ratri ariani - Academia.edu (original) (raw)
Papers by ratri ariani
Jurnal Tanah dan Iklim
Lahan sawah tadah hujan menjadi salah satu alternatif dalam budidaya kedelai, namun hasil kedelai... more Lahan sawah tadah hujan menjadi salah satu alternatif dalam budidaya kedelai, namun hasil kedelai pada lahan sawah tadah hujan relatif rendah, salah satu penyebabnya diperkirakan adalah rendahnya kesuburan tanah. Perbaikan produktivitas tanah dan tanaman dapat dilakukan dengan pemberian bahan amelioran, antara lain arang biomassa (biochar) dan pupuk kandang (Pukan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian amelioran biochar dan Pukan terhadap sifat fisikokimia tanah dan hasil kedelai di lahan sawah tadah hujan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada dua musim tanam, tahun 2018 dan 2019 dengan perlakuan berupa: pupuk dosis petani (P1); pupuk dosis rekomendasi (P2); P1 + Pukan 10 t ha-1 (P3); P1 + biochar 10 t ha-1 (P4); dan P1 + Pukan 5 t ha-1 + biochar 5 t ha-1 (P5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan biochar 10 t ha-1 dapat menurunkan bobot isi tanah, meningkatkan kandungan air tersedia, meningkatkan pH tanah, dan meningkatkan kandungan K dapat ditukar. Penambahan Pukan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap sifat tanah, namun meningkatkan hasil kedelai. Penambahan biochar dan Pukan (P3, P4, P5) memberikan hasil biji dan brangkasan kedelai lebih tinggi 18-21% dibandingkan budidaya cara petani (P1). Hasil penelitian ini menegaskan kembali pentingnya penggunaan biochar dan Pukan dalam pengembangan komoditas kedelai di lahan sawah tadah hujan.
Lahan kering di Indonesia merupakan lahan yang cukup potensial, ditinjau dari segi luasan, untuk ... more Lahan kering di Indonesia merupakan lahan yang cukup potensial, ditinjau dari segi luasan, untuk dikembangkan sebagai areal pertanian. Namun USAha pertanian di areal ini dihadapkan pada beberapa kendala, karena lahan ini banyak tersebar di daerah pegunungan dengan topografi yang curam sehingga rawan erosi. Untuk itu USAhatani konservasi mutlak dilakukan di areal ini. Teknik konservasi mekanik berupa teras bangku, yang telah banyak dikenal dan diadosi petani, diyakini dapat menurunkan erosi,namun teknik ini tidak selalu cocok diimplementasikan pada semua kondisi selain memerlukan biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu, teknik konservasi vegetatif lebih disarankan untuk mengendalikan erosi di areal ini. Sistem pertanaman lorong (Alley cropping) merupakan teknik konservasi vegetatif yang telah terbukti efektif mengendalikan erosi dan aliran permukaan (runoff), kehilangan hara, meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman, efisien dari segi biaya serta dapat diadopsi oleh petani berda...
E3S Web of Conferences
Studies about river water quality are essential since the decreasing of water quality could threa... more Studies about river water quality are essential since the decreasing of water quality could threaten hydrology watershed function. The objective of this study was to identify water quality in rainy and dry seasons of Cidurian watershed. Water quality data were obtained from Main River Basin Organization Territory Cidanau – Ciujung – Cidurian for 2018 and 2019. The parameters of water quality consist of total suspended solids (TSS), pH, dissolved oxygen (DO), chemical oxygen demand (COD), biochemical oxygen demand (BOD), phosphate (PO4), nitrite (NO2 – N), electrical conductivity (EC), temperature, Ca, and Mg. Water sampling location were in Jasinga (upstream), Neglasari (middle stream), Rancasumur (middle stream), and Tanara (downstream). The result showed that TSS concentration showed higher in rainy season than dry season in all sampling points with values higher than river water quality standard 50 mg/L. Therefore, need attention to adopt soil conservation practices in mixed tree...
The high carbon (C) stock of 14.9 million ha of Indonesian peatland is greatly affected by land u... more The high carbon (C) stock of 14.9 million ha of Indonesian peatland is greatly affected by land use change and land management systems. This research was aimed at estimating C stock and C dynamics related to land use change and management systems. The country’s peat soil C stock is 22.7±6.8 Pg (mean ± stdev.) as estimated using mean peat depth of 246±232 cm and C density of 617±184 Mg (ha.m). Site level peat C loss was monitored using peat subsidence data and heterotrophic respiration : subsidence (H/S) ratios of 40% for non compacted peat and 60% for compacted peat. Overall mean subsidence rate for drained peat was 4.08±1.75 cm yr and mean annual peat C loss was 11.17±1.42 Mg ha. Using the IPCC (2014) emission factor default values, and historical land use change, annual C loss of Indonesia’s peatland was around 76.3 Tg in 2000-2003 period. If the business as usual (BAU) land use change trajectories continues, peat C loss could reach 123.9 Tg in 2024-2033 period. Our mitigation sce...
Jurnal Sumberdaya Lahan
Abstrak. Ditinjau dari segi luasan, lahan kering di Indonesia merupakan lahan yang cukup potensia... more Abstrak. Ditinjau dari segi luasan, lahan kering di Indonesia merupakan lahan yang cukup potensial, untuk dikembangkan sebagai areal pertanian. Namun usaha pertanian di areal ini dihadapkan pada beberapa kendala, diantaranya karena lahan ini banyak tersebar di daerah pegunungan dengan topografi yang curam sehingga rawan erosi. Untuk itu usahatani konservasi mutlak perlu dilakukan. Teknik konservasi mekanik berupa teras bangku, yang telah banyak dikenal dan diadopsi petani, diyakini dapat menurunkan erosi, namun teknik ini tidak selalu cocok diimplementasikan pada semua kondisi, selain memerlukan biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu, teknik konservasi vegetatif lebih disarankan untuk diapliksikan di areal ini. Sistem pertanaman lorong (alley cropping) merupakan teknik konservasi vegetatif yang telah terbukti efektif mengendalikan erosi dan aliran permukaan (runoff), kehilangan hara, meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman, efisien dari segi biaya, serta dapat diadopsi oleh p...
Journal of Tropical Soils
The amount of water captured and stored in the soil profile until the next precipitation events i... more The amount of water captured and stored in the soil profile until the next precipitation events is of great importance in dryland agro-ecosystem for successful crop production. The soil’s ability to rapidly capture and store water precipitation can be accessed through measuring soil sorptivity. The objectives of this study were to evaluate the effects of tillage, i.e. reduced and conventional tillages, on soil sorptivity, and to understand how sorptivity is related to surface soil bulk density and water stable aggregates. The experiment was conducted on a site, which has been continuously planted with corn twice a year for more than 10 years. The predominant soil in the study site is Typic Haplusteps. Ponded infiltration measurements were used to determine soil sorptivity. Six positions, 15 meters a part, were chosen within each treatment to measure sorptivity, bulk density and water stable aggregates. Conventional tillage resulted in higher sorptivity (p<0.05), lower surface ...
Jurnal Tanah dan Iklim
Lahan sawah tadah hujan menjadi salah satu alternatif dalam budidaya kedelai, namun hasil kedelai... more Lahan sawah tadah hujan menjadi salah satu alternatif dalam budidaya kedelai, namun hasil kedelai pada lahan sawah tadah hujan relatif rendah, salah satu penyebabnya diperkirakan adalah rendahnya kesuburan tanah. Perbaikan produktivitas tanah dan tanaman dapat dilakukan dengan pemberian bahan amelioran, antara lain arang biomassa (biochar) dan pupuk kandang (Pukan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian amelioran biochar dan Pukan terhadap sifat fisikokimia tanah dan hasil kedelai di lahan sawah tadah hujan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada dua musim tanam, tahun 2018 dan 2019 dengan perlakuan berupa: pupuk dosis petani (P1); pupuk dosis rekomendasi (P2); P1 + Pukan 10 t ha-1 (P3); P1 + biochar 10 t ha-1 (P4); dan P1 + Pukan 5 t ha-1 + biochar 5 t ha-1 (P5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan biochar 10 t ha-1 dapat menurunkan bobot isi tanah, meningkatkan kandungan air tersedia, meningkatkan pH tanah, dan meningkatkan kandungan K dapat ditukar. Penambahan Pukan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap sifat tanah, namun meningkatkan hasil kedelai. Penambahan biochar dan Pukan (P3, P4, P5) memberikan hasil biji dan brangkasan kedelai lebih tinggi 18-21% dibandingkan budidaya cara petani (P1). Hasil penelitian ini menegaskan kembali pentingnya penggunaan biochar dan Pukan dalam pengembangan komoditas kedelai di lahan sawah tadah hujan.
Lahan kering di Indonesia merupakan lahan yang cukup potensial, ditinjau dari segi luasan, untuk ... more Lahan kering di Indonesia merupakan lahan yang cukup potensial, ditinjau dari segi luasan, untuk dikembangkan sebagai areal pertanian. Namun USAha pertanian di areal ini dihadapkan pada beberapa kendala, karena lahan ini banyak tersebar di daerah pegunungan dengan topografi yang curam sehingga rawan erosi. Untuk itu USAhatani konservasi mutlak dilakukan di areal ini. Teknik konservasi mekanik berupa teras bangku, yang telah banyak dikenal dan diadosi petani, diyakini dapat menurunkan erosi,namun teknik ini tidak selalu cocok diimplementasikan pada semua kondisi selain memerlukan biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu, teknik konservasi vegetatif lebih disarankan untuk mengendalikan erosi di areal ini. Sistem pertanaman lorong (Alley cropping) merupakan teknik konservasi vegetatif yang telah terbukti efektif mengendalikan erosi dan aliran permukaan (runoff), kehilangan hara, meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman, efisien dari segi biaya serta dapat diadopsi oleh petani berda...
E3S Web of Conferences
Studies about river water quality are essential since the decreasing of water quality could threa... more Studies about river water quality are essential since the decreasing of water quality could threaten hydrology watershed function. The objective of this study was to identify water quality in rainy and dry seasons of Cidurian watershed. Water quality data were obtained from Main River Basin Organization Territory Cidanau – Ciujung – Cidurian for 2018 and 2019. The parameters of water quality consist of total suspended solids (TSS), pH, dissolved oxygen (DO), chemical oxygen demand (COD), biochemical oxygen demand (BOD), phosphate (PO4), nitrite (NO2 – N), electrical conductivity (EC), temperature, Ca, and Mg. Water sampling location were in Jasinga (upstream), Neglasari (middle stream), Rancasumur (middle stream), and Tanara (downstream). The result showed that TSS concentration showed higher in rainy season than dry season in all sampling points with values higher than river water quality standard 50 mg/L. Therefore, need attention to adopt soil conservation practices in mixed tree...
The high carbon (C) stock of 14.9 million ha of Indonesian peatland is greatly affected by land u... more The high carbon (C) stock of 14.9 million ha of Indonesian peatland is greatly affected by land use change and land management systems. This research was aimed at estimating C stock and C dynamics related to land use change and management systems. The country’s peat soil C stock is 22.7±6.8 Pg (mean ± stdev.) as estimated using mean peat depth of 246±232 cm and C density of 617±184 Mg (ha.m). Site level peat C loss was monitored using peat subsidence data and heterotrophic respiration : subsidence (H/S) ratios of 40% for non compacted peat and 60% for compacted peat. Overall mean subsidence rate for drained peat was 4.08±1.75 cm yr and mean annual peat C loss was 11.17±1.42 Mg ha. Using the IPCC (2014) emission factor default values, and historical land use change, annual C loss of Indonesia’s peatland was around 76.3 Tg in 2000-2003 period. If the business as usual (BAU) land use change trajectories continues, peat C loss could reach 123.9 Tg in 2024-2033 period. Our mitigation sce...
Jurnal Sumberdaya Lahan
Abstrak. Ditinjau dari segi luasan, lahan kering di Indonesia merupakan lahan yang cukup potensia... more Abstrak. Ditinjau dari segi luasan, lahan kering di Indonesia merupakan lahan yang cukup potensial, untuk dikembangkan sebagai areal pertanian. Namun usaha pertanian di areal ini dihadapkan pada beberapa kendala, diantaranya karena lahan ini banyak tersebar di daerah pegunungan dengan topografi yang curam sehingga rawan erosi. Untuk itu usahatani konservasi mutlak perlu dilakukan. Teknik konservasi mekanik berupa teras bangku, yang telah banyak dikenal dan diadopsi petani, diyakini dapat menurunkan erosi, namun teknik ini tidak selalu cocok diimplementasikan pada semua kondisi, selain memerlukan biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu, teknik konservasi vegetatif lebih disarankan untuk diapliksikan di areal ini. Sistem pertanaman lorong (alley cropping) merupakan teknik konservasi vegetatif yang telah terbukti efektif mengendalikan erosi dan aliran permukaan (runoff), kehilangan hara, meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman, efisien dari segi biaya, serta dapat diadopsi oleh p...
Journal of Tropical Soils
The amount of water captured and stored in the soil profile until the next precipitation events i... more The amount of water captured and stored in the soil profile until the next precipitation events is of great importance in dryland agro-ecosystem for successful crop production. The soil’s ability to rapidly capture and store water precipitation can be accessed through measuring soil sorptivity. The objectives of this study were to evaluate the effects of tillage, i.e. reduced and conventional tillages, on soil sorptivity, and to understand how sorptivity is related to surface soil bulk density and water stable aggregates. The experiment was conducted on a site, which has been continuously planted with corn twice a year for more than 10 years. The predominant soil in the study site is Typic Haplusteps. Ponded infiltration measurements were used to determine soil sorptivity. Six positions, 15 meters a part, were chosen within each treatment to measure sorptivity, bulk density and water stable aggregates. Conventional tillage resulted in higher sorptivity (p<0.05), lower surface ...