Wiwik Indah Handayani - Academia.edu (original) (raw)
Uploads
Papers by Wiwik Indah Handayani
Wiwik Indah Handayani, 2021
ABSTRAKSI Wahyu pertama (surah al-'Alaq ayat 1-5) yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw.... more ABSTRAKSI Wahyu pertama (surah al-'Alaq ayat 1-5) yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. mengandung prinsip-prinsip ilmu dan teknologi. Kata Iqra' berarti bacalah, telitilah, damailah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tandatanda zaman, sejarah maupun diri sendiri, yang kesemua makna dapat dikembalikan kepada hakikat "menghimpun". Al-Qur'an adalah kitab suci yang berdimensi banyak yang kandungan isinya tidak saja berbicara tentang masalah-masalah keagamaan, tetapi lebih luas lagi meliputi berbagai aspek kehidupan manusia yang demikian kompleks, meskipun isinya tidak selalu tersusun secara sistematis sebagaimana layaknya buku-buku ilmiyah. Penafsiran Al-Qur'an telah berlangsung sejak masa Nabi saw., yang pada saat itu beliau sendiri bertindak sebagai mufassir, menjelaskan kepada sahabat tentang arti dan kandungan Al-Qur'an, khususnya yang menyangkut ayat-ayat yang sulit dipahami atau samara-samar artinya. Sepeninggal Nabi saw., maka para sahabatlah yang tampil sebagai mufassir dan sekaligus mubayyin khususnya bagi sahabat yang mempunyai kemampuan. Begitulah seterusnya usaha pemahaman terhadap kandungan Al-Qur'an terus berlangsung dari masa ke masa, sesuai dengan perkembangan hidup masyarakat.
Wiwik Indah Handayani, 2021
ABSTRAKSI Wahyu pertama (surah al-'Alaq ayat 1-5) yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw.... more ABSTRAKSI Wahyu pertama (surah al-'Alaq ayat 1-5) yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. mengandung prinsip-prinsip ilmu dan teknologi. Kata Iqra' berarti bacalah, telitilah, damailah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tandatanda zaman, sejarah maupun diri sendiri, yang kesemua makna dapat dikembalikan kepada hakikat "menghimpun". Al-Qur'an adalah kitab suci yang berdimensi banyak yang kandungan isinya tidak saja berbicara tentang masalah-masalah keagamaan, tetapi lebih luas lagi meliputi berbagai aspek kehidupan manusia yang demikian kompleks, meskipun isinya tidak selalu tersusun secara sistematis sebagaimana layaknya buku-buku ilmiyah. Penafsiran Al-Qur'an telah berlangsung sejak masa Nabi saw., yang pada saat itu beliau sendiri bertindak sebagai mufassir, menjelaskan kepada sahabat tentang arti dan kandungan Al-Qur'an, khususnya yang menyangkut ayat-ayat yang sulit dipahami atau samara-samar artinya. Sepeninggal Nabi saw., maka para sahabatlah yang tampil sebagai mufassir dan sekaligus mubayyin khususnya bagi sahabat yang mempunyai kemampuan. Begitulah seterusnya usaha pemahaman terhadap kandungan Al-Qur'an terus berlangsung dari masa ke masa, sesuai dengan perkembangan hidup masyarakat.