Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM (original) (raw)

Papers by Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM

Research paper thumbnail of Prosiding Semnas TL ULM II 2016.pdf

Research paper thumbnail of Tinjauan Loncatan Hidraulik di Hilir Bendung

Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014 "Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi ... more Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014 "Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi" | 77 TINJAUAN LONCATAN HIDRAULIK DI HILIR BENDUNG 1. Robertus Chandrawidjaja,Ms 2. Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat ABSTRAK Dalam proses belajar-mengajar sangat dibutuhkan pengenalan dan pemahaman teori didalam kelas perlu dilengkapi dengan banyak eksperimen yang perlu dilakukan, diantaranya dalam skala penelitian di laboratorium untuk mendukung mahasiswa dapat memahami teori. Penelitian skala laboratorium ini berharap dapat memberikan pemahaman tentang Loncat air atau Loncatan Hidraulik di sebelah hilir bendung ambang lebar dengan berbagai tipe kemiringan bendung sebelah sisi hilir, dan berbagai variasi debit aliran. Loncatan Hidraulik adalah fenomena yang terjadi akibat perubahan aliran secara tiba-tiba, dari aliran superkritis ke aliran subkritis. Tipe loncatan hidraulik yang terjadi antara lain menunjukkan beberapa bilangan Froude. Penelitian untuk memahami karakteristik loncatan hidraulik disebelah hilir bendung ambang lebar dilaksanakan pada saluran persegi empat dengan kemiringan dasar yang diatur secara horizontal. Pengukuran kedalaman dengan point gauge dan mistar, sedangkan kecepatan aliran diukur dengan menggunakan current meter dari Armfield (Nixon Instrumentation serial 2510 type 403), untuk mengontrol kedalaman air di hilir digunakan skat atau tail gate. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan variasi debit aliran 0,803 lt/det sampai dengan 1,39 lt/dt diperoleh, panjang loncatan hidraulik antara 110 mm sampai 262 mm, letak loncatan hidraulik dari kaki bendung antara 3,4 mm sampai dengan 35,8 mm, menghasilkan tipe loncatan hidraulik berombak. Terjadi Kehilangan energi sebesar 0,989 cm sampai dengan 12,871 cm, kehilangan energi yang terkecil pada debit aliran 1,39 lt/dt terjadi pada bendung dengan kemiringan sisi hilir 30 0 , dan kehilangan energy terbesar pada bending dengan kemiringan sisi hilir 60 0 . Nilai ratio panjang loncatan hidraulik dengan selisih tinggi kedalaman pasangan (C) adalah antara 3,61 sampai 7,56. Agar tidak terjadi gerusan yang tidak diinginkan pada sebuah bendung maka patut dibangun bendung dengan kemiringan sisi hilir 30 0 .

Research paper thumbnail of Studi Penyediaan Air Bersih di Kota Batu, Jawa Timur

Penyediaan air bersih bagi masyarakat Kota Batu selama ini dilayani oleh pemerintah melalui Perus... more Penyediaan air bersih bagi masyarakat Kota Batu selama ini dilayani oleh pemerintah melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun pelayanan mandiri oleh masyarakat (HIPPAM dan swasta). Hingga saat ini PDAM Kota Batu dan HIPPAM belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh masyarakat, baik ditinjau dari aspek kuantitas, kualitas, maupun kontinyuitasnya. Sementara itu kebijakan Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya bahwa target pelayanan air bersih di daerah perkotaan maupun perdesaan adalah 100% penduduk terlayani tahun 2019. Paper ini menyajikan kondisi pelayanan air bersih eksisting serta potensi pelayanan penyediaan air bersih ke depan dari aspek sumberdaya air, organisasi, dan pembiayaan. Hasil studi menunjukkan bahwa sumber air yang ada saat ini masih mencukupi hingga tahun 2030 dengan upaya konservasi daerah aliran, perlu penataan organisasi sesuai tahap pengembangan pelayanan, serta perimbangan pembiayaan antara pusat dan daerah. Kata kunci: air bersih, konservasi, organisasi

Research paper thumbnail of Kinerja Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan Seri Unit Anaerobic Baffled Reactor (Abr) Dan Anaerobicbiofilter Pada Rusunawa

Unit pengolahan air limbah (IPAL) yang diterapkan pada Rusunawa menggunakan unit anaerobic baffle... more Unit pengolahan air limbah (IPAL) yang diterapkan pada Rusunawa menggunakan unit anaerobic baffled reactor (ABR) dan anaerobic biofilter bermedia batu koral.Unit tersebut, sejak dibangun sampai dioperasikan belum pernah dipantau atau dimonitor kinerja instalasinya. Untuk memonitor kinerja setiap unit pada IPAL apakah sudah optimal atau belum, perlu dianalisis parameter kualitas pada masing-masing unit IPAL tersebut. Hasil penilaian kinerja masing-masing unit dilihat dari % removal ABR: BOD mencapai 28,3%, COD 29,4%, dan TSS 55,4%, sedangkan % removal pada unit anaerobic biofilter: untuk minyak dan lemak telah mencapai 39,2%, BOD 3,1%, COD 2,[5][6][7][8][9][10][11][12][13][14][15][16][17][18][19][20][21][22][23]9%, dan TSS 12,,1%, hasilnya cukup tinggi.Akan tetapi hasil tersebut masih belum bisa menggambarkan kinerja unit IPAL, sehingga diperlukan analisis air limbah yang dilakukan dengan pengambilan sampel pada titik inlet dan outlet pada setiap unit IPAL. Selanjutnya, hasil analisis parameter tersebut harus dibandingkan dengan baku mutu air limbah domestik berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jatim No. 72 tahun 2013. Dan akhirnya hasil perbandingan tersebut dijadikan sebagai dasar perbaikan sistem pengolahan.Berdasar pada hasil uji kualitas efluen IPAL Rusunawa yang dilakukan pada unit anaerobic baffled reactor (ABR) dan anaerobic biofilter bermedia batu koral untuk parameter BOD, COD, TSS, serta minyak dan lemak, ternyata menunjukkan bahwa kinerja IPAL Rusunawa belum efektif . Hal ini, karena hasil uji terhadap parameter BOD, COD, pada efluen yang dihasilkan masih melebihi nilai atau belum memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Gubernur Jatim No. 72 tahun 2013.

Research paper thumbnail of Biokonsentrasi Logam Fe Oleh Cacing Akuatik dan Konsentrasi Nitrogen dan Fosfor dalam Proses Reduksi Lumpur Limbah

Predator alamiah cacing akuatik golongan Oligochaeta dapat digunakan sebagai salah satu alternati... more Predator alamiah cacing akuatik golongan Oligochaeta dapat digunakan sebagai salah satu alternatif penanganan lumpur hasil proses pengolahan limbah cair dengan proses aerobic dan anoksis. Predator ini dapat mengakumulasi logam berat dalam lumpur, dan meminimisasi jumlah lumpur biologis tersebut. Tetapi, pelepasan nutrien pada effluen merupakan salah satu kerugian dalam reduksi lumpur menggunakan cacing akuatik. Penelitian ini selain bertujuan untuk mengetahui akumulasi logam Fe pada cacing akuatik juga mengkaji perubahan konsentrasi nitrogen dan fosfor dalam proses reduksi lumpur. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium, digunakan sistem batch. Jenis lumpur yang digunakan adalah lumpur efluen bak pengendap kedua dari suatu Instalasi Pengolahan Air Limbah . Jenis cacing akuatik golongan Oligochaeta tersebut adalah Tubifex sp. dan Lumbriculus sp. Rasio worm/sludge (w/s) yang digunakan adalah 0,4; 0,6; dan 0,8. Parameter yang dianalisis adalah Fe, total nitrogen (TN), Total Fosfor (TP), DO, pH, dan suhu. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, jumlah logam Fe yang terkandung dalam tubuh cacing Tubifex sp. dan Lumbriculus sp. akibat proses reduksi lumpur masing-masing sebesar 6.198 mg/kg dan 2.036 mg/kg. Worm/sludge dan jenis cacing berpengaruh terhadap akumulasi logam Fe pada cacing akuatik. Sedangkan penambahan cacing akuatik dapat menurunkan TN dan TP dalam lumpur. Rata-rata penyisihan TN dan TP tertinggi dalam lumpur untuk Tubifex sp. sebesar 26% dan 11% lebih tinggi daripada reaktor tanpa cacing pada w/s 0,6 sedangkan Lumbriculus sp. sebesar 13% dan 9% pada w/s 0,4. Penambahan cacing akuatik juga meningkatkan konsentrasi TN dan TP pada air dengan laju pelepasan 0,011 mg-TN/mg-Tubifex hari; 0,005 mg-TP/mg-Tubifex hari; 0,007 mg-TN/mg-Lumbriculus hari; 0,0014 mg-TP/mg-Lumbriculus hari.

Research paper thumbnail of Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa dan Pengaruhnya Terhadap Variasi Beban Motor Listrik Dengan Menggunakan Alat Gasifikasi Tipe Downdraft

Coconut husks in some place are not only to take become organic waste. In the few other centers p... more Coconut husks in some place are not only to take become organic waste. In the few other centers production has a problem of distribution. Gasifications of biomass energy conversion is a way as to change an organic thermochemistry organic solid fuel gas. Husks a waste and biomass that can be used as gas produced by the gasification can generate electricity. This study aims to utilize the coconut husk to generate electricity. Treatment given to test the downdraft gasification an electric motor for change. Used in the treatment of the variations, 1300 watt, 2400 watt, and 3500 watt. by comparison with a control without the burden of using only diesel oil and combination with gasfication. The results show that the burden on machines and use the more solar but the utilization gasification solar energy used less, ranging from 60 to 70% in diesel fuel in diesel engines to capacity 10 Kw. The raw materials input and has capacity of 120 Kg raw material husk in subtitusion about 32 % and solar cycles in one use for 6 hours. This shows husks coconut was just a waste can be used to improve the renewable fuel and the reduction of the value added to an organic waste, including those that are not to use.

Research paper thumbnail of Uji Eksperimental Briket Biocoal Variasi Limbah Makanan, Tempurung Kelapa, Serbuk Kayu, Dan Batubara

Kebutuhan energi di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin be... more Kebutuhan energi di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah karena jumlah rumah, bangunan komersial serta industri yang bertambah. 95,2 % penggunaan energi di Indonesia masih bertumpu pada energi fosil sedangkan energi baru terbarukan hanya 4,8% Pengembangan energi baru terbarukan sangat diperlukan untuk meminimalisir penggunaan energi fosil dan menciptakan energi ramah lingkungan. Salah satu energi baru terbarukan adalah energi biomassa yang sangat berpotensi di Indonesia seperti tempurung kelapa, sampah/limbah sisa makanan, dan serbuk kayu. Salah satu pemanfaatan biomassa tersebut dengan menjadikannya briket arang dengan memvariasikan campuran bahan biomassa dan batubara sehingga mendapatkan briket biocoal yang berkualitas. Berdasarkan hasil pengujian variasi campuran terbaik adalah jenis B1 dengan nilai kalor 6.511,34 kal/g, kadar air 2,78%, kadar abu 20,65%, kadar zat terbang 44,09% dan kadar karbon terikat 32,48%, kadar air telah memenuhi standar SNI dan nilai kalor telah memenuhi standar SNI, Jepang dan Amerika, namun kadar abu, kadar zat terbang dan kadar karbon terikat tidak memenuhi standar manapun.

Research paper thumbnail of Potensi Limbah Sisa Makanan Sebagai Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

Sepertiga makanan yang diproduksi di seluruh dunia sekita 1,5 miliar ton terbuang setiap tahunnya... more Sepertiga makanan yang diproduksi di seluruh dunia sekita 1,5 miliar ton terbuang setiap tahunnya baik dalam bentuk sampah ataupun sudah menjadi pupuk. Limbah sisa makanan ini sangat berpotensi mengakibatkan pencemaran lingkungan sehingga perlu diolah untuk meminimalisasi pencemaran lingkungan dan meningkatkan nilai ekonomisnya. Salah satu penanganan limbah sisa makanan adalah dengan mengkonversinya menjadi energi alternatif seperti briket biomassa. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu pirolisis dan jenis perekat (perekat kanji dan campuran perekat kanji dengan residu plastik hasil pirolisis) terhadap karakteristik briket biomassa. Penelitian ini dilakukan dalam sebuah reaktor pirolisis pada suhu 300, 400, 500 dan 600 0 C selama 3 jam. Briket biomassa hasil pirolisis kemudian dihaluskan dengan ukuran 40 mesh dan dicampur dengan perekat sebelum dicetak. Karakteristik briket biomassa yang diperoleh mempunyai nilai kalor berkisar antara 4685,8857-6818,6112 kalori/gram, kadar air antara 5,0210-6,3332%, kadar abu antara 5,4728-12,6949%, kadar volatil antara 13,5768-67,8862% dan fixed carbon berkisar antara 21,5222-67,2906%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan residu plastik hasil pirolisis dalam perekat dapat meningkatkan nilai kalor dari briket biomassa rata-rata sebesar 3,86%. Kata kunci: limbah sisa makanan, pirolisis, residu plastik, nilai kalor.

Research paper thumbnail of Metode dan Teknologi  Pelaksanaan Konstruksi Bangunan di Perairan

Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014 "Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi ... more Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014 "Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi" | 108 METODE DAN TEKNOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI PERAIRAN (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN PELABUHAN B4 PT.INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TARJUN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN) Yuslan Irianie Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat ABSTRAK Pelabuhan merupakan prasarana transportasi yang berperan besar dalam mendorong perkembangan suatu wilayah, dimana pembangunan pelabuhan jetty B4 PT.indocement Tunggal Prakarsa Tbk di Tarjun Kotabaru Kalimantan Selatan merupakan pelabuhan khusus untuk fasilitas bongkar muat industri semen PT.Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dalam mempermudah pelayanan transportasi material dan bahan-bahan produksi pabrik. Teknologi konstruksi pre cast merupakan suatu bentuk alternatif material konstruksi yang berkembang pada saat ini didunia konstruksi pembangunan pelabuhan dan lainnya di Indonesia dengan penerapan teknologi precast beton pada item struktur pile, balok dan slab yang praktis untuk bangunan konstruksi berada diatas perairan seperti yang digunakan pada pelabuhan jetty B4 di Tarjun ini. Proyek pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty B4 merupakan pengembangan dari pelabuhan yang sudah ada pada pelabuhan khusus PT.Indocement unit operasi di Tarjun Kotabaru. Direncanakan dengan panjang 56 meter dan lebar 26 meter dilengkapi dengan satu mooring dolphin disisi kiri dan dua mooring dolphin disisi kanan, direncanakan ukuran bobot maksimum kapal yang dapat bersandar DWT 10.000 ton dengan bentuk bangunan berbentuk dermaga wharf/quay open construction yang sebagian diatas tanah dan sebagian diatas permukaan air laut dengan metode dan teknologi konstruksi kombinasi pre-cast dan cast-insitu. Metode pelaksanaan pelabuhan jetty B4 dimulai dari pekerjaan persiapan untuk pembersihan lokasi dan persiapan base camp dan lain-lainpekerjaan pengerukan dasar laut untuk membuat alur pelayaran dan lokasi jettypekerjaan konstruksi jetty terdiri pemasangan batu belah, tetrapod, seawall untuk lapisan inti dan perkuatan kaki dilanjutkan pekerjaan lantai dermaga yang terdiri pondasi tiang pancang, pemasangan beton precast, bakesting plat lantai, penulangan plat lantai dan pengecoran lantai dermaga dilanjutkan perawatan dan pembongkaran bakesting-pekerjaan fasilitas dermaga yang terdiri pemasangan fender, bollard, mekanikal dan elektrikal. Kata kunci : metode, teknologi, jetty, pre-cast dan cast insit

Research paper thumbnail of Evaluasi Pendekatan Proses Partisi pada Akurasi Pemodelan Pergerakan Bahan Toksik di Unit Reklamasi Rawa Terantang

Permasalahan tanah sulfat masam yang mengandung pirit (FeS2) di lahan rawa dapat diatasi dengan m... more Permasalahan tanah sulfat masam yang mengandung pirit (FeS2) di lahan rawa dapat diatasi dengan melakukan proses reklamasi. Namun pelaksanaan reklamasi mengalami kendala, seperti terjadinya oksidasi pirit, sedimentasi, dan akumulasi bahan toksik khususnya konsentrasi Fe (besi) terlarut pada saluran. Kondisi saluran reklamasi yang dipengaruhi peristiwa pasang surut dan faktor lingkungan menyebabkan dinamika konsentrasi besi terlarut sangat dipengaruhi oleh aspek hidrodinamika serta interaksinya dengan partikulat terlarut maupun tersuspensi. Model yang akurat akan bermanfaat sebagai sarana bantu untuk mengevaluasi alternatif manajemen sistem tata air demi mengatasi permasalahan akumulasi konsentrasi besi terlarut di saluran reklamasi lahan rawa pasut. Kendala akurasi pemodelan dapat diatasi melalui penerapan proses partisi pada model.

Research paper thumbnail of Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Melalui Pengadaan dan Sosialisasi Perangkat Loto (Lock Out Tag Out) Pada Mekanik

Research paper thumbnail of Pirolisis Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi Biomassa Sebagai Bahan Bakar Yang Aplikatif

Pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit (crude palm oil atau CPO) menghasi... more Pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit (crude palm oil atau CPO) menghasilkan berbagai jenis limbah padat seperti tempurung kelapa, serabut kelapa dan tandan kosong kelapa sawit (TKSS). Limbah tandan kosong kelapa sawit hasil pengolahan CPO dihasilkan sekitar 22-23% dari 1 ton TBS. Pemanfaatan limbah tandan kosong sawit salah satunya dengan mengkonversi menjadi briket sebagai sumber energi alternatif. Penelitian ini mempelajari pengaruh suhu pirolisis terhadap yield dan karakteristik briket berbahan baku limbah tandan kosong kelapa sawit. Bahan perekat yang digunakan adalah larutan kanji 5%. Proses pirolisis dilakukan selama 2,5 jam pada suhu 300, 400, 500 dan 600 0 C dengan meminimalkan adanya oksigen di dalam sistem selama proses pirolisis berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pirolisis maka yield briket yang dihasilkan akan semakin sedikit hal ini dikarekan pada suhu tinggi tandan kosong sawit terdekomposisi menjadi gas yang dapat terkondensasi dan gas yang tidak dapat terkondensasi. Yield briket maksimum diperoleh pada suhu 600 0 C sebesar 67,89% wt. Karakteristik briket yang diperoleh mempunyai nilai kalor berkisar antara 4575, 73 sampai 6036,12 kalori/gram, kadar air antara 4,79 sampai 6,39%, kadar abu antara 7,47 sampai 11,67%, kadar volatil 14,40 sampai 32,07 dan nilai fixed carbon antara 34, 89 sampai 67,53%. Kata kunci: tandan kosong sawit, pirolisis, yield briket.

Research paper thumbnail of Perbandingan Berbagai Hidrolisis  Untuk Pemecahan Lignoselulosa Menjadi Glukosa

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan berbagai hidrolisis hasil pemecahan lignoselulosa en... more Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan berbagai hidrolisis hasil pemecahan lignoselulosa enceng gondok menjadi glukosa sebagai proses awal pembuatan bioetanol. Pretreatment dilakukan dengan memanfaatkan jamur pelapuk putih untuk memecahkan lignoselulosa menjadi selulosa, hemiselulosa, lignin dan glukosa. Hasil pemecahan ini akan dihidrolisis dengan berbagai metoda yaitu secara fisik, kimiawi, dan pemanfaatan mikroorganisma. Hidrolisis secara fisik dilakukan dengan pemanasan pada suhu 40 o C dan suhu ruang, secara kimiawi dilakukan dengan penambahan H2SO4 0,25%, pemanfaatan mikroorganisma menggunakan Trichoderma Viridae. Hasil yang diperoleh menunjukkan percobaan pada suhu 40 o C lebih besar menghasilkan glukosa dari pada suhu ruang. Penambahan asam tidak menunjukkan perbedaan yang besar terhadap pembentukan glukosa. Penambahan Trichoderma Viridae pada proses hidrolisis mampu menghasilkan glukosa 1,25 kali lebih banyak dari pada penambahan asam.

Research paper thumbnail of Pengaruh Sistem Gasifikasi Sabut Kelapa Terhadap Efisiensi Pembangkitan Energi Listrik yang Ramah Lingkungan

Teknologi gasifikasi merupakan teknologi yang relatif ramah lingkungan,dengan mengolah bahan-baha... more Teknologi gasifikasi merupakan teknologi yang relatif ramah lingkungan,dengan mengolah bahan-bahan biomassa yang dapat menghasilkan gas yang dapat membangkitkan energi listrik. Sistem gasifikasi untuk pembangkit listrik terdiri dari beberapa komponen utama yaitu reaktor gasifikasi, sistem penyaringan gas, sistem pendinginan gas, dan sistem penyaluran gas. Gas yang dihasilkan oleh sistem gasifikasi harus diberikan perlakuan khusus sebelum digunakan untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan motor bakar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh komponen sistem gasifikasi dalam menghasilkan energi yang ramah lingkungan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat gasifikasi tipe downdraft dengan memanfaatkan sabut kelapa sebagai bahan bakar. Pengaruh tiap komponen dilakukan dengan melakukan pengujian sistem dengan menggunakan alat-alat instrumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gas yang dihasilkan menghasilkan polusi yang sangat minim dan dapat mengolah bahan biomassa sabut kelapa dengan menghasilkan gas yang dapat terbakar (flammable gas) yang bersih dan dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dengan kualitas suara dan listrik yang relatif nyaman.

Research paper thumbnail of Pemodelan Pergerakan Bahan Toksik di Unit Reklamasi Barambai

Lahan rawa pasang surut khususnya di Kalimantan Selatan adalah aset yang sangat potensial untuk d... more Lahan rawa pasang surut khususnya di Kalimantan Selatan adalah aset yang sangat potensial untuk dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Namun upaya reklamasi lahan masih mengalami beberapa kendala, antara lain terjadinya akumulasi konsentrasi bahan toksik pada saluran reklamasi. Manajemen tata air makro dan kolam pasang ideal pada saluran reklamasi masih memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitasnya dalam melakukan pencucian bahan toksik. Model yang digunakan untuk mengevaluasi sistem tersebut juga masih terkendala akurasi dan ketersediaan data parameter-parameter pendukung pemodelan. Penelitian dilakukan pada saluran sekunder unit reklamasi Barambai Kalimantan Selatan, melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap penyusunan dan pengujian model, dimana model yang digunakan adalah model numerik hidrodinamika dan kualitas air EFDC (Environmental Fluid Dynamic Code). Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu evaluasi penerapan kolam pasang ideal pada unit reklamasi rawa Barambai (mewakili sistem garpu). Model yang disusun dapat mensimulasikan pola aliran dan distribusi konsentrasi bahan toksik pada saluran unit reklamasi Barambai dengan baik. Hasil arah dan kecepatan aliran pada saluran tanpa kolam pasang berkisar antara 0 -0,5975 m/s, sedangkan untuk saluran dengan kolam pasang ideal berkisar antara 0 -12,02 m/s . Hasil simulasi juga menunjukkan nilai maksimum konsentrasi Fe total di saluran tanpa kolam pasang mencapai 3,75 mg/l yang terjadi pada saat terjadinya air pasang dan pada saat surut sekitar 2,3 mg/l. Saluran dengan kolam pasang ideal memberikan hasil 3,06 mg/l pada saat pasang dan 2,1 mg/l pada saat surut. Simulasi pergerakan air berdasarkan vektor arah dan kecepatan aliran menunjukkan bahwa penerapan kolam pasang ideal dapat mereduksi peristiwa akumulasi konsentrasi bahan toksik yang terjadi di saluran. Kata kunci: model numerik, saluran reklamasi, bahan toksik, kolam pasa

Research paper thumbnail of Konversi Minyak Nyamplung Menjadi Biodiesel

Minyak Nyamplung merupakan jenis minyak nabati yang dihasilkan dari tanaman Nyamplung (Calophyllu... more Minyak Nyamplung merupakan jenis minyak nabati yang dihasilkan dari tanaman Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.). Tanaman dari famili Guttiferae dengan tinggi mencapai 22 meter ini dapat menghasilkan minyak dengan rendemen 40-73% dan tersebar luas mulai dari daerah pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Papua, sehingga sangat berpotensi sebagai bahan baku biodiesel. Proses konversi minyak menjadi biodiesel secara umum menggunakan katalis kimia, namun masih terdapat beberapa kendala dalam prosesnya sehingga diperlukan biokatalis sebagai alternatif pengganti katalis kimia. Lipase merupakan enzim yang sangat potensial, salah satunya enzim Lipase dari Candida rugosa memiliki aktifitas yang tinggi terhadap substrat sehingga dapat digunakan sebagai biokatalis dalam beberapa proses reaksi untuk industri. Proses konversi minyak Nyamplung menjadi biodiesel menggunakan enzim Lipase Candida rugosa memiliki banyak keunggulan dibanding katalis kimia, diantaranya; yields metil ester yang dihasilkan cukup tinggi, input energi lebih kecil (temperatur kerja lebih rendah yaitu 37 o C), tahapan proses konversi menjadi lebih pendek (reaksi esterifikasi dan transesterifikasi berlangsung secara simultan dalam satu reaktor), tanpa busa (tidak mengalami penyabunan), bersifat murni (tanpa purifikasi seperti pencucian berulang dengan air), gliserol dapat dipulihkan (di-recovery), dan enzim dapat di re-use (digunakan berulang) sehingga dapat mewujudkan industri yang berwawasan lingkungan.

Research paper thumbnail of Kebun Hutan Sebagai Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air Dan Energi Masyarakat Dayak Pegunungan Meratus

Hubungan antara hutan dan masyarakat Dayak Pegunungan Meratus membentuk suatu hubungan yang tidak... more Hubungan antara hutan dan masyarakat Dayak Pegunungan Meratus membentuk suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Secara turun temurun kehidupan masyarakat di sekitar hutan secara langsung maupun tidak langsung sangat bergantung pada hutan. Selain sebagai penyedia bahan pangan, hutan juga dapat memberi penghasilan tambahan yaitu dari hasil hutan non-kayu seperti ikan, damar, gaharu, rotan, madu dan lain-lain. Mengingat peran hutan yang sangat strategis tersebut maka dari waktu kewaktu masyarakat selalu mengelola dan mengembangkan hutan dengan baik. Salah satu upaya yang dilakukan masyarakat dalam pengelolaan hutan adalah dengan cara membangun kebun hutan (forest gardens).Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji pengelolaan kebun hutan sebagai teknologi praktis dalam upaya konservasi air dan energi pada masyarakat Dayak Pegunungan Meratus. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan mixed methodology atau metode model campuran dengan memadukan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam perbedaan tahap-tahap proses penelitian. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kebun hutan yang terdapat di Pegunungan Meratus memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi seperti adanya kelompok kebun buah, kebun karet campuran, kebun kemiri, kebun rotan, kebun sintuk. Kelompok-kelompok kebun hutan tersebut memiliki peran ekologis yang nyata dalam mengkonservasi sumber-sumber mata air yang terdapat pada Sub Das Amandit. Begitu pula dengan kebutuhan energi rumah tangga masyarakat yang dapat terpenuhi dari kayu bakar dan damar yang berasal dari kebun hutan yang ada. Kata kunci: kebun hutan

Research paper thumbnail of Daur Ulang Dan Konservasi Energi Dalam Alternatif Pengelolaan Sampah Dengan Metode Lca

Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan potensi konservasi energi yang didapat dengan mengaplika... more Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan potensi konservasi energi yang didapat dengan mengaplikasikan daur ulang pada beberapa jenis material sampah dan dibandingkan dengan alternatif pengelolaan sampah lainnya. Sebagian besar studi literatur yang ditemukan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengkaji besarnya perbandingan penggunaan energi pada pilihan pengelolaan sampah secara daur ulang dengan metode pengelolaan yang lain seperti pembakaran, insinerasi dan lahan urug (landfilling). Dapat disimpulkan bahwa daur ulang dapat mengkonservasi energi lebih banyak yang ditunjukkan dengan konsumsi energi yang lebih rendah dibandingkan dengan pilihan pengelolaan sampah lainnya.

Research paper thumbnail of Analisis Kualitas Air Sungai Bringin Kota Semarang Dengan Metode Nsf – Ika

Secara Geografis DAS Bringin terletak diantara 110 o 17'30" LS-110 o 21'100" LS dan 7 o 4'00" BT ... more Secara Geografis DAS Bringin terletak diantara 110 o 17'30" LS-110 o 21'100" LS dan 7 o 4'00" BT -6 o 50'00" BT. Sungai Bringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen serta Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir terus kea rah Laut Jawa). Jika dilihat dari topografi daerah DAS Bringin luas / catchment area sebesar 32,8 km 2 dengan panjang sungai 22,26 km. Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisa tingkat kualitas air Sungai Bringin dengan menggunakan metode National Sanitation Foundation's Indeks Kualitas Air (NSF-IKA) dan juga Menganalisa pengaruh kondisi tata guna lahan dicakupan wilayah Sungai Bringin terhadap kualitas air Sungai Bringin. Hasil perhitungan NSF-IKA dari hulu hingga hilir Sungai Bringin diperoleh hasil sebagai berikut untuk segmen hulu skor sebesar 71,15 dengan kategori kualitas baik, segmen 1 skor sebesar 61,35 dengan kategori kualitas sedang, segmen 2 skor sebesar 48,47 dengan kategori kualitas buruk, segmen 3 skor sebesar 51,99 dengan kategori kualitas sedang, segmen 4 skor sebesar 48,78 dengan kategori kualitas buruk, segmen 5 skor sebesar 50,02 dengan kategori kualitas buruk, segmen 6, khusus untuk segmen 6 ini dibagi menjadi 2 segmen lagi yakni segmen anak sungai dan segmen 6 itu sendiri yangmana merupakan pertemuan antara segmen anak sungai dengan segmen 5. Hasil dari segmen anak sungai skornya adalah 52,04 dengan kategori kualitas sedang, segmen 6 skor sebesar 51,51 dengan kategori kualitas sedang, segmen 7 skor sebesar 53,94 dengan kategori kualitas sedang, segmen 8 skor sebesar 50,03 dengan kategori kualitas buruk, segmen 9 skor sebesar 48,64 dengan kategori kualitas buruk, dan segmen terakhir yakni segmen 10 skor sebesar 47,48 dengan kategori kualitas buruk.

Research paper thumbnail of Analisis Kualitas Air Sungai Bringin Kota Semarang Menggunakan Metode Indeks Pencemaran

As one of the rivers that flow in the Central Java province, precisely in the Semarang City, Brin... more As one of the rivers that flow in the Central Java province, precisely in the Semarang City, Bringin River estimated got a pollution problems. That estimate come from SLHI Report In 2012 which was launched by the by the Ministry of Environment of the Republic of Indonesia. In that report, Central Java Province is mentioned as one from three provinces which have a weight level category in river pollution problem. Indications of pollution in the river Bringin also came from field survey which proves that the majority of settlements in the Bringin Watershed still has a bad domestic waste disposal management. Liquid Domestic waste from household activities flowed into drainage channel that supposed drain rainfall to streams. The other problems which could give a river problem is some people who lives on Bringin Watershed still did their personal activities such as shower or defecate in bringin river flow. The field survey also proves that the upstream watershed area Bringin have land use types which identified by some literature as a source of water pollution. Based on some estimates, this study is intended to look at the real possibility of pollution in the river Bringin through the determination of the status of water quality in the river. On 10 July 2014 to be a limitation in this study given the quality of the river water can fluctuate within a short time.

Research paper thumbnail of Prosiding Semnas TL ULM II 2016.pdf

Research paper thumbnail of Tinjauan Loncatan Hidraulik di Hilir Bendung

Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014 "Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi ... more Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014 "Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi" | 77 TINJAUAN LONCATAN HIDRAULIK DI HILIR BENDUNG 1. Robertus Chandrawidjaja,Ms 2. Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat ABSTRAK Dalam proses belajar-mengajar sangat dibutuhkan pengenalan dan pemahaman teori didalam kelas perlu dilengkapi dengan banyak eksperimen yang perlu dilakukan, diantaranya dalam skala penelitian di laboratorium untuk mendukung mahasiswa dapat memahami teori. Penelitian skala laboratorium ini berharap dapat memberikan pemahaman tentang Loncat air atau Loncatan Hidraulik di sebelah hilir bendung ambang lebar dengan berbagai tipe kemiringan bendung sebelah sisi hilir, dan berbagai variasi debit aliran. Loncatan Hidraulik adalah fenomena yang terjadi akibat perubahan aliran secara tiba-tiba, dari aliran superkritis ke aliran subkritis. Tipe loncatan hidraulik yang terjadi antara lain menunjukkan beberapa bilangan Froude. Penelitian untuk memahami karakteristik loncatan hidraulik disebelah hilir bendung ambang lebar dilaksanakan pada saluran persegi empat dengan kemiringan dasar yang diatur secara horizontal. Pengukuran kedalaman dengan point gauge dan mistar, sedangkan kecepatan aliran diukur dengan menggunakan current meter dari Armfield (Nixon Instrumentation serial 2510 type 403), untuk mengontrol kedalaman air di hilir digunakan skat atau tail gate. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan variasi debit aliran 0,803 lt/det sampai dengan 1,39 lt/dt diperoleh, panjang loncatan hidraulik antara 110 mm sampai 262 mm, letak loncatan hidraulik dari kaki bendung antara 3,4 mm sampai dengan 35,8 mm, menghasilkan tipe loncatan hidraulik berombak. Terjadi Kehilangan energi sebesar 0,989 cm sampai dengan 12,871 cm, kehilangan energi yang terkecil pada debit aliran 1,39 lt/dt terjadi pada bendung dengan kemiringan sisi hilir 30 0 , dan kehilangan energy terbesar pada bending dengan kemiringan sisi hilir 60 0 . Nilai ratio panjang loncatan hidraulik dengan selisih tinggi kedalaman pasangan (C) adalah antara 3,61 sampai 7,56. Agar tidak terjadi gerusan yang tidak diinginkan pada sebuah bendung maka patut dibangun bendung dengan kemiringan sisi hilir 30 0 .

Research paper thumbnail of Studi Penyediaan Air Bersih di Kota Batu, Jawa Timur

Penyediaan air bersih bagi masyarakat Kota Batu selama ini dilayani oleh pemerintah melalui Perus... more Penyediaan air bersih bagi masyarakat Kota Batu selama ini dilayani oleh pemerintah melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun pelayanan mandiri oleh masyarakat (HIPPAM dan swasta). Hingga saat ini PDAM Kota Batu dan HIPPAM belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh masyarakat, baik ditinjau dari aspek kuantitas, kualitas, maupun kontinyuitasnya. Sementara itu kebijakan Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya bahwa target pelayanan air bersih di daerah perkotaan maupun perdesaan adalah 100% penduduk terlayani tahun 2019. Paper ini menyajikan kondisi pelayanan air bersih eksisting serta potensi pelayanan penyediaan air bersih ke depan dari aspek sumberdaya air, organisasi, dan pembiayaan. Hasil studi menunjukkan bahwa sumber air yang ada saat ini masih mencukupi hingga tahun 2030 dengan upaya konservasi daerah aliran, perlu penataan organisasi sesuai tahap pengembangan pelayanan, serta perimbangan pembiayaan antara pusat dan daerah. Kata kunci: air bersih, konservasi, organisasi

Research paper thumbnail of Kinerja Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan Seri Unit Anaerobic Baffled Reactor (Abr) Dan Anaerobicbiofilter Pada Rusunawa

Unit pengolahan air limbah (IPAL) yang diterapkan pada Rusunawa menggunakan unit anaerobic baffle... more Unit pengolahan air limbah (IPAL) yang diterapkan pada Rusunawa menggunakan unit anaerobic baffled reactor (ABR) dan anaerobic biofilter bermedia batu koral.Unit tersebut, sejak dibangun sampai dioperasikan belum pernah dipantau atau dimonitor kinerja instalasinya. Untuk memonitor kinerja setiap unit pada IPAL apakah sudah optimal atau belum, perlu dianalisis parameter kualitas pada masing-masing unit IPAL tersebut. Hasil penilaian kinerja masing-masing unit dilihat dari % removal ABR: BOD mencapai 28,3%, COD 29,4%, dan TSS 55,4%, sedangkan % removal pada unit anaerobic biofilter: untuk minyak dan lemak telah mencapai 39,2%, BOD 3,1%, COD 2,[5][6][7][8][9][10][11][12][13][14][15][16][17][18][19][20][21][22][23]9%, dan TSS 12,,1%, hasilnya cukup tinggi.Akan tetapi hasil tersebut masih belum bisa menggambarkan kinerja unit IPAL, sehingga diperlukan analisis air limbah yang dilakukan dengan pengambilan sampel pada titik inlet dan outlet pada setiap unit IPAL. Selanjutnya, hasil analisis parameter tersebut harus dibandingkan dengan baku mutu air limbah domestik berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jatim No. 72 tahun 2013. Dan akhirnya hasil perbandingan tersebut dijadikan sebagai dasar perbaikan sistem pengolahan.Berdasar pada hasil uji kualitas efluen IPAL Rusunawa yang dilakukan pada unit anaerobic baffled reactor (ABR) dan anaerobic biofilter bermedia batu koral untuk parameter BOD, COD, TSS, serta minyak dan lemak, ternyata menunjukkan bahwa kinerja IPAL Rusunawa belum efektif . Hal ini, karena hasil uji terhadap parameter BOD, COD, pada efluen yang dihasilkan masih melebihi nilai atau belum memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Gubernur Jatim No. 72 tahun 2013.

Research paper thumbnail of Biokonsentrasi Logam Fe Oleh Cacing Akuatik dan Konsentrasi Nitrogen dan Fosfor dalam Proses Reduksi Lumpur Limbah

Predator alamiah cacing akuatik golongan Oligochaeta dapat digunakan sebagai salah satu alternati... more Predator alamiah cacing akuatik golongan Oligochaeta dapat digunakan sebagai salah satu alternatif penanganan lumpur hasil proses pengolahan limbah cair dengan proses aerobic dan anoksis. Predator ini dapat mengakumulasi logam berat dalam lumpur, dan meminimisasi jumlah lumpur biologis tersebut. Tetapi, pelepasan nutrien pada effluen merupakan salah satu kerugian dalam reduksi lumpur menggunakan cacing akuatik. Penelitian ini selain bertujuan untuk mengetahui akumulasi logam Fe pada cacing akuatik juga mengkaji perubahan konsentrasi nitrogen dan fosfor dalam proses reduksi lumpur. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium, digunakan sistem batch. Jenis lumpur yang digunakan adalah lumpur efluen bak pengendap kedua dari suatu Instalasi Pengolahan Air Limbah . Jenis cacing akuatik golongan Oligochaeta tersebut adalah Tubifex sp. dan Lumbriculus sp. Rasio worm/sludge (w/s) yang digunakan adalah 0,4; 0,6; dan 0,8. Parameter yang dianalisis adalah Fe, total nitrogen (TN), Total Fosfor (TP), DO, pH, dan suhu. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, jumlah logam Fe yang terkandung dalam tubuh cacing Tubifex sp. dan Lumbriculus sp. akibat proses reduksi lumpur masing-masing sebesar 6.198 mg/kg dan 2.036 mg/kg. Worm/sludge dan jenis cacing berpengaruh terhadap akumulasi logam Fe pada cacing akuatik. Sedangkan penambahan cacing akuatik dapat menurunkan TN dan TP dalam lumpur. Rata-rata penyisihan TN dan TP tertinggi dalam lumpur untuk Tubifex sp. sebesar 26% dan 11% lebih tinggi daripada reaktor tanpa cacing pada w/s 0,6 sedangkan Lumbriculus sp. sebesar 13% dan 9% pada w/s 0,4. Penambahan cacing akuatik juga meningkatkan konsentrasi TN dan TP pada air dengan laju pelepasan 0,011 mg-TN/mg-Tubifex hari; 0,005 mg-TP/mg-Tubifex hari; 0,007 mg-TN/mg-Lumbriculus hari; 0,0014 mg-TP/mg-Lumbriculus hari.

Research paper thumbnail of Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa dan Pengaruhnya Terhadap Variasi Beban Motor Listrik Dengan Menggunakan Alat Gasifikasi Tipe Downdraft

Coconut husks in some place are not only to take become organic waste. In the few other centers p... more Coconut husks in some place are not only to take become organic waste. In the few other centers production has a problem of distribution. Gasifications of biomass energy conversion is a way as to change an organic thermochemistry organic solid fuel gas. Husks a waste and biomass that can be used as gas produced by the gasification can generate electricity. This study aims to utilize the coconut husk to generate electricity. Treatment given to test the downdraft gasification an electric motor for change. Used in the treatment of the variations, 1300 watt, 2400 watt, and 3500 watt. by comparison with a control without the burden of using only diesel oil and combination with gasfication. The results show that the burden on machines and use the more solar but the utilization gasification solar energy used less, ranging from 60 to 70% in diesel fuel in diesel engines to capacity 10 Kw. The raw materials input and has capacity of 120 Kg raw material husk in subtitusion about 32 % and solar cycles in one use for 6 hours. This shows husks coconut was just a waste can be used to improve the renewable fuel and the reduction of the value added to an organic waste, including those that are not to use.

Research paper thumbnail of Uji Eksperimental Briket Biocoal Variasi Limbah Makanan, Tempurung Kelapa, Serbuk Kayu, Dan Batubara

Kebutuhan energi di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin be... more Kebutuhan energi di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah karena jumlah rumah, bangunan komersial serta industri yang bertambah. 95,2 % penggunaan energi di Indonesia masih bertumpu pada energi fosil sedangkan energi baru terbarukan hanya 4,8% Pengembangan energi baru terbarukan sangat diperlukan untuk meminimalisir penggunaan energi fosil dan menciptakan energi ramah lingkungan. Salah satu energi baru terbarukan adalah energi biomassa yang sangat berpotensi di Indonesia seperti tempurung kelapa, sampah/limbah sisa makanan, dan serbuk kayu. Salah satu pemanfaatan biomassa tersebut dengan menjadikannya briket arang dengan memvariasikan campuran bahan biomassa dan batubara sehingga mendapatkan briket biocoal yang berkualitas. Berdasarkan hasil pengujian variasi campuran terbaik adalah jenis B1 dengan nilai kalor 6.511,34 kal/g, kadar air 2,78%, kadar abu 20,65%, kadar zat terbang 44,09% dan kadar karbon terikat 32,48%, kadar air telah memenuhi standar SNI dan nilai kalor telah memenuhi standar SNI, Jepang dan Amerika, namun kadar abu, kadar zat terbang dan kadar karbon terikat tidak memenuhi standar manapun.

Research paper thumbnail of Potensi Limbah Sisa Makanan Sebagai Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

Sepertiga makanan yang diproduksi di seluruh dunia sekita 1,5 miliar ton terbuang setiap tahunnya... more Sepertiga makanan yang diproduksi di seluruh dunia sekita 1,5 miliar ton terbuang setiap tahunnya baik dalam bentuk sampah ataupun sudah menjadi pupuk. Limbah sisa makanan ini sangat berpotensi mengakibatkan pencemaran lingkungan sehingga perlu diolah untuk meminimalisasi pencemaran lingkungan dan meningkatkan nilai ekonomisnya. Salah satu penanganan limbah sisa makanan adalah dengan mengkonversinya menjadi energi alternatif seperti briket biomassa. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu pirolisis dan jenis perekat (perekat kanji dan campuran perekat kanji dengan residu plastik hasil pirolisis) terhadap karakteristik briket biomassa. Penelitian ini dilakukan dalam sebuah reaktor pirolisis pada suhu 300, 400, 500 dan 600 0 C selama 3 jam. Briket biomassa hasil pirolisis kemudian dihaluskan dengan ukuran 40 mesh dan dicampur dengan perekat sebelum dicetak. Karakteristik briket biomassa yang diperoleh mempunyai nilai kalor berkisar antara 4685,8857-6818,6112 kalori/gram, kadar air antara 5,0210-6,3332%, kadar abu antara 5,4728-12,6949%, kadar volatil antara 13,5768-67,8862% dan fixed carbon berkisar antara 21,5222-67,2906%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan residu plastik hasil pirolisis dalam perekat dapat meningkatkan nilai kalor dari briket biomassa rata-rata sebesar 3,86%. Kata kunci: limbah sisa makanan, pirolisis, residu plastik, nilai kalor.

Research paper thumbnail of Metode dan Teknologi  Pelaksanaan Konstruksi Bangunan di Perairan

Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014 "Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi ... more Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014 "Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi" | 108 METODE DAN TEKNOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI PERAIRAN (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN PELABUHAN B4 PT.INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TARJUN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN) Yuslan Irianie Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat ABSTRAK Pelabuhan merupakan prasarana transportasi yang berperan besar dalam mendorong perkembangan suatu wilayah, dimana pembangunan pelabuhan jetty B4 PT.indocement Tunggal Prakarsa Tbk di Tarjun Kotabaru Kalimantan Selatan merupakan pelabuhan khusus untuk fasilitas bongkar muat industri semen PT.Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dalam mempermudah pelayanan transportasi material dan bahan-bahan produksi pabrik. Teknologi konstruksi pre cast merupakan suatu bentuk alternatif material konstruksi yang berkembang pada saat ini didunia konstruksi pembangunan pelabuhan dan lainnya di Indonesia dengan penerapan teknologi precast beton pada item struktur pile, balok dan slab yang praktis untuk bangunan konstruksi berada diatas perairan seperti yang digunakan pada pelabuhan jetty B4 di Tarjun ini. Proyek pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty B4 merupakan pengembangan dari pelabuhan yang sudah ada pada pelabuhan khusus PT.Indocement unit operasi di Tarjun Kotabaru. Direncanakan dengan panjang 56 meter dan lebar 26 meter dilengkapi dengan satu mooring dolphin disisi kiri dan dua mooring dolphin disisi kanan, direncanakan ukuran bobot maksimum kapal yang dapat bersandar DWT 10.000 ton dengan bentuk bangunan berbentuk dermaga wharf/quay open construction yang sebagian diatas tanah dan sebagian diatas permukaan air laut dengan metode dan teknologi konstruksi kombinasi pre-cast dan cast-insitu. Metode pelaksanaan pelabuhan jetty B4 dimulai dari pekerjaan persiapan untuk pembersihan lokasi dan persiapan base camp dan lain-lainpekerjaan pengerukan dasar laut untuk membuat alur pelayaran dan lokasi jettypekerjaan konstruksi jetty terdiri pemasangan batu belah, tetrapod, seawall untuk lapisan inti dan perkuatan kaki dilanjutkan pekerjaan lantai dermaga yang terdiri pondasi tiang pancang, pemasangan beton precast, bakesting plat lantai, penulangan plat lantai dan pengecoran lantai dermaga dilanjutkan perawatan dan pembongkaran bakesting-pekerjaan fasilitas dermaga yang terdiri pemasangan fender, bollard, mekanikal dan elektrikal. Kata kunci : metode, teknologi, jetty, pre-cast dan cast insit

Research paper thumbnail of Evaluasi Pendekatan Proses Partisi pada Akurasi Pemodelan Pergerakan Bahan Toksik di Unit Reklamasi Rawa Terantang

Permasalahan tanah sulfat masam yang mengandung pirit (FeS2) di lahan rawa dapat diatasi dengan m... more Permasalahan tanah sulfat masam yang mengandung pirit (FeS2) di lahan rawa dapat diatasi dengan melakukan proses reklamasi. Namun pelaksanaan reklamasi mengalami kendala, seperti terjadinya oksidasi pirit, sedimentasi, dan akumulasi bahan toksik khususnya konsentrasi Fe (besi) terlarut pada saluran. Kondisi saluran reklamasi yang dipengaruhi peristiwa pasang surut dan faktor lingkungan menyebabkan dinamika konsentrasi besi terlarut sangat dipengaruhi oleh aspek hidrodinamika serta interaksinya dengan partikulat terlarut maupun tersuspensi. Model yang akurat akan bermanfaat sebagai sarana bantu untuk mengevaluasi alternatif manajemen sistem tata air demi mengatasi permasalahan akumulasi konsentrasi besi terlarut di saluran reklamasi lahan rawa pasut. Kendala akurasi pemodelan dapat diatasi melalui penerapan proses partisi pada model.

Research paper thumbnail of Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Melalui Pengadaan dan Sosialisasi Perangkat Loto (Lock Out Tag Out) Pada Mekanik

Research paper thumbnail of Pirolisis Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi Biomassa Sebagai Bahan Bakar Yang Aplikatif

Pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit (crude palm oil atau CPO) menghasi... more Pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit (crude palm oil atau CPO) menghasilkan berbagai jenis limbah padat seperti tempurung kelapa, serabut kelapa dan tandan kosong kelapa sawit (TKSS). Limbah tandan kosong kelapa sawit hasil pengolahan CPO dihasilkan sekitar 22-23% dari 1 ton TBS. Pemanfaatan limbah tandan kosong sawit salah satunya dengan mengkonversi menjadi briket sebagai sumber energi alternatif. Penelitian ini mempelajari pengaruh suhu pirolisis terhadap yield dan karakteristik briket berbahan baku limbah tandan kosong kelapa sawit. Bahan perekat yang digunakan adalah larutan kanji 5%. Proses pirolisis dilakukan selama 2,5 jam pada suhu 300, 400, 500 dan 600 0 C dengan meminimalkan adanya oksigen di dalam sistem selama proses pirolisis berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pirolisis maka yield briket yang dihasilkan akan semakin sedikit hal ini dikarekan pada suhu tinggi tandan kosong sawit terdekomposisi menjadi gas yang dapat terkondensasi dan gas yang tidak dapat terkondensasi. Yield briket maksimum diperoleh pada suhu 600 0 C sebesar 67,89% wt. Karakteristik briket yang diperoleh mempunyai nilai kalor berkisar antara 4575, 73 sampai 6036,12 kalori/gram, kadar air antara 4,79 sampai 6,39%, kadar abu antara 7,47 sampai 11,67%, kadar volatil 14,40 sampai 32,07 dan nilai fixed carbon antara 34, 89 sampai 67,53%. Kata kunci: tandan kosong sawit, pirolisis, yield briket.

Research paper thumbnail of Perbandingan Berbagai Hidrolisis  Untuk Pemecahan Lignoselulosa Menjadi Glukosa

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan berbagai hidrolisis hasil pemecahan lignoselulosa en... more Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan berbagai hidrolisis hasil pemecahan lignoselulosa enceng gondok menjadi glukosa sebagai proses awal pembuatan bioetanol. Pretreatment dilakukan dengan memanfaatkan jamur pelapuk putih untuk memecahkan lignoselulosa menjadi selulosa, hemiselulosa, lignin dan glukosa. Hasil pemecahan ini akan dihidrolisis dengan berbagai metoda yaitu secara fisik, kimiawi, dan pemanfaatan mikroorganisma. Hidrolisis secara fisik dilakukan dengan pemanasan pada suhu 40 o C dan suhu ruang, secara kimiawi dilakukan dengan penambahan H2SO4 0,25%, pemanfaatan mikroorganisma menggunakan Trichoderma Viridae. Hasil yang diperoleh menunjukkan percobaan pada suhu 40 o C lebih besar menghasilkan glukosa dari pada suhu ruang. Penambahan asam tidak menunjukkan perbedaan yang besar terhadap pembentukan glukosa. Penambahan Trichoderma Viridae pada proses hidrolisis mampu menghasilkan glukosa 1,25 kali lebih banyak dari pada penambahan asam.

Research paper thumbnail of Pengaruh Sistem Gasifikasi Sabut Kelapa Terhadap Efisiensi Pembangkitan Energi Listrik yang Ramah Lingkungan

Teknologi gasifikasi merupakan teknologi yang relatif ramah lingkungan,dengan mengolah bahan-baha... more Teknologi gasifikasi merupakan teknologi yang relatif ramah lingkungan,dengan mengolah bahan-bahan biomassa yang dapat menghasilkan gas yang dapat membangkitkan energi listrik. Sistem gasifikasi untuk pembangkit listrik terdiri dari beberapa komponen utama yaitu reaktor gasifikasi, sistem penyaringan gas, sistem pendinginan gas, dan sistem penyaluran gas. Gas yang dihasilkan oleh sistem gasifikasi harus diberikan perlakuan khusus sebelum digunakan untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan motor bakar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh komponen sistem gasifikasi dalam menghasilkan energi yang ramah lingkungan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat gasifikasi tipe downdraft dengan memanfaatkan sabut kelapa sebagai bahan bakar. Pengaruh tiap komponen dilakukan dengan melakukan pengujian sistem dengan menggunakan alat-alat instrumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gas yang dihasilkan menghasilkan polusi yang sangat minim dan dapat mengolah bahan biomassa sabut kelapa dengan menghasilkan gas yang dapat terbakar (flammable gas) yang bersih dan dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dengan kualitas suara dan listrik yang relatif nyaman.

Research paper thumbnail of Pemodelan Pergerakan Bahan Toksik di Unit Reklamasi Barambai

Lahan rawa pasang surut khususnya di Kalimantan Selatan adalah aset yang sangat potensial untuk d... more Lahan rawa pasang surut khususnya di Kalimantan Selatan adalah aset yang sangat potensial untuk dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Namun upaya reklamasi lahan masih mengalami beberapa kendala, antara lain terjadinya akumulasi konsentrasi bahan toksik pada saluran reklamasi. Manajemen tata air makro dan kolam pasang ideal pada saluran reklamasi masih memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitasnya dalam melakukan pencucian bahan toksik. Model yang digunakan untuk mengevaluasi sistem tersebut juga masih terkendala akurasi dan ketersediaan data parameter-parameter pendukung pemodelan. Penelitian dilakukan pada saluran sekunder unit reklamasi Barambai Kalimantan Selatan, melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap penyusunan dan pengujian model, dimana model yang digunakan adalah model numerik hidrodinamika dan kualitas air EFDC (Environmental Fluid Dynamic Code). Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu evaluasi penerapan kolam pasang ideal pada unit reklamasi rawa Barambai (mewakili sistem garpu). Model yang disusun dapat mensimulasikan pola aliran dan distribusi konsentrasi bahan toksik pada saluran unit reklamasi Barambai dengan baik. Hasil arah dan kecepatan aliran pada saluran tanpa kolam pasang berkisar antara 0 -0,5975 m/s, sedangkan untuk saluran dengan kolam pasang ideal berkisar antara 0 -12,02 m/s . Hasil simulasi juga menunjukkan nilai maksimum konsentrasi Fe total di saluran tanpa kolam pasang mencapai 3,75 mg/l yang terjadi pada saat terjadinya air pasang dan pada saat surut sekitar 2,3 mg/l. Saluran dengan kolam pasang ideal memberikan hasil 3,06 mg/l pada saat pasang dan 2,1 mg/l pada saat surut. Simulasi pergerakan air berdasarkan vektor arah dan kecepatan aliran menunjukkan bahwa penerapan kolam pasang ideal dapat mereduksi peristiwa akumulasi konsentrasi bahan toksik yang terjadi di saluran. Kata kunci: model numerik, saluran reklamasi, bahan toksik, kolam pasa

Research paper thumbnail of Konversi Minyak Nyamplung Menjadi Biodiesel

Minyak Nyamplung merupakan jenis minyak nabati yang dihasilkan dari tanaman Nyamplung (Calophyllu... more Minyak Nyamplung merupakan jenis minyak nabati yang dihasilkan dari tanaman Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.). Tanaman dari famili Guttiferae dengan tinggi mencapai 22 meter ini dapat menghasilkan minyak dengan rendemen 40-73% dan tersebar luas mulai dari daerah pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Papua, sehingga sangat berpotensi sebagai bahan baku biodiesel. Proses konversi minyak menjadi biodiesel secara umum menggunakan katalis kimia, namun masih terdapat beberapa kendala dalam prosesnya sehingga diperlukan biokatalis sebagai alternatif pengganti katalis kimia. Lipase merupakan enzim yang sangat potensial, salah satunya enzim Lipase dari Candida rugosa memiliki aktifitas yang tinggi terhadap substrat sehingga dapat digunakan sebagai biokatalis dalam beberapa proses reaksi untuk industri. Proses konversi minyak Nyamplung menjadi biodiesel menggunakan enzim Lipase Candida rugosa memiliki banyak keunggulan dibanding katalis kimia, diantaranya; yields metil ester yang dihasilkan cukup tinggi, input energi lebih kecil (temperatur kerja lebih rendah yaitu 37 o C), tahapan proses konversi menjadi lebih pendek (reaksi esterifikasi dan transesterifikasi berlangsung secara simultan dalam satu reaktor), tanpa busa (tidak mengalami penyabunan), bersifat murni (tanpa purifikasi seperti pencucian berulang dengan air), gliserol dapat dipulihkan (di-recovery), dan enzim dapat di re-use (digunakan berulang) sehingga dapat mewujudkan industri yang berwawasan lingkungan.

Research paper thumbnail of Kebun Hutan Sebagai Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air Dan Energi Masyarakat Dayak Pegunungan Meratus

Hubungan antara hutan dan masyarakat Dayak Pegunungan Meratus membentuk suatu hubungan yang tidak... more Hubungan antara hutan dan masyarakat Dayak Pegunungan Meratus membentuk suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Secara turun temurun kehidupan masyarakat di sekitar hutan secara langsung maupun tidak langsung sangat bergantung pada hutan. Selain sebagai penyedia bahan pangan, hutan juga dapat memberi penghasilan tambahan yaitu dari hasil hutan non-kayu seperti ikan, damar, gaharu, rotan, madu dan lain-lain. Mengingat peran hutan yang sangat strategis tersebut maka dari waktu kewaktu masyarakat selalu mengelola dan mengembangkan hutan dengan baik. Salah satu upaya yang dilakukan masyarakat dalam pengelolaan hutan adalah dengan cara membangun kebun hutan (forest gardens).Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji pengelolaan kebun hutan sebagai teknologi praktis dalam upaya konservasi air dan energi pada masyarakat Dayak Pegunungan Meratus. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan mixed methodology atau metode model campuran dengan memadukan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam perbedaan tahap-tahap proses penelitian. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kebun hutan yang terdapat di Pegunungan Meratus memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi seperti adanya kelompok kebun buah, kebun karet campuran, kebun kemiri, kebun rotan, kebun sintuk. Kelompok-kelompok kebun hutan tersebut memiliki peran ekologis yang nyata dalam mengkonservasi sumber-sumber mata air yang terdapat pada Sub Das Amandit. Begitu pula dengan kebutuhan energi rumah tangga masyarakat yang dapat terpenuhi dari kayu bakar dan damar yang berasal dari kebun hutan yang ada. Kata kunci: kebun hutan

Research paper thumbnail of Daur Ulang Dan Konservasi Energi Dalam Alternatif Pengelolaan Sampah Dengan Metode Lca

Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan potensi konservasi energi yang didapat dengan mengaplika... more Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan potensi konservasi energi yang didapat dengan mengaplikasikan daur ulang pada beberapa jenis material sampah dan dibandingkan dengan alternatif pengelolaan sampah lainnya. Sebagian besar studi literatur yang ditemukan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengkaji besarnya perbandingan penggunaan energi pada pilihan pengelolaan sampah secara daur ulang dengan metode pengelolaan yang lain seperti pembakaran, insinerasi dan lahan urug (landfilling). Dapat disimpulkan bahwa daur ulang dapat mengkonservasi energi lebih banyak yang ditunjukkan dengan konsumsi energi yang lebih rendah dibandingkan dengan pilihan pengelolaan sampah lainnya.

Research paper thumbnail of Analisis Kualitas Air Sungai Bringin Kota Semarang Dengan Metode Nsf – Ika

Secara Geografis DAS Bringin terletak diantara 110 o 17'30" LS-110 o 21'100" LS dan 7 o 4'00" BT ... more Secara Geografis DAS Bringin terletak diantara 110 o 17'30" LS-110 o 21'100" LS dan 7 o 4'00" BT -6 o 50'00" BT. Sungai Bringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen serta Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir terus kea rah Laut Jawa). Jika dilihat dari topografi daerah DAS Bringin luas / catchment area sebesar 32,8 km 2 dengan panjang sungai 22,26 km. Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisa tingkat kualitas air Sungai Bringin dengan menggunakan metode National Sanitation Foundation's Indeks Kualitas Air (NSF-IKA) dan juga Menganalisa pengaruh kondisi tata guna lahan dicakupan wilayah Sungai Bringin terhadap kualitas air Sungai Bringin. Hasil perhitungan NSF-IKA dari hulu hingga hilir Sungai Bringin diperoleh hasil sebagai berikut untuk segmen hulu skor sebesar 71,15 dengan kategori kualitas baik, segmen 1 skor sebesar 61,35 dengan kategori kualitas sedang, segmen 2 skor sebesar 48,47 dengan kategori kualitas buruk, segmen 3 skor sebesar 51,99 dengan kategori kualitas sedang, segmen 4 skor sebesar 48,78 dengan kategori kualitas buruk, segmen 5 skor sebesar 50,02 dengan kategori kualitas buruk, segmen 6, khusus untuk segmen 6 ini dibagi menjadi 2 segmen lagi yakni segmen anak sungai dan segmen 6 itu sendiri yangmana merupakan pertemuan antara segmen anak sungai dengan segmen 5. Hasil dari segmen anak sungai skornya adalah 52,04 dengan kategori kualitas sedang, segmen 6 skor sebesar 51,51 dengan kategori kualitas sedang, segmen 7 skor sebesar 53,94 dengan kategori kualitas sedang, segmen 8 skor sebesar 50,03 dengan kategori kualitas buruk, segmen 9 skor sebesar 48,64 dengan kategori kualitas buruk, dan segmen terakhir yakni segmen 10 skor sebesar 47,48 dengan kategori kualitas buruk.

Research paper thumbnail of Analisis Kualitas Air Sungai Bringin Kota Semarang Menggunakan Metode Indeks Pencemaran

As one of the rivers that flow in the Central Java province, precisely in the Semarang City, Brin... more As one of the rivers that flow in the Central Java province, precisely in the Semarang City, Bringin River estimated got a pollution problems. That estimate come from SLHI Report In 2012 which was launched by the by the Ministry of Environment of the Republic of Indonesia. In that report, Central Java Province is mentioned as one from three provinces which have a weight level category in river pollution problem. Indications of pollution in the river Bringin also came from field survey which proves that the majority of settlements in the Bringin Watershed still has a bad domestic waste disposal management. Liquid Domestic waste from household activities flowed into drainage channel that supposed drain rainfall to streams. The other problems which could give a river problem is some people who lives on Bringin Watershed still did their personal activities such as shower or defecate in bringin river flow. The field survey also proves that the upstream watershed area Bringin have land use types which identified by some literature as a source of water pollution. Based on some estimates, this study is intended to look at the real possibility of pollution in the river Bringin through the determination of the status of water quality in the river. On 10 July 2014 to be a limitation in this study given the quality of the river water can fluctuate within a short time.