui lagi

Research paper thumbnail of KAJIAN NILAI PENTING ARKEOLOGI PADA BMKT DI PERAIRAN BATUBARA, SUMATERA UTARA

Research on Significant value is the first effort towards resource protection archaeological reso... more Research on Significant value is the first effort towards resource protection archaeological resources. Efforts are made to BMKT from Tanjungtiram coast Research done by the analysis of the study an significant value that is formulated with the findings in the BMKT from Tanjungtiram coast. The method used to determine significant values. Four significant archaeological value contained in BMKT from Tanjungtiram coast, Batubara District, North Sumatra Province. Kata kunci: BMKT, kemaritiman, nilai penting sumber daya arkeologi 1. Pendahuluan 1.a. Latar belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Perjalanan sejarah bangsa dan negara ini tidak dapat dipisahkan dari aktivitas maritim yang sesuai dengan kondisi alam dan letak geografisnya. Terletak di jalur utama perdagangan laut serta berperan sebagai sumber komiditi barang dagangan elit dunia pada masanya, nusantara banyak disinggahi dan dilayari oleh kapal-kapal dagang dari berbagai negeri. Dalam dinamika kemaritiman di kepulauan nusantara banyak didapati sisa aktivitas tersebut dalam berbagai bentuk, di antaranya: sisa kapal yang tenggelam di perairan laut, danau, sungai, tersedimentasi di wilayah perairan yang telah menjadi daratan sekarang; serta berbagai tinggalan berupa objek materi hasil aktivitas masa lalu di daerah pesisir, danau, sungai, dan daratan yang dahulu pernah menjadi lokasi kontak dengan bangsa asing. Sumber daya arkeologi peninggalan masa lalu tersebut selain memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tentunya juga memiliki nilai penting sumber daya arkeologi. Sisa aktivitas kemaritiman dari masa lalu yang terdeposisi di bawah air tersebut dapat disebut sebagai BMKT (Barang Muatan Asal Kapal yang Tenggelam). Salah satu sumber daya arkeologi yang terdeposisi di laut adalah BMKT yang berasal dari perairan Tanjungtiram, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara. Sumber daya arkeologi tersebut didapat melalui hasil aktivitas Survey BMKT di lepas pantai Tanjungtiram, Kabupaten Batubara, yang dilakukan oleh PT. FRANKLY OCEAN INDONESIA yang telah mendapat ijin dari PANNAS BMKT dengan legalisasi sebagai berikut:

Research paper thumbnail of IDENTIFIKASI NILAI PENTING ARKEOLOGIS

Takengon sebagai ibu kota Kabupaten Aceh Tengah memiliki sumber daya arkeologi yang berasal dari ... more Takengon sebagai ibu kota Kabupaten Aceh Tengah memiliki sumber daya arkeologi yang berasal dari masa prasejarah. Sumber daya arkeologi tersebut berasal dari sisa budaya materi manusia pengusung budaya mesolitik yang berasal dari masa sekitar 7.400 tahun yang lalu hingga budaya neolitik sekitar 3.500 tahun yang lalu. Keberadaan sumber daya arkeologi tersebut dihasilkan dari penelitian arkeologi di beberapa ceruk (Loyang dalam bahasa Gayo) yang terdapat di sekitar tepian Danau Lut Tawar. Sisa aktivitas budaya mesolitik dan neolitik tersebut dihasilkan dari survei permukaan tanah, survei bawah air, dan ekskavasi di beberapa ceruk yaitu: Loyang Mendale, Loyang Ujung Karang, dan Loyang Putri Pukes. Kelompok manusia pendukung budaya mesolitik dan neolitik di Takengon tersebut diindikasikan merupakan kelompok manusia yang bermigrasi menggunakan jalur Sungai Pesangan dari arah muara ke arah hulu dikarenakan beberapa faktor yaitu: mencari sumber pangan, dan menghindari bencana alam seperti banjir ataupun tsunami. Sungai difungsikan sebagai prasarana untuk memudahkan mobilisasi mereka dalam menemukan lokasi baru yang dapat mengakomodasi kebutuhan hidup mereka (Wiradnyana dan Setiawan 2011b, 20 dan 150--5).

Research paper thumbnail of STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN KOTA CINA, MEDAN, PROVINSI SUMATERA UTARA MANAGEMENT STRATEGY OF KOTA CINA AREA, MEDAN, NORTH SUMATERA PROVINCE

Abstrak Kawasan Kota Cina merupakan salah satu wilayah di pesisir timur Sumatera Utara yang terka... more Abstrak Kawasan Kota Cina merupakan salah satu wilayah di pesisir timur Sumatera Utara yang terkait erat dengan jaringan perdagangan di Asia Tenggara dari setidaknya abad ke-12 hingga abad ke-14 Masehi. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya membuktikan bahwa kawasan tersebut pernah menjadi bandar perdagangan, pelabuhan, serta permukiman yang ramai sepanjang kurun waktu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu strategi pengelolaan terhadap Kawasan Kota Cina. Strategi tersebut berorientasi pada pelestarian dan pemanfaatannya bagi masyarakat. Metode yang digunakan adalah dengan melacak sejarah pengelolaannya. Dari sejarah pengelolaannya tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai dasar penentuan strategi pengelolaannya ke depan. Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan empat strategi yaitu, penetapan Kota Cina sebagai kawasan cagar budaya, pembentukan institusi pengelolaan, pelibatan aktif masyarakat dalam pengembangan kawasan untuk pariwisata, dan pengembangan riset. Kata kunci: kawasan cagar budaya, masyarakat, strategi pengelolaan, Abstract Kota Cina area is one of the areas along the east coast of North Sumatra, which is closely related to trade network in Southeast Asia since at least 12 th to 14 th centuries CE. Previous researches have proven that the area had once been a thriving city of commerce, port, and settlement during the period. This research is aimed at fabricating a strategy to manage Kota Cina area. The strategy is oriented toward preservation and utilization for the sake of the community. The method used is retracing its management history, which can then be used as the basis of determining the management strategy in the future. The research has generated four strategies, namely to: assign Kota Cina as a cultural heritage area, establish a management institution, include active participation of local community members in developing this area as a tourist destination, and develop thorough research.