Ulvah Nur'aeni - Academia.edu (original) (raw)
Papers by Ulvah Nur'aeni
West Science Islamic Studies, Jan 30, 2024
This study spotlights women's religious authority in the Ummul Mukminin Mosque at Universitas Isl... more This study spotlights women's religious authority in the Ummul Mukminin Mosque at Universitas Islam Bandung (Unisba). It seeks to investigate how female initiative negotiates with and coexists with existing (and generally male-dominated) religion, as well as the role of women in its re-emergence. In the early twentieth century, a new wave of women's revivalist groups promoted the role of women in public spaces such as mosques and madrasas, spreading new or reinvented forms of religious practice, attire, and interpretation among Muslim women. Furthermore, women with formal education gained access to employment prospects traditionally exclusive to men. Nonetheless, the growth of female religious roles presents both possibilities and barriers. Women's presence and involvement in the mosque are demarcated by general perceptions of women's prayer at home, gender stereotypes, and leadership restrictions on women. Therefore, this paper concerns the struggles of women in the academic community of Unisba to sustain their existence in a male-dominated public environment. According to the findings of this study, women's agency at Unisba elevates its religious authority through building the mosque and organizing the numerous religious events geared primarily at women's empowerment. The qualitative technique employed includes in-depth observation, interviews, and pertinent social media sources.
Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan, Jan 31, 2022
Pedebatan riba dan bungan bank lahir saat bank konvensional berhadapan dengan bank Islam yang had... more Pedebatan riba dan bungan bank lahir saat bank konvensional berhadapan dengan bank Islam yang hadir menawarkan sistem keuangan agar terhindar dari unsur riba. Kajian ini fokus menganalisis pengaruh qawāid uṣūliyyah dan fiqhiyyah dalam perdebatan status hukum riba dan bunga bank. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan bertumpu pada kajian pustaka. Objek penelitian adalah persoalan riba dan bunga bank yang dianalisis dengan bingkai qawāid uṣūliyyah dan qawāid fiqhiyyah untuk mengetahui perdebatan yang menyebabkan pro kontra di antara para ulama maupun kelompok keagamaan. Teknik analisis menggunakan metode komparatif deskriptif dari berbagai pandangan. Berdasarkan kajian, adanya perbedaan fatwa hukum bunga bank terletak pada 'illat pengharaman riba dalam tahap takhrīj al-manāṭ, tanqīḥ al-manāṭ, dan taḥqīq al-manāṭ. 'Illat tersebut diantaranya adalah pemerasan dan penganiayaan, tambahan tanpa resiko, dan adanya tambahan yang berlipat. Bagi kelompok tradisionalis, 'illat pengharaman bunga adalah adanya tambahan baik itu berlipat maupun tidak, sehingga bagi kelompok ini bunga bank jelas keharamannya. Berbeda dengan kelompok modernis yang bertumpu pada 'illat pemerasan dan penganiayaan. Oleh karena itu, jika bunga yang ditanggung oleh seseorang atau suatu lembaga mengandung eksploitasi, maka bunga adalah haram dan dilarang.
Nukhbatul 'Ulum : Jurnal Bidang Kajian Islam, Dec 18, 2020
Ulvah Nur'aeni, Maskulinitas dan Feminitas... dan feminin serta karakter positif dan negatif juga... more Ulvah Nur'aeni, Maskulinitas dan Feminitas... dan feminin serta karakter positif dan negatif juga terkandung dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu, Al-Qur'an membebaskan manusia untuk memilih karakter maskulin atau feminin serta positif atau negatif untuk merepresentasikan kualitas kepribadiannya. Setelah menelusuri ayatayat Al-Qur'an tentang maskulin dan feminin baik positif maupun negatif, penulis menemukan bahwa karakter maskulin dan feminin yang dianggap negatif memiliki implikasi yang merugikan terhadap kehidupan pribadi serta kehidupan sosial yang lebih luas. Berdasarkan uraian ini, maka tulisan ini mencoba mengkaji dan menggali dampak sosial tersebut dengan menggunakan metode tematik Al-Qur'an dan dianalisis dengan teori yang digagas oleh Sachiko Murata.
Journal of contemporary Islam and muslim societies, Jun 30, 2023
: This research spotlights YouTube’s utilization as a platform for intriguing Muslims and prosely... more : This research spotlights YouTube’s utilization as a platform for intriguing Muslims and proselytizing Salafi and Nahdhatul 'Ulama's (NU) doctrines in the context of ideological contestation in Indonesia. This aim was motivated by the struggle for religious authority between NU and Salafis that has occurred in Indonesia since the beginning of the emergence of Salafis in the 1970s. The doctrine of Puritanism brought by Salafis is the key to the ideological battle with NU, which has the opposite doctrine. Thus, the contestation spread to the fight for the masses. One medium used as an object for spreading doctrine is YouTube. This use of YouTube is encouraged by their awareness that YouTube is an effective platform for proselytizing and arguing with each other. Therefore, this research explores the ideological contestation of the two groups from the aspect of the doctrine they spread and the ways they attract the masses by analyzing lecture videos from YouTube channels affiliated with each group. Based on the content and video quantity, this research argues that the massive method of being charged with Salafis is slowly becoming a strong challenge for the existence of NU. The method used is a theory by Heidi A. Campbell regarding online authority.Keywords: Ideological Contestation, Nahdhatul ‘Ulama, Religious Authority, Salafi, YouTube.Abstrak: Penelitian ini menyoroti penggunaan YouTube sebagai platform untuk membangkitkan minat umat Islam dan menyebarkan doktrin Salafi dan Nahdhatul 'Ulama (NU) dalam konteks kontestasi ideologi di Indonesia. Tujuan ini dilatarbelakangi oleh perebutan otoritas keagamaan antara NU dan Salafi yang terjadi di Indonesia sejak awal kemunculan Salafi pada tahun 1970-an. Doktrin puritanisme yang dibawa oleh Salafi menjadi kunci pertarungan ideologis dengan NU yang memiliki doktrin sebaliknya. Dengan demikian, kontestasi menyebar dalam konteks perebutan massa. Salah satu media yang digunakan sebagai sarana penyebaran doktrin adalah YouTube. Penggunaan YouTube ini didorong oleh kesadaran mereka bahwa YouTube adalah platform yang efektif untuk berdakwah dan saling berdebat. Oleh karena itu, penelitian ini mengeksplorasi kontestasi ideologi kedua kelompok tersebut dari aspek doktrin yang mereka sebarkan dan bagaimana menarik massa dengan menganalisis video ceramah dari video YouTube yang berafiliasi dengan masing-masing kelompok. Berdasarkan kuantitas konten dan video, penelitian ini berargumen bahwa metode masif yang digunakan oleh Salafi perlahan menjadi tantangan kuat bagi eksistensi NU. Metode yang digunakan adalah teori Heidi A. Campbell mengenai otoritas online.Kata Kunci: Kontestasi Ideologi, Nahdhatul ‘Ulama, Otoritas Keagamaan, Salafi, YouTube
Nun: Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara
This paper answers two main questions. First, how is the methodology used by Tafsir Al-Qur’an Tem... more This paper answers two main questions. First, how is the methodology used by Tafsir Al-Qur’an Tematik of the Ministry of Religion of RI to produce interpretations that can offer solutions to the problems of Umma? Second, what is the contextual interpretation of the current miscommunication?. These Questions arise because the various methods of interpretation that exist often indicate a large distance between the Qur’an and the problems of Umma. Al-Qur’an as a book of guidance is deemed not present to answer the challenges that come so that it becomes a book that does not show its relevance in every time and place as well as the development of mankind. Especially the problems of miscommunication that come along with technological sophistication and increase the interest of the Indonesian people towards social media. Cyberbullying, dispute of religious authority, plagiarism, massive provocation, and other problems arise because of miscommunication. Therefore, a solution is needed that...
Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies
: This research spotlights YouTube’s utilization as a platform for intriguing Muslims and prosely... more : This research spotlights YouTube’s utilization as a platform for intriguing Muslims and proselytizing Salafi and Nahdhatul 'Ulama's (NU) doctrines in the context of ideological contestation in Indonesia. This aim was motivated by the struggle for religious authority between NU and Salafis that has occurred in Indonesia since the beginning of the emergence of Salafis in the 1970s. The doctrine of Puritanism brought by Salafis is the key to the ideological battle with NU, which has the opposite doctrine. Thus, the contestation spread to the fight for the masses. One medium used as an object for spreading doctrine is YouTube. This use of YouTube is encouraged by their awareness that YouTube is an effective platform for proselytizing and arguing with each other. Therefore, this research explores the ideological contestation of the two groups from the aspect of the doctrine they spread and the ways they attract the masses by analyzing lecture videos from YouTube channels affiliated with each group. Based on the content and video quantity, this research argues that the massive method of being charged with Salafis is slowly becoming a strong challenge for the existence of NU. The method used is a theory by Heidi A. Campbell regarding online authority.Keywords: Ideological Contestation, Nahdhatul ‘Ulama, Religious Authority, Salafi, YouTube.Abstrak: Penelitian ini menyoroti penggunaan YouTube sebagai platform untuk membangkitkan minat umat Islam dan menyebarkan doktrin Salafi dan Nahdhatul 'Ulama (NU) dalam konteks kontestasi ideologi di Indonesia. Tujuan ini dilatarbelakangi oleh perebutan otoritas keagamaan antara NU dan Salafi yang terjadi di Indonesia sejak awal kemunculan Salafi pada tahun 1970-an. Doktrin puritanisme yang dibawa oleh Salafi menjadi kunci pertarungan ideologis dengan NU yang memiliki doktrin sebaliknya. Dengan demikian, kontestasi menyebar dalam konteks perebutan massa. Salah satu media yang digunakan sebagai sarana penyebaran doktrin adalah YouTube. Penggunaan YouTube ini didorong oleh kesadaran mereka bahwa YouTube adalah platform yang efektif untuk berdakwah dan saling berdebat. Oleh karena itu, penelitian ini mengeksplorasi kontestasi ideologi kedua kelompok tersebut dari aspek doktrin yang mereka sebarkan dan bagaimana menarik massa dengan menganalisis video ceramah dari video YouTube yang berafiliasi dengan masing-masing kelompok. Berdasarkan kuantitas konten dan video, penelitian ini berargumen bahwa metode masif yang digunakan oleh Salafi perlahan menjadi tantangan kuat bagi eksistensi NU. Metode yang digunakan adalah teori Heidi A. Campbell mengenai otoritas online.Kata Kunci: Kontestasi Ideologi, Nahdhatul ‘Ulama, Otoritas Keagamaan, Salafi, YouTube
Jurnal At-Tadbir : Media Hukum dan Pendidikan, 2022
Pedebatan riba dan bungan bank lahir saat bank konvensional berhadapan dengan bank Islam yang had... more Pedebatan riba dan bungan bank lahir saat bank konvensional berhadapan dengan bank Islam yang hadir menawarkan sistem keuangan agar terhindar dari unsur riba. Kajian ini fokus menganalisis pengaruh qawāid uṣūliyyah dan fiqhiyyah dalam perdebatan status hukum riba dan bunga bank. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan bertumpu pada kajian pustaka. Objek penelitian adalah persoalan riba dan bunga bank yang dianalisis dengan bingkai qawāid uṣūliyyah dan qawāid fiqhiyyah untuk mengetahui perdebatan yang menyebabkan pro kontra di antara para ulama maupun kelompok keagamaan. Teknik analisis menggunakan metode komparatif deskriptif dari berbagai pandangan. Berdasarkan kajian, adanya perbedaan fatwa hukum bunga bank terletak pada ‘illat pengharaman riba dalam tahap takhrīj al-manāṭ, tanqīḥ al-manāṭ, dan taḥqīq al-manāṭ. ‘Illat tersebut diantaranya adalah pemerasan dan penganiayaan, tambahan tanpa resiko, dan adanya tambahan yang berlipat. Bagi kelompok tradisionalis, ‘illat pengharam...
Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan, 2022
Pedebatan riba dan bungan bank lahir saat bank konvensional berhadapan dengan bank Islam yang had... more Pedebatan riba dan bungan bank lahir saat bank konvensional berhadapan dengan bank Islam yang hadir menawarkan sistem keuangan agar terhindar dari unsur riba. Kajian ini fokus menganalisis pengaruh qawāid uṣūliyyah dan fiqhiyyah dalam perdebatan status hukum riba dan bunga bank. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan bertumpu pada kajian pustaka. Objek penelitian adalah persoalan riba dan bunga bank yang dianalisis dengan bingkai qawāid uṣūliyyah dan qawāid fiqhiyyah untuk mengetahui perdebatan yang menyebabkan pro kontra di antara para ulama maupun kelompok keagamaan. Teknik analisis menggunakan metode komparatif deskriptif dari berbagai pandangan. Berdasarkan kajian, adanya perbedaan fatwa hukum bunga bank terletak pada 'illat pengharaman riba dalam tahap takhrīj al-manāṭ, tanqīḥ al-manāṭ, dan taḥqīq al-manāṭ. 'Illat tersebut diantaranya adalah pemerasan dan penganiayaan, tambahan tanpa resiko, dan adanya tambahan yang berlipat. Bagi kelompok tradisionalis, 'illat pengharaman bunga adalah adanya tambahan baik itu berlipat maupun tidak, sehingga bagi kelompok ini bunga bank jelas keharamannya. Berbeda dengan kelompok modernis yang bertumpu pada 'illat pemerasan dan penganiayaan. Oleh karena itu, jika bunga yang ditanggung oleh seseorang atau suatu lembaga mengandung eksploitasi, maka bunga adalah haram dan dilarang.
This paper presents an argument that the negative feminine and masculine characters possessed by ... more This paper presents an argument that the negative feminine and masculine characters possessed by every human being harm social aspects. This argument was obtained because there was a paradigm shift from a traditionalist view to a new concept that was born in the 1970s. The traditionalist paradigm explicates that masculine and feminine characters are seen as contradicting the dimensions of the character's personality, attractiveness, and roles that differentiate men and women. On the other hand, a concept that was born starting in the 1970s emphasized the opposite. For instance, Alfred B. Heilburn categorized masculine and feminine characters as having positive and negative sides. It was also upheld by Sachiko Murata who exposed that both masculine and feminine characters exist in every human being and both have good and bad characters that are not limited to men and women. Uniquely, masculine and feminine concepts, as well as positive and negative characters, are also contained ...
West Science Islamic Studies, Jan 30, 2024
This study spotlights women's religious authority in the Ummul Mukminin Mosque at Universitas Isl... more This study spotlights women's religious authority in the Ummul Mukminin Mosque at Universitas Islam Bandung (Unisba). It seeks to investigate how female initiative negotiates with and coexists with existing (and generally male-dominated) religion, as well as the role of women in its re-emergence. In the early twentieth century, a new wave of women's revivalist groups promoted the role of women in public spaces such as mosques and madrasas, spreading new or reinvented forms of religious practice, attire, and interpretation among Muslim women. Furthermore, women with formal education gained access to employment prospects traditionally exclusive to men. Nonetheless, the growth of female religious roles presents both possibilities and barriers. Women's presence and involvement in the mosque are demarcated by general perceptions of women's prayer at home, gender stereotypes, and leadership restrictions on women. Therefore, this paper concerns the struggles of women in the academic community of Unisba to sustain their existence in a male-dominated public environment. According to the findings of this study, women's agency at Unisba elevates its religious authority through building the mosque and organizing the numerous religious events geared primarily at women's empowerment. The qualitative technique employed includes in-depth observation, interviews, and pertinent social media sources.
Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan, Jan 31, 2022
Pedebatan riba dan bungan bank lahir saat bank konvensional berhadapan dengan bank Islam yang had... more Pedebatan riba dan bungan bank lahir saat bank konvensional berhadapan dengan bank Islam yang hadir menawarkan sistem keuangan agar terhindar dari unsur riba. Kajian ini fokus menganalisis pengaruh qawāid uṣūliyyah dan fiqhiyyah dalam perdebatan status hukum riba dan bunga bank. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan bertumpu pada kajian pustaka. Objek penelitian adalah persoalan riba dan bunga bank yang dianalisis dengan bingkai qawāid uṣūliyyah dan qawāid fiqhiyyah untuk mengetahui perdebatan yang menyebabkan pro kontra di antara para ulama maupun kelompok keagamaan. Teknik analisis menggunakan metode komparatif deskriptif dari berbagai pandangan. Berdasarkan kajian, adanya perbedaan fatwa hukum bunga bank terletak pada 'illat pengharaman riba dalam tahap takhrīj al-manāṭ, tanqīḥ al-manāṭ, dan taḥqīq al-manāṭ. 'Illat tersebut diantaranya adalah pemerasan dan penganiayaan, tambahan tanpa resiko, dan adanya tambahan yang berlipat. Bagi kelompok tradisionalis, 'illat pengharaman bunga adalah adanya tambahan baik itu berlipat maupun tidak, sehingga bagi kelompok ini bunga bank jelas keharamannya. Berbeda dengan kelompok modernis yang bertumpu pada 'illat pemerasan dan penganiayaan. Oleh karena itu, jika bunga yang ditanggung oleh seseorang atau suatu lembaga mengandung eksploitasi, maka bunga adalah haram dan dilarang.
Nukhbatul 'Ulum : Jurnal Bidang Kajian Islam, Dec 18, 2020
Ulvah Nur'aeni, Maskulinitas dan Feminitas... dan feminin serta karakter positif dan negatif juga... more Ulvah Nur'aeni, Maskulinitas dan Feminitas... dan feminin serta karakter positif dan negatif juga terkandung dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu, Al-Qur'an membebaskan manusia untuk memilih karakter maskulin atau feminin serta positif atau negatif untuk merepresentasikan kualitas kepribadiannya. Setelah menelusuri ayatayat Al-Qur'an tentang maskulin dan feminin baik positif maupun negatif, penulis menemukan bahwa karakter maskulin dan feminin yang dianggap negatif memiliki implikasi yang merugikan terhadap kehidupan pribadi serta kehidupan sosial yang lebih luas. Berdasarkan uraian ini, maka tulisan ini mencoba mengkaji dan menggali dampak sosial tersebut dengan menggunakan metode tematik Al-Qur'an dan dianalisis dengan teori yang digagas oleh Sachiko Murata.
Journal of contemporary Islam and muslim societies, Jun 30, 2023
: This research spotlights YouTube’s utilization as a platform for intriguing Muslims and prosely... more : This research spotlights YouTube’s utilization as a platform for intriguing Muslims and proselytizing Salafi and Nahdhatul 'Ulama's (NU) doctrines in the context of ideological contestation in Indonesia. This aim was motivated by the struggle for religious authority between NU and Salafis that has occurred in Indonesia since the beginning of the emergence of Salafis in the 1970s. The doctrine of Puritanism brought by Salafis is the key to the ideological battle with NU, which has the opposite doctrine. Thus, the contestation spread to the fight for the masses. One medium used as an object for spreading doctrine is YouTube. This use of YouTube is encouraged by their awareness that YouTube is an effective platform for proselytizing and arguing with each other. Therefore, this research explores the ideological contestation of the two groups from the aspect of the doctrine they spread and the ways they attract the masses by analyzing lecture videos from YouTube channels affiliated with each group. Based on the content and video quantity, this research argues that the massive method of being charged with Salafis is slowly becoming a strong challenge for the existence of NU. The method used is a theory by Heidi A. Campbell regarding online authority.Keywords: Ideological Contestation, Nahdhatul ‘Ulama, Religious Authority, Salafi, YouTube.Abstrak: Penelitian ini menyoroti penggunaan YouTube sebagai platform untuk membangkitkan minat umat Islam dan menyebarkan doktrin Salafi dan Nahdhatul 'Ulama (NU) dalam konteks kontestasi ideologi di Indonesia. Tujuan ini dilatarbelakangi oleh perebutan otoritas keagamaan antara NU dan Salafi yang terjadi di Indonesia sejak awal kemunculan Salafi pada tahun 1970-an. Doktrin puritanisme yang dibawa oleh Salafi menjadi kunci pertarungan ideologis dengan NU yang memiliki doktrin sebaliknya. Dengan demikian, kontestasi menyebar dalam konteks perebutan massa. Salah satu media yang digunakan sebagai sarana penyebaran doktrin adalah YouTube. Penggunaan YouTube ini didorong oleh kesadaran mereka bahwa YouTube adalah platform yang efektif untuk berdakwah dan saling berdebat. Oleh karena itu, penelitian ini mengeksplorasi kontestasi ideologi kedua kelompok tersebut dari aspek doktrin yang mereka sebarkan dan bagaimana menarik massa dengan menganalisis video ceramah dari video YouTube yang berafiliasi dengan masing-masing kelompok. Berdasarkan kuantitas konten dan video, penelitian ini berargumen bahwa metode masif yang digunakan oleh Salafi perlahan menjadi tantangan kuat bagi eksistensi NU. Metode yang digunakan adalah teori Heidi A. Campbell mengenai otoritas online.Kata Kunci: Kontestasi Ideologi, Nahdhatul ‘Ulama, Otoritas Keagamaan, Salafi, YouTube
Nun: Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara
This paper answers two main questions. First, how is the methodology used by Tafsir Al-Qur’an Tem... more This paper answers two main questions. First, how is the methodology used by Tafsir Al-Qur’an Tematik of the Ministry of Religion of RI to produce interpretations that can offer solutions to the problems of Umma? Second, what is the contextual interpretation of the current miscommunication?. These Questions arise because the various methods of interpretation that exist often indicate a large distance between the Qur’an and the problems of Umma. Al-Qur’an as a book of guidance is deemed not present to answer the challenges that come so that it becomes a book that does not show its relevance in every time and place as well as the development of mankind. Especially the problems of miscommunication that come along with technological sophistication and increase the interest of the Indonesian people towards social media. Cyberbullying, dispute of religious authority, plagiarism, massive provocation, and other problems arise because of miscommunication. Therefore, a solution is needed that...
Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies
: This research spotlights YouTube’s utilization as a platform for intriguing Muslims and prosely... more : This research spotlights YouTube’s utilization as a platform for intriguing Muslims and proselytizing Salafi and Nahdhatul 'Ulama's (NU) doctrines in the context of ideological contestation in Indonesia. This aim was motivated by the struggle for religious authority between NU and Salafis that has occurred in Indonesia since the beginning of the emergence of Salafis in the 1970s. The doctrine of Puritanism brought by Salafis is the key to the ideological battle with NU, which has the opposite doctrine. Thus, the contestation spread to the fight for the masses. One medium used as an object for spreading doctrine is YouTube. This use of YouTube is encouraged by their awareness that YouTube is an effective platform for proselytizing and arguing with each other. Therefore, this research explores the ideological contestation of the two groups from the aspect of the doctrine they spread and the ways they attract the masses by analyzing lecture videos from YouTube channels affiliated with each group. Based on the content and video quantity, this research argues that the massive method of being charged with Salafis is slowly becoming a strong challenge for the existence of NU. The method used is a theory by Heidi A. Campbell regarding online authority.Keywords: Ideological Contestation, Nahdhatul ‘Ulama, Religious Authority, Salafi, YouTube.Abstrak: Penelitian ini menyoroti penggunaan YouTube sebagai platform untuk membangkitkan minat umat Islam dan menyebarkan doktrin Salafi dan Nahdhatul 'Ulama (NU) dalam konteks kontestasi ideologi di Indonesia. Tujuan ini dilatarbelakangi oleh perebutan otoritas keagamaan antara NU dan Salafi yang terjadi di Indonesia sejak awal kemunculan Salafi pada tahun 1970-an. Doktrin puritanisme yang dibawa oleh Salafi menjadi kunci pertarungan ideologis dengan NU yang memiliki doktrin sebaliknya. Dengan demikian, kontestasi menyebar dalam konteks perebutan massa. Salah satu media yang digunakan sebagai sarana penyebaran doktrin adalah YouTube. Penggunaan YouTube ini didorong oleh kesadaran mereka bahwa YouTube adalah platform yang efektif untuk berdakwah dan saling berdebat. Oleh karena itu, penelitian ini mengeksplorasi kontestasi ideologi kedua kelompok tersebut dari aspek doktrin yang mereka sebarkan dan bagaimana menarik massa dengan menganalisis video ceramah dari video YouTube yang berafiliasi dengan masing-masing kelompok. Berdasarkan kuantitas konten dan video, penelitian ini berargumen bahwa metode masif yang digunakan oleh Salafi perlahan menjadi tantangan kuat bagi eksistensi NU. Metode yang digunakan adalah teori Heidi A. Campbell mengenai otoritas online.Kata Kunci: Kontestasi Ideologi, Nahdhatul ‘Ulama, Otoritas Keagamaan, Salafi, YouTube
Jurnal At-Tadbir : Media Hukum dan Pendidikan, 2022
Pedebatan riba dan bungan bank lahir saat bank konvensional berhadapan dengan bank Islam yang had... more Pedebatan riba dan bungan bank lahir saat bank konvensional berhadapan dengan bank Islam yang hadir menawarkan sistem keuangan agar terhindar dari unsur riba. Kajian ini fokus menganalisis pengaruh qawāid uṣūliyyah dan fiqhiyyah dalam perdebatan status hukum riba dan bunga bank. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan bertumpu pada kajian pustaka. Objek penelitian adalah persoalan riba dan bunga bank yang dianalisis dengan bingkai qawāid uṣūliyyah dan qawāid fiqhiyyah untuk mengetahui perdebatan yang menyebabkan pro kontra di antara para ulama maupun kelompok keagamaan. Teknik analisis menggunakan metode komparatif deskriptif dari berbagai pandangan. Berdasarkan kajian, adanya perbedaan fatwa hukum bunga bank terletak pada ‘illat pengharaman riba dalam tahap takhrīj al-manāṭ, tanqīḥ al-manāṭ, dan taḥqīq al-manāṭ. ‘Illat tersebut diantaranya adalah pemerasan dan penganiayaan, tambahan tanpa resiko, dan adanya tambahan yang berlipat. Bagi kelompok tradisionalis, ‘illat pengharam...
Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan, 2022
Pedebatan riba dan bungan bank lahir saat bank konvensional berhadapan dengan bank Islam yang had... more Pedebatan riba dan bungan bank lahir saat bank konvensional berhadapan dengan bank Islam yang hadir menawarkan sistem keuangan agar terhindar dari unsur riba. Kajian ini fokus menganalisis pengaruh qawāid uṣūliyyah dan fiqhiyyah dalam perdebatan status hukum riba dan bunga bank. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan bertumpu pada kajian pustaka. Objek penelitian adalah persoalan riba dan bunga bank yang dianalisis dengan bingkai qawāid uṣūliyyah dan qawāid fiqhiyyah untuk mengetahui perdebatan yang menyebabkan pro kontra di antara para ulama maupun kelompok keagamaan. Teknik analisis menggunakan metode komparatif deskriptif dari berbagai pandangan. Berdasarkan kajian, adanya perbedaan fatwa hukum bunga bank terletak pada 'illat pengharaman riba dalam tahap takhrīj al-manāṭ, tanqīḥ al-manāṭ, dan taḥqīq al-manāṭ. 'Illat tersebut diantaranya adalah pemerasan dan penganiayaan, tambahan tanpa resiko, dan adanya tambahan yang berlipat. Bagi kelompok tradisionalis, 'illat pengharaman bunga adalah adanya tambahan baik itu berlipat maupun tidak, sehingga bagi kelompok ini bunga bank jelas keharamannya. Berbeda dengan kelompok modernis yang bertumpu pada 'illat pemerasan dan penganiayaan. Oleh karena itu, jika bunga yang ditanggung oleh seseorang atau suatu lembaga mengandung eksploitasi, maka bunga adalah haram dan dilarang.
This paper presents an argument that the negative feminine and masculine characters possessed by ... more This paper presents an argument that the negative feminine and masculine characters possessed by every human being harm social aspects. This argument was obtained because there was a paradigm shift from a traditionalist view to a new concept that was born in the 1970s. The traditionalist paradigm explicates that masculine and feminine characters are seen as contradicting the dimensions of the character's personality, attractiveness, and roles that differentiate men and women. On the other hand, a concept that was born starting in the 1970s emphasized the opposite. For instance, Alfred B. Heilburn categorized masculine and feminine characters as having positive and negative sides. It was also upheld by Sachiko Murata who exposed that both masculine and feminine characters exist in every human being and both have good and bad characters that are not limited to men and women. Uniquely, masculine and feminine concepts, as well as positive and negative characters, are also contained ...