Ade Andini | King Mongkut's University of Technology Thonburi (original) (raw)
Papers by Ade Andini
Indonesia is an agricultural country. The practice of open burning is commonly followed by farmer... more Indonesia is an agricultural country. The practice of open burning is commonly followed by farmers to remove residues from the field. The main crops subject to open burning include, rice, corn, cassava and sugarcane. It is estimated that about 45 million tonnes of such residues are open burned on an annual basis. In order to estimate the contribution of these practices on air pollution, suitable pollutant and crop specific emission factors were retrieved from the literature. Based on this data, it was found that on annual basis crop residues open burning in Indonesia contributes 49,671Gg CO2, 4,675Gg CO, 243Gg CH4, 85Gg NOx, 3Gg N2O, 40Gg SO2, 151Gg NMVOC, 21Gg EC and 77Gg OC. On average, CO2 and CO emissions were found to dominate the overall emissions with 90% and 8% respectively. The remaining 2% are contributed by all other pollutants. Based on the climate forcing contribution of theses emissions, it was estimated that crop residues open burning in Indonesia contributes 14% of t...
Indonesia is a developing country which economy relies heavily on agricultural production. From s... more Indonesia is a developing country which economy relies heavily on agricultural production. From such activities a large amount of crop residues are produced each year which could be of potential for energy purposes. Unfortunately, there is an increasing concern over the open burning of biomass resources in the country and notably crop residues that are left unused in the field. Such practices lead to air pollution, human health and economic impacts. This study aimed at investigating farming practices in Indonesia for major crops and estimating the proportion of crop residues unused and subject to open burning that could potentially be available as energy feedstock. One specific location in Indonesia was selected as representative case-study and a field survey using questionnaires conducted. It was found that 21% of Indonesia's crop residues are subject to open burning. On an annual basis, this corresponds to about 45 million tonnes of residues, including, 19.3 million tonnes of ...
Current Science, 2018
Crop residues are subjected to open burning in Indonesia. These farming practices were studied to... more Crop residues are subjected to open burning in Indonesia. These farming practices were studied to determine the proportion of open burned and their contribution to air pollution based on crop and air pollutant specific emission factors. On an annual basis, it was estimated that 45 million tonnes of crop residues are open burned. This leads to emission of greenhouse gases and toxic pollutants. On an average, CO 2 and CO dominate the overall emissions with 90% and 8% respectively. The remaining 2% are contributed by CH 4 , SO 2 , NO x , NH 3 , N 2 O, NMVOC and particulate matter. Climate charging emissions were assessed to contribute 12-14% towards global warming potential by the global crop residues open burning.
Forty-five million tonne of Indonesian crop residues representing 21% of total crop residues are ... more Forty-five million tonne of Indonesian crop residues representing 21% of total crop residues are openly burned annually. Giving added value to the residues was one of the solutions to reduce open burning activities and consequently mitigate the emissions. Torrefaction is one of the pretreatment processes for improving biomass properties. In this work, fast and slow torrefaction experiments (300°C-5 minutes and 250°C-45 minutes) of Indonesian rice straw, corncob and cassava stalk were conducted using static and rotating tubular reactors. The result shows that fast torrefaction gave superior solid product properties to the slow counterpart for both reactors. Furthermore, the static tubular reactor showed better performance. Blending samples did not have a significant impact on the product properties. However, blending method can help to distribute the crop residues for the whole year due to the lack of availability on seasonal time.
Sumatera Selatan sebagai salah satu penghasil beras nasional, setiap tahunnya diperkirakan mengha... more Sumatera Selatan sebagai salah satu penghasil beras nasional, setiap tahunnya diperkirakan menghasilkan limbah produksi padi berupa sekam padi rata-rata lebih dari 6000 ton setiap tahunnya. Umumnya pemanfaatan limbah tersebut belum maksimal, bahkan terkadang menjadi sampah yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Sejauh ini pemanfaatan limbah tersebut terbatas sebagai bahan bakar untuk memasak dan abunya dipakai sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur. Pada sisi lain, kebutuhan kabon aktif sebagai adsorben terus meningkat, terutama di bidang industri obat-obatan, industri tekstil, industri makanan, dan penanganan limbah. Untuk lebih memberdayakan limbah padat sekam padi dan mengurangi efek negatif dari sampah, maka salah satu alternatifnya adalah dengan mengolahnya menjadi karbon aktif. Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan solusi dalam pemanfaatan limbah sekam padi dan memberikan alternatif bagi penyediaan karbon aktif. Karbon aktif dari sekam padi dibuat dengan cara melakukan karbonisasi sekam padi di dalam furnace dengan suhu 400-600 C selam 1-3 jam. Kemudian karbon yang terbentuk diaktifkan dengan cara direndam dalam larutan aktivator NaOH. Konsentrasi NaOH yang digunakan adalah 01-0,3 M. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap volatil matter, kadar air, kadar abu, daya serap terhadap iodine, dan fixed carbon. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suhu dan waktu karbonisasi optimum pada pembuatan karbon aktif dari sekam padi adalah pada suhu karbonisasi 600 o C selama 3 jam. Peningkatan suhu dan waktu karbonisasi berbanding lurus dengan nilai daya serap terhadap iodine dan nilai kadar abu. Namun berbanding terbalik dengan nilai kadar air, nilai volatil matter dan nilai fixed karbon. Konsentrasi aktivator optimum adalah pada konsentrasi NaOH 0,1 M. Peningkatan konsentrasi activator NaOH berbanding lurus dengan nilai kadar air dan nilai volatil matter. Namun berbanding terbalik dengan nilai daya serap iodine, nilai kadar abu, dan nilai fixed karbon. Pembuatan karbon aktif dari sekam padi ini menghasilkan karbon aktif yang memiliki daya serap terhadap iodine sebesar 1861 mg/g, kadar air 0,99 %, kadar abu 18,52 %, volatile matter 15,29 %, dan fixed karbon 66,19 %, yang telah memenuhi syarat mutu karbon aktif menurut Standar Industri Indonesia .
Sumatera Selatan sebagai salah satu penghasil beras nasional, setiap tahunnya diperkirakan mengha... more Sumatera Selatan sebagai salah satu penghasil beras nasional, setiap tahunnya diperkirakan menghasilkan limbah produksi padi berupa sekam padi rata-rata lebih dari 6000 ton setiap tahunnya. Umumnya pemanfaatan limbah tersebut belum maksimal, bahkan terkadang menjadi sampah yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Sejauh ini pemanfaatan limbah tersebut terbatas sebagai bahan bakar untuk memasak dan abunya dipakai sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur. Pada sisi lain, kebutuhan kabon aktif sebagai adsorben terus meningkat, terutama di bidang industri obat-obatan, industri tekstil, industri makanan, dan penanganan limbah. Untuk lebih memberdayakan limbah padat sekam padi dan mengurangi efek negatif dari sampah, maka salah satu alternatifnya adalah dengan mengolahnya menjadi karbon aktif. Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan solusi dalam pemanfaatan limbah sekam padi dan memberikan alternatif bagi penyediaan karbon aktif. Karbon aktif dari sekam padi dibuat dengan cara melakukan karbonisasi sekam padi di dalam furnace dengan suhu 400-600 C selam 1-3 jam. Kemudian karbon yang terbentuk diaktifkan dengan cara direndam dalam larutan aktivator NaOH. Konsentrasi NaOH yang digunakan adalah 01-0,3 M. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap volatil matter, kadar air, kadar abu, daya serap terhadap iodine, dan fixed carbon. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suhu dan waktu karbonisasi optimum pada pembuatan karbon aktif dari sekam padi adalah pada suhu karbonisasi 600 o C selama 3 jam. Peningkatan suhu dan waktu karbonisasi berbanding lurus dengan nilai daya serap terhadap iodine dan nilai kadar abu. Namun berbanding terbalik dengan nilai kadar air, nilai volatil matter dan nilai fixed karbon. Konsentrasi aktivator optimum adalah pada konsentrasi NaOH 0,1 M. Peningkatan konsentrasi activator NaOH berbanding lurus dengan nilai kadar air dan nilai volatil matter. Namun berbanding terbalik dengan nilai daya serap iodine, nilai kadar abu, dan nilai fixed karbon. Pembuatan karbon aktif dari sekam padi ini menghasilkan karbon aktif yang memiliki daya serap terhadap iodine sebesar 1861 mg/g, kadar air 0,99 %, kadar abu 18,52 %, volatile matter 15,29 %, dan fixed karbon 66,19 %, yang telah memenuhi syarat mutu karbon aktif menurut Standar Industri Indonesia .
This study focuses on design of gasification system for wood biomass in a fixed bed downdraft typ... more This study focuses on design of gasification system for wood biomass in a fixed bed downdraft type gasifier. The gasification system consists of a multistage downdraft gasifier, equipped with cyclone, heat exchanger, bag filter, blower and flare tower. The design was calculated based on the gasifier requirement power output (Q) and air equivalence ration (ER). The dimension of each equipment was determined based on the measurement of essential parameter of each equipment as well as the theoretical and experimental data obtained from literatures.
Indonesia is an agricultural country. The practice of open burning is commonly followed by farmer... more Indonesia is an agricultural country. The practice of open burning is commonly followed by farmers to remove residues from the field. The main crops subject to open burning include, rice, corn, cassava and sugarcane. It is estimated that about 45 million tonnes of such residues are open burned on an annual basis. In order to estimate the contribution of these practices on air pollution, suitable pollutant and crop specific emission factors were retrieved from the literature. Based on this data, it was found that on annual basis crop residues open burning in Indonesia contributes 49,671Gg CO2, 4,675Gg CO, 243Gg CH4, 85Gg NOx, 3Gg N2O, 40Gg SO2, 151Gg NMVOC, 21Gg EC and 77Gg OC. On average, CO2 and CO emissions were found to dominate the overall emissions with 90% and 8% respectively. The remaining 2% are contributed by all other pollutants. Based on the climate forcing contribution of theses emissions, it was estimated that crop residues open burning in Indonesia contributes 14% of t...
Indonesia is a developing country which economy relies heavily on agricultural production. From s... more Indonesia is a developing country which economy relies heavily on agricultural production. From such activities a large amount of crop residues are produced each year which could be of potential for energy purposes. Unfortunately, there is an increasing concern over the open burning of biomass resources in the country and notably crop residues that are left unused in the field. Such practices lead to air pollution, human health and economic impacts. This study aimed at investigating farming practices in Indonesia for major crops and estimating the proportion of crop residues unused and subject to open burning that could potentially be available as energy feedstock. One specific location in Indonesia was selected as representative case-study and a field survey using questionnaires conducted. It was found that 21% of Indonesia's crop residues are subject to open burning. On an annual basis, this corresponds to about 45 million tonnes of residues, including, 19.3 million tonnes of ...
Current Science, 2018
Crop residues are subjected to open burning in Indonesia. These farming practices were studied to... more Crop residues are subjected to open burning in Indonesia. These farming practices were studied to determine the proportion of open burned and their contribution to air pollution based on crop and air pollutant specific emission factors. On an annual basis, it was estimated that 45 million tonnes of crop residues are open burned. This leads to emission of greenhouse gases and toxic pollutants. On an average, CO 2 and CO dominate the overall emissions with 90% and 8% respectively. The remaining 2% are contributed by CH 4 , SO 2 , NO x , NH 3 , N 2 O, NMVOC and particulate matter. Climate charging emissions were assessed to contribute 12-14% towards global warming potential by the global crop residues open burning.
Forty-five million tonne of Indonesian crop residues representing 21% of total crop residues are ... more Forty-five million tonne of Indonesian crop residues representing 21% of total crop residues are openly burned annually. Giving added value to the residues was one of the solutions to reduce open burning activities and consequently mitigate the emissions. Torrefaction is one of the pretreatment processes for improving biomass properties. In this work, fast and slow torrefaction experiments (300°C-5 minutes and 250°C-45 minutes) of Indonesian rice straw, corncob and cassava stalk were conducted using static and rotating tubular reactors. The result shows that fast torrefaction gave superior solid product properties to the slow counterpart for both reactors. Furthermore, the static tubular reactor showed better performance. Blending samples did not have a significant impact on the product properties. However, blending method can help to distribute the crop residues for the whole year due to the lack of availability on seasonal time.
Sumatera Selatan sebagai salah satu penghasil beras nasional, setiap tahunnya diperkirakan mengha... more Sumatera Selatan sebagai salah satu penghasil beras nasional, setiap tahunnya diperkirakan menghasilkan limbah produksi padi berupa sekam padi rata-rata lebih dari 6000 ton setiap tahunnya. Umumnya pemanfaatan limbah tersebut belum maksimal, bahkan terkadang menjadi sampah yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Sejauh ini pemanfaatan limbah tersebut terbatas sebagai bahan bakar untuk memasak dan abunya dipakai sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur. Pada sisi lain, kebutuhan kabon aktif sebagai adsorben terus meningkat, terutama di bidang industri obat-obatan, industri tekstil, industri makanan, dan penanganan limbah. Untuk lebih memberdayakan limbah padat sekam padi dan mengurangi efek negatif dari sampah, maka salah satu alternatifnya adalah dengan mengolahnya menjadi karbon aktif. Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan solusi dalam pemanfaatan limbah sekam padi dan memberikan alternatif bagi penyediaan karbon aktif. Karbon aktif dari sekam padi dibuat dengan cara melakukan karbonisasi sekam padi di dalam furnace dengan suhu 400-600 C selam 1-3 jam. Kemudian karbon yang terbentuk diaktifkan dengan cara direndam dalam larutan aktivator NaOH. Konsentrasi NaOH yang digunakan adalah 01-0,3 M. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap volatil matter, kadar air, kadar abu, daya serap terhadap iodine, dan fixed carbon. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suhu dan waktu karbonisasi optimum pada pembuatan karbon aktif dari sekam padi adalah pada suhu karbonisasi 600 o C selama 3 jam. Peningkatan suhu dan waktu karbonisasi berbanding lurus dengan nilai daya serap terhadap iodine dan nilai kadar abu. Namun berbanding terbalik dengan nilai kadar air, nilai volatil matter dan nilai fixed karbon. Konsentrasi aktivator optimum adalah pada konsentrasi NaOH 0,1 M. Peningkatan konsentrasi activator NaOH berbanding lurus dengan nilai kadar air dan nilai volatil matter. Namun berbanding terbalik dengan nilai daya serap iodine, nilai kadar abu, dan nilai fixed karbon. Pembuatan karbon aktif dari sekam padi ini menghasilkan karbon aktif yang memiliki daya serap terhadap iodine sebesar 1861 mg/g, kadar air 0,99 %, kadar abu 18,52 %, volatile matter 15,29 %, dan fixed karbon 66,19 %, yang telah memenuhi syarat mutu karbon aktif menurut Standar Industri Indonesia .
Sumatera Selatan sebagai salah satu penghasil beras nasional, setiap tahunnya diperkirakan mengha... more Sumatera Selatan sebagai salah satu penghasil beras nasional, setiap tahunnya diperkirakan menghasilkan limbah produksi padi berupa sekam padi rata-rata lebih dari 6000 ton setiap tahunnya. Umumnya pemanfaatan limbah tersebut belum maksimal, bahkan terkadang menjadi sampah yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Sejauh ini pemanfaatan limbah tersebut terbatas sebagai bahan bakar untuk memasak dan abunya dipakai sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur. Pada sisi lain, kebutuhan kabon aktif sebagai adsorben terus meningkat, terutama di bidang industri obat-obatan, industri tekstil, industri makanan, dan penanganan limbah. Untuk lebih memberdayakan limbah padat sekam padi dan mengurangi efek negatif dari sampah, maka salah satu alternatifnya adalah dengan mengolahnya menjadi karbon aktif. Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan solusi dalam pemanfaatan limbah sekam padi dan memberikan alternatif bagi penyediaan karbon aktif. Karbon aktif dari sekam padi dibuat dengan cara melakukan karbonisasi sekam padi di dalam furnace dengan suhu 400-600 C selam 1-3 jam. Kemudian karbon yang terbentuk diaktifkan dengan cara direndam dalam larutan aktivator NaOH. Konsentrasi NaOH yang digunakan adalah 01-0,3 M. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap volatil matter, kadar air, kadar abu, daya serap terhadap iodine, dan fixed carbon. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suhu dan waktu karbonisasi optimum pada pembuatan karbon aktif dari sekam padi adalah pada suhu karbonisasi 600 o C selama 3 jam. Peningkatan suhu dan waktu karbonisasi berbanding lurus dengan nilai daya serap terhadap iodine dan nilai kadar abu. Namun berbanding terbalik dengan nilai kadar air, nilai volatil matter dan nilai fixed karbon. Konsentrasi aktivator optimum adalah pada konsentrasi NaOH 0,1 M. Peningkatan konsentrasi activator NaOH berbanding lurus dengan nilai kadar air dan nilai volatil matter. Namun berbanding terbalik dengan nilai daya serap iodine, nilai kadar abu, dan nilai fixed karbon. Pembuatan karbon aktif dari sekam padi ini menghasilkan karbon aktif yang memiliki daya serap terhadap iodine sebesar 1861 mg/g, kadar air 0,99 %, kadar abu 18,52 %, volatile matter 15,29 %, dan fixed karbon 66,19 %, yang telah memenuhi syarat mutu karbon aktif menurut Standar Industri Indonesia .
This study focuses on design of gasification system for wood biomass in a fixed bed downdraft typ... more This study focuses on design of gasification system for wood biomass in a fixed bed downdraft type gasifier. The gasification system consists of a multistage downdraft gasifier, equipped with cyclone, heat exchanger, bag filter, blower and flare tower. The design was calculated based on the gasifier requirement power output (Q) and air equivalence ration (ER). The dimension of each equipment was determined based on the measurement of essential parameter of each equipment as well as the theoretical and experimental data obtained from literatures.