Yosi Fenita - Academia.edu (original) (raw)
Papers by Yosi Fenita
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian tepung daun senduduk (Melastoma ma... more Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian tepung daun senduduk (Melastoma malabathirium L) dalam ransum terhadap fraksi lipid darah dan berat organ dalam pada ayam buras. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2018 sampai 10 Juli 2018 di Commercial Zone and Animal Laboratory (CZAL) dan Laboratorium Peternakan Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan 100 ekor ayam buras berumur 5 minggu, terdiri 5 perlakuan 4 ulangan, setiap ulangan terdiri 5 ekor ayam buras. Perlakuan tersebut, TO: Kontrol, T1: menggunakan 1,5% daun senduduk, T2: menggunakan 2,5% daun senduduk, T3: menggunakan 3,5% daun senduduk, T4: menggunakan 4,5% daun senduduk. Paramater yang diukur pada penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 20 ekor ayam berumur 10 minggu yakni fraksi lipid darah terdiri trigliserida, kolestrol, HDL (high-density lipoprotein), LDL (low-density lipoprotein), VLDL (verry low- density lipoprotein), index perbandingan antara LDL dengan HDL, dan berat organ dalam terdiri berat liver, berat jantung, berat limfa, berat gizzard, berat usus, dan panjang usus. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA). Uji lanjut menggunakan Uji Duncan’s Multiple Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun senduduk (Melastoma malabathricum) dalam ransum berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap kadar kolesterol, berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap kadar LDL-c, kadar index aterogenik, tetapi tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap kadar trigliserida, kadar HDL-c, kadar VLDL, dan juga tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap persentase berat hati, jantung, limpa, gizzard, usus, dan panjang usus.Kata Kunci: daun senduduk, ayam buras, fraksi lipid darah, organ dalam
Pemberian imbuhan pakan (feed additive) sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan produktiv... more Pemberian imbuhan pakan (feed additive) sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak ayam broiler. Imbuhan pakan yang umum digunakan sebagai pemacu pertumbuhan (growth promote). Tumbuhan senduduk berpotensi sebagai antioksidan dan antibakteri sehingga dapat mensubtitusi penggunaan antibiotik sintetik. daun senduduk mengandung tanin, flavonoid, steroid, saponin, dan glikosida yang berfungsi membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme.Metode ekstraksi daun senduduk dilakukan dengan metode yang sama dengan ekstraksi penggunaan herbal sebagai feed additive pada ransum ayam broiler.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan ekstrak daun senduduk (Melastoma malabathricum L.) terhadap kualitas karkas ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 80 ekor ayam broiler berumur 21 hari dan lama pemeliharaan selama 6 minggu,setelah panen diambil sampel sebanyak 20 ekor ayam broiler. Pakan yang digunakan mengandung berbagai level ekstrak daun senduduk (EDS); P0= 0%, P1= 0,5%, P2= 1%, dan P3=1,5%, dengan PK 22% dan ME 2932,7 – 2935,7 kkal/kg. Pada umur 21 hari 80 ekor broiler didistribusikan ke dalam petak-petak perlakuan dan diberi pakan sesuai dengan perlakuan. Pakan dan air minum diberikan secaraad libitum sampai dengan umur 42 hari.Variabel pengamatan berupa berat karkas (g), persentase karkas (%), warna karkas,cooking loss (susut masak) (%), meat bone ratio(MBR), dan drip loss(%). Rancangan percobaan yang digunakan pada percobaan ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap).Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun senduduk pada semua variabelpemberian (P0,P1,P2 dan P3)tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kualitas karkas ayam broiler (berat karkas, persentase karkas, warna karkas, meat bone ratio,cooking loss, dan drip loss.Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun senduduk(Melastoma malabathricum L.)dapat menggantikan top mix sebagai feed additive, namun tidak dapat meningkatkan warna karkas, berat karkas, persentase karkas, meat bone ratio, serta tidak menurunkan cooking loss, dan drip loss. Kata Kunci :Ayam broiler, ekstrak daun senduduk, kualitas karkas
Penelitian tentang strategi pengembangan agribisnis jeruk gerga di Kabupaten Lebong ini bertujuan... more Penelitian tentang strategi pengembangan agribisnis jeruk gerga di Kabupaten Lebong ini bertujuan untuk menentukan strategi yang sesuai untuk pengembangan agribisnis jeruk gerga dan alternatif strategi pengembangan agribisnis jeruk gerga di Kabupaten Lebong, berdasarkan analisisis SWOT dengan pembobotan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Penelitian menggunakan jenis data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data primer dilakukan interview/kuesioner dengan responden pakar dan pengusaha (pengusaha jeruk gerga.Teknik analisis yang digunakan meliputi analisis AHP (Analytical Hierarchy Process)dan SWOT. Penentuan strategi pengembangan agribisnis jeruk gerga adalah mendukung strategi agresif (stabilitas pertumbuhan) melalui strategi integrasi horizontal untuk meningkatkan skala ekonomi. Alternatif srategi untuk pengembangan jeruk gerga di Kabupaten Lebong adalah: Strategi S-O terdiri dari: (1) Pengembangan produk dan peningkatan skala usaha melalui perluasan areal dan optimalisasi lahan kebun (2) Penetrasi pasar dengan pemasaran produk buah segar dan pengembangan produk olahan dengan bahan baku yang berkwalitas.(3) Meningkatkan jenis dan variasi produk olahan jeruk gerga. Strategi S-T (Strength-Treaths), adalah strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, strategi yang diperoleh adalah: (1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. (2) Menyediakan bibit unggul berlabel dan sehat. (3) Pemberdayaan masyarakat sekitar dalam usaha pengembangan jeruk gerga. (4) Meningkatkan daya saing produk buah jeruk segar dan produk olahan. (5) Penerapan jaminan mutu dan aman dikonsumsi pada produk buah segar & produk olahan.(6) Pengolahan Produk diperlukan jaminan mutu yang berwawasan lingkungan. Strategi W-O adalah: (1) Pemberdayaan lembaga keuangan /KUT dan rekrutment ketertarikan investor. (2) Meningkatkan kualitas hasil produksi, memperluas pangsa pasar. (3)Pembuatan embung/kolam penampung air di sekitar lahan usaha. (4) Meningkatkan SDM petani. (5) Pembuatan kompos dan pemeliharaan ternak. (6) Melakukan promosi penjualan, periklanan dan pemasaran langsung. Strategi W-T (Weakness-Treaths) yang diperoleh adalah: (1)Menciptakan bauran pemasaran melalui metoda 4 P (Produk, Price, Place & promotion). (2) Meningkatkan SDM petani dan dukungan modal dari pemerintah atau swasta.(3) Memilih saluran distribusi produk dan perluasan pemasaran. (4) Memlih saluran distribusi tujuannya untuk mempermudah konsumen memperoleh produk buah jeruk gerga.
Biji durian merupakan limbah pertanian yang cukup melimpah dan berpotensi untuk dijadikan sumber ... more Biji durian merupakan limbah pertanian yang cukup melimpah dan berpotensi untuk dijadikan sumber pakan alternatif ayam broiler karena mengandung gizi relatif baik. Kandungan karbohidrat yang tinggi ini memungkinkan dimanfaatkannya biji durian sebagai bahan pengganti sumber energi yang ada dalam bentuk tepung sebagai pakan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung biji durian (Durio zibethinus Murr) sebagai substitusi jagung dalam ransum terhadap kualitas karkas ayam broiler umur 3-5 minggu. Penelitian ini dilaksanakan selama 35 hari dimulai pada tanggal 27 September sampai dengan 1 November 2015 di Comersial Zone Animal Laboratory (CZAL) Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Metode penelitian adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan empat ulangan yang setiap ulangan terdiri dari 4 ekor ayam broiler. Ternak yang dipelihara adalah 80 ekor DOC yang dibagi ke dalam 20 unit kandang. Sampel yang digunakan sebanyak 20 ekor yang dipilih berdasarkan rataan bobot hidup ayam. Perlakuan yang diberikan adalah P0 (0% tepung biji durian sebagai substitusi jagung), P1 (12,5% tepung biji durian sebagai substitusi jagung), P2 (25% tepung biji durian sebagai substitusi jagung), P3 (37,5% tepung biji durian sebagai substitusi jagung) dan P4 (50 % tepung biji durian sebagai substitusi jagung).Variabel yang diukur adalah berat karkas, persentase karkas, warna karkas, cooking loss, drip loss dan meat bone ratio ayam broiler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung biji durian dalam ransum hingga taraf 50% tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat karkas, persentase karkas, cooking loss, drip loss dan meat bone ratio, namun memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap warna karkas ayam broiler yang semakin pucat. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung biji durian hingga 50% dapat mensubstitusikan jagung dalam ransum mencapai 50% dan tidak menurunkan kualitas karkas seperti berat karkas, persentase karkas, drip loss, cooking loss dan meat bone ratio ayam broiler, tetapi sangat mempengaruhi warna karkas broiler yang semakin pucat.
Salah satu target pembangunan sub-sektor peternakan adalah meningkatkan produksi dan pendapatan y... more Salah satu target pembangunan sub-sektor peternakan adalah meningkatkan produksi dan pendapatan yang berasal dari usaha peternakan. Usaha peternakan di Provinsi Bengkulu umumnya dilakukan oleh rumah tangga mencapai 75.794 rumah tangga, 3 perusahaan peternakan berbadan hukum dan 30 usaha peternakan selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum (BPS,2013). Peranan penting peternakan yang semakin progresif ini terhempas pada isu global yang di hembuskan FAO pada tahun 2006 terkait Livestock Long Shadow sebagai penyumbang gas rumah kaca (GRK) terbesar. Menurut IPCC (2006) emisi GRK subsektor peternakan berasal dari dua aktivitas yaitu aktivitas pencernaan (enteric fermentation) dan manajemen kotoran ternak (manure managemen) Penelitian inventarisasi ini dilakukan mengacu pada metode standar yang dikembangkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) 2006 Tire I. Hasil penelitian mengungkapkan total GWP (Global Warning Petential) GRK subsektor peternakan Provinsi Bengkulu tahun 2000-2012 mencapai 1.629,31315 Gg CO2 eq, dan proyeksi GWP 2013-2022 mencapai 1.816,5515 Gg CO2 eq dengan total GWP 2000-2022 mencapai 3.426,2213 Gg CO2 eq, 95,18 % gas metan (CH4) berasal dari fermentasi enterik, dan 4,06 % metana (CH4) dari managemen manur serta 0,69 % dan 0,11 % dinitrogen oksida (N2O) dari emisi lansung dan tidak langsung kotoran ternak. Pertumbuhan rata-rata pertahun dinitrogen oksida mencapai 4,41 % per tahundan nirogen dari managemen manur mencapai 4,22 % sedangkan nitrogen melalui fermentasi enterik hanya sebesar 3,09 persen. Tanpa adanya aksi mitigasi GRK laju pertumbuhan GRK akan semakin meningkat seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan subsektor peternakan yang terungkap dari rata-rata GWP emisi GRK periode 2013-2022 (10 tahun) mencapai 181,66 Gg CO2 per tahun, lebih besar dari GWP 2000-2012 (13 tahun) yang hanya sebesar tahun 123,33 Gg CO2 eq. Strategi mitigasi yang paling penting untuk dilaksanakan di Provinsi Bengkulu adalah melalui pengelolaan pakan ternak dengan peningkatan kualitas pakan serta pemanfaatan kotoran ternak, melalui pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas atau pupuk organik (kompos).
Salah satu kriteria ketahan pangan yang baik adalah ketersediaanya bahan pangan yang berkualitas ... more Salah satu kriteria ketahan pangan yang baik adalah ketersediaanya bahan pangan yang berkualitas tingg. Broiler sebagai bahan pangan dewasa ini kualitasnya masih belum sesuai dengan tuntutan konsumen yang menghendaki daging berlemal rendah seperti kolesterol, tetapi tinggi protein, asam amino yang seimbang, warna karkas dan daging yang baik, bau amis yang rendah, rasa daging yang enak, tinggi vitamin A serta tinggi kadar mineral, dan bebas mikroba pathogen serta bebas antibiotika. Rendahnya kualitas daging broiler disebabkan oleh pemberian lemak yang tinggi dalam pakan yam broiler. Pemberian lemak tinggi dalam pakan broiler itu tidak dapat dihindarkan, karena kebutuhan akan energy pada broiler sangat tinggi yang hanya dapat dipenuhi oleh minyak atau lemak. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan daging broiler dengan kualitas yang tinggi, dengan cara memperbaiki feed supplement berupa campuran estkrak daun katuk dan tepung kunyit. Target khusus penelitian ini adalah: 1) feed supplement alami untuk pakan broiler berlemak tinggi; 2) performans ayam broiler lebih efesien; 3) kualitas daging ayam broiler yang tinggi (encriched meat). Seratus lima puluh ekor broiler didistribusikan ke dalam 10 kelompok perlakuan. Dalam setiap kelompok perlakuan terdiri dari 3 petak kandang yang masing masing petak tersebut berisi 5 ekor broiler. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap. Adapun ke 10 kelompok perlakuan itu adalah sebagai berikut: 1) broiler diberi pakan berminyak sawit tinggi tanpa ekstrak daun katuk (EDK) dan tepung kunyit (Kontrol); 2) broiler diberi pakan berminyak sawit tinggi yang mengandung 9 g EDK plus 0,5 g kunyit; 3) broiler diberi pakan berminyak sawit tinggi yang mengandung 18 g EDK plus 0,5 g tepung kunyit; 4) broiler diberi pakan berminyak sawit tinggi yang mengandung 9 g EDK plus 1 g tepung kunyit; 5) broiler diberi pakan berminyak sawit tinggi yang mengandung 18 g EDK plus 1 g tepung knyit; 6) broiler diberi pakan berlemak sapi tinggi tanpa ekstrak daun katuk (EDK) dan tepung kunyit (Kontrol); 7) broiler diberi pakan berlemak sapi tinggi mengandung 9 g EDK plus 0,5 g tepung kunyit; 8) broiler diberi pakan berlemak sapi tinggi yang mengandung 18 g EDK plus 0,5 g tepung kunyit; 9) broiler diberi pakan berlemak sapi tinggi mengandung 9 g EDK plus 1 g tepung kunyit; 10) broiler diberi pakan berlemak sapi tinggi yang mengandung 18 g EDK plus 1 g tepung kunyit. Adapun variable yang diukur adalah performans broiler, dan uji organoleptic, kolestrerol, lemak, komposisi asam lemak, kalium, dan salmonella sp. dalam daging serta uji organoleptic. Semua data dianalisis varians (ANOVA) dan jika berbeda nyata maka diuji dengan DMRT luaran penelitian: 1) satu publikasi ilmiah di jurnal nasional terakreditasi (Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis); 2) formula feed supplement pada pakan broiler yang diberi pakan berlemak tinggi (Teknologi tepat guna). Hasil penelitian menunjukan bahwa supplementasi EDK dan tepung kunyit (feed supplement) tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat badan (P>0,05), konsumsi pakan (P>0,05) dan konversi pakan (P>0,05). Jenis lipida sederhana (minyak sawit vs lemak sapi) berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap pertambahan berat badan, konsumsi dan konversi pakan. Tidak terdapat interaksi antara feed supplement dengan jenis lipida. Hasil penelitian menunjukan bahwa suplementasi EDK dan tepung kunyit berpengaruh tidak nyata terhdap penimbunan lemak pada bagian abdomen (P>0,05) lemak leher (P>0,05) dan Fatty Liver Score (P>0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa suplementasi EDK dan tepung kunyit menurunkan kadar kolesterol (P 0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa suplementasi EDK dan tepung kunyit berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap berat karkas, cooking loss, warna dan baud aging tetapi berpengaruh secara nyata (P 0,05). tidak terdapat interaksi antara jenis lipida dan feed supplement . Hasil penelitian menunjukn bahwa splementasi EDK dan tepung kunyit berpengaruh tidak nyata terhadap penimbunan lemak abdomen (P 0,05) dan Fatty Liver Score (P>0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa suplementasi EDK dan tepung kunyit menurunkan kadar kolesterol (P<0,05) dan kadar lemak daging paha (P<0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian EDK dan tepung kunyit mampu mengubah komposisi asam lemak dalam daging. Dapat disimpulkan bahwa suplementasi ekstrak daun katuk dan tepung kunyit ke dalam pakan berlemak tinggi pada ayam broiler tidak memperbaiki konsumsi, konversi pakan dan pertambahan berat badan. Pemberian ekstrak daun katuk dan tepung kunyit meningkatkan rasa daging broiler. Suplmentasi ekstrak daun katuk dan tepung kunyit pada pakan berlemak tinggi menurunkan kadar lemak dan kolesterol daging broiler, tetapi tidak pada pakan berlemak tinggi. Suplementasi ekstrak daun katuk dan tepung kunyit pada pakan berlemak tinggi mampu mengubah komposisi asam lemak dalam daging broiler.
Industri broiler dihadapkan pada adanya tuntutan konsumen yang menginginkan rasa daging broiler y... more Industri broiler dihadapkan pada adanya tuntutan konsumen yang menginginkan rasa daging broiler yang enak, bau daging yang kurang amis serta warna daging yang lebih cerah. Bau pada makanan sangat menentukan selera dan kelezatan bahan pangan. Pemanfaatan tanaman herbal seperti daun katuk dan daun salam mengandung zat besi, provitamin A dalam bentuk β-karotin, vitamin C, protein dan kalium. Untuk meningkatkan daya guna maka daun katuk dan daun salam dapat difermentasi. Fermentasi diketahui mampu meningkatkan protein dan ketersediaan mineral. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh daun katuk (Sauropus androgynus) dan daun salam (Syzygium polyanthum walp) fermentasi terhadap karakteristik organoleptik daging broiler. Penelitian ini dilaksanakan di kandang Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu dari bulan April-Mei 2018. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dengan 40 ekor broiler betina per setiap perlakuan yaitu: P0 : Broiler diberi Ransum Kontrol (tanpa tambahan daun katuk dan daun salam fermentasi) P1 : Broiler diberi Ransum mengandung 1,875% daun katuk Fermentasi dan 0,625% daun salam fermentasi, P2 : Broiler diberi Ransum mengandung 1,25% daun katuk Fermentasi dan 1,25% daun salam fermentasi, P3 : Broiler diberi pakan Ransum mengandung0,625 % daun katuk Fermentasi dan 1,875% daun salam fermentasi, P4 : Broiler diberi ransum mengandung 3,75% daun katuk fermentasi dan 1,25% daun salam fermentasi, P5 : Broiler diberi Ransum mengandung 2,5% daun katuk Fermentasi dan 2,5% daun salam fermentasi. P6 : Broiler diberi Ransum mengandung 1,25% daun katuk Fermentasi dan 3,75% daun salam fermentasi. Variabel yang diamati pada penelitian ini meliputi warna daging, bau daging, rasa daging dan tekstur daging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, skor warna daging P0 (3,45) lebih rendah dibanding skor warna daging P1-P6 dengan kisaran 3,50-4,29. Skor bau daging P0 (3,15) lebih tinggi dibanding P1 (2,87) tetapi lebih rendah dari P2-P6 dengan kisaran (3,3,19-3,72). Skor rasa daging P0 (2,73) lebih tinggi dibanding P1-P4 dengan kisaran (2,53-2,69) kecuali P5 dan P6 (3,08 dan 3,34) lebih tinggi dibanding P0. Skor keempukan daging P0 (3,30) lebih tinggi dibanding P2-P6 dengan kisaran (3,65-3,70 kecuali P1 lebih rendah dari P0. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun katuk (Sauropus androgynus) dan daun salam (Syzygium polyanthum walp) fermentasi terhadap karakteristik organoleptik ayam broiler dapat meningkatkan warna daging, rasa daging, tekstur daging, tetapi menurunkan bau amis daging
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung daun senduduk dalam ransum... more Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung daun senduduk dalam ransum terhadap performa ayam kampung super. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari sampai dengan Bulan Februari 2017 di Pagar Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu.Penelitian ini menggunakan 80 ekor ayam berumur enam minggu yang terbagi dalam 5 perlakuan dan 4 ulangan dengan setiap ulangan berisi 4 ekor ayam yang ditempatkan secara acak pada kandang sistem koloni. Variabel yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan berat badan dan konversi ransum. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA). Uji lanjut menggunakan Uji Dunca n‟s Mul ti ple R ange Test (DMR T) . Perlakuan terdiri dari P0 (tanpa penggunaan tepung daun senduduk/perlakuan kontrol), P1 (Penggunaan 1% Tepung Daun Senduduk dalam ransum), P2 (Penggunaan 2% Tepung Daun Senduduk dalam ransum), dan P3 (Penggunaan 3% Tepung Daun Senduduk dalam ransum) dan P4 (Penggunaan 4% Tepung Daun Senduduk dalam ransum). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Tepung Daun Senduduk berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat badan (PBB), dan konversi ransum. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penggunaan tepung daun senduduk (Melastoma malabathricum) hingga taraf 4% tidak menurunkan performa ayam kampung super. Income Over Feed Cost (IOFC) ayam kampung super dengan 1% tepung daun senduduk sebesar Rp.6637,7778./ekor
Jurnal Sain Peternakan Indonesia, Apr 15, 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tepung daun pepaya terhadap kadar protein dan lemak d... more Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tepung daun pepaya terhadap kadar protein dan lemak dalam telur puyuh. Perlakuan dibedakan berdasarkan level pemberian tepung daun pepaya yang diberikanpada pakansebagai berikut. P0 = Pakan yang tidak mengandung tepung daun pepaya (0%); P1 = Pakan yang mengandung 2,5% tepung daun pepaya; P2 = Pakan yang mengandung 5% tepung daun pepaya; P3 = Pakan yang mengandung 7,5% tepung daun pepaya dan; P4 = Pakan yang mengandung 10% tepung daun pepaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun pepaya secara nyata (P<0,05) meningkatkan kadar protein dan kadar lemak telur puyuh. Kata kunci: Tepung daun pepaya, lemak, protein, telur puyuh
Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture, May 14, 2020
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh suplementasi kunyit dan bawang putih ke dalam pak... more Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh suplementasi kunyit dan bawang putih ke dalam pakan yang mengandung daun katuk-salam fermentasi (DKSF) terhadap deposisi lemak, dan komposisi gizi daging broiler. Dua ratus ekor ayam betina berumur 15 hari didistribusikan ke dalam 5 kelompok perlakuan dengan 4 ulangan sebagai berikut: Kontrol, pakan dengan pakan imbuhan komersial (T0); Pakan dengan 1,25% DKSF (T1); Pakan dengan DKSF plus 1 g kunyit (T2); Pakan dengan DKSF plus 2 g bawang putih (T3); Pakan dengan DKSF ditambah 1 g kunyit plus 2 g bawang putih (T4). Deposisi lemak abdomen sangat nyata meningkat oleh perlakuan (P<0,01). Lebih lanjut, suplementasi kunyit dan bawang putih ke dalam pakan yang mengandung DKSF tidak mempengaruhi kadar lemak, protein, kelembaban dan abu, tetapi meningkatkan arginin, metionin, dan histidin (P<0,01). Penambahan kunyit dan/atau bawang putih ke dalam pakan yang mengandung DKSF secara nyata mempengaruhi asam laurat, asam miristat, asam linolenat, asam cis-11-eikosenoat, asam cis-4,7,10,13,16,19docosaheksaenoat (P<0,05), n-3 asam lemak dan rasio asam lemak n-6/n-3 (P <0,01). Jadi, suplementasi kunyit plus bawang putih meningkatkan profil asam amino dan mengubah profil asam lemak. Interaksi yang mungkin terjadi harus diperhatikan ketika membuat pakan imbuhan dari campuran tanaman obat. Kata kunci : kunyit, bawang putih, daun katuk plus salam, deposisi lemak, komposisi gizi daging ABSTRACT This study aimed to examine the effect of turmeric and garlic inclusion to fermented Sauropus androgynus-bay leaves (FSBL) containing diet on fat deposition, and chemical composition of broiler meats. Two hundred 15-day-old female broilers were distributed into 5 treatment groups with 4 replications as follows. Control feeds with commercial feed additive (T0); Feeds with 1.25% FSBL (T1); Feed with FSBL plus 1 g turmeric (T2); Feed with FSBL plus 2 g garlic (T3); Feed with FSBL plus 1 g of turmeric and 2 g garlic (T4). It was shown that the fat deposition in the abdomen was significantly affected (P<0.01). Furthermore, the inclusion of turmeric and garlic to FSBL containing diet did not affect fat, protein, moisture and ash contents, but increased arginine, methionine and histidine (P<0.01). The addition of turmeric and/or garlic to the FSBL containing diet significantly influenced lauric acid, myristic acid, linolenic acid, cis-11-eicosenoic acid, cis-4,7,10,13,16,19docosahexaenoic acid (P<0.05), n-3 fatty acid and n-6/n-3 fatty acid ratio (P<0.01). In conclusion, turmeric plus garlic supplementation improved amino acid profiles and changed fatty acid profiles. The Turmeric and Garlic on Fat Depot and Meat Composition (U. Santoso et al.
Kolesterol adalah lipida struktural (pembentuk struktur sel) yang berfungsi sebagai komponen yang... more Kolesterol adalah lipida struktural (pembentuk struktur sel) yang berfungsi sebagai komponen yang dibutuhkan dalam kebanyakan sel tubuh. Sekitar 80% dari kolesterol diproduksi oleh liver dan selebihnya didapat dari makanan yang kaya akan kandungan kolesterol seperti daging, telur dan produk berbahan dasar susu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun senduduk terhadap kadar kolesterol telur ayam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April 2017, berlokasi di Kandang Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan 40 ekor ayam berumur 2 tahun yang terbagi dalam 4 perlakuan dan 10 ulangan dengan setiap ulangan berisi 1 ekor ayam yang ditempatkan pada kandang baterai individual ( individual cage ). Variabel yang diamati adalah Kadar kolesterol telur, kolesterol pada satu kuning telur, dan kolesterol pada satu butir telur, dimana setiap variabel yang diamati menggunakan telur sebanyak 20 butir. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA). Uji lanjut menggunakan Uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Perlakuan terdiri dari P0 (Tanpa Pemberian Tepung Daun Senduduk (TDS) sebagai perlakuan kontrol), P1 (Pemberian 1,5% TDS dalam ransum), P2 (Pemberian 3% TDS dalam ransum), dan P3 (Pemberian 4,5% TDS dalam ransum). Hasil penelitian bahwa penggunaan tepung daun senduduk ( Melastoma malabathricum ) dalam ransum berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar kolesterol dengan pemberian tepung daun senduduk (TDS) sebanyak 4,5% kolesterol dalam satu butir dengan pemberian (TDS) sebanyak 1,5%, dan kolesterol pada satu kuning telur dengan pemberian (TDS) sebanyak 3%. Kata kunci : tepung daun senduduk, kolesterol, telur ayam
Upaya penurunan lemak pada tubuh ternak ayam menjadi salah satu fokus dalam penelitian pada komod... more Upaya penurunan lemak pada tubuh ternak ayam menjadi salah satu fokus dalam penelitian pada komoditas ternak ayam pedaging. Hal ini dikarenakan konsumen menginginkan produk pangan asal ternak ayam yang lebih sehat. Dalam penelitian digunakan dua tumbuhan obat sebagai pengganti antibiotika, yaitu daun katuk dan daun salam, yang efektif untuk menghasilkan enriched meat. Untuk lebih efektif menurunkan deposisi lemak maka perlu dilakukan fermentasi yang dapat menurunkan kadar lemak dan meningkatkan kadar protein. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2018 di Commercial Zone Animal Laboratory (CZAL) dan Laboratorium Peternakan Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 7 perlakuan dengan 6 ulangan. P0: Ransum Kontrol (tanpa tambahan herbal) P1: Ransum mengandung 1,875% daun katuk fermentasi (DKF) dan 0,625% daun salam fermentasi (DSF), P2: Ransum mengandung 1,25% DKF dan 1,25% DSF, P3: Ransum mengandung 0,625% DKF dan 1,875% DSF, P4: Ransum mengandung 3,75% DKF dan 1,25% DSF, P5: Ransum mengandung 2,5% DKF dan 2,5% DSF, P6: Ransum mengandung 1,25% DKF dan 3,75% DSF. Variabel yang diamati ialah lemak abdomen, lemak sartorial, lemak leher, lemak gizzard, lemak jantung, fatty liver score, berat organ liver, jantung, limfa, gizzard, usus dan panjang usus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun katuk (DKF) dan daun salam fermentasi (DSF) dalam ransum menurunkan deposisi lemak abdomen, lemak gizzard dan lemak total dengan kombinasi herbal 5% (3,75% DKF dan 1,25% DSF). Kombinasi herbal (daun katuk dan daun salam fermentasi) pada level 5% dapat menurunkan berat usus dan panjang usus. Penggunaan tepung daun katuk dan daun salam fermentasi dalam ransum dapat digunakan dengan level pemberian dalam ransum sebanyak 5%.
Latar belakang penelitian ini yaitu kebutuhan protein akan hewani seiring dengan peningkatan juml... more Latar belakang penelitian ini yaitu kebutuhan protein akan hewani seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pendidikan, taraf ekonomi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi semakin meningkat. Sehingga perkembangan sektor peternakan memberikan dampak positif bagi masyarakat untuk peningkatan perbaikan gizi dan dampak positif bagi pelaku usaha ternak yaitu meningkatkan kesejahteraan bagi peternak. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi produktivitas Ayam Ras Petelur ditinjau dari aspek teknis dan ekonomi. Penelitian ini berlokasi di Desa Srikaton Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. Obyek penelitian terdiri dari tiga kelompok peternak ayam petelur. Variabel yang diamati yaitu: aspek teknis, aspek produksi, dan aspek ekonomi. Penelitian ini dianalisis sacara deskriftif. Dilihat dari aspek teknis ternak ayam A mengkonsumsi ransum sebanyak 111,86 g/ekor/hari, ternak ayam B mengkonsumsi ransum sebanyak 127,55 g/ekor/hari, dan ternak ayam C mengkonsumsi ransum sebanyak 87,11 g/ekor/hari. Pemberian air minum peternak A dan B dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore hari, sedangkan peternak C memberikan air minum 3 kali sehari yang diberikan pada pagi, siang, dan sore hari. Kebersihan kandang A dan B sudah memenuhi syarat dari dirjen peternakan, sedangkan kandang C kurang baik karena salah satu syarat tidak terpenuhi. Panen telur dikandang A, B, dan C dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pukul 10.00-11.00 untuk pengambilan pertama dan antara 16.00-17.00 pada pengambilan kedua. Produksi telur kandang A, B, dan C secara berturut-turut selama 3 bulan yaitu 76,46%, 78,57%, dan 63,65%. Dilihat dari aspek ekonomi peternak A, B dan C memiliki keutungan bersih secara berturut-turut sebesar Rp.7.689.686,73, Rp.7.340.015,40, dan Rp.3.568.643,31. Segi kelayakan usaha ditinjau dari R/C ratio-nya peternakan A, B, dan C layak untuk dikembangkan karena R/C ratio > 1, yaitu 1,51 untuk peternakan A, 1,32 untuk peternakan B, dan 1,24 untuk peternakan C. Untuk mendapatkan titik impas BEP volume produksi peternak A, B dan C secara berturut-turut yaitu 805,09 kg/3 bulan, 1239,18 kg/3 bulan, dan 791,24 kg/ 3 bulan. Dan BEP harga produksi A, B, dan C secara berturut- turut yaitu Rp.12.870,20/kg,Rp.14.681,65,/kg dan Rp.15.807,52/kg telur yang diproduksi/3 bulan Income over feed cost ketiga peternak setelah dihitung dari hasil produksi dikurang biaya ransum, IOFC peternak A, B, dan C secara berurut yaitu Rp.9.890.686,73, Rp.11.532.015,40, dan Rp.8.517.793,31. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dilihat pada segi aspek teknis secara keseluruhan mereka sudah memahami manajemen pemberian ransum, perkandangan, dan kebersihan kandang yang baik. Tetapi dalam manajemen pemberian air minumnya masih kurang baik. Dari segi produksi hasil dari produksi peternak A dan B jalankan sudah baik. Sedangkan hasil dari peternak C cukup baik. Dari segi ekonomi ketiga peternak sudah mendapatkan keuntungan. Dilihat dari R/C ratio nya usaha peternakan yang ada di desa Srikaton sudah layak untuk dikembangkan karena R/C ratio > 1. Dan dilihat dari Income Over Feed Cost ketiga peternak sudah memiliki pendapatan yang bagus.
Jurnal Sain Peternakan Indonesia, Sep 29, 2022
This study is aimed to determine polymorphism of the Prolactin gene (PRL|PstI) in Sikumbang Jonti... more This study is aimed to determine polymorphism of the Prolactin gene (PRL|PstI) in Sikumbang Jonti ducks using PCR-RFLP (Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism) method. This study used 56 Sikumbang Jonti ducks whose blood samples were taken. Gene amplification used a pair of primers forward 5' TGC AAA CCA TAA AAG AAA AGA 3' and reverse 5' CAA TGA AAA GTG GCA AAG CAA 3', which resulted in a 400 bp fragment in exon 5 of the Prolactin (PRL) gene. The amplification product was restricted using the PstI enzyme, which recognizes the truncation site (5' G↓ACGTC 3'). From 56 samples of Sikumbang Jonti ducks identified, just one genotype was found, homozygous (-/-) with only one allele (-). Analysis of the restriction product in Sikumbang Jonti ducks obtained a uniform genetic variation of PRL|PstI (monomorphic) with an allele frequency (-) of 100%.
Marigold merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko yang biasa digunakan sebagai obat tradisiona... more Marigold merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko yang biasa digunakan sebagai obat tradisional masyarakat Meksiko. Marigold mempunyai dua jenis karotenoid yaitu karoten dan xantofil. Selain karotenoid tanamanini juga mengandung flavonoid dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan alami.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian tepung daun marigold dalam ransum terhadap performa ayam broiler.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2018, berlokasi diZona Peternakan Terpadu (Integrated Livestock Zone) Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan seratus dua puluh ekor broiler umur 14 hari didistribusikan kedalam 5 kelompok perlakuan dimana masing-masing kelompok perlakuan terdiri 4 ulangan, dan masing-masing ulangan terdiri 6 ekor broiler. Adapun ke 5 perlakuan sebagai berikut P0 sebagai kontrol, pemberian ransum tanpa mengandung daun marigold, P1 broiler diberikan...
Pemilihan pakan merupakan salah satu upaya untuk menekan dampak buruk terhadap lingkungan dan men... more Pemilihan pakan merupakan salah satu upaya untuk menekan dampak buruk terhadap lingkungan dan menghasilkan produk ternak yang efisien. Penambahan feed supplement tertentu dapat meningkatkan efisiensi produksi dan sekaligus menekan dampak negatif terhadap lingkungan, terutama akibat ekskresi nitrogen yang berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pemanfaatan lumpur sawit fermentasi dengan suplementasi ekstrak daun katuk, enkapsulasi minyak ikan lemuru dalam ransum sebagai strategi pengurangan pencemaran lingkungan kandang pada ayam petelur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei s/d Juni 2013 di Commercial Zone and Animal Laboratory (CZAL) dan laboratorium program studi peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap(RAL), dengan 5 perlakuan dan 10 ulangan. Setiap ulangan terdiri atas 1 ekor ayam yang ditempatkan secara acak pada kandang individual (individual cage). Pada percobaan ini digunakan ayam petelur fase produksi sebanyak 50 ekor. Variabel yang diamati antara lain adalah kadar nitrogen, kadar amoniak, kadar sulfide, BOD dan COD pada feses ayam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kadar kadar nitrogen, kadar amoniak , kadar sulfida, BOD dan COD pada perlakuan dengan penambahan enkapsulasi minyak ikan lemuru memiliki nilai hasil yang lebih tinggi dari perlakuan tanpa enkapsulasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ransum lumpur sawit fermentasi dengan suplementasi ekstrak daun katuk dan enkapsulasi minyak ikan lemuru tidak bisa mengurangi pencemaran lingkungan kandang.
Buletin Peternakan Tropis
ABSTRACTThe purpose of this study was to evaluate turmeric and betel leaf decoction as drinking w... more ABSTRACTThe purpose of this study was to evaluate turmeric and betel leaf decoction as drinking water on the performance of broilers. The experimental design used was a completely randomized design. One hundred and sixty broilers aged 15 days were distributed into 5 treatment groups with 4 replications as follows: P0 = drinking water without treatment; P1 = 8 g turmeric and 8 g betel leaf g/L decoction as drining water; P2 = 8 g turmeric and 12 g betel leaf/L decoction as drinking water; P3 = 16 g turmeric and 16 g betel leaf/L decoction as drinking water; P4 = 16 g turmeric and 20 g betel leaf/L decoction. The results of this study indicated that giving turmeric and betel leaf decoction as drinking water had no significantly effect (P> 0.05) on drinking water intake, feed intake, weight, weight gain and feed conversion ratio, while mortality rate on P0, P1 , P2, P3 and P4 were 3.125%, 0%, 0%, 0% and 3.125%, respectively. Income Over Feed Cost for P0, P1, P2, P3 and P4 were Rp 9,...
Pembangunan bidang peternakan menjadi sangat penting dikala masyarakat semakin menyadari kebutuha... more Pembangunan bidang peternakan menjadi sangat penting dikala masyarakat semakin menyadari kebutuhan akan protein hewani. Daging ayam merupakan jenis makanan bergizi yang sangat popular dikalangan masyarakat yang bermanfaat sebagai sumber protein hewani. Daging ayam merupakan salah satu bentuk makanan yang mudah diperoleh dan mudah pula cara pengolahannya. Hal ini menjadikan daging ayam sebagai jenis bahan makanan yang selalu dibutuhkan dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat, sehingga kebutuhan daging ayam juga akan terus meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumsi daging ayam pada rumah tangga di Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu. Penelitian menggunakan jenis data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan responden rumah tangga. Variabel yang diamati meliputi identitas, pendidikan, pendapatan, asal daerah, jumlah anggota keluarga, dan jumlah konsumsi daging per bulan. Data dianalisis dengan deskriptif. Responden pada penelitian ini berada di Kecamatan Kampung Melayu yang terdiri dari 6 Kelurahan. Sebagian besar penduduk di Kecamatan Kampung Melayu memiliki mata pencaharian di sektor dagang baik dalam skala besar dan kecil. Pada penelitian ini ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi daging ayam di Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu, yaitu: 1) Mata Pencaharian, 2) Pendidikan 3) Pendapatan keluarga 4) Asal daerah 5) Jumlah anggota keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi konsumsi daging ayam pada rumah tangga di Kecamatan Kampung Melayu adalah Mata Pencaharian, Pendidikan, Pendapatan, Asal Daerah dan Jumlah Anggota Keluarga. (Program Studi Peternakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian tepung daun senduduk (Melastoma ma... more Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian tepung daun senduduk (Melastoma malabathirium L) dalam ransum terhadap fraksi lipid darah dan berat organ dalam pada ayam buras. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2018 sampai 10 Juli 2018 di Commercial Zone and Animal Laboratory (CZAL) dan Laboratorium Peternakan Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan 100 ekor ayam buras berumur 5 minggu, terdiri 5 perlakuan 4 ulangan, setiap ulangan terdiri 5 ekor ayam buras. Perlakuan tersebut, TO: Kontrol, T1: menggunakan 1,5% daun senduduk, T2: menggunakan 2,5% daun senduduk, T3: menggunakan 3,5% daun senduduk, T4: menggunakan 4,5% daun senduduk. Paramater yang diukur pada penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 20 ekor ayam berumur 10 minggu yakni fraksi lipid darah terdiri trigliserida, kolestrol, HDL (high-density lipoprotein), LDL (low-density lipoprotein), VLDL (verry low- density lipoprotein), index perbandingan antara LDL dengan HDL, dan berat organ dalam terdiri berat liver, berat jantung, berat limfa, berat gizzard, berat usus, dan panjang usus. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA). Uji lanjut menggunakan Uji Duncan’s Multiple Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun senduduk (Melastoma malabathricum) dalam ransum berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap kadar kolesterol, berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap kadar LDL-c, kadar index aterogenik, tetapi tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap kadar trigliserida, kadar HDL-c, kadar VLDL, dan juga tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap persentase berat hati, jantung, limpa, gizzard, usus, dan panjang usus.Kata Kunci: daun senduduk, ayam buras, fraksi lipid darah, organ dalam
Pemberian imbuhan pakan (feed additive) sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan produktiv... more Pemberian imbuhan pakan (feed additive) sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak ayam broiler. Imbuhan pakan yang umum digunakan sebagai pemacu pertumbuhan (growth promote). Tumbuhan senduduk berpotensi sebagai antioksidan dan antibakteri sehingga dapat mensubtitusi penggunaan antibiotik sintetik. daun senduduk mengandung tanin, flavonoid, steroid, saponin, dan glikosida yang berfungsi membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme.Metode ekstraksi daun senduduk dilakukan dengan metode yang sama dengan ekstraksi penggunaan herbal sebagai feed additive pada ransum ayam broiler.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan ekstrak daun senduduk (Melastoma malabathricum L.) terhadap kualitas karkas ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 80 ekor ayam broiler berumur 21 hari dan lama pemeliharaan selama 6 minggu,setelah panen diambil sampel sebanyak 20 ekor ayam broiler. Pakan yang digunakan mengandung berbagai level ekstrak daun senduduk (EDS); P0= 0%, P1= 0,5%, P2= 1%, dan P3=1,5%, dengan PK 22% dan ME 2932,7 – 2935,7 kkal/kg. Pada umur 21 hari 80 ekor broiler didistribusikan ke dalam petak-petak perlakuan dan diberi pakan sesuai dengan perlakuan. Pakan dan air minum diberikan secaraad libitum sampai dengan umur 42 hari.Variabel pengamatan berupa berat karkas (g), persentase karkas (%), warna karkas,cooking loss (susut masak) (%), meat bone ratio(MBR), dan drip loss(%). Rancangan percobaan yang digunakan pada percobaan ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap).Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun senduduk pada semua variabelpemberian (P0,P1,P2 dan P3)tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kualitas karkas ayam broiler (berat karkas, persentase karkas, warna karkas, meat bone ratio,cooking loss, dan drip loss.Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun senduduk(Melastoma malabathricum L.)dapat menggantikan top mix sebagai feed additive, namun tidak dapat meningkatkan warna karkas, berat karkas, persentase karkas, meat bone ratio, serta tidak menurunkan cooking loss, dan drip loss. Kata Kunci :Ayam broiler, ekstrak daun senduduk, kualitas karkas
Penelitian tentang strategi pengembangan agribisnis jeruk gerga di Kabupaten Lebong ini bertujuan... more Penelitian tentang strategi pengembangan agribisnis jeruk gerga di Kabupaten Lebong ini bertujuan untuk menentukan strategi yang sesuai untuk pengembangan agribisnis jeruk gerga dan alternatif strategi pengembangan agribisnis jeruk gerga di Kabupaten Lebong, berdasarkan analisisis SWOT dengan pembobotan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Penelitian menggunakan jenis data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data primer dilakukan interview/kuesioner dengan responden pakar dan pengusaha (pengusaha jeruk gerga.Teknik analisis yang digunakan meliputi analisis AHP (Analytical Hierarchy Process)dan SWOT. Penentuan strategi pengembangan agribisnis jeruk gerga adalah mendukung strategi agresif (stabilitas pertumbuhan) melalui strategi integrasi horizontal untuk meningkatkan skala ekonomi. Alternatif srategi untuk pengembangan jeruk gerga di Kabupaten Lebong adalah: Strategi S-O terdiri dari: (1) Pengembangan produk dan peningkatan skala usaha melalui perluasan areal dan optimalisasi lahan kebun (2) Penetrasi pasar dengan pemasaran produk buah segar dan pengembangan produk olahan dengan bahan baku yang berkwalitas.(3) Meningkatkan jenis dan variasi produk olahan jeruk gerga. Strategi S-T (Strength-Treaths), adalah strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, strategi yang diperoleh adalah: (1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. (2) Menyediakan bibit unggul berlabel dan sehat. (3) Pemberdayaan masyarakat sekitar dalam usaha pengembangan jeruk gerga. (4) Meningkatkan daya saing produk buah jeruk segar dan produk olahan. (5) Penerapan jaminan mutu dan aman dikonsumsi pada produk buah segar & produk olahan.(6) Pengolahan Produk diperlukan jaminan mutu yang berwawasan lingkungan. Strategi W-O adalah: (1) Pemberdayaan lembaga keuangan /KUT dan rekrutment ketertarikan investor. (2) Meningkatkan kualitas hasil produksi, memperluas pangsa pasar. (3)Pembuatan embung/kolam penampung air di sekitar lahan usaha. (4) Meningkatkan SDM petani. (5) Pembuatan kompos dan pemeliharaan ternak. (6) Melakukan promosi penjualan, periklanan dan pemasaran langsung. Strategi W-T (Weakness-Treaths) yang diperoleh adalah: (1)Menciptakan bauran pemasaran melalui metoda 4 P (Produk, Price, Place & promotion). (2) Meningkatkan SDM petani dan dukungan modal dari pemerintah atau swasta.(3) Memilih saluran distribusi produk dan perluasan pemasaran. (4) Memlih saluran distribusi tujuannya untuk mempermudah konsumen memperoleh produk buah jeruk gerga.
Biji durian merupakan limbah pertanian yang cukup melimpah dan berpotensi untuk dijadikan sumber ... more Biji durian merupakan limbah pertanian yang cukup melimpah dan berpotensi untuk dijadikan sumber pakan alternatif ayam broiler karena mengandung gizi relatif baik. Kandungan karbohidrat yang tinggi ini memungkinkan dimanfaatkannya biji durian sebagai bahan pengganti sumber energi yang ada dalam bentuk tepung sebagai pakan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung biji durian (Durio zibethinus Murr) sebagai substitusi jagung dalam ransum terhadap kualitas karkas ayam broiler umur 3-5 minggu. Penelitian ini dilaksanakan selama 35 hari dimulai pada tanggal 27 September sampai dengan 1 November 2015 di Comersial Zone Animal Laboratory (CZAL) Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Metode penelitian adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan empat ulangan yang setiap ulangan terdiri dari 4 ekor ayam broiler. Ternak yang dipelihara adalah 80 ekor DOC yang dibagi ke dalam 20 unit kandang. Sampel yang digunakan sebanyak 20 ekor yang dipilih berdasarkan rataan bobot hidup ayam. Perlakuan yang diberikan adalah P0 (0% tepung biji durian sebagai substitusi jagung), P1 (12,5% tepung biji durian sebagai substitusi jagung), P2 (25% tepung biji durian sebagai substitusi jagung), P3 (37,5% tepung biji durian sebagai substitusi jagung) dan P4 (50 % tepung biji durian sebagai substitusi jagung).Variabel yang diukur adalah berat karkas, persentase karkas, warna karkas, cooking loss, drip loss dan meat bone ratio ayam broiler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung biji durian dalam ransum hingga taraf 50% tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat karkas, persentase karkas, cooking loss, drip loss dan meat bone ratio, namun memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap warna karkas ayam broiler yang semakin pucat. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung biji durian hingga 50% dapat mensubstitusikan jagung dalam ransum mencapai 50% dan tidak menurunkan kualitas karkas seperti berat karkas, persentase karkas, drip loss, cooking loss dan meat bone ratio ayam broiler, tetapi sangat mempengaruhi warna karkas broiler yang semakin pucat.
Salah satu target pembangunan sub-sektor peternakan adalah meningkatkan produksi dan pendapatan y... more Salah satu target pembangunan sub-sektor peternakan adalah meningkatkan produksi dan pendapatan yang berasal dari usaha peternakan. Usaha peternakan di Provinsi Bengkulu umumnya dilakukan oleh rumah tangga mencapai 75.794 rumah tangga, 3 perusahaan peternakan berbadan hukum dan 30 usaha peternakan selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum (BPS,2013). Peranan penting peternakan yang semakin progresif ini terhempas pada isu global yang di hembuskan FAO pada tahun 2006 terkait Livestock Long Shadow sebagai penyumbang gas rumah kaca (GRK) terbesar. Menurut IPCC (2006) emisi GRK subsektor peternakan berasal dari dua aktivitas yaitu aktivitas pencernaan (enteric fermentation) dan manajemen kotoran ternak (manure managemen) Penelitian inventarisasi ini dilakukan mengacu pada metode standar yang dikembangkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) 2006 Tire I. Hasil penelitian mengungkapkan total GWP (Global Warning Petential) GRK subsektor peternakan Provinsi Bengkulu tahun 2000-2012 mencapai 1.629,31315 Gg CO2 eq, dan proyeksi GWP 2013-2022 mencapai 1.816,5515 Gg CO2 eq dengan total GWP 2000-2022 mencapai 3.426,2213 Gg CO2 eq, 95,18 % gas metan (CH4) berasal dari fermentasi enterik, dan 4,06 % metana (CH4) dari managemen manur serta 0,69 % dan 0,11 % dinitrogen oksida (N2O) dari emisi lansung dan tidak langsung kotoran ternak. Pertumbuhan rata-rata pertahun dinitrogen oksida mencapai 4,41 % per tahundan nirogen dari managemen manur mencapai 4,22 % sedangkan nitrogen melalui fermentasi enterik hanya sebesar 3,09 persen. Tanpa adanya aksi mitigasi GRK laju pertumbuhan GRK akan semakin meningkat seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan subsektor peternakan yang terungkap dari rata-rata GWP emisi GRK periode 2013-2022 (10 tahun) mencapai 181,66 Gg CO2 per tahun, lebih besar dari GWP 2000-2012 (13 tahun) yang hanya sebesar tahun 123,33 Gg CO2 eq. Strategi mitigasi yang paling penting untuk dilaksanakan di Provinsi Bengkulu adalah melalui pengelolaan pakan ternak dengan peningkatan kualitas pakan serta pemanfaatan kotoran ternak, melalui pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas atau pupuk organik (kompos).
Salah satu kriteria ketahan pangan yang baik adalah ketersediaanya bahan pangan yang berkualitas ... more Salah satu kriteria ketahan pangan yang baik adalah ketersediaanya bahan pangan yang berkualitas tingg. Broiler sebagai bahan pangan dewasa ini kualitasnya masih belum sesuai dengan tuntutan konsumen yang menghendaki daging berlemal rendah seperti kolesterol, tetapi tinggi protein, asam amino yang seimbang, warna karkas dan daging yang baik, bau amis yang rendah, rasa daging yang enak, tinggi vitamin A serta tinggi kadar mineral, dan bebas mikroba pathogen serta bebas antibiotika. Rendahnya kualitas daging broiler disebabkan oleh pemberian lemak yang tinggi dalam pakan yam broiler. Pemberian lemak tinggi dalam pakan broiler itu tidak dapat dihindarkan, karena kebutuhan akan energy pada broiler sangat tinggi yang hanya dapat dipenuhi oleh minyak atau lemak. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan daging broiler dengan kualitas yang tinggi, dengan cara memperbaiki feed supplement berupa campuran estkrak daun katuk dan tepung kunyit. Target khusus penelitian ini adalah: 1) feed supplement alami untuk pakan broiler berlemak tinggi; 2) performans ayam broiler lebih efesien; 3) kualitas daging ayam broiler yang tinggi (encriched meat). Seratus lima puluh ekor broiler didistribusikan ke dalam 10 kelompok perlakuan. Dalam setiap kelompok perlakuan terdiri dari 3 petak kandang yang masing masing petak tersebut berisi 5 ekor broiler. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap. Adapun ke 10 kelompok perlakuan itu adalah sebagai berikut: 1) broiler diberi pakan berminyak sawit tinggi tanpa ekstrak daun katuk (EDK) dan tepung kunyit (Kontrol); 2) broiler diberi pakan berminyak sawit tinggi yang mengandung 9 g EDK plus 0,5 g kunyit; 3) broiler diberi pakan berminyak sawit tinggi yang mengandung 18 g EDK plus 0,5 g tepung kunyit; 4) broiler diberi pakan berminyak sawit tinggi yang mengandung 9 g EDK plus 1 g tepung kunyit; 5) broiler diberi pakan berminyak sawit tinggi yang mengandung 18 g EDK plus 1 g tepung knyit; 6) broiler diberi pakan berlemak sapi tinggi tanpa ekstrak daun katuk (EDK) dan tepung kunyit (Kontrol); 7) broiler diberi pakan berlemak sapi tinggi mengandung 9 g EDK plus 0,5 g tepung kunyit; 8) broiler diberi pakan berlemak sapi tinggi yang mengandung 18 g EDK plus 0,5 g tepung kunyit; 9) broiler diberi pakan berlemak sapi tinggi mengandung 9 g EDK plus 1 g tepung kunyit; 10) broiler diberi pakan berlemak sapi tinggi yang mengandung 18 g EDK plus 1 g tepung kunyit. Adapun variable yang diukur adalah performans broiler, dan uji organoleptic, kolestrerol, lemak, komposisi asam lemak, kalium, dan salmonella sp. dalam daging serta uji organoleptic. Semua data dianalisis varians (ANOVA) dan jika berbeda nyata maka diuji dengan DMRT luaran penelitian: 1) satu publikasi ilmiah di jurnal nasional terakreditasi (Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis); 2) formula feed supplement pada pakan broiler yang diberi pakan berlemak tinggi (Teknologi tepat guna). Hasil penelitian menunjukan bahwa supplementasi EDK dan tepung kunyit (feed supplement) tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat badan (P>0,05), konsumsi pakan (P>0,05) dan konversi pakan (P>0,05). Jenis lipida sederhana (minyak sawit vs lemak sapi) berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap pertambahan berat badan, konsumsi dan konversi pakan. Tidak terdapat interaksi antara feed supplement dengan jenis lipida. Hasil penelitian menunjukan bahwa suplementasi EDK dan tepung kunyit berpengaruh tidak nyata terhdap penimbunan lemak pada bagian abdomen (P>0,05) lemak leher (P>0,05) dan Fatty Liver Score (P>0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa suplementasi EDK dan tepung kunyit menurunkan kadar kolesterol (P 0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa suplementasi EDK dan tepung kunyit berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap berat karkas, cooking loss, warna dan baud aging tetapi berpengaruh secara nyata (P 0,05). tidak terdapat interaksi antara jenis lipida dan feed supplement . Hasil penelitian menunjukn bahwa splementasi EDK dan tepung kunyit berpengaruh tidak nyata terhadap penimbunan lemak abdomen (P 0,05) dan Fatty Liver Score (P>0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa suplementasi EDK dan tepung kunyit menurunkan kadar kolesterol (P<0,05) dan kadar lemak daging paha (P<0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian EDK dan tepung kunyit mampu mengubah komposisi asam lemak dalam daging. Dapat disimpulkan bahwa suplementasi ekstrak daun katuk dan tepung kunyit ke dalam pakan berlemak tinggi pada ayam broiler tidak memperbaiki konsumsi, konversi pakan dan pertambahan berat badan. Pemberian ekstrak daun katuk dan tepung kunyit meningkatkan rasa daging broiler. Suplmentasi ekstrak daun katuk dan tepung kunyit pada pakan berlemak tinggi menurunkan kadar lemak dan kolesterol daging broiler, tetapi tidak pada pakan berlemak tinggi. Suplementasi ekstrak daun katuk dan tepung kunyit pada pakan berlemak tinggi mampu mengubah komposisi asam lemak dalam daging broiler.
Industri broiler dihadapkan pada adanya tuntutan konsumen yang menginginkan rasa daging broiler y... more Industri broiler dihadapkan pada adanya tuntutan konsumen yang menginginkan rasa daging broiler yang enak, bau daging yang kurang amis serta warna daging yang lebih cerah. Bau pada makanan sangat menentukan selera dan kelezatan bahan pangan. Pemanfaatan tanaman herbal seperti daun katuk dan daun salam mengandung zat besi, provitamin A dalam bentuk β-karotin, vitamin C, protein dan kalium. Untuk meningkatkan daya guna maka daun katuk dan daun salam dapat difermentasi. Fermentasi diketahui mampu meningkatkan protein dan ketersediaan mineral. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh daun katuk (Sauropus androgynus) dan daun salam (Syzygium polyanthum walp) fermentasi terhadap karakteristik organoleptik daging broiler. Penelitian ini dilaksanakan di kandang Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu dari bulan April-Mei 2018. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dengan 40 ekor broiler betina per setiap perlakuan yaitu: P0 : Broiler diberi Ransum Kontrol (tanpa tambahan daun katuk dan daun salam fermentasi) P1 : Broiler diberi Ransum mengandung 1,875% daun katuk Fermentasi dan 0,625% daun salam fermentasi, P2 : Broiler diberi Ransum mengandung 1,25% daun katuk Fermentasi dan 1,25% daun salam fermentasi, P3 : Broiler diberi pakan Ransum mengandung0,625 % daun katuk Fermentasi dan 1,875% daun salam fermentasi, P4 : Broiler diberi ransum mengandung 3,75% daun katuk fermentasi dan 1,25% daun salam fermentasi, P5 : Broiler diberi Ransum mengandung 2,5% daun katuk Fermentasi dan 2,5% daun salam fermentasi. P6 : Broiler diberi Ransum mengandung 1,25% daun katuk Fermentasi dan 3,75% daun salam fermentasi. Variabel yang diamati pada penelitian ini meliputi warna daging, bau daging, rasa daging dan tekstur daging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, skor warna daging P0 (3,45) lebih rendah dibanding skor warna daging P1-P6 dengan kisaran 3,50-4,29. Skor bau daging P0 (3,15) lebih tinggi dibanding P1 (2,87) tetapi lebih rendah dari P2-P6 dengan kisaran (3,3,19-3,72). Skor rasa daging P0 (2,73) lebih tinggi dibanding P1-P4 dengan kisaran (2,53-2,69) kecuali P5 dan P6 (3,08 dan 3,34) lebih tinggi dibanding P0. Skor keempukan daging P0 (3,30) lebih tinggi dibanding P2-P6 dengan kisaran (3,65-3,70 kecuali P1 lebih rendah dari P0. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun katuk (Sauropus androgynus) dan daun salam (Syzygium polyanthum walp) fermentasi terhadap karakteristik organoleptik ayam broiler dapat meningkatkan warna daging, rasa daging, tekstur daging, tetapi menurunkan bau amis daging
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung daun senduduk dalam ransum... more Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung daun senduduk dalam ransum terhadap performa ayam kampung super. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari sampai dengan Bulan Februari 2017 di Pagar Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu.Penelitian ini menggunakan 80 ekor ayam berumur enam minggu yang terbagi dalam 5 perlakuan dan 4 ulangan dengan setiap ulangan berisi 4 ekor ayam yang ditempatkan secara acak pada kandang sistem koloni. Variabel yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan berat badan dan konversi ransum. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA). Uji lanjut menggunakan Uji Dunca n‟s Mul ti ple R ange Test (DMR T) . Perlakuan terdiri dari P0 (tanpa penggunaan tepung daun senduduk/perlakuan kontrol), P1 (Penggunaan 1% Tepung Daun Senduduk dalam ransum), P2 (Penggunaan 2% Tepung Daun Senduduk dalam ransum), dan P3 (Penggunaan 3% Tepung Daun Senduduk dalam ransum) dan P4 (Penggunaan 4% Tepung Daun Senduduk dalam ransum). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Tepung Daun Senduduk berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat badan (PBB), dan konversi ransum. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penggunaan tepung daun senduduk (Melastoma malabathricum) hingga taraf 4% tidak menurunkan performa ayam kampung super. Income Over Feed Cost (IOFC) ayam kampung super dengan 1% tepung daun senduduk sebesar Rp.6637,7778./ekor
Jurnal Sain Peternakan Indonesia, Apr 15, 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tepung daun pepaya terhadap kadar protein dan lemak d... more Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tepung daun pepaya terhadap kadar protein dan lemak dalam telur puyuh. Perlakuan dibedakan berdasarkan level pemberian tepung daun pepaya yang diberikanpada pakansebagai berikut. P0 = Pakan yang tidak mengandung tepung daun pepaya (0%); P1 = Pakan yang mengandung 2,5% tepung daun pepaya; P2 = Pakan yang mengandung 5% tepung daun pepaya; P3 = Pakan yang mengandung 7,5% tepung daun pepaya dan; P4 = Pakan yang mengandung 10% tepung daun pepaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun pepaya secara nyata (P<0,05) meningkatkan kadar protein dan kadar lemak telur puyuh. Kata kunci: Tepung daun pepaya, lemak, protein, telur puyuh
Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture, May 14, 2020
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh suplementasi kunyit dan bawang putih ke dalam pak... more Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh suplementasi kunyit dan bawang putih ke dalam pakan yang mengandung daun katuk-salam fermentasi (DKSF) terhadap deposisi lemak, dan komposisi gizi daging broiler. Dua ratus ekor ayam betina berumur 15 hari didistribusikan ke dalam 5 kelompok perlakuan dengan 4 ulangan sebagai berikut: Kontrol, pakan dengan pakan imbuhan komersial (T0); Pakan dengan 1,25% DKSF (T1); Pakan dengan DKSF plus 1 g kunyit (T2); Pakan dengan DKSF plus 2 g bawang putih (T3); Pakan dengan DKSF ditambah 1 g kunyit plus 2 g bawang putih (T4). Deposisi lemak abdomen sangat nyata meningkat oleh perlakuan (P<0,01). Lebih lanjut, suplementasi kunyit dan bawang putih ke dalam pakan yang mengandung DKSF tidak mempengaruhi kadar lemak, protein, kelembaban dan abu, tetapi meningkatkan arginin, metionin, dan histidin (P<0,01). Penambahan kunyit dan/atau bawang putih ke dalam pakan yang mengandung DKSF secara nyata mempengaruhi asam laurat, asam miristat, asam linolenat, asam cis-11-eikosenoat, asam cis-4,7,10,13,16,19docosaheksaenoat (P<0,05), n-3 asam lemak dan rasio asam lemak n-6/n-3 (P <0,01). Jadi, suplementasi kunyit plus bawang putih meningkatkan profil asam amino dan mengubah profil asam lemak. Interaksi yang mungkin terjadi harus diperhatikan ketika membuat pakan imbuhan dari campuran tanaman obat. Kata kunci : kunyit, bawang putih, daun katuk plus salam, deposisi lemak, komposisi gizi daging ABSTRACT This study aimed to examine the effect of turmeric and garlic inclusion to fermented Sauropus androgynus-bay leaves (FSBL) containing diet on fat deposition, and chemical composition of broiler meats. Two hundred 15-day-old female broilers were distributed into 5 treatment groups with 4 replications as follows. Control feeds with commercial feed additive (T0); Feeds with 1.25% FSBL (T1); Feed with FSBL plus 1 g turmeric (T2); Feed with FSBL plus 2 g garlic (T3); Feed with FSBL plus 1 g of turmeric and 2 g garlic (T4). It was shown that the fat deposition in the abdomen was significantly affected (P<0.01). Furthermore, the inclusion of turmeric and garlic to FSBL containing diet did not affect fat, protein, moisture and ash contents, but increased arginine, methionine and histidine (P<0.01). The addition of turmeric and/or garlic to the FSBL containing diet significantly influenced lauric acid, myristic acid, linolenic acid, cis-11-eicosenoic acid, cis-4,7,10,13,16,19docosahexaenoic acid (P<0.05), n-3 fatty acid and n-6/n-3 fatty acid ratio (P<0.01). In conclusion, turmeric plus garlic supplementation improved amino acid profiles and changed fatty acid profiles. The Turmeric and Garlic on Fat Depot and Meat Composition (U. Santoso et al.
Kolesterol adalah lipida struktural (pembentuk struktur sel) yang berfungsi sebagai komponen yang... more Kolesterol adalah lipida struktural (pembentuk struktur sel) yang berfungsi sebagai komponen yang dibutuhkan dalam kebanyakan sel tubuh. Sekitar 80% dari kolesterol diproduksi oleh liver dan selebihnya didapat dari makanan yang kaya akan kandungan kolesterol seperti daging, telur dan produk berbahan dasar susu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun senduduk terhadap kadar kolesterol telur ayam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April 2017, berlokasi di Kandang Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan 40 ekor ayam berumur 2 tahun yang terbagi dalam 4 perlakuan dan 10 ulangan dengan setiap ulangan berisi 1 ekor ayam yang ditempatkan pada kandang baterai individual ( individual cage ). Variabel yang diamati adalah Kadar kolesterol telur, kolesterol pada satu kuning telur, dan kolesterol pada satu butir telur, dimana setiap variabel yang diamati menggunakan telur sebanyak 20 butir. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA). Uji lanjut menggunakan Uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Perlakuan terdiri dari P0 (Tanpa Pemberian Tepung Daun Senduduk (TDS) sebagai perlakuan kontrol), P1 (Pemberian 1,5% TDS dalam ransum), P2 (Pemberian 3% TDS dalam ransum), dan P3 (Pemberian 4,5% TDS dalam ransum). Hasil penelitian bahwa penggunaan tepung daun senduduk ( Melastoma malabathricum ) dalam ransum berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar kolesterol dengan pemberian tepung daun senduduk (TDS) sebanyak 4,5% kolesterol dalam satu butir dengan pemberian (TDS) sebanyak 1,5%, dan kolesterol pada satu kuning telur dengan pemberian (TDS) sebanyak 3%. Kata kunci : tepung daun senduduk, kolesterol, telur ayam
Upaya penurunan lemak pada tubuh ternak ayam menjadi salah satu fokus dalam penelitian pada komod... more Upaya penurunan lemak pada tubuh ternak ayam menjadi salah satu fokus dalam penelitian pada komoditas ternak ayam pedaging. Hal ini dikarenakan konsumen menginginkan produk pangan asal ternak ayam yang lebih sehat. Dalam penelitian digunakan dua tumbuhan obat sebagai pengganti antibiotika, yaitu daun katuk dan daun salam, yang efektif untuk menghasilkan enriched meat. Untuk lebih efektif menurunkan deposisi lemak maka perlu dilakukan fermentasi yang dapat menurunkan kadar lemak dan meningkatkan kadar protein. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2018 di Commercial Zone Animal Laboratory (CZAL) dan Laboratorium Peternakan Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 7 perlakuan dengan 6 ulangan. P0: Ransum Kontrol (tanpa tambahan herbal) P1: Ransum mengandung 1,875% daun katuk fermentasi (DKF) dan 0,625% daun salam fermentasi (DSF), P2: Ransum mengandung 1,25% DKF dan 1,25% DSF, P3: Ransum mengandung 0,625% DKF dan 1,875% DSF, P4: Ransum mengandung 3,75% DKF dan 1,25% DSF, P5: Ransum mengandung 2,5% DKF dan 2,5% DSF, P6: Ransum mengandung 1,25% DKF dan 3,75% DSF. Variabel yang diamati ialah lemak abdomen, lemak sartorial, lemak leher, lemak gizzard, lemak jantung, fatty liver score, berat organ liver, jantung, limfa, gizzard, usus dan panjang usus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun katuk (DKF) dan daun salam fermentasi (DSF) dalam ransum menurunkan deposisi lemak abdomen, lemak gizzard dan lemak total dengan kombinasi herbal 5% (3,75% DKF dan 1,25% DSF). Kombinasi herbal (daun katuk dan daun salam fermentasi) pada level 5% dapat menurunkan berat usus dan panjang usus. Penggunaan tepung daun katuk dan daun salam fermentasi dalam ransum dapat digunakan dengan level pemberian dalam ransum sebanyak 5%.
Latar belakang penelitian ini yaitu kebutuhan protein akan hewani seiring dengan peningkatan juml... more Latar belakang penelitian ini yaitu kebutuhan protein akan hewani seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pendidikan, taraf ekonomi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi semakin meningkat. Sehingga perkembangan sektor peternakan memberikan dampak positif bagi masyarakat untuk peningkatan perbaikan gizi dan dampak positif bagi pelaku usaha ternak yaitu meningkatkan kesejahteraan bagi peternak. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi produktivitas Ayam Ras Petelur ditinjau dari aspek teknis dan ekonomi. Penelitian ini berlokasi di Desa Srikaton Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. Obyek penelitian terdiri dari tiga kelompok peternak ayam petelur. Variabel yang diamati yaitu: aspek teknis, aspek produksi, dan aspek ekonomi. Penelitian ini dianalisis sacara deskriftif. Dilihat dari aspek teknis ternak ayam A mengkonsumsi ransum sebanyak 111,86 g/ekor/hari, ternak ayam B mengkonsumsi ransum sebanyak 127,55 g/ekor/hari, dan ternak ayam C mengkonsumsi ransum sebanyak 87,11 g/ekor/hari. Pemberian air minum peternak A dan B dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore hari, sedangkan peternak C memberikan air minum 3 kali sehari yang diberikan pada pagi, siang, dan sore hari. Kebersihan kandang A dan B sudah memenuhi syarat dari dirjen peternakan, sedangkan kandang C kurang baik karena salah satu syarat tidak terpenuhi. Panen telur dikandang A, B, dan C dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pukul 10.00-11.00 untuk pengambilan pertama dan antara 16.00-17.00 pada pengambilan kedua. Produksi telur kandang A, B, dan C secara berturut-turut selama 3 bulan yaitu 76,46%, 78,57%, dan 63,65%. Dilihat dari aspek ekonomi peternak A, B dan C memiliki keutungan bersih secara berturut-turut sebesar Rp.7.689.686,73, Rp.7.340.015,40, dan Rp.3.568.643,31. Segi kelayakan usaha ditinjau dari R/C ratio-nya peternakan A, B, dan C layak untuk dikembangkan karena R/C ratio > 1, yaitu 1,51 untuk peternakan A, 1,32 untuk peternakan B, dan 1,24 untuk peternakan C. Untuk mendapatkan titik impas BEP volume produksi peternak A, B dan C secara berturut-turut yaitu 805,09 kg/3 bulan, 1239,18 kg/3 bulan, dan 791,24 kg/ 3 bulan. Dan BEP harga produksi A, B, dan C secara berturut- turut yaitu Rp.12.870,20/kg,Rp.14.681,65,/kg dan Rp.15.807,52/kg telur yang diproduksi/3 bulan Income over feed cost ketiga peternak setelah dihitung dari hasil produksi dikurang biaya ransum, IOFC peternak A, B, dan C secara berurut yaitu Rp.9.890.686,73, Rp.11.532.015,40, dan Rp.8.517.793,31. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dilihat pada segi aspek teknis secara keseluruhan mereka sudah memahami manajemen pemberian ransum, perkandangan, dan kebersihan kandang yang baik. Tetapi dalam manajemen pemberian air minumnya masih kurang baik. Dari segi produksi hasil dari produksi peternak A dan B jalankan sudah baik. Sedangkan hasil dari peternak C cukup baik. Dari segi ekonomi ketiga peternak sudah mendapatkan keuntungan. Dilihat dari R/C ratio nya usaha peternakan yang ada di desa Srikaton sudah layak untuk dikembangkan karena R/C ratio > 1. Dan dilihat dari Income Over Feed Cost ketiga peternak sudah memiliki pendapatan yang bagus.
Jurnal Sain Peternakan Indonesia, Sep 29, 2022
This study is aimed to determine polymorphism of the Prolactin gene (PRL|PstI) in Sikumbang Jonti... more This study is aimed to determine polymorphism of the Prolactin gene (PRL|PstI) in Sikumbang Jonti ducks using PCR-RFLP (Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism) method. This study used 56 Sikumbang Jonti ducks whose blood samples were taken. Gene amplification used a pair of primers forward 5' TGC AAA CCA TAA AAG AAA AGA 3' and reverse 5' CAA TGA AAA GTG GCA AAG CAA 3', which resulted in a 400 bp fragment in exon 5 of the Prolactin (PRL) gene. The amplification product was restricted using the PstI enzyme, which recognizes the truncation site (5' G↓ACGTC 3'). From 56 samples of Sikumbang Jonti ducks identified, just one genotype was found, homozygous (-/-) with only one allele (-). Analysis of the restriction product in Sikumbang Jonti ducks obtained a uniform genetic variation of PRL|PstI (monomorphic) with an allele frequency (-) of 100%.
Marigold merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko yang biasa digunakan sebagai obat tradisiona... more Marigold merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko yang biasa digunakan sebagai obat tradisional masyarakat Meksiko. Marigold mempunyai dua jenis karotenoid yaitu karoten dan xantofil. Selain karotenoid tanamanini juga mengandung flavonoid dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan alami.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian tepung daun marigold dalam ransum terhadap performa ayam broiler.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2018, berlokasi diZona Peternakan Terpadu (Integrated Livestock Zone) Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan seratus dua puluh ekor broiler umur 14 hari didistribusikan kedalam 5 kelompok perlakuan dimana masing-masing kelompok perlakuan terdiri 4 ulangan, dan masing-masing ulangan terdiri 6 ekor broiler. Adapun ke 5 perlakuan sebagai berikut P0 sebagai kontrol, pemberian ransum tanpa mengandung daun marigold, P1 broiler diberikan...
Pemilihan pakan merupakan salah satu upaya untuk menekan dampak buruk terhadap lingkungan dan men... more Pemilihan pakan merupakan salah satu upaya untuk menekan dampak buruk terhadap lingkungan dan menghasilkan produk ternak yang efisien. Penambahan feed supplement tertentu dapat meningkatkan efisiensi produksi dan sekaligus menekan dampak negatif terhadap lingkungan, terutama akibat ekskresi nitrogen yang berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pemanfaatan lumpur sawit fermentasi dengan suplementasi ekstrak daun katuk, enkapsulasi minyak ikan lemuru dalam ransum sebagai strategi pengurangan pencemaran lingkungan kandang pada ayam petelur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei s/d Juni 2013 di Commercial Zone and Animal Laboratory (CZAL) dan laboratorium program studi peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap(RAL), dengan 5 perlakuan dan 10 ulangan. Setiap ulangan terdiri atas 1 ekor ayam yang ditempatkan secara acak pada kandang individual (individual cage). Pada percobaan ini digunakan ayam petelur fase produksi sebanyak 50 ekor. Variabel yang diamati antara lain adalah kadar nitrogen, kadar amoniak, kadar sulfide, BOD dan COD pada feses ayam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kadar kadar nitrogen, kadar amoniak , kadar sulfida, BOD dan COD pada perlakuan dengan penambahan enkapsulasi minyak ikan lemuru memiliki nilai hasil yang lebih tinggi dari perlakuan tanpa enkapsulasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ransum lumpur sawit fermentasi dengan suplementasi ekstrak daun katuk dan enkapsulasi minyak ikan lemuru tidak bisa mengurangi pencemaran lingkungan kandang.
Buletin Peternakan Tropis
ABSTRACTThe purpose of this study was to evaluate turmeric and betel leaf decoction as drinking w... more ABSTRACTThe purpose of this study was to evaluate turmeric and betel leaf decoction as drinking water on the performance of broilers. The experimental design used was a completely randomized design. One hundred and sixty broilers aged 15 days were distributed into 5 treatment groups with 4 replications as follows: P0 = drinking water without treatment; P1 = 8 g turmeric and 8 g betel leaf g/L decoction as drining water; P2 = 8 g turmeric and 12 g betel leaf/L decoction as drinking water; P3 = 16 g turmeric and 16 g betel leaf/L decoction as drinking water; P4 = 16 g turmeric and 20 g betel leaf/L decoction. The results of this study indicated that giving turmeric and betel leaf decoction as drinking water had no significantly effect (P> 0.05) on drinking water intake, feed intake, weight, weight gain and feed conversion ratio, while mortality rate on P0, P1 , P2, P3 and P4 were 3.125%, 0%, 0%, 0% and 3.125%, respectively. Income Over Feed Cost for P0, P1, P2, P3 and P4 were Rp 9,...
Pembangunan bidang peternakan menjadi sangat penting dikala masyarakat semakin menyadari kebutuha... more Pembangunan bidang peternakan menjadi sangat penting dikala masyarakat semakin menyadari kebutuhan akan protein hewani. Daging ayam merupakan jenis makanan bergizi yang sangat popular dikalangan masyarakat yang bermanfaat sebagai sumber protein hewani. Daging ayam merupakan salah satu bentuk makanan yang mudah diperoleh dan mudah pula cara pengolahannya. Hal ini menjadikan daging ayam sebagai jenis bahan makanan yang selalu dibutuhkan dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat, sehingga kebutuhan daging ayam juga akan terus meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumsi daging ayam pada rumah tangga di Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu. Penelitian menggunakan jenis data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan responden rumah tangga. Variabel yang diamati meliputi identitas, pendidikan, pendapatan, asal daerah, jumlah anggota keluarga, dan jumlah konsumsi daging per bulan. Data dianalisis dengan deskriptif. Responden pada penelitian ini berada di Kecamatan Kampung Melayu yang terdiri dari 6 Kelurahan. Sebagian besar penduduk di Kecamatan Kampung Melayu memiliki mata pencaharian di sektor dagang baik dalam skala besar dan kecil. Pada penelitian ini ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi daging ayam di Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu, yaitu: 1) Mata Pencaharian, 2) Pendidikan 3) Pendapatan keluarga 4) Asal daerah 5) Jumlah anggota keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi konsumsi daging ayam pada rumah tangga di Kecamatan Kampung Melayu adalah Mata Pencaharian, Pendidikan, Pendapatan, Asal Daerah dan Jumlah Anggota Keluarga. (Program Studi Peternakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)