gina sopha | Massey University (original) (raw)
Papers by gina sopha
Jurnal Hortikultura, Mar 3, 2009
Journal of Degraded and Mining Lands Management
Extremely acidic soils have low pH, high concentration of exchangeable Al3+ and low cation exchan... more Extremely acidic soils have low pH, high concentration of exchangeable Al3+ and low cation exchange capacity (CEC) that cause severe growth for most plants. The study was conducted in the soil laboratory of the Indonesian Vegetable Research Institute, Lembang, from June to August 2019. A randomised complete block design with seventeen treatments, three replications, and three incubation times (3, 30 and 60 days) was deployed to assess the effect of rates of soil amendments, namely 5 to 30 t liming materials ha-1, 5 to 20 t rice husk biochar ha-1, and 5 to 20 t zeolite ha-1 on extremely acidic soils. The results showed that lime materials, i.e., lime, agriculture limestone, and hydrated lime had a similar effect on increasing soil pH and reducing exchangeable Al3+. Calcium super seemed more effective in increasing soil pH and reducing exchangeable Al3+ than local lime due to the high CCE value. However, there was no significant response to the highest rice husk biochar and zeolite r...
Balai Penelitian Tanaman Sayuran eBooks, 2007
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS, May 17, 2021
Bahan-bahan alami lokal, termasuk pupuk hijau dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk ... more Bahan-bahan alami lokal, termasuk pupuk hijau dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik dan dapat mereduksi penggunaan pupuk kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair (POC) asal pupuk hijau untuk budidaya kubis. Kegiatan dilaksanakan dari bulan Maret-Desember 2016 di Kebun Percobaan Berastagi, Medan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang terdiri atas 7 konsentrasi POC yaitu: 0 ml/l (kontrol), 25 ml/l, 50 ml/l, 75 ml/l, 100 ml/l, 125 ml/l dan 150 ml/l, dengan 4 ulangan. Hasil yang diperoleh adalah : Pemberian POC dengan berbagai konsentrasi tidak berbeda nyata dengan tanpa pemberian POC. Penggunaan pupuk organik cair konsentrasi 25 ml/l air dapat meningkatkan serapan N sebesar 20,13% dari perlakuan tanpa POC. Penggunaan POC konsentrasi 125 ml/l air meningkatkan serapan P dan K masing-masing sebesar 21,28% dan 9,38% dari perlakuan tanpa POC. Penggunaan pupuk organik cair dengan konsentrasi 125 ml/l air dapat meningkatkan bobot kubis per krop dan per petak sebesar 3,53% dan 4,55% dari perlakuan tanpa POC. Kualitas krop kubis yang dihasilkan dengan pemberian POC menghasilkan kekerasan yang lebih rendah dari perlakuan tanpa POC, namun daya simpannya lebih lama. Kata kunci: kubis, POC, pemupukan, hasil Pendahuluan Kubis merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Karo. Komoditas tersebut diusahakan oleh rumah tangga pertanian di Kabupaten Karo untuk memenuhi kebutuhan setempat hingga di ekspor ke luar negeri (BPS Kabupaten Karo, 2003). Pemupukan kimia seringkali dilakukan untuk menunjang pertumbuhan dan mendapatkan hasil panen yang optimal.
Jurnal Hortikultura
Tanah Regosol mempunyai kadar bahan organik dan N-total yang tergolong sangat rendah sehingga pen... more Tanah Regosol mempunyai kadar bahan organik dan N-total yang tergolong sangat rendah sehingga penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah serta meningkatkan hasil umbi bawang merah. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kambing terhadap sifat kimia tanah Regosol dan hasil umbi bawang merah pada tanah tersebut. Percobaan pot dilakukan di rumah kaca di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Jawa Barat pada bulan Maret – Juni 2015. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan dan 11 perlakuan dosis pupuk kandang kambing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang kambing meningkatkan C-organik, N-Kjeldahl tanah Regosol, dan meningkatkan serapan hara N dan K. Aplikasi pupuk kandang kambing juga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan, berat kering tanaman, hasil, dan kualitas umbi bawang merah. Dosis rekomendasi pupuk kandang kambing di tana...
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS, May 17, 2021
AAB Bioflux, 2015
Plant analysis can be used as a guide to diagnose status and as a fertilizer recommendation tool ... more Plant analysis can be used as a guide to diagnose status and as a fertilizer recommendation tool for shallot. This study aims to determine the nutrient requirements of shallot based uptake of N, P and K on alluvial soil, to understand the correlation between nutrients uptake and bulb yield, and also to know the nutrients status of shallot varieties. Research activities had been carried out at two locations: Cirebon (West Java) and Brebes (Central Java) with alluvial soil types, from May to August 2010. The experimental design at each location was a Split Plot Design with three replications. The main plots were varieties, viz Bima and Bangkok. The subplots were doses of N, P and K fertilizer, consisting of six combinations of fertilizer N, P and K fertilizer dosage range is 85-255 kg N/ha, 0-150 kg P2O5/ha and 0-180 kg K2O/ha. The results showed that the alluvial soil has low N, very high P and K status. The response of plant growth, bulb yield and nutrients uptake (N, P and K) of Bima and Bangkok were relatively similar to the application of N, P and K fertilizer. Bima has plant growth, bulb yield, nutrients uptake, and efficiency of fertilizers lower than Bangkok. Application of N, P and K fertilizer in the dose range 85-255 kg N/ha, 0-150 kg P2O5/ha and 0-180 kg K2O/ha had no significantly difference on growth and bulb yield. Fertilizer requirements for Bima was 160 kg N/ha, 90 kg P2O5/ha and 121 kg K2O/ha, meanwhile Brebes was 170 kg N/ha, 83 kg P2O5/ha and 138 kg K2O/ha. Correlation of N, P uptake on Bima and Bangkok production were quadratic. Meanwhile, P uptake was quadratic for Bima and linier for Bangkok. The nutrient status of Bima was sufficient for N, P2O5 and very high for K2O. Meanwhile the nutrient status of Bangkok was very high for N and P2O5.
Naskah diterima tanggal 23 Februari 2007 dan disetujui untuk diterbitkan tanggal 15 Agustus 2007 ... more Naskah diterima tanggal 23 Februari 2007 dan disetujui untuk diterbitkan tanggal 15 Agustus 2007 ABSTRAK. Penggunaan pupuk buatan dapat meningkatkan hasil panen namun dampak negatifnya menurunkan tingkat kesuburan tanah. Untuk mengatasi hal ini diperlukan teknologi yang dapat menghemat penggunaan bahan agrokimia untuk mempertahankan kesuburan tanah, meningkatkan kualitas produk, dan meningkatkan pendapatan petani. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini yaitu dengan teknologi enzimatis, seperti dengan penggunaan biokultur. Penelitian dilaksanakan di K.P. Margahayu, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Lembang pada tanah Andisol, ketinggian tempat 1.250 m dpl, mulai bulan Maret sampai dengan Juli 2006. Tujuan penelitian untuk mendapatkan kombinasi takaran biokultur dan pupuk anorganik yang memberikan pertumbuhan tanaman paling baik dan hasil yang paling tinggi. Perlakuan terdiri dari 8 kombinasi biokultur dan pupuk buatan. Pupuk kimia 180 kg N/ha + 92 kg P 2 O 5 /ha + 150 kg K...
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 2021
High acidity level and low nutrient availability are the most challenging factors of shallot prod... more High acidity level and low nutrient availability are the most challenging factors of shallot production in peat soils. The purpose of this study was to find out the best lime material and the level of NPK fertilizer on shallot production in peat soil in Central Borneo, Indonesia. The experiment used was a Split Plot Design with three replications. The main plot was three types of lime material: 3 t ha−1 dolomite, 3 t ha−1 agriculture limestone and 1.5 t ha−1 calcium hydroxide. The subplots were ten combinations of NPK fertilizers. The results showed that lime materials and doses of NPK fertilizer had a significant effect on shallot growth and yield. Hydrated lime doses 1.5 t ha−1 and NPK fertilizer dose 100 kg N ha−1, 100 kg P2O5 ha−1 and 100 kg K2O ha−1 gave the highest bulb yield (7 t ha−1) compared to other trials. However, this bulb yield was lower compared to different adaptive cultivars from previous studies. Further experiments using higher levels of lime and adapted varietie...
Journal of Agronomy, 2020
Jurnal Hortikultura, 2012
Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi produksi umbi bawang merah a... more Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi produksi umbi bawang merah asal true shallots seed (TSS) pada musim hujan (off-season). Tujuan penelitian ialah menentukan kerapatan tanaman yang sesuai untuk produksi umbi beberapa varietas bawang merah dari TSS. Penelitian dilakukan di lahan petani di dataran rendah Cirebon, dari bulan November 2010 sampai dengan Februari 2011. Rancangan percobaan yang digunakan ialah acak kelompok pola faktorial, dengan dua faktor dan empat ulangan. Faktor pertama ialah tanaman asal TSS beberapa varietas bawang merah, yaitu Allium ascalonicum cv. Maja, Bima, dan Tuk-Tuk sebagai pembanding. Faktor kedua ialah kerapatan tanaman, yaitu 100 dan 150 tanaman per m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara varietas dan kerapatan tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah asal TSS. Varietas dan kerapatan tanaman tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah asal TSS, tetapi ...
Indonesian Journal of Agricultural Science, 2020
True shallot seed (Allium cepa var Aggregatum group) is an alternative way of growing shallot. Di... more True shallot seed (Allium cepa var Aggregatum group) is an alternative way of growing shallot. Different environments and cultivars need a specific study. The aim of this research was to find out the best technology to grow Trisula true shallot seed by managing plant densities and applying compost and biofertilizer in alluvial soils. The study was performed from May to October 2015, using a split-plot design with four replications. The main plot was plant density: 100 plants m-2 and 70 plants m-2. Subplots were five fertilizer application combinations, they were 100% recommended dose of NPK (R-NPK), 100% R-NPK + compost, 100% R-NPK + compost + biofertilizer, 50% R-NPK + compost and 50% R-NPK + compost + biofertilizer. Results showed that biomass and bulb yield were significantly affected by plant density and fertilizer application. The reduced 50% R-NPK by substituting with compost and biofertilizer was unable to maintain shallot bulb yield equal to 100% R-NPK, suggesting insufficie...
Jurnal Hortikultura, 2017
Keberhasilan produksi umbi bawang merah dengan menggunakan TSS (True Shallot Seed) di lahan sub ... more Keberhasilan produksi umbi bawang merah dengan menggunakan TSS (True Shallot Seed) di lahan sub optimal tergantung banyak faktor, antara lain umur benih, kerapatan tanaman dan dosis pupuk N. Tujuan penelitian adalah menghasilkan umur benih, kerapatan tanaman, dan dosis pupuk N yang tepat untuk pertumbuhan tanaman dan hasil umbi bawang merah asal TSS yang optimal. Penelitian lapangan dilakukan di lahan sub optimal Subang-Jawa Barat (100 m dpl) dengan jenis tanah Latosol Merah Kuning, dari bulan Juli sampai Oktober 2013. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial, dengan tiga ulangan dan tiga faktor perlakuan. Faktor pertama (A): Umur benih di persemaian, terdiri atas: a, = 4 minggu setelah semai, a2 = 5 minggu setelah semai, dan a3 = 6 minggu setelah semai. Faktor kedua (B): Kerapatantanaman, terdiri atas: b1 = 150 tanaman/m2 dan b2 = 100 tanaman/m2. Faktor ketiga (C): Dosis pupuk N, terdiri atas: Cl = 150 kg N/ha, C2=225 kg N/ha, dan C3 = 300 kg N/...
Penggunaan True Seed of Shallot (TSS) untuk produksi umbi bawang merah belum banyak dilakukan di ... more Penggunaan True Seed of Shallot (TSS) untuk produksi umbi bawang merah belum banyak dilakukan di Indonesia. Ketersediaan TSS sebagai benih bawang merah yang sehat dan berdaya hasil tinggi masih sangat terbatas karena belum banyak yang memproduksi TSS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil dari 2 varietas tanaman bawang merah asal True Seed of Shallot (TSS). Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Petani Desa Kalukubuka, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, pada bulan Desember 2017 sampai dengan Maret 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 2 perlakuan varietas dan diulang sebanyak 10 kali sehingga total petak percobaan adalah 20 petak. Perlakuan yang digunakan ialah V1 = Varietas Lokananta, V2 = Varietas Sanren. Parameter yang diamati adalah tinggi/panjang tanaman, jumlah daun/tanaman, Jumlah umbi/rumpun, berat umbi/rumpun, berat umbi/biji dan diameter umbi/biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman bawang merah asal True Seed of Shallot (TSS) Varietas Sanren menghasilkan tinggi/panjang tanaman, jumlah daun/tanaman, Jumlah umbi/rumpun, berat umbi/rumpun yang lebih baik dibandingkan dengan Varietas Lokananta, namun Varietas Lokananta menghasilkan berat umbi/biji dan diameter umbi/biji yang lebih besar dibandingkan dengan varietas Sanren.
Abstract. Liming and fertilizers were reported to affect significantly the plant growth. The goal... more Abstract. Liming and fertilizers were reported to affect significantly the plant growth. The goal of this experiment was to study effect of dolomite, horse manure and NPK fertilizer on cauliflower and its residue on snap bean yield. Research activities had been carried out at Experimental Garden of Indonesian Vegetable Research Institute (IVEGRI) in Lembang -Bandung, West Java. A Split-split Plot Design with three replications was set up in the field. The main plots were dosage of dolomite, viz. 0 and 3 t/ha, the sub plots were dosage of horse manure, viz. 0, 15 and 30 t/ha, and the sub-sub plots were dosage of NPK fertilizer, viz. 600 and 1200 kg/ha. The results showed that horse manure and dolomite significantly affect plant diameter and yield of cauliflower, but not NPK. The best yield without dolomite could be reach by 30 t/ha horse manure plus 600 kg/ha NPK fertilizer, but with dolomite 3 t/ha the best yield could be reach by 15 t/ha horse manure plus 600 kg/ha NPK fertilizer. ...
Jurnal Hortikultura, Mar 3, 2009
Journal of Degraded and Mining Lands Management
Extremely acidic soils have low pH, high concentration of exchangeable Al3+ and low cation exchan... more Extremely acidic soils have low pH, high concentration of exchangeable Al3+ and low cation exchange capacity (CEC) that cause severe growth for most plants. The study was conducted in the soil laboratory of the Indonesian Vegetable Research Institute, Lembang, from June to August 2019. A randomised complete block design with seventeen treatments, three replications, and three incubation times (3, 30 and 60 days) was deployed to assess the effect of rates of soil amendments, namely 5 to 30 t liming materials ha-1, 5 to 20 t rice husk biochar ha-1, and 5 to 20 t zeolite ha-1 on extremely acidic soils. The results showed that lime materials, i.e., lime, agriculture limestone, and hydrated lime had a similar effect on increasing soil pH and reducing exchangeable Al3+. Calcium super seemed more effective in increasing soil pH and reducing exchangeable Al3+ than local lime due to the high CCE value. However, there was no significant response to the highest rice husk biochar and zeolite r...
Balai Penelitian Tanaman Sayuran eBooks, 2007
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS, May 17, 2021
Bahan-bahan alami lokal, termasuk pupuk hijau dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk ... more Bahan-bahan alami lokal, termasuk pupuk hijau dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik dan dapat mereduksi penggunaan pupuk kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair (POC) asal pupuk hijau untuk budidaya kubis. Kegiatan dilaksanakan dari bulan Maret-Desember 2016 di Kebun Percobaan Berastagi, Medan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang terdiri atas 7 konsentrasi POC yaitu: 0 ml/l (kontrol), 25 ml/l, 50 ml/l, 75 ml/l, 100 ml/l, 125 ml/l dan 150 ml/l, dengan 4 ulangan. Hasil yang diperoleh adalah : Pemberian POC dengan berbagai konsentrasi tidak berbeda nyata dengan tanpa pemberian POC. Penggunaan pupuk organik cair konsentrasi 25 ml/l air dapat meningkatkan serapan N sebesar 20,13% dari perlakuan tanpa POC. Penggunaan POC konsentrasi 125 ml/l air meningkatkan serapan P dan K masing-masing sebesar 21,28% dan 9,38% dari perlakuan tanpa POC. Penggunaan pupuk organik cair dengan konsentrasi 125 ml/l air dapat meningkatkan bobot kubis per krop dan per petak sebesar 3,53% dan 4,55% dari perlakuan tanpa POC. Kualitas krop kubis yang dihasilkan dengan pemberian POC menghasilkan kekerasan yang lebih rendah dari perlakuan tanpa POC, namun daya simpannya lebih lama. Kata kunci: kubis, POC, pemupukan, hasil Pendahuluan Kubis merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Karo. Komoditas tersebut diusahakan oleh rumah tangga pertanian di Kabupaten Karo untuk memenuhi kebutuhan setempat hingga di ekspor ke luar negeri (BPS Kabupaten Karo, 2003). Pemupukan kimia seringkali dilakukan untuk menunjang pertumbuhan dan mendapatkan hasil panen yang optimal.
Jurnal Hortikultura
Tanah Regosol mempunyai kadar bahan organik dan N-total yang tergolong sangat rendah sehingga pen... more Tanah Regosol mempunyai kadar bahan organik dan N-total yang tergolong sangat rendah sehingga penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah serta meningkatkan hasil umbi bawang merah. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kambing terhadap sifat kimia tanah Regosol dan hasil umbi bawang merah pada tanah tersebut. Percobaan pot dilakukan di rumah kaca di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Jawa Barat pada bulan Maret – Juni 2015. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan dan 11 perlakuan dosis pupuk kandang kambing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang kambing meningkatkan C-organik, N-Kjeldahl tanah Regosol, dan meningkatkan serapan hara N dan K. Aplikasi pupuk kandang kambing juga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan, berat kering tanaman, hasil, dan kualitas umbi bawang merah. Dosis rekomendasi pupuk kandang kambing di tana...
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS, May 17, 2021
AAB Bioflux, 2015
Plant analysis can be used as a guide to diagnose status and as a fertilizer recommendation tool ... more Plant analysis can be used as a guide to diagnose status and as a fertilizer recommendation tool for shallot. This study aims to determine the nutrient requirements of shallot based uptake of N, P and K on alluvial soil, to understand the correlation between nutrients uptake and bulb yield, and also to know the nutrients status of shallot varieties. Research activities had been carried out at two locations: Cirebon (West Java) and Brebes (Central Java) with alluvial soil types, from May to August 2010. The experimental design at each location was a Split Plot Design with three replications. The main plots were varieties, viz Bima and Bangkok. The subplots were doses of N, P and K fertilizer, consisting of six combinations of fertilizer N, P and K fertilizer dosage range is 85-255 kg N/ha, 0-150 kg P2O5/ha and 0-180 kg K2O/ha. The results showed that the alluvial soil has low N, very high P and K status. The response of plant growth, bulb yield and nutrients uptake (N, P and K) of Bima and Bangkok were relatively similar to the application of N, P and K fertilizer. Bima has plant growth, bulb yield, nutrients uptake, and efficiency of fertilizers lower than Bangkok. Application of N, P and K fertilizer in the dose range 85-255 kg N/ha, 0-150 kg P2O5/ha and 0-180 kg K2O/ha had no significantly difference on growth and bulb yield. Fertilizer requirements for Bima was 160 kg N/ha, 90 kg P2O5/ha and 121 kg K2O/ha, meanwhile Brebes was 170 kg N/ha, 83 kg P2O5/ha and 138 kg K2O/ha. Correlation of N, P uptake on Bima and Bangkok production were quadratic. Meanwhile, P uptake was quadratic for Bima and linier for Bangkok. The nutrient status of Bima was sufficient for N, P2O5 and very high for K2O. Meanwhile the nutrient status of Bangkok was very high for N and P2O5.
Naskah diterima tanggal 23 Februari 2007 dan disetujui untuk diterbitkan tanggal 15 Agustus 2007 ... more Naskah diterima tanggal 23 Februari 2007 dan disetujui untuk diterbitkan tanggal 15 Agustus 2007 ABSTRAK. Penggunaan pupuk buatan dapat meningkatkan hasil panen namun dampak negatifnya menurunkan tingkat kesuburan tanah. Untuk mengatasi hal ini diperlukan teknologi yang dapat menghemat penggunaan bahan agrokimia untuk mempertahankan kesuburan tanah, meningkatkan kualitas produk, dan meningkatkan pendapatan petani. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini yaitu dengan teknologi enzimatis, seperti dengan penggunaan biokultur. Penelitian dilaksanakan di K.P. Margahayu, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Lembang pada tanah Andisol, ketinggian tempat 1.250 m dpl, mulai bulan Maret sampai dengan Juli 2006. Tujuan penelitian untuk mendapatkan kombinasi takaran biokultur dan pupuk anorganik yang memberikan pertumbuhan tanaman paling baik dan hasil yang paling tinggi. Perlakuan terdiri dari 8 kombinasi biokultur dan pupuk buatan. Pupuk kimia 180 kg N/ha + 92 kg P 2 O 5 /ha + 150 kg K...
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 2021
High acidity level and low nutrient availability are the most challenging factors of shallot prod... more High acidity level and low nutrient availability are the most challenging factors of shallot production in peat soils. The purpose of this study was to find out the best lime material and the level of NPK fertilizer on shallot production in peat soil in Central Borneo, Indonesia. The experiment used was a Split Plot Design with three replications. The main plot was three types of lime material: 3 t ha−1 dolomite, 3 t ha−1 agriculture limestone and 1.5 t ha−1 calcium hydroxide. The subplots were ten combinations of NPK fertilizers. The results showed that lime materials and doses of NPK fertilizer had a significant effect on shallot growth and yield. Hydrated lime doses 1.5 t ha−1 and NPK fertilizer dose 100 kg N ha−1, 100 kg P2O5 ha−1 and 100 kg K2O ha−1 gave the highest bulb yield (7 t ha−1) compared to other trials. However, this bulb yield was lower compared to different adaptive cultivars from previous studies. Further experiments using higher levels of lime and adapted varietie...
Journal of Agronomy, 2020
Jurnal Hortikultura, 2012
Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi produksi umbi bawang merah a... more Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi produksi umbi bawang merah asal true shallots seed (TSS) pada musim hujan (off-season). Tujuan penelitian ialah menentukan kerapatan tanaman yang sesuai untuk produksi umbi beberapa varietas bawang merah dari TSS. Penelitian dilakukan di lahan petani di dataran rendah Cirebon, dari bulan November 2010 sampai dengan Februari 2011. Rancangan percobaan yang digunakan ialah acak kelompok pola faktorial, dengan dua faktor dan empat ulangan. Faktor pertama ialah tanaman asal TSS beberapa varietas bawang merah, yaitu Allium ascalonicum cv. Maja, Bima, dan Tuk-Tuk sebagai pembanding. Faktor kedua ialah kerapatan tanaman, yaitu 100 dan 150 tanaman per m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara varietas dan kerapatan tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah asal TSS. Varietas dan kerapatan tanaman tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah asal TSS, tetapi ...
Indonesian Journal of Agricultural Science, 2020
True shallot seed (Allium cepa var Aggregatum group) is an alternative way of growing shallot. Di... more True shallot seed (Allium cepa var Aggregatum group) is an alternative way of growing shallot. Different environments and cultivars need a specific study. The aim of this research was to find out the best technology to grow Trisula true shallot seed by managing plant densities and applying compost and biofertilizer in alluvial soils. The study was performed from May to October 2015, using a split-plot design with four replications. The main plot was plant density: 100 plants m-2 and 70 plants m-2. Subplots were five fertilizer application combinations, they were 100% recommended dose of NPK (R-NPK), 100% R-NPK + compost, 100% R-NPK + compost + biofertilizer, 50% R-NPK + compost and 50% R-NPK + compost + biofertilizer. Results showed that biomass and bulb yield were significantly affected by plant density and fertilizer application. The reduced 50% R-NPK by substituting with compost and biofertilizer was unable to maintain shallot bulb yield equal to 100% R-NPK, suggesting insufficie...
Jurnal Hortikultura, 2017
Keberhasilan produksi umbi bawang merah dengan menggunakan TSS (True Shallot Seed) di lahan sub ... more Keberhasilan produksi umbi bawang merah dengan menggunakan TSS (True Shallot Seed) di lahan sub optimal tergantung banyak faktor, antara lain umur benih, kerapatan tanaman dan dosis pupuk N. Tujuan penelitian adalah menghasilkan umur benih, kerapatan tanaman, dan dosis pupuk N yang tepat untuk pertumbuhan tanaman dan hasil umbi bawang merah asal TSS yang optimal. Penelitian lapangan dilakukan di lahan sub optimal Subang-Jawa Barat (100 m dpl) dengan jenis tanah Latosol Merah Kuning, dari bulan Juli sampai Oktober 2013. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial, dengan tiga ulangan dan tiga faktor perlakuan. Faktor pertama (A): Umur benih di persemaian, terdiri atas: a, = 4 minggu setelah semai, a2 = 5 minggu setelah semai, dan a3 = 6 minggu setelah semai. Faktor kedua (B): Kerapatantanaman, terdiri atas: b1 = 150 tanaman/m2 dan b2 = 100 tanaman/m2. Faktor ketiga (C): Dosis pupuk N, terdiri atas: Cl = 150 kg N/ha, C2=225 kg N/ha, dan C3 = 300 kg N/...
Penggunaan True Seed of Shallot (TSS) untuk produksi umbi bawang merah belum banyak dilakukan di ... more Penggunaan True Seed of Shallot (TSS) untuk produksi umbi bawang merah belum banyak dilakukan di Indonesia. Ketersediaan TSS sebagai benih bawang merah yang sehat dan berdaya hasil tinggi masih sangat terbatas karena belum banyak yang memproduksi TSS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil dari 2 varietas tanaman bawang merah asal True Seed of Shallot (TSS). Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Petani Desa Kalukubuka, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, pada bulan Desember 2017 sampai dengan Maret 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 2 perlakuan varietas dan diulang sebanyak 10 kali sehingga total petak percobaan adalah 20 petak. Perlakuan yang digunakan ialah V1 = Varietas Lokananta, V2 = Varietas Sanren. Parameter yang diamati adalah tinggi/panjang tanaman, jumlah daun/tanaman, Jumlah umbi/rumpun, berat umbi/rumpun, berat umbi/biji dan diameter umbi/biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman bawang merah asal True Seed of Shallot (TSS) Varietas Sanren menghasilkan tinggi/panjang tanaman, jumlah daun/tanaman, Jumlah umbi/rumpun, berat umbi/rumpun yang lebih baik dibandingkan dengan Varietas Lokananta, namun Varietas Lokananta menghasilkan berat umbi/biji dan diameter umbi/biji yang lebih besar dibandingkan dengan varietas Sanren.
Abstract. Liming and fertilizers were reported to affect significantly the plant growth. The goal... more Abstract. Liming and fertilizers were reported to affect significantly the plant growth. The goal of this experiment was to study effect of dolomite, horse manure and NPK fertilizer on cauliflower and its residue on snap bean yield. Research activities had been carried out at Experimental Garden of Indonesian Vegetable Research Institute (IVEGRI) in Lembang -Bandung, West Java. A Split-split Plot Design with three replications was set up in the field. The main plots were dosage of dolomite, viz. 0 and 3 t/ha, the sub plots were dosage of horse manure, viz. 0, 15 and 30 t/ha, and the sub-sub plots were dosage of NPK fertilizer, viz. 600 and 1200 kg/ha. The results showed that horse manure and dolomite significantly affect plant diameter and yield of cauliflower, but not NPK. The best yield without dolomite could be reach by 30 t/ha horse manure plus 600 kg/ha NPK fertilizer, but with dolomite 3 t/ha the best yield could be reach by 15 t/ha horse manure plus 600 kg/ha NPK fertilizer. ...
Macronutrients, including nitrogen, phosphorus and potassium are the essential nutrients for plan... more Macronutrients, including nitrogen, phosphorus and potassium are the essential nutrients for plant growth and development. Nutrients deficiency could limit crop's growth. The objectivity of this experiment was to find out the effect of fertilizer, NPK fertilizer and Urea on cabbage growth and also to compare cabbage growth with and without fertilizer. The research was conducted at Fruits Crop Unit, Massey University, Palmerston North from July to September 2017. The results showed that fertilizer application significantly increased plant height and diameter at 8 and 9 weeks after planting, chlorophyll content at 8 weeks after planting, leaf area per plant, fresh weight per plant and dry weight per plant. It was concluded that fertilizer had a positive impact on the growth of cabbage cultivar 'Ranfurly mini'.
Topic 3: The current research aligned to crops of the Fabaceae family (beans, etc) relative to cr... more Topic 3: The current research aligned to crops of the Fabaceae family (beans, etc) relative to crop management for improved yield.