warih puspitosari - Academia.edu (original) (raw)
Papers by warih puspitosari
Coping: Community of Publishing in Nursing, Dec 30, 2021
Terapi antipsikotik pada pasien skizofrenia dilaporkan menjadi faktor utama penyebab terjadinya g... more Terapi antipsikotik pada pasien skizofrenia dilaporkan menjadi faktor utama penyebab terjadinya gangguan seksualitas pada pasien skizofrenia. Sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan biologis, fungsi seksualitas pada orang dengan skizofrenia harus diperhatikan. Pengkajian fungsi seksualitas sering mengalami kesulitan karena masih dianggap hal tabu dan terabaikan. Studi ini bertujuan untuk mereview penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi disfungsi seksualitas pada pasien skizofrenia. Studi ini menggunakan pendekatan studi literature review yang mereview beberapa hasil penelitian tentang seksualitas pada orang pasien skizofrenia. Pencarian literature melalui search engine EBSCO, Proquest, Science Direct, Pubmed, and Google Scholar. Dari hasil pencarian didapatkan 398 studi kemudian di telaah sehingga mendapatkan 19 studi yang relevan. Kata kunci yang digunakan adalah schizophrenia, sexuality, sexual function, sexual dysfunction. Dari 19 literature yang ditemukan ada beberapa faktor yang menyebakan terjadinya masalah seksualitas pada pada pasien skizofrenia. Faktor-faktor tersebut adalah penggunaan antipsikotik, stigma, diskriminasi, budaya, kepercayaan, dan spiritual. Disfungsi seksual apabila tidak ditangani dapat memberikan dampak buruk seperti menurunkan harga diri, memperburuk isolasi sosial, dan menurunkan kemampuan membangun hubungan seksual dengan pasangan. Selain itu disfungsi seksual juga dapat mempengaruhi kualitas pernikahan sehingga dapat menyebabkan perselisihan permanen dan bahkan perceraian. Dampak lain dari disfungsi seksual dapat mempengaruhi kualitas hidup, harga diri rendah, mood pasien, kepatuhan minum obat, dan kepatuhan mengikuti terapi. Faktor penggunaan antipsikotik masih menjadi penyebab tertinggi terjadinya disfungsi seksual pada pasien skizofrenia. Disfungsi seksual apabila tidak ditangani akan berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien. Oleh karena itu diharapakan kepada tim profesional dalam hal ini dokter maupun perawat agar bisa meningkatkan perawatan dan dan evaluasi terkait kejaidan disfungsi seksual pada pasien skizofrenia.
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 2010
Emotional intelligence (EQ) contributed 80% in determining one's success. EQ was developed in 3 c... more Emotional intelligence (EQ) contributed 80% in determining one's success. EQ was developed in 3 containers, namely: family, school and society, and experts agree that keluargalah have great influence on the development anak.Untuk, it is necessary to find whether the relationship between healthy functioning in the family (Apgar family) with adolescent emotional intelligence in family. This study aims to determine whether or not there any healthy relationship between family function with emotional intelligence in adolescents in the family. Observational study conducted by the research design of cross-sectional survey. Samples were selected by simple random sampling from the population at SMU Negeri 1 Bantul Poor. Research instruments for assessing emotional intelligence using the instrument Baron Emotional Quotient Inventory Version and family function assessment using the Family Apgar instrument of Gabriel Smilkstein, which has been translated. Data analysis to determine relations between the two variables above using Pearson test. Statistical analysis showed that the Apgar Family related / correlated (r = 0.460) was significant (p <0.05) with adolescent emotional intelligence in the family. Concluded that there is a significant relationship between Apgar Families with teenagers Emotional Intelligence.
Clinical Epidemiology and Global Health
Jurnal pengabdian kepada masyarakat membangun negeri, Jun 16, 2023
Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang berdampak pada penurunan fungsi kognitif. Sebanyak 40... more Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang berdampak pada penurunan fungsi kognitif. Sebanyak 40%-60% ODS mengalami gangguan kognitif berupa gangguan perhatian, memori, dan fungsi eksekutif, yang berhubungan dengan konsekuensi psikososial. Remidiasi kognitif adalah salah satu bentuk rehabilitasi psikiatri pada ODS untuk memperbaiki fungsi kognitif dan membantu ODS dalam reintegrasi komunitas lebih baik. Berdasar latar belakang tersebut, maka tim pengabdian bermitra dengan Yayasan Lentera Harmoni Jiwa memberikan remidiasi kognitif bagi ODS menggunakan program komputer. Tujuan program ini adalah melakukan upaya remidiasi kognitif untuk meningkatkan fungsi kognitif ODS. Yayasan Lentera Harmoni Jiwa merupakan lembaga sosial masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan jiwa di Kabupaten Bantul. Berbagai program rehabilitasi telah dilaksanakan yayasan, namun remidiasi kognitif belum pernah dilaksanakan, sehingga yayasan sangat membutuhkan pendampingan dari tim pengabdian masyarakat. Tim memiliki keahlian di bidang kesehatan jiwa dan Teknologi Informasi. Pelaksanaan program adalah 3 bulan dengan menggunakan pengembangan aplikasi remidiasi kognitif dengan menggunakan komputer yang di susun Herdaeta (2015). Peserta adalah 8 ODS, berusia 18-50 tahun, kondisi klinis stabil, minum obat rutin, bersedia mengikuti program. Kegiatan dilaksanakan 2 kali seminggu, selama 30 menit, sebanyak 10 sesi. Sesi 1-4: atensi memori, sesi 5-8: memori eksekutif dan sesi 7-8: penerapan dalam aktivitas keseharian. Pendamping kegiatan adalah pengurus yayasan sebanyak 2 orang yang telah di latih oleh tim pengabdian. Fungsi kognitif ODS dinilai dengan menggunakan SCORS di awal dan di akhir program. ODS mengalami peningkatan fungsi kognitif setelah mengikuti program. Kegiatan ini akan tetap dilanjutkankan oleh pendamping dari yayasan setelah kegiatan pengabdian selesai, sehingga berkesinambungan dan menjangkau lebih banyak ODS di komunitas.
Scientia Psychiatrica
Introduction: The clinical rotation is a stage of medical education that provides a stressful env... more Introduction: The clinical rotation is a stage of medical education that provides a stressful environment for medical students. Psychological distress in medical students affects the learning output and achievement of clinical competencies. MMPI-2 is a screening tool for mental disorders in clinical medical student admission protocols. Nevertheless, the domain for predicting psychological distress during clinical rotation has not been considered before. The aim of the study is to determine the MMPI-2 domain as a predictor of future psychological distress in clinical rotation students. Methods: This study used a cross-sectional and retrospective design using the MMPI-2 data derived from admission protocols and the SRQ (self-reporting questionnaire-29) questionnaire measuring the psychological distress in first-year clinical rotation students. Results: 87 data showed that not all MMPI-2 domains were statistically associated with psychological distress in clinical medical students. D...
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat
Pasien COVID-19, wajib menjalani isolasi mandiri untuk menghindari risiko penularan dan penyebara... more Pasien COVID-19, wajib menjalani isolasi mandiri untuk menghindari risiko penularan dan penyebaran. Selama isolasi mandiri di rumah, pasien didampingi oleh petugas kesehatan puskesmas. Petugas tidak hanya memantau kondisi fisik pasien, namun juga kesehatan mentalnya. Hal ini disebabkan karena pasien isoman merasakan terpisah dari orang lain, tidak dapat beraktivitas seperti biasa dan merasakan khawatir terhadap kondisinya, sehingga membutuhkan dukungan psikososial. Petugas puskesmas belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk pendampingan psikososial. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam pendampingan psikososial pada pasien COVID-19 yang sedang isolasi mandiri di rumah. Peserta pelatihan adalah 30 petugas kesehatan di puskesmas Pandak 1. Kegiatan dimulai dengan penyusunan modul oleh tim pengabdian tentang: 1). Managemen Stres, 2). Reaksi terhadap Kedukaan, 3). Komunikasi Terapeutik, 4). Psycholigical First ...
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Jan 21, 2013
Remaja adalah anak berusia 10-18 tahun untuk wanita dan 12-20 tahun untuk laki-laki. Remaja dalam... more Remaja adalah anak berusia 10-18 tahun untuk wanita dan 12-20 tahun untuk laki-laki. Remaja dalam masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa berada dalam masa emosi yang labil. Periode masa ini, remaja diharapkan mampu untuk mengendalikan emosinya. Kecerdasan emosi dibutuhkan untuk mengatur dan mengendalikan kondisi emosi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pelatihan kecakapan hidup (life skills) terhadap tingkat kecerdasan emosi remaja SMP N 2 Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini melibatkan 36 siswa pada kelompok intervensi dan 36 siswa pada kelompok kontrol. Jenis penelitian berupa quasi eksperimental dengan desain penelitian pre test post test control group design. Selama 1 bulan subjek kelompok intervensi mengikuti pelatihan hidup yang terdiri dari modul meningkatkan harga diri, modul mengenali dan mengatasi emosi, modul menghadapi stres dan modul menghadapi tekanan teman sebaya. Analisis data menggunakan uji statistik Wilcoxon rank test. Pada kedua kelompok diketahui adanya perbedaan tingkat kecerdasan emosi setelah dilakukan pelatihan kecakapan hidup (life skills). Hasil analisis dari efektivitas pelatihan kecakapan hidup (life skills) terhadap tingkat kecerdasan emosi remaja adalah menunjukkan signifikansi sebesar p=0.004 (p<0,05) untuk kelompok intervensi yang mempunyai arti bahwa terdapat perbedaan sebelum diberikan pelatihan dan sesudah diberikan pelatihan, sedangkan untuk kelompok kontrol didapatkan nilai p=0,640 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada perubahan signifikan pada tingkat kecerdasan emosi kelompok kontrol. Kata kunci: pelatihan kecakapn hidup (life skills training), kecerdasan emosi, remaja
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat
Layanan pada penyandang disabilitas berbasis lembaga atau melalui panti membutuhkanpembiayaan tin... more Layanan pada penyandang disabilitas berbasis lembaga atau melalui panti membutuhkanpembiayaan tinggi serta layanan pada penyandang disabilitas yang dapat dijangkai sangat terbatas.Oleh karena itu Kementerian Sosial sebagai leading sector penanganan masalah disabilitas telahmenggulirkan kebijakan pemberdayaan disabilitas yang menitikberatkan pada partisipasi aktif keluargadan masyarakat. Desa Panggungharjo salah satu desa di Kecamatan Sewon Kabupaten BantulYogyakarta telah memiliki Kelompok Berbasis Masyarakat/RBM. Sebagai lembaga di Desa yang masihbaru kelompok Rehabilitasi Berbasis Masyarakat ini masih belum menunjukkan perannya dengan baikdalam memberikan layanan pada penyandang Disabilitas. Hal ini karena pemahaman personil dalamkelompok ini tentang issue disabilitas masih terbatas. Sementara itu di sisi lain pada saat ini, penyandangdisabilitas di Desa Panggungharjo masih menghadapi persoalan yang berkenaan dengan kesejahteraan.Program Kemitraan Masyarakat diharapkan dapat menye...
Bangladesh Journal of Medical Science
Background: Hemodialysis is an effective treatment carried out for patientswith chronic kidney fa... more Background: Hemodialysis is an effective treatment carried out for patientswith chronic kidney failure to improve the quality of life. 80% of hemodialysis patients experience physical stress disorder and psychosocial stress related to treatment. When faced with stress, the body muscles become tense as the abdomen becomes tense and cramped, the chest feels tight, which impacts physical and psychosocial health, so it is necessary to have stress management training through relaxation techniques. This study aimed to determine the effect of progressive relaxation on stress levels in patients with hemodialysis. Method: A quasi-experimental pre-test and posttest study with control group design was used in this study. is a quasi-experimental pre-test and post-test study with a control group design. There were 58 respondents divided into two groups (intervention and control), and each group consisted of 29 people selected by random sampling. Measurement of stress levels using questionnaire D...
Penyandang Disabilitas Mental (PDM) adalah seseorang yang mengalami gangguan mental yang berdampa... more Penyandang Disabilitas Mental (PDM) adalah seseorang yang mengalami gangguan mental yang berdampak pada fungsi personal, sosial dan pekerjaan. Rehabilitasi sangat dibutuhkan PDM untuk mencapai pemulihan. Bercocok tanam merupakan salah satu kegiatan rehabilitasi pada PDM di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD). PDM memiliki motivasi yang rendah dan kemampuan motorik yang terbatas, sehingga membutuhkan pendampingan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan motorik agar konsisten dalam rehabilitasi berkebun. Tujuan program adalah meningkatkan motivasi dan kemampuan motorik PDM dalam kegiatan rehabilitasi berkebun di BRTPD. Program dilaksanakan selama 3 bulan. Pelaksana adalah tim pengabdian yang memiliki keahlian di bidang kesehatan jiwa dan pertanian bersama tim pendamping di BRTPD. Peserta adalah 20 PDM di BRTPD, berusia 18-50 tahun, kondisi klinis stabil, bersedia mengikuti program. Peserta mengikuti kegiatan motivasi, senam stimulasi otak sebanyak 4 kali untuk ...
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks, 2021
Islam teaches that every human being will experience death. The obligation of a Muslim to a Musli... more Islam teaches that every human being will experience death. The obligation of a Muslim to a Muslim who dies is fard kifayah, meaning that if some Muslims have carried it out, then the obligations have finished. These obligations are bathing, shrouding, praying and burying the dead. Women’s bodies must be treated specifically by the female coroner’s team. Hamlet Kembaran already has several ladies who are active in the care of corpses, despite the limited number. Accordingly, it affects the treatment of female corpses, where they are often assisted and guided by male coroners. Thus, more female mortuary teams are necessary with the knowledge, skills and independence in caring for women’s corpses and psychological assistance for bereaved families through the formation of a women’s mortuary team in the Kembaran hamlet. The program aimed to increase the knowledge and skills of the women’s congregation in the care (rukti) of women’s bodies through tutorials and practices. The implementat...
Depression in children is often under-recognized because not all children complain of sad feeling... more Depression in children is often under-recognized because not all children complain of sad feeling. The incidence of depression in prepuberty and adolescence is estimated 1.5-2.5% and 4-5% respectively. The clinical appearance is influenced by the child’s age and psychological experience such as irritability, decrease of school achievement, withdrawal from social or leisure activity, and feeling more of inward signs like depressed, guilty or useless feeling and suicidal ideation. The aim of this paper is to report a case of recurrent child depression with refusal of going to school with method depth-interview towards the child and his family. Result of this report case of recurrent depression in a school-aged child with refusal to go to school was reported. A 10-year old boy who was in 5th grade of elementary school refused to go to school for 3 months. Clinical appearance showed sad looking, withdrawal, irritability, difficulty to sleep, depressed feeling, and decreased school achie...
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 2019
Salah satu tatalaksana non-farmakoterapi yang saat ini digunakan untuk penderita kanker dalam men... more Salah satu tatalaksana non-farmakoterapi yang saat ini digunakan untuk penderita kanker dalam mengelola masalah psikologis yang dialami adalah dengan proses regulasi emosi. Tujuan tulisan ini adalah mereview literature tentang efektifitas regulasi emosi terhadap masalah psikologis penderita kanker. Pencarian literatur review ini menggunakan database PubMed dan Goggle Scholar dengan menggunakan keywords: “Emotion Regulation AND Patient AND Cancer”. Hasil pencarian artikel menemukan sebanyak 24.414 artikel dalam jurnal internasional dalam rentang tahun 2016-2018. Artikel tersebut diseleksi dan yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi adalah sebanyak 10 artikel. Hasil dari 10 jurnal tersebut, 7 jurnal didapatkan hasil bahwa terdapat tekanan psikologis pada pasien kanker meliputi ketidakberdayaan, emosi negatif, denial, penyesuaian diri, kecemasan, depresi, kecemasan, gangguan pola tidur, dan ketakutan dalam kekambuhan penyakit khususnya untuk pasien yang sudah selesai melakukan pros...
Asian Journal of Psychiatry, 2019
The persistent disability and low Quality of Life (QoL) are the impacts of schizophrenia. Communi... more The persistent disability and low Quality of Life (QoL) are the impacts of schizophrenia. Community-Based Rehabilitation (CBR) is recommended for people with schizophrenia. The objective of this study is to analyze the effectiveness of CBR to improve the quality of life of people with schizophrenia. Methods: It was a quasi-experimental study, conducted in February-December 2017, in Yogyakarta, Indonesia. Subjectwere people with schizophrenia, 18-56 years old, with their caregiver. CBRintervention using psychoeducation module and social skill module during 12 weeks. It was conducted by local health workers, sub district social welfare workers, community health workers (called Kader in Indonesia) and supervised by a psychiatrist. The QoL was assessed using a validated measuring instrument at the baseline and at the week 16. Hypothesis test using Wilcoxon test Results: There were 100 people with schizophrenia involved in the study. They were divided into intervention group and control group. Every group consists of 50 subjects. Both groups had similar characteristics at the baseline. The intervention group received CBR, whereas the control group didn't. Thirty-four people (68%) of intervention group increased their QoL, whereas in the control group there were twenty-three people (46%) increased their QoL. The QoL decrease occurred in one subject (4%) from the control group. Other subjects had constant QoL. Improvement of QoL in the intervention group is higher than the control group (p < 0.05). Conclusions: CBR is effective for improving the QoL of people with schizophrenia in the community. CBR is conducted by the health worker and sub-district social welfare worker.
Health promotion perspectives, 2018
Information gaps hinder the management of psychotic patients. Incorporating mental health service... more Information gaps hinder the management of psychotic patients. Incorporating mental health services into primary care might solve the problem. Health workers can be trained to provide psycho-education for caregivers of psychotic patients. This study was a two stage experimental study. In the first stage, 43 health workers were trained to provide a psycho-education for caregivers of psychotic patients. Next, 10 health workers were selected to provide the psycho-education. Participants were family caregivers of psychotic patients (n = 113) randomly assigned to control and intervention groups. Pre- and post-tests were conducted to assess the results. Statistical analyses were conducted using paired t tests and analysis of covariance (ANCOVA). The intervention group scored higher for Knowledge of Psychosis at post-test. Both groups showed significant increase of knowledge (paired t tests: P<0.001; P<0.001; respectively) and the increases were not significantly different between the...
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 2010
Muhammadiyah University Yogyakarta, 2014
Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa dimana adanya keretakan atau ketidakseimbangan antara pros... more Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa dimana adanya keretakan atau ketidakseimbangan antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan. Skizofrenia prevalensinya sama antara laki-laki dan wanita, perbedaannya adalah dalam hal onset usia dan perjalanan penyakit. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan skizofrenia onset usia muda mengalami penurunan IQ, fungsi psikomotor, dan memori verbal lebih besar daripada skizofrenia onset usia tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara onset usia dan kualitas hidup skizofrenia. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Responden penelitian sebanyak 25 orang penderita skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta, yaitu di Desa Ngestiharjo dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data dengan wawancara dan kuesioner. Data penelitian dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara onset usia dengan kualitas hidup pasien skizofrenia (sig=0,934, p>0,05). Hal ini disebabkan banyak faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup pasien skizofrenia selain faktor onset usia yaitu faktor jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara onset usia dengan kualitas hidup pasien skizofrenia. Skizofrenia is a mental disorder which presence the cracks or imbalance between the processes of thinking, feeling and action. Schizophrenia prevalence is equal between men and women, the difference is in terms age of onset and course of disease. The result from previous study state that a young age of onset of schizophrenia decreased IQ, psychomotor function, verbal memory larger than the old age onset of schizophrenia. The research aims to determine the correlation between onset age and quality life of schizophrenia. This study is observational analytic study with cross-sectional design. The respondents was 25 schizophrenia patient in the work area Kasihan Primary Health Care II Bantul in the Ngestiharjo village, Yogyakarta using consecutive sampling technique. The data was collected by interview and questionnaire. The research data were analyzed using the Spearman correlation test. The result from Spearman test show there are no correlation between age of onset and quality of life schizophrenia patient (sig=0,934, p>0,05). This is due to many other factors that affect quality of life of schizophrenic patients except the age of onset there are gender factor, education level, occupation and income. Concluded that there no correlation between age of onset with quality of life schizophrenia patient.
Layanan pada penyandang disabilitas berbasis lembaga atau melalui panti membutuhkan pembiayaan ti... more Layanan pada penyandang disabilitas berbasis lembaga atau melalui panti membutuhkan pembiayaan tinggi serta layanan pada penyandang disabilitas yang dapat dijangkai sangat terbatas. Oleh karena itu Kementerian Sosial sebagai leading sector penanganan masalah disabilitas telah menggulirkan kebijakan pemberdayaan disabilitas yang menitikberatkan pada partisipasi aktif keluarga dan masyarakat. Desa Panggungharjo salah satu desa di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta telah memiliki Kelompok Berbasis Masyarakat/RBM. Sebagai lembaga di Desa yang masih baru kelompok Rehabilitasi Berbasis Masyarakat ini masih belum menunjukkan perannya dengan baik dalam memberikan layanan pada penyandang Disabilitas. Hal ini karena pemahaman personil dalam kelompok ini tentang issue disabilitas masih terbatas. Sementara itu di sisi lain pada saat ini, penyandang disabilitas di Desa Panggungharjo masih menghadapi persoalan yang berkenaan dengan kesejahteraan. Program Kemitraan Masyarakat diharapkan...
The prevalence of Obsessive Compulsive Disorder about 2-3%, mostly happened on male teenagers. Th... more The prevalence of Obsessive Compulsive Disorder about 2-3%, mostly happened on male teenagers. The causes are multifactors including biological, behavior and psychosocial factor, so the treatment needs farmacotherapy and psychotherapy. The combination of SRI (Serotonin Reuptake Inhibitor) and Cognitive Behavioral Therapy is the first choice to manage Obsessive Compulsive disorder. The aim of this case report is to reporting the treatment of Obsessive Compulsive disorder by using the combination of SRI and Cognitive Behavioral Therapy. A patient, male, 18th years old was brought by his mother to the Psychiatry outpatient department for doing something repeatedly. It was annoyed him and other person. The mental status examination showed that he always thought repeatedly and did something, so that he will felt released. His neurological and psysical status were within normal limite. After he was treated with the combination of SRI and Cognitive Behavioral Therapy for 5 sessions, he is ...
Coping: Community of Publishing in Nursing, Dec 30, 2021
Terapi antipsikotik pada pasien skizofrenia dilaporkan menjadi faktor utama penyebab terjadinya g... more Terapi antipsikotik pada pasien skizofrenia dilaporkan menjadi faktor utama penyebab terjadinya gangguan seksualitas pada pasien skizofrenia. Sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan biologis, fungsi seksualitas pada orang dengan skizofrenia harus diperhatikan. Pengkajian fungsi seksualitas sering mengalami kesulitan karena masih dianggap hal tabu dan terabaikan. Studi ini bertujuan untuk mereview penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi disfungsi seksualitas pada pasien skizofrenia. Studi ini menggunakan pendekatan studi literature review yang mereview beberapa hasil penelitian tentang seksualitas pada orang pasien skizofrenia. Pencarian literature melalui search engine EBSCO, Proquest, Science Direct, Pubmed, and Google Scholar. Dari hasil pencarian didapatkan 398 studi kemudian di telaah sehingga mendapatkan 19 studi yang relevan. Kata kunci yang digunakan adalah schizophrenia, sexuality, sexual function, sexual dysfunction. Dari 19 literature yang ditemukan ada beberapa faktor yang menyebakan terjadinya masalah seksualitas pada pada pasien skizofrenia. Faktor-faktor tersebut adalah penggunaan antipsikotik, stigma, diskriminasi, budaya, kepercayaan, dan spiritual. Disfungsi seksual apabila tidak ditangani dapat memberikan dampak buruk seperti menurunkan harga diri, memperburuk isolasi sosial, dan menurunkan kemampuan membangun hubungan seksual dengan pasangan. Selain itu disfungsi seksual juga dapat mempengaruhi kualitas pernikahan sehingga dapat menyebabkan perselisihan permanen dan bahkan perceraian. Dampak lain dari disfungsi seksual dapat mempengaruhi kualitas hidup, harga diri rendah, mood pasien, kepatuhan minum obat, dan kepatuhan mengikuti terapi. Faktor penggunaan antipsikotik masih menjadi penyebab tertinggi terjadinya disfungsi seksual pada pasien skizofrenia. Disfungsi seksual apabila tidak ditangani akan berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien. Oleh karena itu diharapakan kepada tim profesional dalam hal ini dokter maupun perawat agar bisa meningkatkan perawatan dan dan evaluasi terkait kejaidan disfungsi seksual pada pasien skizofrenia.
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 2010
Emotional intelligence (EQ) contributed 80% in determining one's success. EQ was developed in 3 c... more Emotional intelligence (EQ) contributed 80% in determining one's success. EQ was developed in 3 containers, namely: family, school and society, and experts agree that keluargalah have great influence on the development anak.Untuk, it is necessary to find whether the relationship between healthy functioning in the family (Apgar family) with adolescent emotional intelligence in family. This study aims to determine whether or not there any healthy relationship between family function with emotional intelligence in adolescents in the family. Observational study conducted by the research design of cross-sectional survey. Samples were selected by simple random sampling from the population at SMU Negeri 1 Bantul Poor. Research instruments for assessing emotional intelligence using the instrument Baron Emotional Quotient Inventory Version and family function assessment using the Family Apgar instrument of Gabriel Smilkstein, which has been translated. Data analysis to determine relations between the two variables above using Pearson test. Statistical analysis showed that the Apgar Family related / correlated (r = 0.460) was significant (p <0.05) with adolescent emotional intelligence in the family. Concluded that there is a significant relationship between Apgar Families with teenagers Emotional Intelligence.
Clinical Epidemiology and Global Health
Jurnal pengabdian kepada masyarakat membangun negeri, Jun 16, 2023
Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang berdampak pada penurunan fungsi kognitif. Sebanyak 40... more Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang berdampak pada penurunan fungsi kognitif. Sebanyak 40%-60% ODS mengalami gangguan kognitif berupa gangguan perhatian, memori, dan fungsi eksekutif, yang berhubungan dengan konsekuensi psikososial. Remidiasi kognitif adalah salah satu bentuk rehabilitasi psikiatri pada ODS untuk memperbaiki fungsi kognitif dan membantu ODS dalam reintegrasi komunitas lebih baik. Berdasar latar belakang tersebut, maka tim pengabdian bermitra dengan Yayasan Lentera Harmoni Jiwa memberikan remidiasi kognitif bagi ODS menggunakan program komputer. Tujuan program ini adalah melakukan upaya remidiasi kognitif untuk meningkatkan fungsi kognitif ODS. Yayasan Lentera Harmoni Jiwa merupakan lembaga sosial masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan jiwa di Kabupaten Bantul. Berbagai program rehabilitasi telah dilaksanakan yayasan, namun remidiasi kognitif belum pernah dilaksanakan, sehingga yayasan sangat membutuhkan pendampingan dari tim pengabdian masyarakat. Tim memiliki keahlian di bidang kesehatan jiwa dan Teknologi Informasi. Pelaksanaan program adalah 3 bulan dengan menggunakan pengembangan aplikasi remidiasi kognitif dengan menggunakan komputer yang di susun Herdaeta (2015). Peserta adalah 8 ODS, berusia 18-50 tahun, kondisi klinis stabil, minum obat rutin, bersedia mengikuti program. Kegiatan dilaksanakan 2 kali seminggu, selama 30 menit, sebanyak 10 sesi. Sesi 1-4: atensi memori, sesi 5-8: memori eksekutif dan sesi 7-8: penerapan dalam aktivitas keseharian. Pendamping kegiatan adalah pengurus yayasan sebanyak 2 orang yang telah di latih oleh tim pengabdian. Fungsi kognitif ODS dinilai dengan menggunakan SCORS di awal dan di akhir program. ODS mengalami peningkatan fungsi kognitif setelah mengikuti program. Kegiatan ini akan tetap dilanjutkankan oleh pendamping dari yayasan setelah kegiatan pengabdian selesai, sehingga berkesinambungan dan menjangkau lebih banyak ODS di komunitas.
Scientia Psychiatrica
Introduction: The clinical rotation is a stage of medical education that provides a stressful env... more Introduction: The clinical rotation is a stage of medical education that provides a stressful environment for medical students. Psychological distress in medical students affects the learning output and achievement of clinical competencies. MMPI-2 is a screening tool for mental disorders in clinical medical student admission protocols. Nevertheless, the domain for predicting psychological distress during clinical rotation has not been considered before. The aim of the study is to determine the MMPI-2 domain as a predictor of future psychological distress in clinical rotation students. Methods: This study used a cross-sectional and retrospective design using the MMPI-2 data derived from admission protocols and the SRQ (self-reporting questionnaire-29) questionnaire measuring the psychological distress in first-year clinical rotation students. Results: 87 data showed that not all MMPI-2 domains were statistically associated with psychological distress in clinical medical students. D...
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat
Pasien COVID-19, wajib menjalani isolasi mandiri untuk menghindari risiko penularan dan penyebara... more Pasien COVID-19, wajib menjalani isolasi mandiri untuk menghindari risiko penularan dan penyebaran. Selama isolasi mandiri di rumah, pasien didampingi oleh petugas kesehatan puskesmas. Petugas tidak hanya memantau kondisi fisik pasien, namun juga kesehatan mentalnya. Hal ini disebabkan karena pasien isoman merasakan terpisah dari orang lain, tidak dapat beraktivitas seperti biasa dan merasakan khawatir terhadap kondisinya, sehingga membutuhkan dukungan psikososial. Petugas puskesmas belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk pendampingan psikososial. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam pendampingan psikososial pada pasien COVID-19 yang sedang isolasi mandiri di rumah. Peserta pelatihan adalah 30 petugas kesehatan di puskesmas Pandak 1. Kegiatan dimulai dengan penyusunan modul oleh tim pengabdian tentang: 1). Managemen Stres, 2). Reaksi terhadap Kedukaan, 3). Komunikasi Terapeutik, 4). Psycholigical First ...
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Jan 21, 2013
Remaja adalah anak berusia 10-18 tahun untuk wanita dan 12-20 tahun untuk laki-laki. Remaja dalam... more Remaja adalah anak berusia 10-18 tahun untuk wanita dan 12-20 tahun untuk laki-laki. Remaja dalam masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa berada dalam masa emosi yang labil. Periode masa ini, remaja diharapkan mampu untuk mengendalikan emosinya. Kecerdasan emosi dibutuhkan untuk mengatur dan mengendalikan kondisi emosi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pelatihan kecakapan hidup (life skills) terhadap tingkat kecerdasan emosi remaja SMP N 2 Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini melibatkan 36 siswa pada kelompok intervensi dan 36 siswa pada kelompok kontrol. Jenis penelitian berupa quasi eksperimental dengan desain penelitian pre test post test control group design. Selama 1 bulan subjek kelompok intervensi mengikuti pelatihan hidup yang terdiri dari modul meningkatkan harga diri, modul mengenali dan mengatasi emosi, modul menghadapi stres dan modul menghadapi tekanan teman sebaya. Analisis data menggunakan uji statistik Wilcoxon rank test. Pada kedua kelompok diketahui adanya perbedaan tingkat kecerdasan emosi setelah dilakukan pelatihan kecakapan hidup (life skills). Hasil analisis dari efektivitas pelatihan kecakapan hidup (life skills) terhadap tingkat kecerdasan emosi remaja adalah menunjukkan signifikansi sebesar p=0.004 (p<0,05) untuk kelompok intervensi yang mempunyai arti bahwa terdapat perbedaan sebelum diberikan pelatihan dan sesudah diberikan pelatihan, sedangkan untuk kelompok kontrol didapatkan nilai p=0,640 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada perubahan signifikan pada tingkat kecerdasan emosi kelompok kontrol. Kata kunci: pelatihan kecakapn hidup (life skills training), kecerdasan emosi, remaja
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat
Layanan pada penyandang disabilitas berbasis lembaga atau melalui panti membutuhkanpembiayaan tin... more Layanan pada penyandang disabilitas berbasis lembaga atau melalui panti membutuhkanpembiayaan tinggi serta layanan pada penyandang disabilitas yang dapat dijangkai sangat terbatas.Oleh karena itu Kementerian Sosial sebagai leading sector penanganan masalah disabilitas telahmenggulirkan kebijakan pemberdayaan disabilitas yang menitikberatkan pada partisipasi aktif keluargadan masyarakat. Desa Panggungharjo salah satu desa di Kecamatan Sewon Kabupaten BantulYogyakarta telah memiliki Kelompok Berbasis Masyarakat/RBM. Sebagai lembaga di Desa yang masihbaru kelompok Rehabilitasi Berbasis Masyarakat ini masih belum menunjukkan perannya dengan baikdalam memberikan layanan pada penyandang Disabilitas. Hal ini karena pemahaman personil dalamkelompok ini tentang issue disabilitas masih terbatas. Sementara itu di sisi lain pada saat ini, penyandangdisabilitas di Desa Panggungharjo masih menghadapi persoalan yang berkenaan dengan kesejahteraan.Program Kemitraan Masyarakat diharapkan dapat menye...
Bangladesh Journal of Medical Science
Background: Hemodialysis is an effective treatment carried out for patientswith chronic kidney fa... more Background: Hemodialysis is an effective treatment carried out for patientswith chronic kidney failure to improve the quality of life. 80% of hemodialysis patients experience physical stress disorder and psychosocial stress related to treatment. When faced with stress, the body muscles become tense as the abdomen becomes tense and cramped, the chest feels tight, which impacts physical and psychosocial health, so it is necessary to have stress management training through relaxation techniques. This study aimed to determine the effect of progressive relaxation on stress levels in patients with hemodialysis. Method: A quasi-experimental pre-test and posttest study with control group design was used in this study. is a quasi-experimental pre-test and post-test study with a control group design. There were 58 respondents divided into two groups (intervention and control), and each group consisted of 29 people selected by random sampling. Measurement of stress levels using questionnaire D...
Penyandang Disabilitas Mental (PDM) adalah seseorang yang mengalami gangguan mental yang berdampa... more Penyandang Disabilitas Mental (PDM) adalah seseorang yang mengalami gangguan mental yang berdampak pada fungsi personal, sosial dan pekerjaan. Rehabilitasi sangat dibutuhkan PDM untuk mencapai pemulihan. Bercocok tanam merupakan salah satu kegiatan rehabilitasi pada PDM di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (BRTPD). PDM memiliki motivasi yang rendah dan kemampuan motorik yang terbatas, sehingga membutuhkan pendampingan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan motorik agar konsisten dalam rehabilitasi berkebun. Tujuan program adalah meningkatkan motivasi dan kemampuan motorik PDM dalam kegiatan rehabilitasi berkebun di BRTPD. Program dilaksanakan selama 3 bulan. Pelaksana adalah tim pengabdian yang memiliki keahlian di bidang kesehatan jiwa dan pertanian bersama tim pendamping di BRTPD. Peserta adalah 20 PDM di BRTPD, berusia 18-50 tahun, kondisi klinis stabil, bersedia mengikuti program. Peserta mengikuti kegiatan motivasi, senam stimulasi otak sebanyak 4 kali untuk ...
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks, 2021
Islam teaches that every human being will experience death. The obligation of a Muslim to a Musli... more Islam teaches that every human being will experience death. The obligation of a Muslim to a Muslim who dies is fard kifayah, meaning that if some Muslims have carried it out, then the obligations have finished. These obligations are bathing, shrouding, praying and burying the dead. Women’s bodies must be treated specifically by the female coroner’s team. Hamlet Kembaran already has several ladies who are active in the care of corpses, despite the limited number. Accordingly, it affects the treatment of female corpses, where they are often assisted and guided by male coroners. Thus, more female mortuary teams are necessary with the knowledge, skills and independence in caring for women’s corpses and psychological assistance for bereaved families through the formation of a women’s mortuary team in the Kembaran hamlet. The program aimed to increase the knowledge and skills of the women’s congregation in the care (rukti) of women’s bodies through tutorials and practices. The implementat...
Depression in children is often under-recognized because not all children complain of sad feeling... more Depression in children is often under-recognized because not all children complain of sad feeling. The incidence of depression in prepuberty and adolescence is estimated 1.5-2.5% and 4-5% respectively. The clinical appearance is influenced by the child’s age and psychological experience such as irritability, decrease of school achievement, withdrawal from social or leisure activity, and feeling more of inward signs like depressed, guilty or useless feeling and suicidal ideation. The aim of this paper is to report a case of recurrent child depression with refusal of going to school with method depth-interview towards the child and his family. Result of this report case of recurrent depression in a school-aged child with refusal to go to school was reported. A 10-year old boy who was in 5th grade of elementary school refused to go to school for 3 months. Clinical appearance showed sad looking, withdrawal, irritability, difficulty to sleep, depressed feeling, and decreased school achie...
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 2019
Salah satu tatalaksana non-farmakoterapi yang saat ini digunakan untuk penderita kanker dalam men... more Salah satu tatalaksana non-farmakoterapi yang saat ini digunakan untuk penderita kanker dalam mengelola masalah psikologis yang dialami adalah dengan proses regulasi emosi. Tujuan tulisan ini adalah mereview literature tentang efektifitas regulasi emosi terhadap masalah psikologis penderita kanker. Pencarian literatur review ini menggunakan database PubMed dan Goggle Scholar dengan menggunakan keywords: “Emotion Regulation AND Patient AND Cancer”. Hasil pencarian artikel menemukan sebanyak 24.414 artikel dalam jurnal internasional dalam rentang tahun 2016-2018. Artikel tersebut diseleksi dan yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi adalah sebanyak 10 artikel. Hasil dari 10 jurnal tersebut, 7 jurnal didapatkan hasil bahwa terdapat tekanan psikologis pada pasien kanker meliputi ketidakberdayaan, emosi negatif, denial, penyesuaian diri, kecemasan, depresi, kecemasan, gangguan pola tidur, dan ketakutan dalam kekambuhan penyakit khususnya untuk pasien yang sudah selesai melakukan pros...
Asian Journal of Psychiatry, 2019
The persistent disability and low Quality of Life (QoL) are the impacts of schizophrenia. Communi... more The persistent disability and low Quality of Life (QoL) are the impacts of schizophrenia. Community-Based Rehabilitation (CBR) is recommended for people with schizophrenia. The objective of this study is to analyze the effectiveness of CBR to improve the quality of life of people with schizophrenia. Methods: It was a quasi-experimental study, conducted in February-December 2017, in Yogyakarta, Indonesia. Subjectwere people with schizophrenia, 18-56 years old, with their caregiver. CBRintervention using psychoeducation module and social skill module during 12 weeks. It was conducted by local health workers, sub district social welfare workers, community health workers (called Kader in Indonesia) and supervised by a psychiatrist. The QoL was assessed using a validated measuring instrument at the baseline and at the week 16. Hypothesis test using Wilcoxon test Results: There were 100 people with schizophrenia involved in the study. They were divided into intervention group and control group. Every group consists of 50 subjects. Both groups had similar characteristics at the baseline. The intervention group received CBR, whereas the control group didn't. Thirty-four people (68%) of intervention group increased their QoL, whereas in the control group there were twenty-three people (46%) increased their QoL. The QoL decrease occurred in one subject (4%) from the control group. Other subjects had constant QoL. Improvement of QoL in the intervention group is higher than the control group (p < 0.05). Conclusions: CBR is effective for improving the QoL of people with schizophrenia in the community. CBR is conducted by the health worker and sub-district social welfare worker.
Health promotion perspectives, 2018
Information gaps hinder the management of psychotic patients. Incorporating mental health service... more Information gaps hinder the management of psychotic patients. Incorporating mental health services into primary care might solve the problem. Health workers can be trained to provide psycho-education for caregivers of psychotic patients. This study was a two stage experimental study. In the first stage, 43 health workers were trained to provide a psycho-education for caregivers of psychotic patients. Next, 10 health workers were selected to provide the psycho-education. Participants were family caregivers of psychotic patients (n = 113) randomly assigned to control and intervention groups. Pre- and post-tests were conducted to assess the results. Statistical analyses were conducted using paired t tests and analysis of covariance (ANCOVA). The intervention group scored higher for Knowledge of Psychosis at post-test. Both groups showed significant increase of knowledge (paired t tests: P<0.001; P<0.001; respectively) and the increases were not significantly different between the...
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 2010
Muhammadiyah University Yogyakarta, 2014
Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa dimana adanya keretakan atau ketidakseimbangan antara pros... more Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa dimana adanya keretakan atau ketidakseimbangan antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan. Skizofrenia prevalensinya sama antara laki-laki dan wanita, perbedaannya adalah dalam hal onset usia dan perjalanan penyakit. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan skizofrenia onset usia muda mengalami penurunan IQ, fungsi psikomotor, dan memori verbal lebih besar daripada skizofrenia onset usia tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara onset usia dan kualitas hidup skizofrenia. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Responden penelitian sebanyak 25 orang penderita skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta, yaitu di Desa Ngestiharjo dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data dengan wawancara dan kuesioner. Data penelitian dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara onset usia dengan kualitas hidup pasien skizofrenia (sig=0,934, p>0,05). Hal ini disebabkan banyak faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup pasien skizofrenia selain faktor onset usia yaitu faktor jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara onset usia dengan kualitas hidup pasien skizofrenia. Skizofrenia is a mental disorder which presence the cracks or imbalance between the processes of thinking, feeling and action. Schizophrenia prevalence is equal between men and women, the difference is in terms age of onset and course of disease. The result from previous study state that a young age of onset of schizophrenia decreased IQ, psychomotor function, verbal memory larger than the old age onset of schizophrenia. The research aims to determine the correlation between onset age and quality life of schizophrenia. This study is observational analytic study with cross-sectional design. The respondents was 25 schizophrenia patient in the work area Kasihan Primary Health Care II Bantul in the Ngestiharjo village, Yogyakarta using consecutive sampling technique. The data was collected by interview and questionnaire. The research data were analyzed using the Spearman correlation test. The result from Spearman test show there are no correlation between age of onset and quality of life schizophrenia patient (sig=0,934, p>0,05). This is due to many other factors that affect quality of life of schizophrenic patients except the age of onset there are gender factor, education level, occupation and income. Concluded that there no correlation between age of onset with quality of life schizophrenia patient.
Layanan pada penyandang disabilitas berbasis lembaga atau melalui panti membutuhkan pembiayaan ti... more Layanan pada penyandang disabilitas berbasis lembaga atau melalui panti membutuhkan pembiayaan tinggi serta layanan pada penyandang disabilitas yang dapat dijangkai sangat terbatas. Oleh karena itu Kementerian Sosial sebagai leading sector penanganan masalah disabilitas telah menggulirkan kebijakan pemberdayaan disabilitas yang menitikberatkan pada partisipasi aktif keluarga dan masyarakat. Desa Panggungharjo salah satu desa di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta telah memiliki Kelompok Berbasis Masyarakat/RBM. Sebagai lembaga di Desa yang masih baru kelompok Rehabilitasi Berbasis Masyarakat ini masih belum menunjukkan perannya dengan baik dalam memberikan layanan pada penyandang Disabilitas. Hal ini karena pemahaman personil dalam kelompok ini tentang issue disabilitas masih terbatas. Sementara itu di sisi lain pada saat ini, penyandang disabilitas di Desa Panggungharjo masih menghadapi persoalan yang berkenaan dengan kesejahteraan. Program Kemitraan Masyarakat diharapkan...
The prevalence of Obsessive Compulsive Disorder about 2-3%, mostly happened on male teenagers. Th... more The prevalence of Obsessive Compulsive Disorder about 2-3%, mostly happened on male teenagers. The causes are multifactors including biological, behavior and psychosocial factor, so the treatment needs farmacotherapy and psychotherapy. The combination of SRI (Serotonin Reuptake Inhibitor) and Cognitive Behavioral Therapy is the first choice to manage Obsessive Compulsive disorder. The aim of this case report is to reporting the treatment of Obsessive Compulsive disorder by using the combination of SRI and Cognitive Behavioral Therapy. A patient, male, 18th years old was brought by his mother to the Psychiatry outpatient department for doing something repeatedly. It was annoyed him and other person. The mental status examination showed that he always thought repeatedly and did something, so that he will felt released. His neurological and psysical status were within normal limite. After he was treated with the combination of SRI and Cognitive Behavioral Therapy for 5 sessions, he is ...