agung ardiyansah - Academia.edu (original) (raw)
Uploads
Papers by agung ardiyansah
SKRIPSI SOCIAL-ECOLOGY MANGROVE, 2016
Bismillah
Jurnal Agrobisnis Perikanan (PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DITINJAU DARI SOSIAL EKOLOGI DI DESA WRINGINPUTIH KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI JAWA TIMUR ), 2016
Pengelolaan hutan mangrove merupakan cara untuk memanfaatkan dan menjaga sumberdaya hayati yang m... more Pengelolaan hutan mangrove merupakan cara untuk memanfaatkan dan menjaga sumberdaya hayati yang memiliki hubungan timbal balik antara pengelola dengan lingkungan atau sosial ekologi. Sedangkan kondisi hutan mangrove di Desa Wringinputih telah mengalami peningkatan luas. Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan sejarah pengelolaan hutan mangrove dimulai dari adanya Cofish Project sampai sekarang dan untuk merancang perencanaan pengelolaan hutan mangrove yang akan datang ditinjau dari segi sosial ekologi di Desa Wringinputih. Jenis penelitian kualitatif. Teknik sampling menggunakan key informan dan snowball sampling. Metode pengambilan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Hasil penelitian bahwa sejarah perkembangan hutan mangrove di Desa Wringinputih mempunyai rata-rata 11 Ha/tahun, Penanaman dimulai tahun 1999-2016 dengan jumlah luas dari hutan mangrove sekarang sudah mencapai ±225 ha dan potensi tersebut akan berkembang secara alami. Perencanaan hutan mangrove ditinjau dari sosial ekologi terdapat dua sistem yaitu sistem sosial dan sistem ekologi. Sistem sosial terdiri dari input, proses dan output sebagai berikut 1) Input merupakan pelaku (Nelayan, Pembudidaya, DKP, Perhutani dan Perguruan Tinggi) yang terlibat, 2) Proses Positif yang dilakukan yaitu penanaman, perawatan pengawasan, pemanfaatan dan penelitian, Negatif yaitu kegiatan dari penangkapan dan budidaya yang bersifat merusak. 3) Output berupa manfaat hutan mangrove Desa Wringinputih. Sistem ekologi terdiri dari input, proses dan output yang terdapat pada ekosistem hutan mangrove yang saling berhubungan. 1) Input berupa kondisi perairan, jenis mangrove, fauna perairan dan satwa yang memilikiperan, 2) Proses dari kondisi perairan, jenis mangrove, fauna perairan dan satwa memberikan proses kerapatan, kualitas air, sebagai tempat memijah dan mencari makan sehingga terbentuknya rantai makanan, 3) output berupa ekosistem hutan mangrove. Sistem sosial ekologi akan menjadikan pembelajaran sebagai tempat Ekowisata, Penangkapan, budidaya, dan konservasi secara berkelanjutan.
Praktek Kerja Magang, 2015
PT. Perahu Mas
SKRIPSI SOCIAL-ECOLOGY MANGROVE, 2016
Bismillah
Jurnal Agrobisnis Perikanan (PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DITINJAU DARI SOSIAL EKOLOGI DI DESA WRINGINPUTIH KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI JAWA TIMUR ), 2016
Pengelolaan hutan mangrove merupakan cara untuk memanfaatkan dan menjaga sumberdaya hayati yang m... more Pengelolaan hutan mangrove merupakan cara untuk memanfaatkan dan menjaga sumberdaya hayati yang memiliki hubungan timbal balik antara pengelola dengan lingkungan atau sosial ekologi. Sedangkan kondisi hutan mangrove di Desa Wringinputih telah mengalami peningkatan luas. Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan sejarah pengelolaan hutan mangrove dimulai dari adanya Cofish Project sampai sekarang dan untuk merancang perencanaan pengelolaan hutan mangrove yang akan datang ditinjau dari segi sosial ekologi di Desa Wringinputih. Jenis penelitian kualitatif. Teknik sampling menggunakan key informan dan snowball sampling. Metode pengambilan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Hasil penelitian bahwa sejarah perkembangan hutan mangrove di Desa Wringinputih mempunyai rata-rata 11 Ha/tahun, Penanaman dimulai tahun 1999-2016 dengan jumlah luas dari hutan mangrove sekarang sudah mencapai ±225 ha dan potensi tersebut akan berkembang secara alami. Perencanaan hutan mangrove ditinjau dari sosial ekologi terdapat dua sistem yaitu sistem sosial dan sistem ekologi. Sistem sosial terdiri dari input, proses dan output sebagai berikut 1) Input merupakan pelaku (Nelayan, Pembudidaya, DKP, Perhutani dan Perguruan Tinggi) yang terlibat, 2) Proses Positif yang dilakukan yaitu penanaman, perawatan pengawasan, pemanfaatan dan penelitian, Negatif yaitu kegiatan dari penangkapan dan budidaya yang bersifat merusak. 3) Output berupa manfaat hutan mangrove Desa Wringinputih. Sistem ekologi terdiri dari input, proses dan output yang terdapat pada ekosistem hutan mangrove yang saling berhubungan. 1) Input berupa kondisi perairan, jenis mangrove, fauna perairan dan satwa yang memilikiperan, 2) Proses dari kondisi perairan, jenis mangrove, fauna perairan dan satwa memberikan proses kerapatan, kualitas air, sebagai tempat memijah dan mencari makan sehingga terbentuknya rantai makanan, 3) output berupa ekosistem hutan mangrove. Sistem sosial ekologi akan menjadikan pembelajaran sebagai tempat Ekowisata, Penangkapan, budidaya, dan konservasi secara berkelanjutan.
Praktek Kerja Magang, 2015
PT. Perahu Mas