purwandaru widyasunu - Academia.edu (original) (raw)
Papers by purwandaru widyasunu
Normal rainy season follows the annual normal rain pattern, which takes place during the rainy se... more Normal rainy season follows the annual normal rain pattern, which takes place during the rainy season in tropical rain areas. During the last three years (2020-2022), the Banyumas Regency rainfall and its surroundings have been above normal. The significant rainfall fell in all months including May to October (dry season), so that that was a prolonged (La-Nina). To that, farmers made adaptations to crop cultivation and soil tillage with the aim of being able the land and cultivated plants productive. Related to this adaptation, survey research on La-Nina adaptation of farmers has been carried out. Survey research used a questionnaire interview technique of selected farmers groups: medium-highland (400-700 MASL) and lowland (50-250 MASL) of selected villages (Banyumas and Banjarnegara Regency. Data was processed by tabulation, descriptive analysis, and map. The selected villages were 21 villages with 66 respondents in this study. The results show: (1) the adaptation pattern of farmers obtaining adaptive rice varieties and vegetable crops, (2) organic fertilization lead land productive and adaptive La-Nina crops in three years, and 3) local wisdom, organic fertilizer, and selected adapted crops can be as a mix model farmer and region to adapt prolong rainy seasons.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK-SR (pupuk NPK yang dapat m... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK-SR (pupuk NPK yang dapat melepaskan unsur hara secara perlahan-lahan) dan dosis kompos yang tepat dalam meningkatkan serapan hara P dan hasil padi pada Ultisols yang disawahkan. Penelitian ini dilaksanakan pada November 2020 sampai Juli 2021 di Laboratorium Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan dan Screen House Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah ukuran kehalusan butir pupuk NPK-SR yang terdiri atas enam jenis yaitu P0 (kontrol), P1 (pupuk NPK-SR diameter zeolit 30 mesh), P2 (pupuk NPK-SR diamter zeolit 35 mesh), P3 (pupuk NPK-SR diameter zeolit 60 mesh), P4 (pupuk NPK-SR diameter zeolit 100 mesh), dan P5 (pupuk NPK-SR diameter zeolit 140 mesh). Faktor kedua adalah perlakuan dosis kompos yang terdiri atas tiga dosis, yaitu: K0 (kompos setara 0 ton/ha), K1 (kompos setara 20 ton/ha), dan K2 (kompos setara 40 ton/ha). Variabel pengamatan pada penelitian ini antara lain serapan P, bobot tajuk segar padi, bobot akar segar padi, bobot tajuk kering padi, bobot akar kering padi, jumlah anakan padi, persentase gabah hampa, dan bobot gabah. Ukuran kehalusan butir pupuk NPK-SR 60 mesh dapat meningkatkan hasil tanaman padi sebesar 17,81 persen dari ukuran butir terendah (35 mesh). Ukuran butir tidak terhadap bobot akar segar dan persentase gabah hampa. Dosis kompos memberikan pengaruh nyata terhadap semua variabel. Interaksi ukuran kehalusan butir pupuk NPK-SR dan dosis kompos berpengaruh terhadap serapan P dan jumlah anakan. Perlakuan yang menghasilkan serapan P tertinggi (sebesar 376,35 ppm) yaitu pada perlakuan P2K1 atau kombinasi ukuran kehalusan butir pupuk NPK-SR diameter zeolit 35 mesh dan dosis kompos setara 20 ton/ha. Perlakuan terbaik terhadap jumlah anakan yaitu pada kombinasi ukuran kehalusan butir pupuk NPK-SR diameter zeolit 35 mesh dan dosis kompos setara 40 ton/ha.
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences, Aug 3, 2023
Salah satu strategi pengembangan industry akuakultur adalah dengan menerapkan program smart fishe... more Salah satu strategi pengembangan industry akuakultur adalah dengan menerapkan program smart fisheries villages (SFV) di perdesaan. Pencapaian target dan indikator keberhasilan di lapangan tidaklah mudah, banyak problematika dan tantangannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis problematika dan tantangan desa Panembangan Kecamatan Cilongok Banyumas dalam mewujudkan smart fisheries villages. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan survey aktif. Penggalian informasi data primer dilakukan menggunakan kuisioner, wawancara mendalam dengan pemerintah desa, dinas perikanan dan peternakan, kelompok pembudidaya, kelompok pengolah pemasar, koperasi dan bumdes serta focus group discussion (FGD) dengan multi stakeholder. Problematika dan tantangan yang dijumpai antara lain pengembangan sumberdaya manusia, kelembagaan, teknologi, bisnis, ekonomi, infrastruktur, ekonomi dan lingkungan. Permasalahan yang dijumpai merupak masalah fundamental yang harus diselesaikan. Penyelesaian masalah dan menjawab tantangan SFV tersebut perlu dilakukan dengan beberapa strategi pengembangan yang komprehensif, terarah, dan terukur.
Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan, Jun 28, 2022
Tulisan ini melaporkan hasil riset survei kerusakan tanah (terdegradasi) kawasan lahan kering Sub... more Tulisan ini melaporkan hasil riset survei kerusakan tanah (terdegradasi) kawasan lahan kering Sub DAS Logawa Kabupaten Banyumas. Riset telah dikerjakan dua kali yaitu tahun 2009 dan tahun 2012. Riset tahun 2009 menyelesaikan 24 titik pengamatan dan sampling tanah untuk analisis 10 parameter kerusakan tanah menurut PP 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa. Tahun 2012 telah diselesaikan 42 titik pengamatan dan sampling tanah untuk tujuan sama. Setelah dilakukan penilaian, pembobotan, dan evaluasi terhadap 66 titik pengamatan pada tahun 2009 dan 2012, maka telah berhasil disusun peta arahan kerusakan tanah Sub DAS Logawa dan penilaian bobot degradasi tanah kasawan lahan keringnya. Skenario untuk pemanfaatannya bagi produksi biomassa bisa dilakukan dengan menitik beratkan pada bobot degradasi tanah lahan keringnya pada tiap kawasan yang diwakili oleh titik pengamatan dan sampling yang menghasilkan kriteria degradasi tanah. Agroforestry terpadu tanaman pangan-buah-kayu-industri-rumput-dan ternak dengan model mandiri sangat dipertimbangkan menjadi andalan produksi biomassa atas lahan yang telah direhabilitasi.
This research aims to determine 1) the effect of four formulas on slow release urea on the growth... more This research aims to determine 1) the effect of four formulas on slow release urea on the growth and yield of shallot plant at Purwosari village and 2) formula of slow release urea that have the best growth and yield of shallot plant at Purwosari village. The research was conducted in November 2019 untill Maret 2020 The research was conducted at the expaddy fields of Purwosari village, Baturraden District, Banyumas Regency and Research Laboratory, Jenderal Soedirman University. Research in the form of non-factorial field experiments using RAKL with five treatments repeated five times. The formula of each treatment includes: F0 = NPK (Urea, SP-36, and KCl), F1 = 70% urea + 6% chitosan + 24% humic acid, F2 = 70% urea + 10% Azolla microphylla + 10% gondorukem + 10% humic acid , F3 = 60% urea + 10% Azolla microphylla + 10% montmorillonite + 10% gondorukem + 10% humic acid, and F4 = 56% urea + 3% humic acid + 24% zeolite + 11% tapioca flour + 6% gondorukem. The observed variable including growth and yield components of shallot. The variable of growth including the height of plant, the number of leaves, the weight of fresh plant of clump-1, the weight of fresh plant of effective plot, the weight of dry plant of clump-1, the weight of dry plant of effective plot, and the number of clump-1 bulbs. The yield components of shallot is a bulbs. Result of the research showed that the best formula for plant growth and yield of shallot plant is F2. The growth and yield of shallot produced by F4 is always lower than in the control treatment (F0). Farmers can fertilize less and optimize nitrogen uptake by plants with application of slow release of urea.
This study aims to determine: (1) distribution of soil potassium nutrients in paddy fields in Ser... more This study aims to determine: (1) distribution of soil potassium nutrients in paddy fields in Serayu Watershed Downstream, Sampang District, Cilacap Regency, (2) distribution of soil potassium nutrient availability, K-content in plant tissue with rice yields in Serayu Watershed Downstream, Sampang District, Cilacap Regency, and 3) fertilizer recommendations potassium in paddy soil in Serayu Watershed Downstream, Sampang District, Cilacap Regency. The study method was conducted by determining 9 sample points by the making of SLH (Homogeneous Land Unit) map with a scale of 1:50.000 by overlaying the Sampang Disctrict Administration Map, the Soil Type Map, the Slope Map, and the Land Use Map. The variables mesured were pH H2O, pH KCl, DHL (electrical conductivity), redox potential, K-available, K-content in plant tissue, climatic conditions, plant varieties, and wet grain rice yields. The results showed that the distribution of potassium nutrients in Sampang District had a low status. The paddy varieties cultivated during research in Sampang District consist of Ciherang, HT Logawa, Inpari 32, and IR64. The climatic condition of Sampang District is the optimal climates for paddy cultivation. The best correlation result with crop yield was between K-available and crop yield. The value of K-available has a determinant coefficient of 47.37% of the yield of rice, while the K content in plant tissue has 19.45% of the yield of rice. Fertilizing recommendations in the research area is 87.73 kg K2O/ha or equivalent to an average of 175.47 kg KCl/ha.
IOP conference series, Dec 20, 2018
The objective of the research was to study the effect of using azolla as organic fertilizer and p... more The objective of the research was to study the effect of using azolla as organic fertilizer and plant spacing toward (i) N and P uptake, (ii) soil compaction and (iii) the yield of Pandanwangi rice. The research was conducted using Completely Block Randomized Design (CRBD) with 6 replicates of 2 factors combination. The first factor was doze of Azolla organic fertilizer consisted two levels were 2.5% and 5% of soil weight. The second factor was plant spacing consisted of three levels were 25cm × 25cm, 30cm ×30cm and 40cm × 40cm. Data was analysed by F test and if there were any significant effects then it was continued by using Duncan'n Multiple Range Test (α=5%). The result of this research showed that application of azolla organic fertilizer as much 5% of soil weight was able to increase N uptake and weight of grain per hill. The application of azolla organic fertilizer to all doze treatments was also able to reduce the soil compaction. The largest of plant spacing treatments was able to increase (i) N and P uptake, and (ii) weight of grain per hill.
Agrin: Jurnal Penelitian Pertanian, Aug 12, 2017
Penelitian bertujuan mengetahui: 1) dosis optimum inokulasi Lemna polyrhiza (Lp) bagi padi di lah... more Penelitian bertujuan mengetahui: 1) dosis optimum inokulasi Lemna polyrhiza (Lp) bagi padi di lahan sawah, 2) waktu inokulasi Lp terbaik bagi pertumbuhan dan produksi padi sawah, dan 3) interaksi dosis dan saat inokulasi Lp bagi padi sawah. Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) tiga kali ulangan. Faktor yang dicoba: 1) dosis aplikasi Lp (D): D0 (kontrol atau tanpa Lp); D1 (25 g Lp m-1); D2 (50 g Lp m-1), dan D3 (75 g Lp m-1), serta 2) saat inokulasi Lp (P): P1 (padasaat tanam padi) dan P2 (14 hari setelah tanam padi). Variabel yang diamati: tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, tingkat kehijauan daun, bobot jerami per rumpun, bobot jerami/ha, jumlah gabah per malai, bobot 1000 biji, bobot gabah kering/ rumpun, serapan nitrogen, dan prosentase penutupan petak percobaan oleh Lp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi Lp memberikan pengaruh sangat nyata terhadap variabel tingkat kehijauan daun dengan hasil tertinggi pada perlakuan D2 (50 g Lp m-1) dan prosentase penutupan petak percobaan oleh Lp dengan hasil terbaik pada perlakuan D3 (75 g Lp m-1). Hasil gabah tertinggi dicapai oleh perlakuan D1P1 dengan rata-rata hasil 1,56 ton/ha (konversi). Saat inokulasi Lp berpengaruh nyata terhadap bobot seribu biji, bobot tertinggi pada perlakuan P1 (bersamaan saat tanam padi); prosentase penutupan percobaan petak oleh Lp terbaik pada perlakuan P1 (bersamaan saat tanam padi). Kombinasi perlakuan berpengaruh nyata terhadap prosentase penutupan petak percobaan oleh Lp dengan hasil terbaik pada perlakuan D3 x P2 (75 g Lp m-1 yang diberikan 14 hari setelah tanam padi).
Pakchoy adalah salah satu sayuran daun yang banyak mengandung berbagai mineral dan vitamin, kaya ... more Pakchoy adalah salah satu sayuran daun yang banyak mengandung berbagai mineral dan vitamin, kaya klorofil (antioksidan).Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pupuk organik (bokashi) berbasis biomassa Azolla microphylla(Am) dan Lemna polyrhiza (Lp) terhadap: 1) serapan unsur N tanaman pakchoy, 2) pertumbuhan dan produksi tanaman pakchoy,dan 3) porositas Inseptisols. Penelitian ini adalah percobaan pot yang dilaksanakan di rumah plastik Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto pada ketinggian 110m dpl. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2012 sampai Februari 2013.Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan pupuk organik bokashi meliputi : kontrol; 60% biomassa Azolla microphylla + 40% kompos kotoran sapi; 60% biomassa Lemna polyrhiza + 40% kompos kotoran sapi; 100% kompos kotoran sapi; pupuk majemuk NPK. Variabel yang diamati adalah serapan N tanaman,, pertumbuhan, dan hasil tanaman pakchoy, serta BJI, BJP, dan porositas Inseltisols. Hasil penelitian menunjukanpemberian pupuk bokashi berbasis Am dan Lp masing-masing mampu: (1)meningkatkanserapan N tanaman 669% dan 512% terhadapkontrol tanpa pupuk, (2) meningkatkan hasil sebesar 263,89 % (hasil 15,72 t/ha) dan 267,82 % (hasil 15,89 t/ha) terhadap kontrol tanpa pupuk, dan (3) menurunkan nilai BJI Inseptisols sebesar 16% dan 23%, dan menurunkan porositas Inseptisols sebesar 23% dan 18%. Kata kunci: Azolla microphylla, Lemna polyrhiza, pupuk kandang sapi, pakchoy, pertanian organik ABSTRACT Pakchoy is one of vegetable contains lot of minerals and vitamins as well as rich in chlorophyll that can serve as antioxidants.This research purpose were to know influence of Bokashi Azolla microphylla (Am) and Lemna polyrhiza (Lp) biomass-based on : 1) plant N uptake, 2) growth and yield of pakchoy, and 3)Inceptisol porosity. This research was used polybag to cultivate the pakchoy during October 2012 until February 2013 in screen house Jenderal Soedirman University, Purwokerto at 110m above sea level. This research used RCBD (Randomized Complete Block Design) with 5 treatments and 4 replications. The treatment tested were: control; 60% Am biomass + 40% cattle manure; 60% Lp biomass + 40% cattle manure; 100% cattle manure; NPK fertilizer. Variabel observed plant N uptake, growth and yield of pakchoy, Bulk Density (BD), Particle Density (PD), and porosityof Inceptisols. The result showed that bokashi based of both of Am and Lp biomass, compare to no-fertilizer, it had respectively ability to: (1) increase plant N uptake by 669% and 512%, (2) increase the yield of pakchoy by 263,89 % (yield15,72 t/ha) and 267,82 % (yield15,89 t/ha), and (3) decrease Inseptisols’ BDby16% and 23%, anddecrease Inseptisols’ porosity by 23% and 18%. Keywords : Azolla microphylla, Lemna polyrhiza, cattle manure, pakchoy, organic agriculture
Jurnal Pembangunan Pedesaan, Dec 30, 2002
Tujuan penelitian ini adalah mencari system tanam, pemupukan dan kombinasi terbaik antara pola ta... more Tujuan penelitian ini adalah mencari system tanam, pemupukan dan kombinasi terbaik antara pola tanam dan pemupukan untuk menghasilkan pertumbuhan, kandungan, N , P dan K dalam daun jagung dan daun kacang hijau tertinggi dan hasil terbaik pada system agroforestry. Rancangan yang digunakan adalah Split Plot Design, sebagai petak utama adalah sistem tanam yaitu monokultur jagung, monokultur kacang hijau dan tumpangsari jagung dengan kacang hijau dan sebagai anak petak adalah pemupukan, yaitu tanpa pemupukanp, upuk kandang5 tor/ha, pupuk kandang1 0 ton/ha dan pupuk NPK buatan dengan dosis 200💯100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanaman jagung, sistemt anam tumpangsari cenderung meningkatkan hasil panen 43.1 persen dibandingkan monokultur. Pemberian pupuk kandang 10 ton/ha cenderung meningkatkan penumbuhan dan hasil. Tumpangsari dengan pemberian pupuk kandang mampu meningkatkan pertumbuhan kandungan N dalam daun dan hasil. Kandungan P dan K tertinggi dalam daun jagung diperoleh pada kombinasi perlakuan pupuk kandang l0 ton/ha dengan monokultur. Pada tanaman kacang hijau, perlakuan monokultur memberikan hasil lebih tinggi disbanding tumpangsari Pemberian pupuk baik organik maupuni norganik belum mampu menaikkan pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Pada penanamanm onokultur, pemberian pupuk andang mampu menaikkan pertumbuhan dan kandungan hara namun belum mampu meningkatkan hasil kacang hijau.
Prosiding, Mar 31, 2021
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi pupuk majemuk NPK-ZEO granul dan kom... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi pupuk majemuk NPK-ZEO granul dan kompos terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan tanaman bawang merah di tanah Ultisol.
Agrisocionomics, Jul 14, 2020
Usahatani kopi robusta merupakan salah satu sumber pendapatan petani di Kabupaten Banyumas dengan... more Usahatani kopi robusta merupakan salah satu sumber pendapatan petani di Kabupaten Banyumas dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi, terutama di lereng barat Gunung Slamet Kabupaten Banyumas yang mempunyai cita rasa khas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat biaya dan pendapatan antar strata luas lahan usahatani serta kontribusi pendapatan usahatani serta kontribusi pendapatan usahatani kopi robusta terhadap pendapatan rumah tangga petani. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan survei. Sampel ditentukan secara purposive untuk petani yang memiliki tanaman kopi yang berumur 11 tahun. Jumlah responden diperoleh secara snowball sampling sebanyak 69 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan per tahun pada kelompok strata I dengan rata-rata luas lahan 0,28 ha adalah sebesar Rp 724.952,00, sedangkan pada kelompok strata II dengan rata-rata luas lahan 1,572 ha adalah sebesar Rp 3.685.309,00. Kontribusi pendapatan usahatani kopi robusta terhadap pendapatan rumah tangga petani di lereng barat Gunung Slamet Kabupaten Banyumas strata 1 sebesar 9,24 persen dan strata 2 sebesar 56,80 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan usahatani kopi robusta strata 1 memberikan kontribusi yang kecil, karena kurang dari 50 persen, sehingga perlu pendampingan usahatani kopi yang berwawasan agribisnis.
Prosiding, Jun 1, 2020
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh komposisi pupuk majemuk NPH-Zeo Granul da... more Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh komposisi pupuk majemuk NPH-Zeo Granul dan varietas bawang merah serta interaksinya terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan bawang merah pada Ultisol dan (2) menentukan komposisi pupuk NPH-Zeo Granul yang terbaik pengaruhnya terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan bawang merah pada Ultisol. Penelitian ini dilaksanakan di Screen House Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Analisis pupuk, tanah, dan jaringan tanaman dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah varietas bawang merah terdiri atas dua aras (level): varietas Bima dan Bauji, faktor kedua adalah komposisi pupuk majemuk NPH-Zeo granul yang terdiri atas lima aras: K0 (tanpa pemupukan atau kontrol), K1 (4,43%-0%), K2 (3,45%-5%), K3 (3,11%-8,68%), K4 (3,03%-11,51% ) dan K5 (2,89% N-13,75% P2O5). Variabel yang diamati adalah sifat kimia tanah: pH(H2O), pH(KCl), DHL dan P tersedia tanah serta pertumbuhan bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi NPH-Zeo granul berpengaruh terhadap pH(KCl), DHL dan P-tersedia tanah. Tidak terdapat interaksi antara komposisi pupuk NPH-Zeo granul dengan varietas bawang merah terhadap semua variabel pengamatan. Grade pupuk K4 (3,03% : 11,51% ) memberikan pengaruh yang paling baik terhadap P tersedia tanah. Kata kunci: pupuk majemuk NPH, sifat kimia tanah, bawang merah, Ultisol Research was aimed to: (1) know effect of NPH-Zeo granule and red onion varieties and the interactions to chemical properties of Ultisols and growth of onion, and (2) find the best composition of NPH-Zeo Granule to chemical properties and growth of onion on Ultisols. Research and analysis of fertilizer, soil, and plant, all were done in Screen House and Soil Sciences Laboratory of Agric. Fac. Univ. of Jenderal Soedirman. Completely random design was employed with two factors and three replicates. First factor was variety of red onion namely variety of Bima and Bauji. The second factor was composition of NPH-Zeo granule comprises five levels i.e.: K0 (with no fertilizer), K1 (4,43%-0%), K2 (3,45%-5%), K3 (3,11%-8,68%), K4 (3,03%-11,51% ) dan K5 (2,89% N-13,75% P2O5). Variables observed were: (1) properties of Ultisols i.e. pH(H2O), pH(KCl), DHL, (2) availability of P in Ultisols, and (3) growth of red onion. Research result showed that NPH-Zeo granule composition was affected to pH(KCl), DHL, and P-available in Ultisols. There was no interaction NPH-Zeo granule composition with red onion variety to all variables. Grade of fertilizer K4 (3,03% : 11,51% ) was gave best effect to P-available in Ultisols. Keywords: NPH compound fertilizer, soil chemical properties, onion, Ultisol
Jurnal Agrin, Oct 1, 2015
Jamur prospektif untuk dikembangkan karena bernilai ekonomi, bergizi, penambah stamina, kekebalan... more Jamur prospektif untuk dikembangkan karena bernilai ekonomi, bergizi, penambah stamina, kekebalan tubuh dan sebagai obat. Tujuan penelitian ialah mengembangkan jamur konsumsi yang bernilai ekonomi dan prospektif. Jamur (tiram putih, tiram cokelat, tiram pink, tiram ungu, merang, shitake, kuping, enokitake, nyoko dan ling zhi) dikembangkan dari sumber bibit jamur yang muda dan sehat. Pembuatan bibit jamur meliputi pembuatan kultur murni (F0), pembuatan log botol (F1), dan pembuatan log tebar (F2) atau log produksi (F3). Pengembangan jamur menggunakan media tumbuh limbah serbuk gergajian kayu yang melimpah di Banyumas. Bibit jamur yang dikultur pada media PDA tumbuh setelah 5 hari inkubasi dan pertumbuhan miselium menutupi semua permukaan PDA selama 2-4 minggu. Bibit induk/log botol (F1) mulai tumbuh pada minggu pertama, inkubasi dilanjutkan sampai miselium memenuhi media pada log selama 1-2 bulan. Jamur pada log produksi (F3) mulai tumbuh pada minggu pertama, inkubasi dilanjutkan sampai miselium memenuhi media selama 2-3 bulan. Tiga jenis jamur (tiram coklat, nyoko dan lin zhi) tidak tumbuh pada media serbuk gergaji kayu, tetapi tujuh jenis jamur lainnya tumbuh dengan waktu tumbuh berbeda namun laju tumbuh tidak berbeda (0,5-2,0 g/hari). Kata kunci: bibit jamur, produksi jamur, jamur konsumsi, media jamur serbuk gergajian kayu, laju tumbuh jamur ABSTRACT Mushroom prospective to be developed because of economic value, nutritious, stamina added, immunity and as a medicine. The research aim is to develop economic value and prospective edible Mushroom. Mushrooms (white oyster, brown oyster, pink oyster, purple oyster, straw, shitake, ears, enokitake, nyoko and ling zhi) developed from seed sources are young and healthy mushroom. Making the mushroom seeds include the culture of pure culture (F0), the culture of bottles log (F1), and the culture of log stocking (F2) or log production (F3). Development of mushroom used growing media of wood sawdust waste abundant in Banyumas. Mushroom seeds cultured on PDA grow after 5 days of incubation and growth of mycelium cover all surfaces PDA for 2-4 weeks. Bottles log (F1) began to grow in the first week, incubation is continued until mycelium cover all the media on a log for 1-2 months. Mushrooms on log production (F3) began to grow in the first week, incubation is continued until mycelium cover all the media for 2-3 months. Three types of mushrooms (brown oyster, nyoko and lin zhi) does not grow on wood sawdust media, but seven types of mushrooms others grow with different growth time but the growth rate was not different (0.5 to 2.0 g/day). Key words: mushroom seed, mushroom production, edible mushroom, wood sawdust mushroom media, mushroom growth rate
Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi produksi biomas azolla microphylla sebagai pupuk hija... more Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi produksi biomas azolla microphylla sebagai pupuk hijau, pertumbuhan itik yang diberi tambahan pakan azolla, serta pertumbuhan nila merah yang diberi substitusi pakan azolla dan lemna. Penelitian dilakukan pada kolam terpal ukuran 1m x 1m untuk produksi Azolla dan kolam terpal ukuran 2m x 1m untuk budidaya ikan, serta itik di kandang dengan ukuran 80cm x 80cm x 60cm diisi 3 ekor itik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Azolla sangat potensial dikembangkan sebagai sumber pupuk atau pakan karena pertumbuhannya sangat cepat, dari inokulasi 1 ton/ha dalam waktu 24 hari mampu berproduksi antara 11,48 -21,68 t/ha kering tiris, tergantung kesuburan media kolam. Pertumbuhan itik tidak terganggu bahkan cenderung meningkat ketika azolla segar ditambahkan dari 5% ke 10% standar energi. Substitusi pellet (24% protein) ikan nila merah dengan azolla dan lemna hingga 30% tidak mempengaruhi pertumbuhan ikan nila (6,5 g) yang dipelihara hingga 60 hari.
Advances in biological sciences research, 2023
This study aims to: (i) determine the distribution of Sulfur, Organic-C and Nitrogen nutrients in... more This study aims to: (i) determine the distribution of Sulfur, Organic-C and Nitrogen nutrients in the rice fields, (ii) know the relationship between Sulfur, Organic-C and Nitrogen soil with rice fields; and, (iii) find out recommendations for giving organic fertilizers for rice crop in the downstream Serayu sub-watershed Kesugihan District, Cilacap. This research was conducted in December-July 2020 with a survey method at a semi-detailed level of accuracy with a scale of 1:50,000. Determination of the sample point based on the Homogeneous Land Unit (HLU) map, which is made by overlaying the map, namely the Administration Map, Land Use Map, Slope Map and Soil Type Map in Kesugihan District. The results showed that the average soil pH was neutral, the electrical conductivity was very low, the average redox potential was in the moderately reduced class, the Organic-C content was very low (0.02-0.18%), available sulfur content is low (21-46 ppm). Distribution of total nitrogen nutrients in the soil had a tendency increasing with increasing soil depth, nutrient uptake from soil nitrogen is low in plants so that the yield of lowland rice plant had depend to soil N. The N uptake by rice plants affected by total soil nitrogen by 1.75%, yield per rice plants affected by 3.44% by nitrogen uptake, and total soil-N affected 3.25% of rice crop yields. Fertilization recommendation to increase sulfur nutrients in Kesugihan with ZA fertilizer is 63.68 kg ZA/ha; whilst, to increase soil Organic-C in Kesugihan District with manure of 7-8 tons/ha.
Prosiding, Nov 30, 2017
Pengembangan kopi melalui eksplorasi kekayaan daerah perlu dilakukan untuk menambah produk kopi s... more Pengembangan kopi melalui eksplorasi kekayaan daerah perlu dilakukan untuk menambah produk kopi sekaligus memperluas pasar kopi di dalam negeri dan luar negeri. Peluang ini harus dimanfaatkan sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi sumberdaya alam dan karakteristik kopi lereng barat Gunung Slamet Kabupaten Banyumas yang mempunyai cita rasa khas dan pola agribisnisnya. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu menggambarkan keadaan sumberdaya alam petani kopi robusta lereng barat Gunung Slamet dan pola agribisnya. Sampel diambil dengan cara simple random sampling,diperoleh petani kopi Robusta sebanyak 45 orang. Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei sampai bulan Juni 2017. Hasil penelitian menunjukkan budidaya kopi Robusta lereng gunung Slamet masih sederhana, menggunakan system tupangsari, jarak tanam tidak beraturan, belum intesif tanpa pemeliharan, pengetahuan panen dan pasca panen belum tepat, belum berwawasan agribisnis, rata-rata pendapatan petani kopi dalam satu musim panen adalah Rp 1.086.020. Pemasaran kopi masih tergantung pada satu pengumpul. Kata Kunci: identifikasi kopi Sunyalangu, pola agribisnisnya ABTRACT Coffee development through the exploration of local wealth needs to be done to add coffee products as well as expand the coffee market in the country and abroad. This opportunity should be utilized as a strategic step to improve the welfare of farmers. This study aims to identify natural resources and characteristics of the western slopes of Mount Slamet Banyumas Regency that has a distinctive taste and the pattern of agribusiness. Samples were taken by simple random sampling, obtained coffee farmers Robusta as many as 45 people.This study took place from May to June 2017.The results showed that Robusta coffee cultivation of Slamet mountain slope is still simple, using tupangsari system, irregular spacing, not intensive without maintenance, harvest and post harvest knowledge is not yet accurate, not agribusiness insight, average coffee farmer's income in one harvest season is Rp 1.086.020. Coffee marketing is still dependent on one collector.
Jurnal Kultivasi, Dec 21, 2022
Korelasi hasil padi sawah dengan sulfur tersedia dan sifat kimia tanah sawah Sari. Pemberian bele... more Korelasi hasil padi sawah dengan sulfur tersedia dan sifat kimia tanah sawah Sari. Pemberian belerang dapat digunakan untuk mengatur sifat kimia tanah sawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) distribusi unsur hara S tanah di lahan sawah yang digunakan untuk budidaya tanaman padi sawah, (2) sifat kimia tanah meliputi pH H2O, pH KCl, Potensial redoks dan DHL (Daya Hantar Listrik) pada lahan sawah, (3) hubungan S-tersedia, sifat kimia tanah, dengan hasil tanaman. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Sub DAS Serayu Hilir Wilayah Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap dengan ketinggian tempat 8 m dpl dan Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman pada Juni hingga September 2021. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei pada tingkat semi detail dengan skala 1: 50.000. Peta satuan lahan (SLH) dibuat dengan cara tumpang susun (overlay) peta administrasi, peta kelerengan, peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan kecamatan Maos. Pengambilan sampel tanah dilakukan secara komposit dilokasi penelitian. Sampel tanah diambil pada kedalaman 0-25 cm dan 25-50 cm secara acak (zigzag). Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa 3,5% hasil tanaman padi di lahan sawah dipengaruhi oleh S-tersedia tanah, 4,3% oleh pH H2O tanah, 11,6% oleh DHL, dan 21,2% oleh potensial redoks. Pada kedalaman 0-25 cm, pH KCl dan pH H2O memiliki korelasi signifikan dengan potensial redoks, sementara potensial redoks memiliki korelasi signifikan dengan hasil tanaman. Pada kedalaman 0-50 cm, pH KCl dan pH H2O memiliki korelasi signifikan dengan S-tersedia, sementara pH H2O dan S-tersedia memiliki korelasi signifikan dengan hasil tanaman.
Agronomika: Jurnal Budidaya Pertanian Berkelanjutan
Penelitian ini dilaksanakan untuk: 1) mengetahui pengaruh pemberian kompos yang berasal dari limb... more Penelitian ini dilaksanakan untuk: 1) mengetahui pengaruh pemberian kompos yang berasal dari limbah ekstraksi minyak atsiri terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy pada Ultisol, 2) mengetahui lama waktu inkubasi pupuk yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy, dan mengetahui jenis kompos dari jenis limbah minyak atsiri yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman pakcoy pada Ultisol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April 2020 di screen house yang bertempat di Dusun II, Kebanggan, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas dan Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) pola faktorial dengan 2 faktor, yaitu dengan faktor pupuk kompos limbah ekstraksi minyak atsiri yang terdiri dari kontrol (tanpa pemberian pupuk), pupuk kompos dari limbah ekstraksi biji kakao, tanaman kemukus, akar tanaman akar wangi, biji tanaman kopi, rimpang tanaman ja...
Normal rainy season follows the annual normal rain pattern, which takes place during the rainy se... more Normal rainy season follows the annual normal rain pattern, which takes place during the rainy season in tropical rain areas. During the last three years (2020-2022), the Banyumas Regency rainfall and its surroundings have been above normal. The significant rainfall fell in all months including May to October (dry season), so that that was a prolonged (La-Nina). To that, farmers made adaptations to crop cultivation and soil tillage with the aim of being able the land and cultivated plants productive. Related to this adaptation, survey research on La-Nina adaptation of farmers has been carried out. Survey research used a questionnaire interview technique of selected farmers groups: medium-highland (400-700 MASL) and lowland (50-250 MASL) of selected villages (Banyumas and Banjarnegara Regency. Data was processed by tabulation, descriptive analysis, and map. The selected villages were 21 villages with 66 respondents in this study. The results show: (1) the adaptation pattern of farmers obtaining adaptive rice varieties and vegetable crops, (2) organic fertilization lead land productive and adaptive La-Nina crops in three years, and 3) local wisdom, organic fertilizer, and selected adapted crops can be as a mix model farmer and region to adapt prolong rainy seasons.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK-SR (pupuk NPK yang dapat m... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK-SR (pupuk NPK yang dapat melepaskan unsur hara secara perlahan-lahan) dan dosis kompos yang tepat dalam meningkatkan serapan hara P dan hasil padi pada Ultisols yang disawahkan. Penelitian ini dilaksanakan pada November 2020 sampai Juli 2021 di Laboratorium Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan dan Screen House Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah ukuran kehalusan butir pupuk NPK-SR yang terdiri atas enam jenis yaitu P0 (kontrol), P1 (pupuk NPK-SR diameter zeolit 30 mesh), P2 (pupuk NPK-SR diamter zeolit 35 mesh), P3 (pupuk NPK-SR diameter zeolit 60 mesh), P4 (pupuk NPK-SR diameter zeolit 100 mesh), dan P5 (pupuk NPK-SR diameter zeolit 140 mesh). Faktor kedua adalah perlakuan dosis kompos yang terdiri atas tiga dosis, yaitu: K0 (kompos setara 0 ton/ha), K1 (kompos setara 20 ton/ha), dan K2 (kompos setara 40 ton/ha). Variabel pengamatan pada penelitian ini antara lain serapan P, bobot tajuk segar padi, bobot akar segar padi, bobot tajuk kering padi, bobot akar kering padi, jumlah anakan padi, persentase gabah hampa, dan bobot gabah. Ukuran kehalusan butir pupuk NPK-SR 60 mesh dapat meningkatkan hasil tanaman padi sebesar 17,81 persen dari ukuran butir terendah (35 mesh). Ukuran butir tidak terhadap bobot akar segar dan persentase gabah hampa. Dosis kompos memberikan pengaruh nyata terhadap semua variabel. Interaksi ukuran kehalusan butir pupuk NPK-SR dan dosis kompos berpengaruh terhadap serapan P dan jumlah anakan. Perlakuan yang menghasilkan serapan P tertinggi (sebesar 376,35 ppm) yaitu pada perlakuan P2K1 atau kombinasi ukuran kehalusan butir pupuk NPK-SR diameter zeolit 35 mesh dan dosis kompos setara 20 ton/ha. Perlakuan terbaik terhadap jumlah anakan yaitu pada kombinasi ukuran kehalusan butir pupuk NPK-SR diameter zeolit 35 mesh dan dosis kompos setara 40 ton/ha.
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences, Aug 3, 2023
Salah satu strategi pengembangan industry akuakultur adalah dengan menerapkan program smart fishe... more Salah satu strategi pengembangan industry akuakultur adalah dengan menerapkan program smart fisheries villages (SFV) di perdesaan. Pencapaian target dan indikator keberhasilan di lapangan tidaklah mudah, banyak problematika dan tantangannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis problematika dan tantangan desa Panembangan Kecamatan Cilongok Banyumas dalam mewujudkan smart fisheries villages. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan survey aktif. Penggalian informasi data primer dilakukan menggunakan kuisioner, wawancara mendalam dengan pemerintah desa, dinas perikanan dan peternakan, kelompok pembudidaya, kelompok pengolah pemasar, koperasi dan bumdes serta focus group discussion (FGD) dengan multi stakeholder. Problematika dan tantangan yang dijumpai antara lain pengembangan sumberdaya manusia, kelembagaan, teknologi, bisnis, ekonomi, infrastruktur, ekonomi dan lingkungan. Permasalahan yang dijumpai merupak masalah fundamental yang harus diselesaikan. Penyelesaian masalah dan menjawab tantangan SFV tersebut perlu dilakukan dengan beberapa strategi pengembangan yang komprehensif, terarah, dan terukur.
Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan, Jun 28, 2022
Tulisan ini melaporkan hasil riset survei kerusakan tanah (terdegradasi) kawasan lahan kering Sub... more Tulisan ini melaporkan hasil riset survei kerusakan tanah (terdegradasi) kawasan lahan kering Sub DAS Logawa Kabupaten Banyumas. Riset telah dikerjakan dua kali yaitu tahun 2009 dan tahun 2012. Riset tahun 2009 menyelesaikan 24 titik pengamatan dan sampling tanah untuk analisis 10 parameter kerusakan tanah menurut PP 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa. Tahun 2012 telah diselesaikan 42 titik pengamatan dan sampling tanah untuk tujuan sama. Setelah dilakukan penilaian, pembobotan, dan evaluasi terhadap 66 titik pengamatan pada tahun 2009 dan 2012, maka telah berhasil disusun peta arahan kerusakan tanah Sub DAS Logawa dan penilaian bobot degradasi tanah kasawan lahan keringnya. Skenario untuk pemanfaatannya bagi produksi biomassa bisa dilakukan dengan menitik beratkan pada bobot degradasi tanah lahan keringnya pada tiap kawasan yang diwakili oleh titik pengamatan dan sampling yang menghasilkan kriteria degradasi tanah. Agroforestry terpadu tanaman pangan-buah-kayu-industri-rumput-dan ternak dengan model mandiri sangat dipertimbangkan menjadi andalan produksi biomassa atas lahan yang telah direhabilitasi.
This research aims to determine 1) the effect of four formulas on slow release urea on the growth... more This research aims to determine 1) the effect of four formulas on slow release urea on the growth and yield of shallot plant at Purwosari village and 2) formula of slow release urea that have the best growth and yield of shallot plant at Purwosari village. The research was conducted in November 2019 untill Maret 2020 The research was conducted at the expaddy fields of Purwosari village, Baturraden District, Banyumas Regency and Research Laboratory, Jenderal Soedirman University. Research in the form of non-factorial field experiments using RAKL with five treatments repeated five times. The formula of each treatment includes: F0 = NPK (Urea, SP-36, and KCl), F1 = 70% urea + 6% chitosan + 24% humic acid, F2 = 70% urea + 10% Azolla microphylla + 10% gondorukem + 10% humic acid , F3 = 60% urea + 10% Azolla microphylla + 10% montmorillonite + 10% gondorukem + 10% humic acid, and F4 = 56% urea + 3% humic acid + 24% zeolite + 11% tapioca flour + 6% gondorukem. The observed variable including growth and yield components of shallot. The variable of growth including the height of plant, the number of leaves, the weight of fresh plant of clump-1, the weight of fresh plant of effective plot, the weight of dry plant of clump-1, the weight of dry plant of effective plot, and the number of clump-1 bulbs. The yield components of shallot is a bulbs. Result of the research showed that the best formula for plant growth and yield of shallot plant is F2. The growth and yield of shallot produced by F4 is always lower than in the control treatment (F0). Farmers can fertilize less and optimize nitrogen uptake by plants with application of slow release of urea.
This study aims to determine: (1) distribution of soil potassium nutrients in paddy fields in Ser... more This study aims to determine: (1) distribution of soil potassium nutrients in paddy fields in Serayu Watershed Downstream, Sampang District, Cilacap Regency, (2) distribution of soil potassium nutrient availability, K-content in plant tissue with rice yields in Serayu Watershed Downstream, Sampang District, Cilacap Regency, and 3) fertilizer recommendations potassium in paddy soil in Serayu Watershed Downstream, Sampang District, Cilacap Regency. The study method was conducted by determining 9 sample points by the making of SLH (Homogeneous Land Unit) map with a scale of 1:50.000 by overlaying the Sampang Disctrict Administration Map, the Soil Type Map, the Slope Map, and the Land Use Map. The variables mesured were pH H2O, pH KCl, DHL (electrical conductivity), redox potential, K-available, K-content in plant tissue, climatic conditions, plant varieties, and wet grain rice yields. The results showed that the distribution of potassium nutrients in Sampang District had a low status. The paddy varieties cultivated during research in Sampang District consist of Ciherang, HT Logawa, Inpari 32, and IR64. The climatic condition of Sampang District is the optimal climates for paddy cultivation. The best correlation result with crop yield was between K-available and crop yield. The value of K-available has a determinant coefficient of 47.37% of the yield of rice, while the K content in plant tissue has 19.45% of the yield of rice. Fertilizing recommendations in the research area is 87.73 kg K2O/ha or equivalent to an average of 175.47 kg KCl/ha.
IOP conference series, Dec 20, 2018
The objective of the research was to study the effect of using azolla as organic fertilizer and p... more The objective of the research was to study the effect of using azolla as organic fertilizer and plant spacing toward (i) N and P uptake, (ii) soil compaction and (iii) the yield of Pandanwangi rice. The research was conducted using Completely Block Randomized Design (CRBD) with 6 replicates of 2 factors combination. The first factor was doze of Azolla organic fertilizer consisted two levels were 2.5% and 5% of soil weight. The second factor was plant spacing consisted of three levels were 25cm × 25cm, 30cm ×30cm and 40cm × 40cm. Data was analysed by F test and if there were any significant effects then it was continued by using Duncan'n Multiple Range Test (α=5%). The result of this research showed that application of azolla organic fertilizer as much 5% of soil weight was able to increase N uptake and weight of grain per hill. The application of azolla organic fertilizer to all doze treatments was also able to reduce the soil compaction. The largest of plant spacing treatments was able to increase (i) N and P uptake, and (ii) weight of grain per hill.
Agrin: Jurnal Penelitian Pertanian, Aug 12, 2017
Penelitian bertujuan mengetahui: 1) dosis optimum inokulasi Lemna polyrhiza (Lp) bagi padi di lah... more Penelitian bertujuan mengetahui: 1) dosis optimum inokulasi Lemna polyrhiza (Lp) bagi padi di lahan sawah, 2) waktu inokulasi Lp terbaik bagi pertumbuhan dan produksi padi sawah, dan 3) interaksi dosis dan saat inokulasi Lp bagi padi sawah. Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) tiga kali ulangan. Faktor yang dicoba: 1) dosis aplikasi Lp (D): D0 (kontrol atau tanpa Lp); D1 (25 g Lp m-1); D2 (50 g Lp m-1), dan D3 (75 g Lp m-1), serta 2) saat inokulasi Lp (P): P1 (padasaat tanam padi) dan P2 (14 hari setelah tanam padi). Variabel yang diamati: tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, tingkat kehijauan daun, bobot jerami per rumpun, bobot jerami/ha, jumlah gabah per malai, bobot 1000 biji, bobot gabah kering/ rumpun, serapan nitrogen, dan prosentase penutupan petak percobaan oleh Lp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi Lp memberikan pengaruh sangat nyata terhadap variabel tingkat kehijauan daun dengan hasil tertinggi pada perlakuan D2 (50 g Lp m-1) dan prosentase penutupan petak percobaan oleh Lp dengan hasil terbaik pada perlakuan D3 (75 g Lp m-1). Hasil gabah tertinggi dicapai oleh perlakuan D1P1 dengan rata-rata hasil 1,56 ton/ha (konversi). Saat inokulasi Lp berpengaruh nyata terhadap bobot seribu biji, bobot tertinggi pada perlakuan P1 (bersamaan saat tanam padi); prosentase penutupan percobaan petak oleh Lp terbaik pada perlakuan P1 (bersamaan saat tanam padi). Kombinasi perlakuan berpengaruh nyata terhadap prosentase penutupan petak percobaan oleh Lp dengan hasil terbaik pada perlakuan D3 x P2 (75 g Lp m-1 yang diberikan 14 hari setelah tanam padi).
Pakchoy adalah salah satu sayuran daun yang banyak mengandung berbagai mineral dan vitamin, kaya ... more Pakchoy adalah salah satu sayuran daun yang banyak mengandung berbagai mineral dan vitamin, kaya klorofil (antioksidan).Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pupuk organik (bokashi) berbasis biomassa Azolla microphylla(Am) dan Lemna polyrhiza (Lp) terhadap: 1) serapan unsur N tanaman pakchoy, 2) pertumbuhan dan produksi tanaman pakchoy,dan 3) porositas Inseptisols. Penelitian ini adalah percobaan pot yang dilaksanakan di rumah plastik Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto pada ketinggian 110m dpl. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2012 sampai Februari 2013.Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan pupuk organik bokashi meliputi : kontrol; 60% biomassa Azolla microphylla + 40% kompos kotoran sapi; 60% biomassa Lemna polyrhiza + 40% kompos kotoran sapi; 100% kompos kotoran sapi; pupuk majemuk NPK. Variabel yang diamati adalah serapan N tanaman,, pertumbuhan, dan hasil tanaman pakchoy, serta BJI, BJP, dan porositas Inseltisols. Hasil penelitian menunjukanpemberian pupuk bokashi berbasis Am dan Lp masing-masing mampu: (1)meningkatkanserapan N tanaman 669% dan 512% terhadapkontrol tanpa pupuk, (2) meningkatkan hasil sebesar 263,89 % (hasil 15,72 t/ha) dan 267,82 % (hasil 15,89 t/ha) terhadap kontrol tanpa pupuk, dan (3) menurunkan nilai BJI Inseptisols sebesar 16% dan 23%, dan menurunkan porositas Inseptisols sebesar 23% dan 18%. Kata kunci: Azolla microphylla, Lemna polyrhiza, pupuk kandang sapi, pakchoy, pertanian organik ABSTRACT Pakchoy is one of vegetable contains lot of minerals and vitamins as well as rich in chlorophyll that can serve as antioxidants.This research purpose were to know influence of Bokashi Azolla microphylla (Am) and Lemna polyrhiza (Lp) biomass-based on : 1) plant N uptake, 2) growth and yield of pakchoy, and 3)Inceptisol porosity. This research was used polybag to cultivate the pakchoy during October 2012 until February 2013 in screen house Jenderal Soedirman University, Purwokerto at 110m above sea level. This research used RCBD (Randomized Complete Block Design) with 5 treatments and 4 replications. The treatment tested were: control; 60% Am biomass + 40% cattle manure; 60% Lp biomass + 40% cattle manure; 100% cattle manure; NPK fertilizer. Variabel observed plant N uptake, growth and yield of pakchoy, Bulk Density (BD), Particle Density (PD), and porosityof Inceptisols. The result showed that bokashi based of both of Am and Lp biomass, compare to no-fertilizer, it had respectively ability to: (1) increase plant N uptake by 669% and 512%, (2) increase the yield of pakchoy by 263,89 % (yield15,72 t/ha) and 267,82 % (yield15,89 t/ha), and (3) decrease Inseptisols’ BDby16% and 23%, anddecrease Inseptisols’ porosity by 23% and 18%. Keywords : Azolla microphylla, Lemna polyrhiza, cattle manure, pakchoy, organic agriculture
Jurnal Pembangunan Pedesaan, Dec 30, 2002
Tujuan penelitian ini adalah mencari system tanam, pemupukan dan kombinasi terbaik antara pola ta... more Tujuan penelitian ini adalah mencari system tanam, pemupukan dan kombinasi terbaik antara pola tanam dan pemupukan untuk menghasilkan pertumbuhan, kandungan, N , P dan K dalam daun jagung dan daun kacang hijau tertinggi dan hasil terbaik pada system agroforestry. Rancangan yang digunakan adalah Split Plot Design, sebagai petak utama adalah sistem tanam yaitu monokultur jagung, monokultur kacang hijau dan tumpangsari jagung dengan kacang hijau dan sebagai anak petak adalah pemupukan, yaitu tanpa pemupukanp, upuk kandang5 tor/ha, pupuk kandang1 0 ton/ha dan pupuk NPK buatan dengan dosis 200💯100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanaman jagung, sistemt anam tumpangsari cenderung meningkatkan hasil panen 43.1 persen dibandingkan monokultur. Pemberian pupuk kandang 10 ton/ha cenderung meningkatkan penumbuhan dan hasil. Tumpangsari dengan pemberian pupuk kandang mampu meningkatkan pertumbuhan kandungan N dalam daun dan hasil. Kandungan P dan K tertinggi dalam daun jagung diperoleh pada kombinasi perlakuan pupuk kandang l0 ton/ha dengan monokultur. Pada tanaman kacang hijau, perlakuan monokultur memberikan hasil lebih tinggi disbanding tumpangsari Pemberian pupuk baik organik maupuni norganik belum mampu menaikkan pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Pada penanamanm onokultur, pemberian pupuk andang mampu menaikkan pertumbuhan dan kandungan hara namun belum mampu meningkatkan hasil kacang hijau.
Prosiding, Mar 31, 2021
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi pupuk majemuk NPK-ZEO granul dan kom... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi pupuk majemuk NPK-ZEO granul dan kompos terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan tanaman bawang merah di tanah Ultisol.
Agrisocionomics, Jul 14, 2020
Usahatani kopi robusta merupakan salah satu sumber pendapatan petani di Kabupaten Banyumas dengan... more Usahatani kopi robusta merupakan salah satu sumber pendapatan petani di Kabupaten Banyumas dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi, terutama di lereng barat Gunung Slamet Kabupaten Banyumas yang mempunyai cita rasa khas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat biaya dan pendapatan antar strata luas lahan usahatani serta kontribusi pendapatan usahatani serta kontribusi pendapatan usahatani kopi robusta terhadap pendapatan rumah tangga petani. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan survei. Sampel ditentukan secara purposive untuk petani yang memiliki tanaman kopi yang berumur 11 tahun. Jumlah responden diperoleh secara snowball sampling sebanyak 69 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan per tahun pada kelompok strata I dengan rata-rata luas lahan 0,28 ha adalah sebesar Rp 724.952,00, sedangkan pada kelompok strata II dengan rata-rata luas lahan 1,572 ha adalah sebesar Rp 3.685.309,00. Kontribusi pendapatan usahatani kopi robusta terhadap pendapatan rumah tangga petani di lereng barat Gunung Slamet Kabupaten Banyumas strata 1 sebesar 9,24 persen dan strata 2 sebesar 56,80 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan usahatani kopi robusta strata 1 memberikan kontribusi yang kecil, karena kurang dari 50 persen, sehingga perlu pendampingan usahatani kopi yang berwawasan agribisnis.
Prosiding, Jun 1, 2020
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh komposisi pupuk majemuk NPH-Zeo Granul da... more Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh komposisi pupuk majemuk NPH-Zeo Granul dan varietas bawang merah serta interaksinya terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan bawang merah pada Ultisol dan (2) menentukan komposisi pupuk NPH-Zeo Granul yang terbaik pengaruhnya terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan bawang merah pada Ultisol. Penelitian ini dilaksanakan di Screen House Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Analisis pupuk, tanah, dan jaringan tanaman dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah varietas bawang merah terdiri atas dua aras (level): varietas Bima dan Bauji, faktor kedua adalah komposisi pupuk majemuk NPH-Zeo granul yang terdiri atas lima aras: K0 (tanpa pemupukan atau kontrol), K1 (4,43%-0%), K2 (3,45%-5%), K3 (3,11%-8,68%), K4 (3,03%-11,51% ) dan K5 (2,89% N-13,75% P2O5). Variabel yang diamati adalah sifat kimia tanah: pH(H2O), pH(KCl), DHL dan P tersedia tanah serta pertumbuhan bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi NPH-Zeo granul berpengaruh terhadap pH(KCl), DHL dan P-tersedia tanah. Tidak terdapat interaksi antara komposisi pupuk NPH-Zeo granul dengan varietas bawang merah terhadap semua variabel pengamatan. Grade pupuk K4 (3,03% : 11,51% ) memberikan pengaruh yang paling baik terhadap P tersedia tanah. Kata kunci: pupuk majemuk NPH, sifat kimia tanah, bawang merah, Ultisol Research was aimed to: (1) know effect of NPH-Zeo granule and red onion varieties and the interactions to chemical properties of Ultisols and growth of onion, and (2) find the best composition of NPH-Zeo Granule to chemical properties and growth of onion on Ultisols. Research and analysis of fertilizer, soil, and plant, all were done in Screen House and Soil Sciences Laboratory of Agric. Fac. Univ. of Jenderal Soedirman. Completely random design was employed with two factors and three replicates. First factor was variety of red onion namely variety of Bima and Bauji. The second factor was composition of NPH-Zeo granule comprises five levels i.e.: K0 (with no fertilizer), K1 (4,43%-0%), K2 (3,45%-5%), K3 (3,11%-8,68%), K4 (3,03%-11,51% ) dan K5 (2,89% N-13,75% P2O5). Variables observed were: (1) properties of Ultisols i.e. pH(H2O), pH(KCl), DHL, (2) availability of P in Ultisols, and (3) growth of red onion. Research result showed that NPH-Zeo granule composition was affected to pH(KCl), DHL, and P-available in Ultisols. There was no interaction NPH-Zeo granule composition with red onion variety to all variables. Grade of fertilizer K4 (3,03% : 11,51% ) was gave best effect to P-available in Ultisols. Keywords: NPH compound fertilizer, soil chemical properties, onion, Ultisol
Jurnal Agrin, Oct 1, 2015
Jamur prospektif untuk dikembangkan karena bernilai ekonomi, bergizi, penambah stamina, kekebalan... more Jamur prospektif untuk dikembangkan karena bernilai ekonomi, bergizi, penambah stamina, kekebalan tubuh dan sebagai obat. Tujuan penelitian ialah mengembangkan jamur konsumsi yang bernilai ekonomi dan prospektif. Jamur (tiram putih, tiram cokelat, tiram pink, tiram ungu, merang, shitake, kuping, enokitake, nyoko dan ling zhi) dikembangkan dari sumber bibit jamur yang muda dan sehat. Pembuatan bibit jamur meliputi pembuatan kultur murni (F0), pembuatan log botol (F1), dan pembuatan log tebar (F2) atau log produksi (F3). Pengembangan jamur menggunakan media tumbuh limbah serbuk gergajian kayu yang melimpah di Banyumas. Bibit jamur yang dikultur pada media PDA tumbuh setelah 5 hari inkubasi dan pertumbuhan miselium menutupi semua permukaan PDA selama 2-4 minggu. Bibit induk/log botol (F1) mulai tumbuh pada minggu pertama, inkubasi dilanjutkan sampai miselium memenuhi media pada log selama 1-2 bulan. Jamur pada log produksi (F3) mulai tumbuh pada minggu pertama, inkubasi dilanjutkan sampai miselium memenuhi media selama 2-3 bulan. Tiga jenis jamur (tiram coklat, nyoko dan lin zhi) tidak tumbuh pada media serbuk gergaji kayu, tetapi tujuh jenis jamur lainnya tumbuh dengan waktu tumbuh berbeda namun laju tumbuh tidak berbeda (0,5-2,0 g/hari). Kata kunci: bibit jamur, produksi jamur, jamur konsumsi, media jamur serbuk gergajian kayu, laju tumbuh jamur ABSTRACT Mushroom prospective to be developed because of economic value, nutritious, stamina added, immunity and as a medicine. The research aim is to develop economic value and prospective edible Mushroom. Mushrooms (white oyster, brown oyster, pink oyster, purple oyster, straw, shitake, ears, enokitake, nyoko and ling zhi) developed from seed sources are young and healthy mushroom. Making the mushroom seeds include the culture of pure culture (F0), the culture of bottles log (F1), and the culture of log stocking (F2) or log production (F3). Development of mushroom used growing media of wood sawdust waste abundant in Banyumas. Mushroom seeds cultured on PDA grow after 5 days of incubation and growth of mycelium cover all surfaces PDA for 2-4 weeks. Bottles log (F1) began to grow in the first week, incubation is continued until mycelium cover all the media on a log for 1-2 months. Mushrooms on log production (F3) began to grow in the first week, incubation is continued until mycelium cover all the media for 2-3 months. Three types of mushrooms (brown oyster, nyoko and lin zhi) does not grow on wood sawdust media, but seven types of mushrooms others grow with different growth time but the growth rate was not different (0.5 to 2.0 g/day). Key words: mushroom seed, mushroom production, edible mushroom, wood sawdust mushroom media, mushroom growth rate
Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi produksi biomas azolla microphylla sebagai pupuk hija... more Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi produksi biomas azolla microphylla sebagai pupuk hijau, pertumbuhan itik yang diberi tambahan pakan azolla, serta pertumbuhan nila merah yang diberi substitusi pakan azolla dan lemna. Penelitian dilakukan pada kolam terpal ukuran 1m x 1m untuk produksi Azolla dan kolam terpal ukuran 2m x 1m untuk budidaya ikan, serta itik di kandang dengan ukuran 80cm x 80cm x 60cm diisi 3 ekor itik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Azolla sangat potensial dikembangkan sebagai sumber pupuk atau pakan karena pertumbuhannya sangat cepat, dari inokulasi 1 ton/ha dalam waktu 24 hari mampu berproduksi antara 11,48 -21,68 t/ha kering tiris, tergantung kesuburan media kolam. Pertumbuhan itik tidak terganggu bahkan cenderung meningkat ketika azolla segar ditambahkan dari 5% ke 10% standar energi. Substitusi pellet (24% protein) ikan nila merah dengan azolla dan lemna hingga 30% tidak mempengaruhi pertumbuhan ikan nila (6,5 g) yang dipelihara hingga 60 hari.
Advances in biological sciences research, 2023
This study aims to: (i) determine the distribution of Sulfur, Organic-C and Nitrogen nutrients in... more This study aims to: (i) determine the distribution of Sulfur, Organic-C and Nitrogen nutrients in the rice fields, (ii) know the relationship between Sulfur, Organic-C and Nitrogen soil with rice fields; and, (iii) find out recommendations for giving organic fertilizers for rice crop in the downstream Serayu sub-watershed Kesugihan District, Cilacap. This research was conducted in December-July 2020 with a survey method at a semi-detailed level of accuracy with a scale of 1:50,000. Determination of the sample point based on the Homogeneous Land Unit (HLU) map, which is made by overlaying the map, namely the Administration Map, Land Use Map, Slope Map and Soil Type Map in Kesugihan District. The results showed that the average soil pH was neutral, the electrical conductivity was very low, the average redox potential was in the moderately reduced class, the Organic-C content was very low (0.02-0.18%), available sulfur content is low (21-46 ppm). Distribution of total nitrogen nutrients in the soil had a tendency increasing with increasing soil depth, nutrient uptake from soil nitrogen is low in plants so that the yield of lowland rice plant had depend to soil N. The N uptake by rice plants affected by total soil nitrogen by 1.75%, yield per rice plants affected by 3.44% by nitrogen uptake, and total soil-N affected 3.25% of rice crop yields. Fertilization recommendation to increase sulfur nutrients in Kesugihan with ZA fertilizer is 63.68 kg ZA/ha; whilst, to increase soil Organic-C in Kesugihan District with manure of 7-8 tons/ha.
Prosiding, Nov 30, 2017
Pengembangan kopi melalui eksplorasi kekayaan daerah perlu dilakukan untuk menambah produk kopi s... more Pengembangan kopi melalui eksplorasi kekayaan daerah perlu dilakukan untuk menambah produk kopi sekaligus memperluas pasar kopi di dalam negeri dan luar negeri. Peluang ini harus dimanfaatkan sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi sumberdaya alam dan karakteristik kopi lereng barat Gunung Slamet Kabupaten Banyumas yang mempunyai cita rasa khas dan pola agribisnisnya. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu menggambarkan keadaan sumberdaya alam petani kopi robusta lereng barat Gunung Slamet dan pola agribisnya. Sampel diambil dengan cara simple random sampling,diperoleh petani kopi Robusta sebanyak 45 orang. Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei sampai bulan Juni 2017. Hasil penelitian menunjukkan budidaya kopi Robusta lereng gunung Slamet masih sederhana, menggunakan system tupangsari, jarak tanam tidak beraturan, belum intesif tanpa pemeliharan, pengetahuan panen dan pasca panen belum tepat, belum berwawasan agribisnis, rata-rata pendapatan petani kopi dalam satu musim panen adalah Rp 1.086.020. Pemasaran kopi masih tergantung pada satu pengumpul. Kata Kunci: identifikasi kopi Sunyalangu, pola agribisnisnya ABTRACT Coffee development through the exploration of local wealth needs to be done to add coffee products as well as expand the coffee market in the country and abroad. This opportunity should be utilized as a strategic step to improve the welfare of farmers. This study aims to identify natural resources and characteristics of the western slopes of Mount Slamet Banyumas Regency that has a distinctive taste and the pattern of agribusiness. Samples were taken by simple random sampling, obtained coffee farmers Robusta as many as 45 people.This study took place from May to June 2017.The results showed that Robusta coffee cultivation of Slamet mountain slope is still simple, using tupangsari system, irregular spacing, not intensive without maintenance, harvest and post harvest knowledge is not yet accurate, not agribusiness insight, average coffee farmer's income in one harvest season is Rp 1.086.020. Coffee marketing is still dependent on one collector.
Jurnal Kultivasi, Dec 21, 2022
Korelasi hasil padi sawah dengan sulfur tersedia dan sifat kimia tanah sawah Sari. Pemberian bele... more Korelasi hasil padi sawah dengan sulfur tersedia dan sifat kimia tanah sawah Sari. Pemberian belerang dapat digunakan untuk mengatur sifat kimia tanah sawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) distribusi unsur hara S tanah di lahan sawah yang digunakan untuk budidaya tanaman padi sawah, (2) sifat kimia tanah meliputi pH H2O, pH KCl, Potensial redoks dan DHL (Daya Hantar Listrik) pada lahan sawah, (3) hubungan S-tersedia, sifat kimia tanah, dengan hasil tanaman. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Sub DAS Serayu Hilir Wilayah Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap dengan ketinggian tempat 8 m dpl dan Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman pada Juni hingga September 2021. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei pada tingkat semi detail dengan skala 1: 50.000. Peta satuan lahan (SLH) dibuat dengan cara tumpang susun (overlay) peta administrasi, peta kelerengan, peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan kecamatan Maos. Pengambilan sampel tanah dilakukan secara komposit dilokasi penelitian. Sampel tanah diambil pada kedalaman 0-25 cm dan 25-50 cm secara acak (zigzag). Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa 3,5% hasil tanaman padi di lahan sawah dipengaruhi oleh S-tersedia tanah, 4,3% oleh pH H2O tanah, 11,6% oleh DHL, dan 21,2% oleh potensial redoks. Pada kedalaman 0-25 cm, pH KCl dan pH H2O memiliki korelasi signifikan dengan potensial redoks, sementara potensial redoks memiliki korelasi signifikan dengan hasil tanaman. Pada kedalaman 0-50 cm, pH KCl dan pH H2O memiliki korelasi signifikan dengan S-tersedia, sementara pH H2O dan S-tersedia memiliki korelasi signifikan dengan hasil tanaman.
Agronomika: Jurnal Budidaya Pertanian Berkelanjutan
Penelitian ini dilaksanakan untuk: 1) mengetahui pengaruh pemberian kompos yang berasal dari limb... more Penelitian ini dilaksanakan untuk: 1) mengetahui pengaruh pemberian kompos yang berasal dari limbah ekstraksi minyak atsiri terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy pada Ultisol, 2) mengetahui lama waktu inkubasi pupuk yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy, dan mengetahui jenis kompos dari jenis limbah minyak atsiri yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman pakcoy pada Ultisol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April 2020 di screen house yang bertempat di Dusun II, Kebanggan, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas dan Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) pola faktorial dengan 2 faktor, yaitu dengan faktor pupuk kompos limbah ekstraksi minyak atsiri yang terdiri dari kontrol (tanpa pemberian pupuk), pupuk kompos dari limbah ekstraksi biji kakao, tanaman kemukus, akar tanaman akar wangi, biji tanaman kopi, rimpang tanaman ja...
Pertanian sistemnya telah darah banyak bergeser tradisionil ke moderen. Pertanian organik bisa ma... more Pertanian sistemnya telah darah banyak bergeser tradisionil ke moderen. Pertanian organik bisa masuk ke sistem tradisi bisa moderen. Artikel ini mebahas bagaimana menggerakkan SDA dan SDM (petani dan stakeholder) guna menggerakkan geliat ekonomi pertanian organik sekaligus melestarikan SDA ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dan Penuh Kasih.