nining haryuni - Academia.edu (original) (raw)
niningharyuni by nining haryuni
Papers by nining haryuni
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Nusantara, Dec 30, 2021
Jurnal Ilmu Ternak Veteriner/Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, Dec 14, 2022
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penuaan terhadap kualitas spermatozoa p... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penuaan terhadap kualitas spermatozoa pejantan Sentul. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pejantan Sentul umur 48, 58, 68 dan 78 minggu, NaCl, eosin dan aquades. Semen dikumpulkan dengan menggunakan metode pijat abdomen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan diulang sebanyak 5 kali. Analisa statistik menunjukkan bahwa peningkatan umur pejantan memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap penurunan konsistensi semen, gerak masa, konsentrasi spermatozoa dan peningkatan molitilitas spermatozoa. Penuaan pada pejantan Sentul memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap volume semen tetapi tidak berdampak nyata (p>0,05) terhadap pH semen, spermatozoa hidup dan abnormalitas spermatozoa. Rataan volume semen yang dihasilkan dalam penelitian ini berkisar antara 0,54-0,88ml; pH semen 6,80-7,12; skor gerak masa 1,60-3,00; konsentrasi spermatozoa 2,76-4,86 x109/ml; motilitas spermatozoa 66-79%; Spermatozoa hidup 91,75-93,10% dan abnormalitas spermatozoa 1,75-2,51%. Semen dari pejantan Sentul umur 48-68 minggu memiliki konsistensi yang tebal dan berwarna putih keruh. Pada umur 78 minggu didapatkan konsistensi yang bervariasi mulai dari tebal, sedang dan cair. Warna semen pada pejantan Sentul umur 78 minggu juga bervariasi antara putih bening hingga krem. Kesimpulan dari penelitian ini penuaan yang terjadi pada pejantan Sentul menyebabkan gangguan reproduksi yang ditandai dengan rendahnya kualitas spermatozoa. Kualitas spermatozoa yang terbaik dihasilkan oleh pejantan Sentul yang berumur 58-68 minggu.
Journal of Science Nusantara, Sep 29, 2023
Telur merupakan produk ternak unggas yang memiliki sumber protein baik untuk dikonsumsi oleh manu... more Telur merupakan produk ternak unggas yang memiliki sumber protein baik untuk dikonsumsi oleh manusia. Ketersediaan telur ayam yang melimpah dan permintaan pangan sumber protein yang tinggi memerlukan suatu inovasi untuk menjaga quality assurance dari telur ayam. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dampak perendaman menggunakan air rebusan daun bidara (Ziziphus mauritiana) terhadap Kualitas Intrinsik Telur Ayam pada Penyimpanan Suhu Ruang. Penelitian eksperimental ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan level penggunaan daun bidara (0, 5, 10, 15, dan 20 g/lt air) dan diulang sebanyak 4 kali ulangan untuk tiap perlakuan. Analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan level daun bidara memberikan dampak yang sangat nyata (P<0,01) dalam mempertahankan kualitas intrinsik telur ayam yang disimpan pada suhu ruang selama 14 hari. Penyusutan bobot telur yang didapatkan berkisar antara 1,64-1,91 %; HU berkisar 46,55-81,73; indeks kuning telur berkisar 0,14-0,30; dan indeks putih telur berkisar 0,02-0,04. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perendaman telur ayam menggunakan air rebusan daun bidara (Ziziphus mauritiana) dapat digunakan untuk mempertahankan kualitas intrinsiknya yang disimpan pada suhu ruang selama 14 hari. Pemberian level air rebusan daun bidara yang terbaik didapatkan pada level pemberian sebesar 10 g/lt air.
Journal of Science Nusantara, Sep 29, 2023
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu sangrai terhadap kadar air, konsentrasi ... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu sangrai terhadap kadar air, konsentrasi aflatoksin dan kualitas fisik jagung untuk pakan ternak. Metode yang digunakan adalah penelitian laboratorium yang didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan waktu pemanasan (0, 10, 15, 20 dan 25 menit) dan tiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali. Suhu pemanasan dalam metode sangrai pada penelitian ini adalah 800C. Berdasarkan analisis statistik didapatkan bahwa waktu pemanasan pada metode sangrai memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0.01) terhadap penurunan (kadar air jagung dan konsentrasi jamur) dan peningkatan kualitas jagung yang meliputi warna, aroma dan tekstur. Kadar air yang didapatkan pada penelitian ini berkisar antara 12,28-23,88%; konsentrasi aflatoksin berkisar 37,75-289,75ppb; skor kualitas warna jagung berkisar antara 1,00-2,00; skor kualitas aroma berkisar antara 1,00-3,00; dan skor kualitas warna berkisar antara 1,00-3,00. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa lamanya waktu sangrai pada jagung yang berjamur dapat menurunkan konsentrasi aflatoksin dan meningkatkan kualitas fisik jagung. Lamanya proses sangrai yang terbaik untuk meningkatkan kualitas jagung yang telah berjamur pada suhu 800C adalah 25 menit.
Journal of Science Nusantara, Jan 8, 2024
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui suhu yang tepat pada pemanasan menggunakan metode sangr... more Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui suhu yang tepat pada pemanasan menggunakan metode sangrai dalam meningkatkan kualitas fisik dan menurunkan konsentrasi aflatoksin pada jagung yang berjamur. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode riset dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan suhu pemanasan (0, 80, 90, 100 dan 110 0 C) dimana setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan level suhu pemanasan pada saat sangrai memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) dalam menurunkan kadar air jagung dan konsentrasi aflatoksin; dan meningkatkan kualitas jagung (warna, aroma dan tekstur). Rataan kadar air yang didapatkan dalam penelitian ini berkisar antara 8,13-19,28%; konsentrasi aflatoksin berkisar 14,23-459,00 ppb; skor warna berkisar 1,00-2,00; skor aroma berkisar 1,00-3,00; skor tekstur berkisar 1,00-3,00. Berdasarkan dari hasil penelitian disimpulkan bahwa peningkatan suhu pada saat pemanasan menggunakan metode sangrai dapat meningkatkan kualitas fisik dan menurunkan konsentrasi aflatoksin pada jagung yang telah berjamur. Suhu yang terbaik untuk proses sangrai sebesar 110 0 C. Kata kunci: aflatoksin, jagung, kualitas fisik, sangrai, suhu pemanasan Abstrack This research is aimed at finding out the right temperature for heating using the roasting method to improve physical quality and reduce aflatoxin concentrations in moldy corn. The research that will be carried out uses research methods using a Completely Randomized Design (CRD) with 5 heating temperature treatments (0, 80, 90, 100 and 110 0 C) where each treatment is repeated 4 times. Statistical analysis showed that the heating temperature level treatment during roasting had a very significant effect (p<0.01) in reducing corn moisture content and aflatoxin concentration; and improve corn quality (color, flavor and texture). The average water content obtained in this study ranged from 8.13-19.28%; aflatoxin concentrations ranged from 14.23 to 459.00 ppb; color scores range from 1.00-2.00; aroma scores range from 1.00-3.00; texture scores range from 1.00 to 3.00. Based on the research results, it was concluded that increasing the temperature when heating using the roasting method can improve the physical quality and reduce the concentration of aflatoxin in moldy corn. The best temperature for the roasting process is 110 0 C.
Jurnal Ternak, Jan 6, 2024
Journal of development research, Dec 10, 2023
The purpose of this study was to determine the feasibility level of beef cattle business at Lembu... more The purpose of this study was to determine the feasibility level of beef cattle business at Lembu Handini Farm, which is located in Sumber Village, Sanan Kulon District, Blitar Regency, East Java. This research is a case study with a descriptive quantitative approach. The data collected during the next study were analyzed quantitatively and then described. The material used in this research are primary data and secondary data. Primary data was obtained through interviews and direct observation at Lembu Handini Farm. Secondary data obtained from research reports or from relevant agencies related to the theme of this research. The results obtained in this study are the profits obtained per month by raising 6 beef cattle of Rp. 9,124,250 with an R/C value of 1.04. Based on the analysis, it can be concluded that the beef cattle fattening business at Lembu Handini Farm is still feasible in terms of business sustainability.
Briliant : jurnal riset dan konseptual, May 29, 2023
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui interaksi antara umur ayam petelur dengan tipe kandang ... more Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui interaksi antara umur ayam petelur dengan tipe kandang (open house dan close house) terhadap kinerja produksi ayam petelur. Penelitian ini adalah penelitian biologis menggunakan 20.000 ekor ayam petelur dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial 2x5. Kedua faktor tersebut adalah umur ayam (U) (30, 50 dan 70 minggu) dan tipe kandang (K) (open house dan close house). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa faktor tipe kandang memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap konsumsi pakan dan HDP serta nyata (p<0,05) terhadap FCR, Faktor umur ayam memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap HDP dan bobot telur dan interaksi antara kedua faktor memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap konsumsi pakan dan HDP, Rataan konsumsi pakan yang didapatkan pada penelitian ini berkisar antara 112,98-125,60 g/ekor; HDP 79,95-89,74 kcal/kg; bobot telur 51,85-55,68 g dan FCR 1,87-2,47. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa interaksi antara umur ayam dengan tipe kandang merupakan kombinasi yang tepat untuk mendapatkan kinerja produksi ayam petelur yang optimal. Interaksi terbaik di dapatkan pada kandang tipe close house dengan ayam petelur umur 50 minggu. PENDAHULUAN Ayam petelur merupakan jenis ayam yang mempunyai dua tujuan pemeliharaan (dual purpose) yaitu sebagai penghasil telur dan juga penghasil daging. Usaha ayam petelur ini merupakan salah satu usaha yang masih potensial untuk dikembangkan sebab telur merupakan sumber protein hewani dengan kandungan nutrisi yang tinggi, murah dan mudah untuk di olah menjadi produk pangan (Haryuni, 2018; Susanti et al., 2022). Kandungan nutrisi yang terdapat dalam sebutir telur diantaranya adalah karbohidrat 0,90%; protein 12,90%; lemak 11,20% dan kandungan air sebesar 73,70% (Haryuni et al., 2015). Usaha ayam petelur dikatakan berhasil apabila aspek keuntungan dan produktifitas yang maksimal sudah dicapai. Kedua aspek ini dapat dicapai dengan memaksimalkan perbaikan bibit, kualitas pakan dan juga managemen pemeliharaan (Haryuni and Lidyawati, 2019; Sholihin et al., 2022). Peningkatan kinerja produksi Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/index. php/briliant
Journal of Science Nusantara, Jul 1, 2022
Lahan guna pengembangan usaha peternakan sapi pedet bisa sediakan hijauan pakan ternak yang berbo... more Lahan guna pengembangan usaha peternakan sapi pedet bisa sediakan hijauan pakan ternak yang berbobot baik. Penghasilan ternak bisa dikenal oleh jumlah ternak yang dipelihara serta dimanajemen dengan baik. Tujuannya yaitu guna mengetahi analisis ekonomi usaha sapi potong sebagai lebih baik di peternak tersebut. Faktor-faktor yang pengaruhi penciptaan pembibitan sapi pedet merupakan tipe, umur, mutu serta kuantitas pakan hijauan ataupun konsetrat, penanggulangan penyakit, pengendalian pasca panen serta pemasarannya. Keuntungan tersebut bisa dikenal lewat analisis ekonomi maupun pemasukan, dari perihal ini bisa diketehaui apakah usaha peternakan pembibitan sapi ini yang dicoba di peternak Lambu Handini Farm Kecamatan Sanan Kulon Blitar layak ataupun tidak buat dijalankan, yang nantinya diharapkan sanggup membagikan guna selaku pedoman buat peternak sapi buat pertumbuhan serta pengembangan usaha ternak pembibitan sapi pedet Aspek yang pengaruhi pembuatan sapi potong merupakan tipe, umur, mutu serta kuantitas pakan hijauan ataupun konsetrat, dan penanggulangan penyakit, serta penindakan pasca panen serta pemasarannya. hingga dari itu sangat dibutuhkan metode pengujian kelayakan usaha ternak yang dicoba, ialah dengan menghitung Analisis Bayaran penciptaan, Analisis Penerimaan, Analisis Pemasukan, R/ C ration, BEP, supaya mengenali usaha yang telah jalani itu layak maupun tidak serta mengenali apa kekurangan serta serta kelebihan dari ternak yang dimilik serta bisa tumbuh. Total anggaran pembuatan yaitu Rp. 127. 666. 708 total penerimaan yaitu Rp. 138. 193. 250 Analisis Pemasukan yaitu Rp. 10. 526. 542 BEP volume pembuatan 3. 191, 67 BEP harga pembuatan 46653, 28/ Kilogram hasil dari R/ C ration 1, 0824. Jadi peternak lembu handini farm layak buat dijadikan usaha sebab1 hingga usaha ternak sapi pedet layak buat dijadikan usaha. Katakunci: analisis ekonomi, total bayaran pembuatan, analisis penerimaan, analisis pemasukan, bep, r/ c. Abstrack Land for the development of a calf farming business can provide good quality forage for livestock. Livestock income can be determined by the number of livestock that are maintained and managed properly. The aim is to understand the economic analysis of beef cattle business for the better in the breeder. The factors that affect the production of calf breeding are the type, age, quality and quantity of forage and concentrate feed, disease control, post-harvest handling and marketing. These advantages can be known through economic or income analysis, from this it can be known whether this cattle breeding business carried out at Lambu Handini Farm breeders, Sanan Kulon Blitar District is feasible or not to be run, which is later expected to provide benefits as a guide for cattle farmers to development and development of calf-breeding livestock business. Factors affecting beef cattle production are type, age, quality and quantity of forage and concentrate feed, as well as disease control, and post-harvest handling and marketing. Therefore, it is very necessary to test the feasibility of livestock business which is carried out, namely by calculating production cost analysis, revenue analysis, income analysis, R/ C ration, BEP, in order to find out the business that has been done is feasible or not and know what are the advantages and disadvantages of livestock that are owned and can grow. The total cost of production is
Journal of Science Nusantara, Sep 29, 2023
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah mengetahui samapai sejauh mana pengaruh dari air re... more Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah mengetahui samapai sejauh mana pengaruh dari air rebusan daun kelor (Moringa oliefera) dalam mempertahankan kualitas intrinsikdari telur ayam yang disimpan selama 14 hari dalam kondisi suhu ruang. Penelitian laboratorium ini dilakukan pada kondisi suhu ruang selama 14 hari dengan desain yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan 5 perlakukan (0, 5, 10, 15 dan 20 g/lt) dimana tiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali ulangan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa level air rebusan daun kelor (Moringa oliefera) memberikan efek yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap IKT, IPT, berat jenis, HU dan tidak berbeda nyata (p>0,05) terhadap penyusutan bobot. Penyusutan bobot telur yang didapatkan pada penelitian ini berkisar antara 1,76-1,97 g/butir; nilai HU berkisar 54,64-77,92; IKT berkisar 0,247-0,270; IPT berkisar 0,02-0,04; dan berat jenis berkisar 0,989-1,002g/ml. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa telur ayam yang direndam menggunakan air rebusan daun kelor (Moringa olifera) dapat meningkatkan kualitras intrinsik telur selama penyimpanan di suhu ruang. Dosis daun kelor (Moringa olifera) yang terbaik untuk meningkatkan kualitas intrinsik telur ayam sebesar 10g/lt.
Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia
Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia
The purpose of this study was to determine the effect of fermentation time on the physical qualit... more The purpose of this study was to determine the effect of fermentation time on the physical quality of potato skin silage (Solanum tuberosum) which included testing of pH, color, aroma, and texture. The research was carried out in Pakunden Village, Sukorejo District, Blitar City, East Java for one month in June. The materials used are potato skins which can be obtained from the potato crusher in the Pakunden area, EM4, molasses, pollard. The method used in this study was an experiment based on a completely randomized design consisting of five treatments and four replications and continued with Duncan's Multiple test. The results of this study showed the average pH of P0 (4,22 ± 0,12), P1 (4,05 ± 0,05 P2 (4,00 ± 0,08), P3 (4,02 ± 0,28), P4 (4,10 ± 0,08), then from the variable presence of fungi there was no presence of fungi in each treatment. From the results of the organoleptic test, the color P0 (3,14 ± 0,16), P1 (2,96 ± 0,13), P2 (2,95 ± 0,06), P3 (2,95 ± 0,15), P4 (2,89 ± 0,0...
Conference of Applied Animal Science Proceeding Series
The purpose of this study was to determine the effect of adding rice bran and pollard to the phys... more The purpose of this study was to determine the effect of adding rice bran and pollard to the physical quality of odot grass silage. This research was conducted at UPT PT and HMT Batu, Jl Tlekung, Beji Village, Junrejo District, Batu City, Malang Regency, East Java Province. The materials used in this study include odot grass, rice bran, pollard, molasses, EM4 and water. This study is an experimental study using a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 5 replications. The results of statistical analysis showed that the balance between rice bran and polard gave a very significant effect (p<0.01) on the texture of the silage of odot grass but gave an insignificant effect (p>0.05) on the color, odor and pH. This research can be concluded that the best treatment is obtained at a balance of 100% rice bran and 0% polard.
Briliant: Jurnal Riset dan Konseptual
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur dan tipe kandang terhadap kualit... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur dan tipe kandang terhadap kualitas fisik telur ayam. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial 2x5. Faktor pertama adalah umur ayam (U) (30, 50 dan 70 minggu) dan faktor kedua adalah tipe kandang (K) (open house dan close house). Analisis statistik menunjukkan tipe kandang memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap egg mass, persentase telur utuh dan telur retak; faktor umur ayam memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap persentase telur utuh dan interaksi antara kedua faktor memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap egg mas. Rataan egg mass yang didapatkan pada penelitian ini berkisar antara 49,14-53,08kg/1000ekor ayam; persentase telur utuh 97,85-98,67%; persentase telur retak 0,47-2,1% dan ukuran telur sedang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kualitas fisik dari telur ayam erat kaitannya dengan interaksi umur ayam dan tipe kandang. Kualitas fisik yang optimal didapatkan pada tipe kandang close house ketika ayam petelur berumur 30 minggu.
Journal of Science Nusantara
The purpose of this study was to determine the effect of heating before incubation on the quality... more The purpose of this study was to determine the effect of heating before incubation on the quality of native chicken hatching eggs. This study used 200 eggs from native chickens. This research is a laboratory research using Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 5 replications. Each treatment used 10 hatching eggs. If statistical analysis shows a significantly different or very significant effect, it will be continued by using Duncan's test. In this study, the results showed that heating of hatching eggs before incubation had a very significant effect (p<0.01) on fertility and hatchability, but had an insignificant effect (p>0.05) on weight loss of hatching eggs. The average egg weight loss in this study ranged from 0.00-0.10%, fertility 70.94-83.15%, embrio mortality 15-40% and hatchability ranged from 60-85%. Based on the results of the study, it can be concluded that the heating of the hatching eggs before the eggs are put into the incubator can reduce ...
Journal of Science Nusantara
This study was intended to obtain feed with the best energy level to improve the quality of nativ... more This study was intended to obtain feed with the best energy level to improve the quality of native chicken semen. This study is a biological study with 4 levels of metabolic energy (2700; 2750; 2800 and 2850 kcal/kg) using a completely randomized design (CRD) where each treatment was repeated 5 times. Each treatment used 1 native male chicken that was 80 weeks old and in good health. Increasing energy level in feed significantly (p<0.05) increased semen volume; very significant (p<0.01) improved color and increased semen consistency; but not significant (p>0.05) the effect on semen pH. The average volume of semen obtained ranged from 0.45-1.30ml; semen color score 2.25-3.00; semen consistency score 2.25-3.00 and semen pH 7.83-8.50. Increasing the energy level in the feed can improve the quality of native chicken semen. The best feed to improve the quality of native chicken semen is feed with a metabolic energy of 2850 kcal/kg.
Journal of Science Nusantara
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi organoleptik (warna, rasa, tekstur, dan kekenyala... more Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi organoleptik (warna, rasa, tekstur, dan kekenyalan) bakso daging ayam joper dengan subtitusi tepung maggot pada pakan selama pemeliharaan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 sampel daging ayam joper yang dipanen saat umur 51 hari dengan subtitusi tepung maggot yang berbeda pada ransum. P0: Tepung ikan 15% + Tepung maggot 0% , P1: Tepung ikan 11,25% + Tepung maggot 3,75%, P2: Tepung ikan 7,5% + Tepung maggot 7,5%, P3: Tepung ikan 0 % + Tepung maggot 15%. Enam ekor ayam dari masing-masing perlakuan diambil karkasnya untuk pembuatan bakso . Pengujian kualitas organoleptik bakso antara lain warna, rasa, tekstur, dan kekenyalan. Data yang diperoleh dari penelitian ditabulasi dan dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan apabila terdapat perbedaan pengaruh yang nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan uji Duncans. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa subtitusi tepun...
Journal of Science Nusantara
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas nugget ayam kampung dengan substitusi tepu... more Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas nugget ayam kampung dengan substitusi tepung maggot dalam ransum ditinjau dari uji organoleptik (warna, rasa, tekstur, dan aroma). Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 ekor ayam kampung umur 51 hari dengan substitusi tepung maggot yang berbeda dalam ransumnya setelah itu dagingnya diolah menjadi nugget. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan pakan dalam penelitian ini adalah P0 : 100% tepung ikan + 0% tepung maggot, P1 : 75% tepung ikan + 25% tepung maggot, P2 : 50% tepung ikan + 50% tepung maggot, P3: 0% tepung ikan + tepung belatung 100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi tepung maggot dalam ransum berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap uji mutu organoleptik (warna, rasa, tekstur dan aroma) nugget ayam kampung, nugget ayam kampung dengan kualitas terbaik. hasil warna yang ditemukan pada perlakuan P-3 (100%) sebesar 3,91....
Journal of Science Nusantara
The purpose of this study was to determine the effect of temperature and duration of heating on t... more The purpose of this study was to determine the effect of temperature and duration of heating on the interior quality of chicken eggs from crosses between Kedu chickens and Bangkok chickens. This research is a biological research using a 2x4 factorial Completely Randomized Design (CRD). The first factor is temperature (P) (27 and 32 0C) and the second factor is heating time (T) (0, 6 and 12 hours) where each treatment uses 5 chicken eggs. The results of statistical analysis showed that temperature had no significant effect (P>0.05) on egg weight loss, egg yolk index and egg white height. The heating time had a very significant effect (p<0.01) on the yolk index and egg white height but had no significant effect (p>0.05) on egg weight loss. The interaction between the two treatment factors gave no significant effect (p>0.05) on egg weight loss and egg yolk index but gave a very significant effect (p<0.01) on egg white height. Egg weight loss in this study ranged from 0.4...
Journal of Science Nusantara
Penelitian pada ayam Jawa Super ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan Peternakan Ayam Jawa ... more Penelitian pada ayam Jawa Super ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan Peternakan Ayam Jawa Super yang dicampur pakan berupa tepung Maggot. Penelitian dilakukan dengan observasi secara langsung 60 ekor ayam induk. Variabel yang diamati adalah jumlah investasi, biaya tetap, biaya variabel, pendapatan, dan pemeliharaan selama 45 hari, dan dapat dilihat bahwa rata-rata kelebihan pendapatan kumulatif perlakuan P2 berada pada kisaran tertinggi yaitu Rp. 12.477 Maggot. Biaya minimal 7,5% pendapatan pengobatan P3 dari makanan adalah Rp 5.625. Untuk pakan komersial dan maggot meal 15%, unit BEP tertinggi untuk perlakuan P1 dan P2 adalah 12,5, tetapi unit BEP terendah adalah P3, yaitu 11. Analisis mean/head tertinggi dari rasio B/C ditemukan untuk perlakuan P1 dan P2. yaitu 7%.
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Nusantara, Dec 30, 2021
Jurnal Ilmu Ternak Veteriner/Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, Dec 14, 2022
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penuaan terhadap kualitas spermatozoa p... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penuaan terhadap kualitas spermatozoa pejantan Sentul. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pejantan Sentul umur 48, 58, 68 dan 78 minggu, NaCl, eosin dan aquades. Semen dikumpulkan dengan menggunakan metode pijat abdomen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan diulang sebanyak 5 kali. Analisa statistik menunjukkan bahwa peningkatan umur pejantan memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap penurunan konsistensi semen, gerak masa, konsentrasi spermatozoa dan peningkatan molitilitas spermatozoa. Penuaan pada pejantan Sentul memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap volume semen tetapi tidak berdampak nyata (p>0,05) terhadap pH semen, spermatozoa hidup dan abnormalitas spermatozoa. Rataan volume semen yang dihasilkan dalam penelitian ini berkisar antara 0,54-0,88ml; pH semen 6,80-7,12; skor gerak masa 1,60-3,00; konsentrasi spermatozoa 2,76-4,86 x109/ml; motilitas spermatozoa 66-79%; Spermatozoa hidup 91,75-93,10% dan abnormalitas spermatozoa 1,75-2,51%. Semen dari pejantan Sentul umur 48-68 minggu memiliki konsistensi yang tebal dan berwarna putih keruh. Pada umur 78 minggu didapatkan konsistensi yang bervariasi mulai dari tebal, sedang dan cair. Warna semen pada pejantan Sentul umur 78 minggu juga bervariasi antara putih bening hingga krem. Kesimpulan dari penelitian ini penuaan yang terjadi pada pejantan Sentul menyebabkan gangguan reproduksi yang ditandai dengan rendahnya kualitas spermatozoa. Kualitas spermatozoa yang terbaik dihasilkan oleh pejantan Sentul yang berumur 58-68 minggu.
Journal of Science Nusantara, Sep 29, 2023
Telur merupakan produk ternak unggas yang memiliki sumber protein baik untuk dikonsumsi oleh manu... more Telur merupakan produk ternak unggas yang memiliki sumber protein baik untuk dikonsumsi oleh manusia. Ketersediaan telur ayam yang melimpah dan permintaan pangan sumber protein yang tinggi memerlukan suatu inovasi untuk menjaga quality assurance dari telur ayam. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dampak perendaman menggunakan air rebusan daun bidara (Ziziphus mauritiana) terhadap Kualitas Intrinsik Telur Ayam pada Penyimpanan Suhu Ruang. Penelitian eksperimental ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan level penggunaan daun bidara (0, 5, 10, 15, dan 20 g/lt air) dan diulang sebanyak 4 kali ulangan untuk tiap perlakuan. Analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan level daun bidara memberikan dampak yang sangat nyata (P<0,01) dalam mempertahankan kualitas intrinsik telur ayam yang disimpan pada suhu ruang selama 14 hari. Penyusutan bobot telur yang didapatkan berkisar antara 1,64-1,91 %; HU berkisar 46,55-81,73; indeks kuning telur berkisar 0,14-0,30; dan indeks putih telur berkisar 0,02-0,04. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perendaman telur ayam menggunakan air rebusan daun bidara (Ziziphus mauritiana) dapat digunakan untuk mempertahankan kualitas intrinsiknya yang disimpan pada suhu ruang selama 14 hari. Pemberian level air rebusan daun bidara yang terbaik didapatkan pada level pemberian sebesar 10 g/lt air.
Journal of Science Nusantara, Sep 29, 2023
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu sangrai terhadap kadar air, konsentrasi ... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu sangrai terhadap kadar air, konsentrasi aflatoksin dan kualitas fisik jagung untuk pakan ternak. Metode yang digunakan adalah penelitian laboratorium yang didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan waktu pemanasan (0, 10, 15, 20 dan 25 menit) dan tiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali. Suhu pemanasan dalam metode sangrai pada penelitian ini adalah 800C. Berdasarkan analisis statistik didapatkan bahwa waktu pemanasan pada metode sangrai memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0.01) terhadap penurunan (kadar air jagung dan konsentrasi jamur) dan peningkatan kualitas jagung yang meliputi warna, aroma dan tekstur. Kadar air yang didapatkan pada penelitian ini berkisar antara 12,28-23,88%; konsentrasi aflatoksin berkisar 37,75-289,75ppb; skor kualitas warna jagung berkisar antara 1,00-2,00; skor kualitas aroma berkisar antara 1,00-3,00; dan skor kualitas warna berkisar antara 1,00-3,00. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa lamanya waktu sangrai pada jagung yang berjamur dapat menurunkan konsentrasi aflatoksin dan meningkatkan kualitas fisik jagung. Lamanya proses sangrai yang terbaik untuk meningkatkan kualitas jagung yang telah berjamur pada suhu 800C adalah 25 menit.
Journal of Science Nusantara, Jan 8, 2024
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui suhu yang tepat pada pemanasan menggunakan metode sangr... more Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui suhu yang tepat pada pemanasan menggunakan metode sangrai dalam meningkatkan kualitas fisik dan menurunkan konsentrasi aflatoksin pada jagung yang berjamur. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode riset dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan suhu pemanasan (0, 80, 90, 100 dan 110 0 C) dimana setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan level suhu pemanasan pada saat sangrai memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) dalam menurunkan kadar air jagung dan konsentrasi aflatoksin; dan meningkatkan kualitas jagung (warna, aroma dan tekstur). Rataan kadar air yang didapatkan dalam penelitian ini berkisar antara 8,13-19,28%; konsentrasi aflatoksin berkisar 14,23-459,00 ppb; skor warna berkisar 1,00-2,00; skor aroma berkisar 1,00-3,00; skor tekstur berkisar 1,00-3,00. Berdasarkan dari hasil penelitian disimpulkan bahwa peningkatan suhu pada saat pemanasan menggunakan metode sangrai dapat meningkatkan kualitas fisik dan menurunkan konsentrasi aflatoksin pada jagung yang telah berjamur. Suhu yang terbaik untuk proses sangrai sebesar 110 0 C. Kata kunci: aflatoksin, jagung, kualitas fisik, sangrai, suhu pemanasan Abstrack This research is aimed at finding out the right temperature for heating using the roasting method to improve physical quality and reduce aflatoxin concentrations in moldy corn. The research that will be carried out uses research methods using a Completely Randomized Design (CRD) with 5 heating temperature treatments (0, 80, 90, 100 and 110 0 C) where each treatment is repeated 4 times. Statistical analysis showed that the heating temperature level treatment during roasting had a very significant effect (p<0.01) in reducing corn moisture content and aflatoxin concentration; and improve corn quality (color, flavor and texture). The average water content obtained in this study ranged from 8.13-19.28%; aflatoxin concentrations ranged from 14.23 to 459.00 ppb; color scores range from 1.00-2.00; aroma scores range from 1.00-3.00; texture scores range from 1.00 to 3.00. Based on the research results, it was concluded that increasing the temperature when heating using the roasting method can improve the physical quality and reduce the concentration of aflatoxin in moldy corn. The best temperature for the roasting process is 110 0 C.
Jurnal Ternak, Jan 6, 2024
Journal of development research, Dec 10, 2023
The purpose of this study was to determine the feasibility level of beef cattle business at Lembu... more The purpose of this study was to determine the feasibility level of beef cattle business at Lembu Handini Farm, which is located in Sumber Village, Sanan Kulon District, Blitar Regency, East Java. This research is a case study with a descriptive quantitative approach. The data collected during the next study were analyzed quantitatively and then described. The material used in this research are primary data and secondary data. Primary data was obtained through interviews and direct observation at Lembu Handini Farm. Secondary data obtained from research reports or from relevant agencies related to the theme of this research. The results obtained in this study are the profits obtained per month by raising 6 beef cattle of Rp. 9,124,250 with an R/C value of 1.04. Based on the analysis, it can be concluded that the beef cattle fattening business at Lembu Handini Farm is still feasible in terms of business sustainability.
Briliant : jurnal riset dan konseptual, May 29, 2023
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui interaksi antara umur ayam petelur dengan tipe kandang ... more Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui interaksi antara umur ayam petelur dengan tipe kandang (open house dan close house) terhadap kinerja produksi ayam petelur. Penelitian ini adalah penelitian biologis menggunakan 20.000 ekor ayam petelur dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial 2x5. Kedua faktor tersebut adalah umur ayam (U) (30, 50 dan 70 minggu) dan tipe kandang (K) (open house dan close house). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa faktor tipe kandang memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap konsumsi pakan dan HDP serta nyata (p<0,05) terhadap FCR, Faktor umur ayam memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap HDP dan bobot telur dan interaksi antara kedua faktor memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap konsumsi pakan dan HDP, Rataan konsumsi pakan yang didapatkan pada penelitian ini berkisar antara 112,98-125,60 g/ekor; HDP 79,95-89,74 kcal/kg; bobot telur 51,85-55,68 g dan FCR 1,87-2,47. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa interaksi antara umur ayam dengan tipe kandang merupakan kombinasi yang tepat untuk mendapatkan kinerja produksi ayam petelur yang optimal. Interaksi terbaik di dapatkan pada kandang tipe close house dengan ayam petelur umur 50 minggu. PENDAHULUAN Ayam petelur merupakan jenis ayam yang mempunyai dua tujuan pemeliharaan (dual purpose) yaitu sebagai penghasil telur dan juga penghasil daging. Usaha ayam petelur ini merupakan salah satu usaha yang masih potensial untuk dikembangkan sebab telur merupakan sumber protein hewani dengan kandungan nutrisi yang tinggi, murah dan mudah untuk di olah menjadi produk pangan (Haryuni, 2018; Susanti et al., 2022). Kandungan nutrisi yang terdapat dalam sebutir telur diantaranya adalah karbohidrat 0,90%; protein 12,90%; lemak 11,20% dan kandungan air sebesar 73,70% (Haryuni et al., 2015). Usaha ayam petelur dikatakan berhasil apabila aspek keuntungan dan produktifitas yang maksimal sudah dicapai. Kedua aspek ini dapat dicapai dengan memaksimalkan perbaikan bibit, kualitas pakan dan juga managemen pemeliharaan (Haryuni and Lidyawati, 2019; Sholihin et al., 2022). Peningkatan kinerja produksi Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/index. php/briliant
Journal of Science Nusantara, Jul 1, 2022
Lahan guna pengembangan usaha peternakan sapi pedet bisa sediakan hijauan pakan ternak yang berbo... more Lahan guna pengembangan usaha peternakan sapi pedet bisa sediakan hijauan pakan ternak yang berbobot baik. Penghasilan ternak bisa dikenal oleh jumlah ternak yang dipelihara serta dimanajemen dengan baik. Tujuannya yaitu guna mengetahi analisis ekonomi usaha sapi potong sebagai lebih baik di peternak tersebut. Faktor-faktor yang pengaruhi penciptaan pembibitan sapi pedet merupakan tipe, umur, mutu serta kuantitas pakan hijauan ataupun konsetrat, penanggulangan penyakit, pengendalian pasca panen serta pemasarannya. Keuntungan tersebut bisa dikenal lewat analisis ekonomi maupun pemasukan, dari perihal ini bisa diketehaui apakah usaha peternakan pembibitan sapi ini yang dicoba di peternak Lambu Handini Farm Kecamatan Sanan Kulon Blitar layak ataupun tidak buat dijalankan, yang nantinya diharapkan sanggup membagikan guna selaku pedoman buat peternak sapi buat pertumbuhan serta pengembangan usaha ternak pembibitan sapi pedet Aspek yang pengaruhi pembuatan sapi potong merupakan tipe, umur, mutu serta kuantitas pakan hijauan ataupun konsetrat, dan penanggulangan penyakit, serta penindakan pasca panen serta pemasarannya. hingga dari itu sangat dibutuhkan metode pengujian kelayakan usaha ternak yang dicoba, ialah dengan menghitung Analisis Bayaran penciptaan, Analisis Penerimaan, Analisis Pemasukan, R/ C ration, BEP, supaya mengenali usaha yang telah jalani itu layak maupun tidak serta mengenali apa kekurangan serta serta kelebihan dari ternak yang dimilik serta bisa tumbuh. Total anggaran pembuatan yaitu Rp. 127. 666. 708 total penerimaan yaitu Rp. 138. 193. 250 Analisis Pemasukan yaitu Rp. 10. 526. 542 BEP volume pembuatan 3. 191, 67 BEP harga pembuatan 46653, 28/ Kilogram hasil dari R/ C ration 1, 0824. Jadi peternak lembu handini farm layak buat dijadikan usaha sebab1 hingga usaha ternak sapi pedet layak buat dijadikan usaha. Katakunci: analisis ekonomi, total bayaran pembuatan, analisis penerimaan, analisis pemasukan, bep, r/ c. Abstrack Land for the development of a calf farming business can provide good quality forage for livestock. Livestock income can be determined by the number of livestock that are maintained and managed properly. The aim is to understand the economic analysis of beef cattle business for the better in the breeder. The factors that affect the production of calf breeding are the type, age, quality and quantity of forage and concentrate feed, disease control, post-harvest handling and marketing. These advantages can be known through economic or income analysis, from this it can be known whether this cattle breeding business carried out at Lambu Handini Farm breeders, Sanan Kulon Blitar District is feasible or not to be run, which is later expected to provide benefits as a guide for cattle farmers to development and development of calf-breeding livestock business. Factors affecting beef cattle production are type, age, quality and quantity of forage and concentrate feed, as well as disease control, and post-harvest handling and marketing. Therefore, it is very necessary to test the feasibility of livestock business which is carried out, namely by calculating production cost analysis, revenue analysis, income analysis, R/ C ration, BEP, in order to find out the business that has been done is feasible or not and know what are the advantages and disadvantages of livestock that are owned and can grow. The total cost of production is
Journal of Science Nusantara, Sep 29, 2023
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah mengetahui samapai sejauh mana pengaruh dari air re... more Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah mengetahui samapai sejauh mana pengaruh dari air rebusan daun kelor (Moringa oliefera) dalam mempertahankan kualitas intrinsikdari telur ayam yang disimpan selama 14 hari dalam kondisi suhu ruang. Penelitian laboratorium ini dilakukan pada kondisi suhu ruang selama 14 hari dengan desain yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan 5 perlakukan (0, 5, 10, 15 dan 20 g/lt) dimana tiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali ulangan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa level air rebusan daun kelor (Moringa oliefera) memberikan efek yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap IKT, IPT, berat jenis, HU dan tidak berbeda nyata (p>0,05) terhadap penyusutan bobot. Penyusutan bobot telur yang didapatkan pada penelitian ini berkisar antara 1,76-1,97 g/butir; nilai HU berkisar 54,64-77,92; IKT berkisar 0,247-0,270; IPT berkisar 0,02-0,04; dan berat jenis berkisar 0,989-1,002g/ml. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa telur ayam yang direndam menggunakan air rebusan daun kelor (Moringa olifera) dapat meningkatkan kualitras intrinsik telur selama penyimpanan di suhu ruang. Dosis daun kelor (Moringa olifera) yang terbaik untuk meningkatkan kualitas intrinsik telur ayam sebesar 10g/lt.
Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia
Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia
The purpose of this study was to determine the effect of fermentation time on the physical qualit... more The purpose of this study was to determine the effect of fermentation time on the physical quality of potato skin silage (Solanum tuberosum) which included testing of pH, color, aroma, and texture. The research was carried out in Pakunden Village, Sukorejo District, Blitar City, East Java for one month in June. The materials used are potato skins which can be obtained from the potato crusher in the Pakunden area, EM4, molasses, pollard. The method used in this study was an experiment based on a completely randomized design consisting of five treatments and four replications and continued with Duncan's Multiple test. The results of this study showed the average pH of P0 (4,22 ± 0,12), P1 (4,05 ± 0,05 P2 (4,00 ± 0,08), P3 (4,02 ± 0,28), P4 (4,10 ± 0,08), then from the variable presence of fungi there was no presence of fungi in each treatment. From the results of the organoleptic test, the color P0 (3,14 ± 0,16), P1 (2,96 ± 0,13), P2 (2,95 ± 0,06), P3 (2,95 ± 0,15), P4 (2,89 ± 0,0...
Conference of Applied Animal Science Proceeding Series
The purpose of this study was to determine the effect of adding rice bran and pollard to the phys... more The purpose of this study was to determine the effect of adding rice bran and pollard to the physical quality of odot grass silage. This research was conducted at UPT PT and HMT Batu, Jl Tlekung, Beji Village, Junrejo District, Batu City, Malang Regency, East Java Province. The materials used in this study include odot grass, rice bran, pollard, molasses, EM4 and water. This study is an experimental study using a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 5 replications. The results of statistical analysis showed that the balance between rice bran and polard gave a very significant effect (p<0.01) on the texture of the silage of odot grass but gave an insignificant effect (p>0.05) on the color, odor and pH. This research can be concluded that the best treatment is obtained at a balance of 100% rice bran and 0% polard.
Briliant: Jurnal Riset dan Konseptual
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur dan tipe kandang terhadap kualit... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur dan tipe kandang terhadap kualitas fisik telur ayam. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial 2x5. Faktor pertama adalah umur ayam (U) (30, 50 dan 70 minggu) dan faktor kedua adalah tipe kandang (K) (open house dan close house). Analisis statistik menunjukkan tipe kandang memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap egg mass, persentase telur utuh dan telur retak; faktor umur ayam memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap persentase telur utuh dan interaksi antara kedua faktor memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap egg mas. Rataan egg mass yang didapatkan pada penelitian ini berkisar antara 49,14-53,08kg/1000ekor ayam; persentase telur utuh 97,85-98,67%; persentase telur retak 0,47-2,1% dan ukuran telur sedang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kualitas fisik dari telur ayam erat kaitannya dengan interaksi umur ayam dan tipe kandang. Kualitas fisik yang optimal didapatkan pada tipe kandang close house ketika ayam petelur berumur 30 minggu.
Journal of Science Nusantara
The purpose of this study was to determine the effect of heating before incubation on the quality... more The purpose of this study was to determine the effect of heating before incubation on the quality of native chicken hatching eggs. This study used 200 eggs from native chickens. This research is a laboratory research using Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 5 replications. Each treatment used 10 hatching eggs. If statistical analysis shows a significantly different or very significant effect, it will be continued by using Duncan's test. In this study, the results showed that heating of hatching eggs before incubation had a very significant effect (p<0.01) on fertility and hatchability, but had an insignificant effect (p>0.05) on weight loss of hatching eggs. The average egg weight loss in this study ranged from 0.00-0.10%, fertility 70.94-83.15%, embrio mortality 15-40% and hatchability ranged from 60-85%. Based on the results of the study, it can be concluded that the heating of the hatching eggs before the eggs are put into the incubator can reduce ...
Journal of Science Nusantara
This study was intended to obtain feed with the best energy level to improve the quality of nativ... more This study was intended to obtain feed with the best energy level to improve the quality of native chicken semen. This study is a biological study with 4 levels of metabolic energy (2700; 2750; 2800 and 2850 kcal/kg) using a completely randomized design (CRD) where each treatment was repeated 5 times. Each treatment used 1 native male chicken that was 80 weeks old and in good health. Increasing energy level in feed significantly (p<0.05) increased semen volume; very significant (p<0.01) improved color and increased semen consistency; but not significant (p>0.05) the effect on semen pH. The average volume of semen obtained ranged from 0.45-1.30ml; semen color score 2.25-3.00; semen consistency score 2.25-3.00 and semen pH 7.83-8.50. Increasing the energy level in the feed can improve the quality of native chicken semen. The best feed to improve the quality of native chicken semen is feed with a metabolic energy of 2850 kcal/kg.
Journal of Science Nusantara
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi organoleptik (warna, rasa, tekstur, dan kekenyala... more Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi organoleptik (warna, rasa, tekstur, dan kekenyalan) bakso daging ayam joper dengan subtitusi tepung maggot pada pakan selama pemeliharaan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 sampel daging ayam joper yang dipanen saat umur 51 hari dengan subtitusi tepung maggot yang berbeda pada ransum. P0: Tepung ikan 15% + Tepung maggot 0% , P1: Tepung ikan 11,25% + Tepung maggot 3,75%, P2: Tepung ikan 7,5% + Tepung maggot 7,5%, P3: Tepung ikan 0 % + Tepung maggot 15%. Enam ekor ayam dari masing-masing perlakuan diambil karkasnya untuk pembuatan bakso . Pengujian kualitas organoleptik bakso antara lain warna, rasa, tekstur, dan kekenyalan. Data yang diperoleh dari penelitian ditabulasi dan dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan apabila terdapat perbedaan pengaruh yang nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan uji Duncans. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa subtitusi tepun...
Journal of Science Nusantara
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas nugget ayam kampung dengan substitusi tepu... more Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas nugget ayam kampung dengan substitusi tepung maggot dalam ransum ditinjau dari uji organoleptik (warna, rasa, tekstur, dan aroma). Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 ekor ayam kampung umur 51 hari dengan substitusi tepung maggot yang berbeda dalam ransumnya setelah itu dagingnya diolah menjadi nugget. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan pakan dalam penelitian ini adalah P0 : 100% tepung ikan + 0% tepung maggot, P1 : 75% tepung ikan + 25% tepung maggot, P2 : 50% tepung ikan + 50% tepung maggot, P3: 0% tepung ikan + tepung belatung 100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi tepung maggot dalam ransum berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap uji mutu organoleptik (warna, rasa, tekstur dan aroma) nugget ayam kampung, nugget ayam kampung dengan kualitas terbaik. hasil warna yang ditemukan pada perlakuan P-3 (100%) sebesar 3,91....
Journal of Science Nusantara
The purpose of this study was to determine the effect of temperature and duration of heating on t... more The purpose of this study was to determine the effect of temperature and duration of heating on the interior quality of chicken eggs from crosses between Kedu chickens and Bangkok chickens. This research is a biological research using a 2x4 factorial Completely Randomized Design (CRD). The first factor is temperature (P) (27 and 32 0C) and the second factor is heating time (T) (0, 6 and 12 hours) where each treatment uses 5 chicken eggs. The results of statistical analysis showed that temperature had no significant effect (P>0.05) on egg weight loss, egg yolk index and egg white height. The heating time had a very significant effect (p<0.01) on the yolk index and egg white height but had no significant effect (p>0.05) on egg weight loss. The interaction between the two treatment factors gave no significant effect (p>0.05) on egg weight loss and egg yolk index but gave a very significant effect (p<0.01) on egg white height. Egg weight loss in this study ranged from 0.4...
Journal of Science Nusantara
Penelitian pada ayam Jawa Super ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan Peternakan Ayam Jawa ... more Penelitian pada ayam Jawa Super ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan Peternakan Ayam Jawa Super yang dicampur pakan berupa tepung Maggot. Penelitian dilakukan dengan observasi secara langsung 60 ekor ayam induk. Variabel yang diamati adalah jumlah investasi, biaya tetap, biaya variabel, pendapatan, dan pemeliharaan selama 45 hari, dan dapat dilihat bahwa rata-rata kelebihan pendapatan kumulatif perlakuan P2 berada pada kisaran tertinggi yaitu Rp. 12.477 Maggot. Biaya minimal 7,5% pendapatan pengobatan P3 dari makanan adalah Rp 5.625. Untuk pakan komersial dan maggot meal 15%, unit BEP tertinggi untuk perlakuan P1 dan P2 adalah 12,5, tetapi unit BEP terendah adalah P3, yaitu 11. Analisis mean/head tertinggi dari rasio B/C ditemukan untuk perlakuan P1 dan P2. yaitu 7%.