Berlian Susetyo | UIN Raden Fatah Palembang, Indonesia (original) (raw)

Papers by Berlian Susetyo

Research paper thumbnail of Kajian Pengunjung Museum: Upaya Menarik Pengunjung Potensial ke Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya

Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya, 2024

Kajian tentang pengunjung museum telah menjadi fokus perhatian di berbagai konteks, namun, di ten... more Kajian tentang pengunjung museum telah menjadi fokus perhatian di berbagai konteks, namun, di tengah potret yang ada, penelitian yang lebih mendalam masih jarang dilakukan di museum-museum Indonesia. Evaluasi terhadap pengunjung seringkali terbatas pada studi permukaan yang hanya melibatkan persepsi langsung dari mereka yang mengunjungi museum. Namun, kompleksitas yang melekat dalam dinamika pengunjung museum memerlukan pendekatan yang lebih holistik.Penelitian ini meliputi evaluasi yang melampaui peninjauan sederhana terhadap kunjungan, memperluas lingkup untuk melibatkan audiens museum secara lebih menyeluruh. Analisis tidak hanya terfokus pada pengalaman pengunjung di dalam museum, tetapi juga menyoroti peran dan persepsi audiens museum yang meliputi mereka yang belum mengunjungi atau hanya memiliki keterlibatan terbatas.Melalui pendekatan ini, penelitian memperkenalkan wawasan yang lebih dalam tentang harapan, kebutuhan, dan persepsi masyarakat terhadap museum. Hal ini membuka ruang untuk pengembangan strategi lebih inklusif dan menyeluruh dalam menyampaikan pesan dan koleksi museum, serta menciptakan pengalaman yang menarik bagi beragam kelompok audiens.Dengan mengintegrasikan perspektif pengunjung dan audiens potensial, kajian ini berupaya merangkul keberagaman pandangan serta mendukung pengembangan museum yang responsif, relevan, dan inklusif bagi masyarakat luas.

Research paper thumbnail of Permiri: Sejarah Perminyakan Sumatera Selatan Dan Awal Penamaan Daerah DI Lubuklinggau

Research paper thumbnail of Sejarah Lubuklinggau : Dari Masa Kolonial Hingga Kemerdekaan

Research paper thumbnail of Peran Kolonel Maludin Simbolon Sebagai Panglima Sub Teritorium Sumatera Selatan (Subkoss) di Lubuklinggau Tahun 1947-1948

Jurnal Tamaddun, Jul 5, 2021

SUBKOSS was formed on May 17, 1946 as a result of the Republic of Indonesia Army Conference (TRI)... more SUBKOSS was formed on May 17, 1946 as a result of the Republic of Indonesia Army Conference (TRI) in Bukit Tinggi which was led by the Commander of the Sumatra Command, Mayjend Suhardjo Hardjowardoyo. However, the determination to start the SUBKOSS was retroactive starting January 1, 1946. Then the city of Lubuklinggau was one of the areas that became the military seat of SUBKOSS during the Second Dutch Military Aggression led by Colonel Maludin Simbolon. This study uses a historical research method with the following steps: heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The results showed that Colonel Maludin Simbolon had attended Gyugun military education in Pagaralam in 1943 during the Japanese occupation, then he was appointed commander of the third South Sumatra Sub-Command, then during the Dutch Military Aggression II issued a policy of "Beleid Operation Commander of the South Sumatra Sub Territory", henceforth to become guidelines and guidelines for all Indonesian National Armed Forces in the South Sumatra Sub-Territory.

Research paper thumbnail of Sejarah Pembangunan Jalur Kereta Api Sebagai Alat Transportasi Di Sumatera Selatan Tahun 1914-1933

Agasthia: Jurnal Sejarah dan Pengajarannya, Jan 31, 2021

The 18-19 century was a momentum for the industrial revolution and the development of Dutch colon... more The 18-19 century was a momentum for the industrial revolution and the development of Dutch colonial capitalists. It had an impact on life in the Dutch East Indies, especially the Residency of Palembang as a Dutch colony. One of the impacts is the construction of rail transportation. The priority of railway development is to cut transportation costs and shorten time in transporting agricultural products. This study aims to reveal the history of railroad development in South Sumatra in 1914-1933. The research was conducted using the historical research method with the following steps: heuristics, namely collecting data sources, then verifying the data, the next stage of interpreting and finally writing history objectively. The results showed that the construction of railroads in South Sumatra began in 1914 via the Kertapati route, Palembang. Then it was continued to Prabumulih, Muara Enim and Lahat which was completed in 1924. The last railway line was in Lubuk Linggau in 1933. The initial aim of the construction of the railroad was to cut the cost of transportation of agricultural products such as rubber, coal, gold, coffee and other. However, in its development, the train not only functions as a mode of transportation for agricultural products but also as a mode of transportation for passengers.

Research paper thumbnail of Strategi Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Papua Tahun 1949-1963

Ishlah : Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Apr 8, 2020

The period of Indonesia's independence struggle in the effort to liberate West Irian became a big... more The period of Indonesia's independence struggle in the effort to liberate West Irian became a big agenda in the eradication of colonialism. So that diplomatic efforts are carried out both open and closed diplomacy. To answer this problem historical research is carried out using the steps of the research method namely heuristics, verification, interpretation and historiography. The results of the research included open diplomacy through the general assembly of the United Nations in 1954-1957, the 1955 Asian-African Conference and the policy of confrontation. Furthermore, Closed Diplomacy through US diplomat Ellsworth Bunker, who was directly governed by the UN Secretary General U Thant, this proposal became a way out towards peace to stop the dispute between Indonesia and the Netherlands over the West Irian problem.

Research paper thumbnail of Perubahan Birokrasi Marga Wilayah Musi Ulu DI Afdeeling Palembangsche Bovenlanden 1906-1942

DOAJ (DOAJ: Directory of Open Access Journals), Dec 1, 2021

Marga is the lowest level of government system led by a pesirah as the head of the clan that has... more Marga is the lowest level of government system led by a pesirah as the head of the clan that has existed since the Sultanate of Palembang Darussalam which refers to the Simbur Cahaya Act made by Queen Sinuhun Sending in 1630. After the Sultanate of Palembang Darussalam fell to the Dutch in 1821, the Dutch East Indies colonials replaced it with The Palembang Karesidenan. The clan government continued the Dutch so as to form new clans based on colonial interests. This research uses historical research methods with steps: heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The results showed that there was the formation of a new clan, namely the Kepungut Tiang clan, combining the Ark Pumpung clan with the Middle Kepungut Tribe. Then the clans in Musi Ulu were included in the onder district (Muara Beliti, Semangus and Terawas). Then the clans that are in semangus district onder are replaced and put into the muara kelingi district onder. Finally, the clan Sindang Kelingi Ilir was raised to the status of onder Afdeeling Musi Ulu.Marga ialah sistem pemerintahan tingkat terendah yang dipimpin seorang pesirah sebagai kepala marga yang telah ada sejak Kesultanan Palembang Darussalam yang mengacu pada Undang-Undang Simbur Cahaya dibuat oleh Ratu Sinuhun Sending tahun 1630. Setelah Kesultanan Palembang Darussalam jatuh ke tangan Belanda tahun 1821, kolonial Hindia Belanda mengganti dengan Karesidenan Palembang. Pemerintahan marga tetap diteruskan Belanda sehingga membentuk marga-marga baru berdasarkan kepentingan kolonial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan langkah-langkah: heuristik, kritik sumber, intepretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pembentukan marga baru yaitu marga Tiang Pumpung Kepungut, menggabungkan marga Tiang Pumpung dengan Suku Tengah Kepungut. Kemudian marga-marga di Musi Ulu dimasukan ke dalam wilayah onder district (Muara Beliti, Semangus dan Terawas). Lalu marga-marga yang berada di onder district Semangus diganti dan dimasukkan ke onder district Muara Kelingi. Terakhir, marga Sindang Kelingi Ilir dinaikkan statusnya menjadi ibukota Onder Afdeeling Musi Ulu

Research paper thumbnail of Kota Lubuklinggau Dalam Kurun Waktu 1825-1948

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Feb 10, 2021

Kajian tentang Kota Lubuklinggau berdasarkan kronologis sejarah masih belum ada kajian yang kompr... more Kajian tentang Kota Lubuklinggau berdasarkan kronologis sejarah masih belum ada kajian yang komprehensif, sehingga terjadi kegagalan pemahaman generasi muda dalam memahami sejarah Kota Lubuklinggau. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kota Lubuklinggau pada masa Kolonial Belanda, masa pendudukan Jepang, masa setelah proklamasi kemerdekaan serta masa agresi militer pertama dan kedua. Metode penelitian yang digunakan ialah metode sejarah, antara lain heuristik, kritik sumber, intepretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Lubuklinggau Tahun 1929 menjadi dusun kedudukan marga Sindang Kelingi Ilir, kemudian dikembangkan menjadi ibukota Onder Afdeeling Moesie Oeloe masa kolonial Belanda Tahun.

Research paper thumbnail of Strategi Diplomasi Indonesia Dalam Pembebasan Irian Barat Tahun 1949-1962

MOTTO "Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah suatu pendekatan diri kepada Allah Azza ... more MOTTO "Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah suatu pendekatan diri kepada Allah Azza Wajalla, lalu mengajarkannya kepada orang lain yang tidak mengetahui adalah shodaqoh. Karena sesungguhnya ilmu pengetahuan itu menempatkan seseorang dalam kedudukan yang tinggi (mulia) dan terhormat, serta ilmu pengetahuan merupakan keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat." (H.R. Ar Rabii') JAS MERAH !!! "Janganlah sekali-kali meninggalkan sejarah." (Ir. Soekarno) "Sejarah merupakan bagian dari hidup. Dimana di dalamnya terdapat proses terciptanya sebuah bangsa dan negara. Pengetahuan dan wawasannya dirasa perlu untuk menunjang rasa keingintahuan seseorang. Maka dari itu, Cari, Ketahui, Temui, dan Pelajarilah Sejarah !!! Sebab hanya orang yang mempelajari sejarah yang dapat menjalani hidupnya di masa depan dengan lebih baik." (Berlian Susetyo

Research paper thumbnail of Arsip Kolonial Hindia Belanda Kawasan Palembangsche Bovenlanden (Lubuklinggau dan Sekitarnya)

Research paper thumbnail of Lapangan Merdeka Lubuklinggau sebagai Situs Budaya Lahan Bersejarah Tahun 1934 - 1988

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Aug 17, 2022

Upaya penyelamatan cagar budaya merupakan hal yang wajib dilakukan karena merupakan identitas seb... more Upaya penyelamatan cagar budaya merupakan hal yang wajib dilakukan karena merupakan identitas sebuah bangsa. Melalui penelitian ini akan dijelaskan bagaimana lapangan merdeka Lubuklinggau ini dapat menjadi dasar untuk dijadikan situs budaya lahan bersejarah. Adapun tujuan penelitian yaitu menjelaskan Lapangan Merdeka Lubuklinggau sebagai situs budaya lahan bersejarah (1934-1988). Metode penelitian yang digunakan ialah metode sejarah, dengan tahapan: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa bangunan atau situs umumnya kurang mendapat perhatian. Bangunanbangunan bersejarah yang penting umumnya berada di pusat-pusat kota. Kini pusat kota dikembangkan menjadi daerah komersial sehingga cagar budaya yang ada di wilayah ini sangat rentan untuk dibongkar dan digantikan dengan bangunan-bangunan pusat belanja atau wisata, seperti misalnya Lapangan Merdeka yang berada di Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan. Oleh karenanya, tempat ini merupakan lokasi peristiwa lintas zaman dimulai dari masa kolonial, masa revolusi fisik dan masa orde baru.

Research paper thumbnail of Pemberian Nama Daerah (Toponimi) DI Kota Lubuklinggau

Research paper thumbnail of Pergerakan Islam pada Masa Pasca Kemerdekaan

Islam tumbuh dan berkembang menjadi sebuah dasar keyakinan manusia dalam hidup. Islam datang ke I... more Islam tumbuh dan berkembang menjadi sebuah dasar keyakinan manusia dalam hidup. Islam datang ke Indonesia melalui jalur perdagangan dunia yang dibawa oleh para pedagang Arab. Setelah kemerdekaan, pada setiap zaman seperti Demokrasi Liberal, Demokrasi Terpimpin, Orde Baru dan Reformasi, Islam pernah mengalami pasang surut akibat pola elit-elit politik yang ingin menerapkan ideologi Pancasila demi menyatukan keanekaragaman budaya dan perbedaan keyakinan setiap masyarakat Indonesia. Namun Islam tetap berjuang pada sisi kebiasaan masyarakat terhadap nilai-nilai moral dan falsafah hidup. Sehingga di masa depan, kejayaan Islam dapat terwujud kembali pada zaman kebebasan ini akan majunya sistem ilmu pengetahuan dan teknologi. Kata Kunci : Setelah Kemerdekaan, Setiap Zaman, Kejayaan Islam. ABSTRAC Islam grew and developed into a basic human beliefs in life. Islam came to Indonesia through world trade carried by Arab traders. After independence, in every age such as Liberal Democracy, Guided Democracy, New Order and Reform, Islam has experienced ups and downs as a result of the pattern of political elites who want to implement Pancasila ideology for the sake of uniting the cultural diversity and differences in beliefs of each community in Indonesia. But Islam remained struggling on the habits of the people towards moral values and philosophy of life. So that in the future, the glory of Islam can be realized back in the days of this freedom will be rapid advancement of science and technology system. Keywords : After Independence, Every Age, triumph of Islam. PENDAHULUAN Cikal bakal kekuasaaan Islam telah dirintis pada periode abad 7-8 Masehi, tetapi semuanya tenggelam dalam hegemoni maritim Sriwijaya yang berpusat di Palembang dan kerajaan Hindu-Jawa seperti Singasari dan Majapahit di Jawa Timur. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig Muslim membentuk komunitas-komunitas Islam. Mereka memperkenalkan

Research paper thumbnail of Historiografi Lubuklinggau

Research paper thumbnail of Implementasi Heuristik dalam Penelitian Sejarah Bagi Mahasiswa

Chronologia

The background of this research is that it is still weak and even feels very difficult for histor... more The background of this research is that it is still weak and even feels very difficult for history students in writing their final project or thesis. This is due to a lack of understanding of historical research methods. Starting from heuristics to historiography. In order for an understanding of this research method to be carried out properly, it is necessary to have complete understanding of heuristics as a first step. This study uses qualitative research with the steps of observation, researchers see directly the problem and study the literature to examine relevant theories in research. The results of this study obtained that the strategy in the search is bibliographic search, oral source search, artifact search and online source search. Furthermore, the final step is regarding the management of the data sources obtained so that they are arranged periodically.

Research paper thumbnail of Permiri: Sejarah Perminyakan Sumatera Selatan Dan Awal Penamaan Daerah DI Lubuklinggau

Research paper thumbnail of Historiografi Lubuklinggau

Research paper thumbnail of Lapangan Merdeka Lubuklinggau sebagai Situs Budaya Lahan Bersejarah Tahun 1934 - 1988

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah

Abstrak: Upaya penyelamatan cagar budaya merupakan hal yang wajib dilakukan karena merupakan iden... more Abstrak: Upaya penyelamatan cagar budaya merupakan hal yang wajib dilakukan karena merupakan identitas sebuah bangsa. Melalui penelitian ini akan dijelaskan bagaimana lapangan merdeka Lubuklinggau ini dapat menjadi dasar untuk dijadikan situs budaya lahan bersejarah. Adapun tujuan penelitian yaitu menjelaskan Lapangan Merdeka Lubuklinggau sebagai situs budaya lahan bersejarah (1934-1988). Metode penelitian yang digunakan ialah metode sejarah, dengan tahapan: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa bangunan atau situs umumnya kurang mendapat perhatian. Bangunan-bangunan bersejarah yang penting umumnya berada di pusat-pusat kota. Kini pusat kota dikembangkan menjadi daerah komersial sehingga cagar budaya yang ada di wilayah ini sangat rentan untuk dibongkar dan digantikan dengan bangunan-bangunan pusat belanja atau wisata, seperti misalnya Lapangan Merdeka yang berada di Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan. Oleh karenanya,...

Research paper thumbnail of Pergerakan Islam pada Masa Pasca Kemerdekaan

Islam tumbuh dan berkembang menjadi sebuah dasar keyakinan manusia dalam hidup. Islam datang ke I... more Islam tumbuh dan berkembang menjadi sebuah dasar keyakinan manusia dalam hidup. Islam datang ke Indonesia melalui jalur perdagangan dunia yang dibawa oleh para pedagang Arab. Setelah kemerdekaan, pada setiap zaman seperti Demokrasi Liberal, Demokrasi Terpimpin, Orde Baru dan Reformasi, Islam pernah mengalami pasang surut akibat pola elit-elit politik yang ingin menerapkan ideologi Pancasila demi menyatukan keanekaragaman budaya dan perbedaan keyakinan setiap masyarakat Indonesia. Namun Islam tetap berjuang pada sisi kebiasaan masyarakat terhadap nilai-nilai moral dan falsafah hidup. Sehingga di masa depan, kejayaan Islam dapat terwujud kembali pada zaman kebebasan ini akan majunya sistem ilmu pengetahuan dan teknologi. Kata Kunci : Setelah Kemerdekaan, Setiap Zaman, Kejayaan Islam. ABSTRAC Islam grew and developed into a basic human beliefs in life. Islam came to Indonesia through world trade carried by Arab traders. After independence, in every age such as Liberal Democracy, Guided Democracy, New Order and Reform, Islam has experienced ups and downs as a result of the pattern of political elites who want to implement Pancasila ideology for the sake of uniting the cultural diversity and differences in beliefs of each community in Indonesia. But Islam remained struggling on the habits of the people towards moral values and philosophy of life. So that in the future, the glory of Islam can be realized back in the days of this freedom will be rapid advancement of science and technology system. Keywords : After Independence, Every Age, triumph of Islam. PENDAHULUAN Cikal bakal kekuasaaan Islam telah dirintis pada periode abad 7-8 Masehi, tetapi semuanya tenggelam dalam hegemoni maritim Sriwijaya yang berpusat di Palembang dan kerajaan Hindu-Jawa seperti Singasari dan Majapahit di Jawa Timur. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig Muslim membentuk komunitas-komunitas Islam. Mereka memperkenalkan

Research paper thumbnail of Arsip Kolonial Hindia Belanda Kawasan Palembangsche Bovenlanden (Lubuklinggau dan Sekitarnya)

Buku ini merupakan sekumpulan data arsip yang didokumentasikan masa Kolonial Hindia Belanda untuk... more Buku ini merupakan sekumpulan data arsip yang didokumentasikan masa Kolonial Hindia Belanda untuk kawasan wilayah Afdeeling Palembangsche Bovenlanden khususnya wilayah Lubuklinggau dan sekitarnya yang ditelusuri pada situs Delpher dan Nationaal Archief milik Belanda. Data arsip masa Kolonial Hindia Belanda dikategorikan sebagai sumber primer yang menyajikan bukti-bukti tertulis oleh tangan pertama mengenai sejarah yang dibuat pada waktu peristiwa terjadi oleh orang yang ada atau hadir pada peristiwa tersebut. Oleh karena itu, buku ini menyajikan beberapa arsip sejarah diantaranya: (1). Staatsblad, (2). Bijblad, (3). Memorie van Overgave, dan (4). Koran. Buku ini mengawali dari hasil penelusuran data arsip primer sejarah yang diharapkan menjadi sumber rujukan relevan sehingga menghasilkan kajian sejarah yang komprehensif dari para peneliti agar menjadi narasi sejarah yang lebih kompleks.

Research paper thumbnail of Kajian Pengunjung Museum: Upaya Menarik Pengunjung Potensial ke Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya

Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya, 2024

Kajian tentang pengunjung museum telah menjadi fokus perhatian di berbagai konteks, namun, di ten... more Kajian tentang pengunjung museum telah menjadi fokus perhatian di berbagai konteks, namun, di tengah potret yang ada, penelitian yang lebih mendalam masih jarang dilakukan di museum-museum Indonesia. Evaluasi terhadap pengunjung seringkali terbatas pada studi permukaan yang hanya melibatkan persepsi langsung dari mereka yang mengunjungi museum. Namun, kompleksitas yang melekat dalam dinamika pengunjung museum memerlukan pendekatan yang lebih holistik.Penelitian ini meliputi evaluasi yang melampaui peninjauan sederhana terhadap kunjungan, memperluas lingkup untuk melibatkan audiens museum secara lebih menyeluruh. Analisis tidak hanya terfokus pada pengalaman pengunjung di dalam museum, tetapi juga menyoroti peran dan persepsi audiens museum yang meliputi mereka yang belum mengunjungi atau hanya memiliki keterlibatan terbatas.Melalui pendekatan ini, penelitian memperkenalkan wawasan yang lebih dalam tentang harapan, kebutuhan, dan persepsi masyarakat terhadap museum. Hal ini membuka ruang untuk pengembangan strategi lebih inklusif dan menyeluruh dalam menyampaikan pesan dan koleksi museum, serta menciptakan pengalaman yang menarik bagi beragam kelompok audiens.Dengan mengintegrasikan perspektif pengunjung dan audiens potensial, kajian ini berupaya merangkul keberagaman pandangan serta mendukung pengembangan museum yang responsif, relevan, dan inklusif bagi masyarakat luas.

Research paper thumbnail of Permiri: Sejarah Perminyakan Sumatera Selatan Dan Awal Penamaan Daerah DI Lubuklinggau

Research paper thumbnail of Sejarah Lubuklinggau : Dari Masa Kolonial Hingga Kemerdekaan

Research paper thumbnail of Peran Kolonel Maludin Simbolon Sebagai Panglima Sub Teritorium Sumatera Selatan (Subkoss) di Lubuklinggau Tahun 1947-1948

Jurnal Tamaddun, Jul 5, 2021

SUBKOSS was formed on May 17, 1946 as a result of the Republic of Indonesia Army Conference (TRI)... more SUBKOSS was formed on May 17, 1946 as a result of the Republic of Indonesia Army Conference (TRI) in Bukit Tinggi which was led by the Commander of the Sumatra Command, Mayjend Suhardjo Hardjowardoyo. However, the determination to start the SUBKOSS was retroactive starting January 1, 1946. Then the city of Lubuklinggau was one of the areas that became the military seat of SUBKOSS during the Second Dutch Military Aggression led by Colonel Maludin Simbolon. This study uses a historical research method with the following steps: heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The results showed that Colonel Maludin Simbolon had attended Gyugun military education in Pagaralam in 1943 during the Japanese occupation, then he was appointed commander of the third South Sumatra Sub-Command, then during the Dutch Military Aggression II issued a policy of "Beleid Operation Commander of the South Sumatra Sub Territory", henceforth to become guidelines and guidelines for all Indonesian National Armed Forces in the South Sumatra Sub-Territory.

Research paper thumbnail of Sejarah Pembangunan Jalur Kereta Api Sebagai Alat Transportasi Di Sumatera Selatan Tahun 1914-1933

Agasthia: Jurnal Sejarah dan Pengajarannya, Jan 31, 2021

The 18-19 century was a momentum for the industrial revolution and the development of Dutch colon... more The 18-19 century was a momentum for the industrial revolution and the development of Dutch colonial capitalists. It had an impact on life in the Dutch East Indies, especially the Residency of Palembang as a Dutch colony. One of the impacts is the construction of rail transportation. The priority of railway development is to cut transportation costs and shorten time in transporting agricultural products. This study aims to reveal the history of railroad development in South Sumatra in 1914-1933. The research was conducted using the historical research method with the following steps: heuristics, namely collecting data sources, then verifying the data, the next stage of interpreting and finally writing history objectively. The results showed that the construction of railroads in South Sumatra began in 1914 via the Kertapati route, Palembang. Then it was continued to Prabumulih, Muara Enim and Lahat which was completed in 1924. The last railway line was in Lubuk Linggau in 1933. The initial aim of the construction of the railroad was to cut the cost of transportation of agricultural products such as rubber, coal, gold, coffee and other. However, in its development, the train not only functions as a mode of transportation for agricultural products but also as a mode of transportation for passengers.

Research paper thumbnail of Strategi Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Papua Tahun 1949-1963

Ishlah : Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Apr 8, 2020

The period of Indonesia's independence struggle in the effort to liberate West Irian became a big... more The period of Indonesia's independence struggle in the effort to liberate West Irian became a big agenda in the eradication of colonialism. So that diplomatic efforts are carried out both open and closed diplomacy. To answer this problem historical research is carried out using the steps of the research method namely heuristics, verification, interpretation and historiography. The results of the research included open diplomacy through the general assembly of the United Nations in 1954-1957, the 1955 Asian-African Conference and the policy of confrontation. Furthermore, Closed Diplomacy through US diplomat Ellsworth Bunker, who was directly governed by the UN Secretary General U Thant, this proposal became a way out towards peace to stop the dispute between Indonesia and the Netherlands over the West Irian problem.

Research paper thumbnail of Perubahan Birokrasi Marga Wilayah Musi Ulu DI Afdeeling Palembangsche Bovenlanden 1906-1942

DOAJ (DOAJ: Directory of Open Access Journals), Dec 1, 2021

Marga is the lowest level of government system led by a pesirah as the head of the clan that has... more Marga is the lowest level of government system led by a pesirah as the head of the clan that has existed since the Sultanate of Palembang Darussalam which refers to the Simbur Cahaya Act made by Queen Sinuhun Sending in 1630. After the Sultanate of Palembang Darussalam fell to the Dutch in 1821, the Dutch East Indies colonials replaced it with The Palembang Karesidenan. The clan government continued the Dutch so as to form new clans based on colonial interests. This research uses historical research methods with steps: heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The results showed that there was the formation of a new clan, namely the Kepungut Tiang clan, combining the Ark Pumpung clan with the Middle Kepungut Tribe. Then the clans in Musi Ulu were included in the onder district (Muara Beliti, Semangus and Terawas). Then the clans that are in semangus district onder are replaced and put into the muara kelingi district onder. Finally, the clan Sindang Kelingi Ilir was raised to the status of onder Afdeeling Musi Ulu.Marga ialah sistem pemerintahan tingkat terendah yang dipimpin seorang pesirah sebagai kepala marga yang telah ada sejak Kesultanan Palembang Darussalam yang mengacu pada Undang-Undang Simbur Cahaya dibuat oleh Ratu Sinuhun Sending tahun 1630. Setelah Kesultanan Palembang Darussalam jatuh ke tangan Belanda tahun 1821, kolonial Hindia Belanda mengganti dengan Karesidenan Palembang. Pemerintahan marga tetap diteruskan Belanda sehingga membentuk marga-marga baru berdasarkan kepentingan kolonial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan langkah-langkah: heuristik, kritik sumber, intepretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pembentukan marga baru yaitu marga Tiang Pumpung Kepungut, menggabungkan marga Tiang Pumpung dengan Suku Tengah Kepungut. Kemudian marga-marga di Musi Ulu dimasukan ke dalam wilayah onder district (Muara Beliti, Semangus dan Terawas). Lalu marga-marga yang berada di onder district Semangus diganti dan dimasukkan ke onder district Muara Kelingi. Terakhir, marga Sindang Kelingi Ilir dinaikkan statusnya menjadi ibukota Onder Afdeeling Musi Ulu

Research paper thumbnail of Kota Lubuklinggau Dalam Kurun Waktu 1825-1948

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Feb 10, 2021

Kajian tentang Kota Lubuklinggau berdasarkan kronologis sejarah masih belum ada kajian yang kompr... more Kajian tentang Kota Lubuklinggau berdasarkan kronologis sejarah masih belum ada kajian yang komprehensif, sehingga terjadi kegagalan pemahaman generasi muda dalam memahami sejarah Kota Lubuklinggau. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kota Lubuklinggau pada masa Kolonial Belanda, masa pendudukan Jepang, masa setelah proklamasi kemerdekaan serta masa agresi militer pertama dan kedua. Metode penelitian yang digunakan ialah metode sejarah, antara lain heuristik, kritik sumber, intepretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Lubuklinggau Tahun 1929 menjadi dusun kedudukan marga Sindang Kelingi Ilir, kemudian dikembangkan menjadi ibukota Onder Afdeeling Moesie Oeloe masa kolonial Belanda Tahun.

Research paper thumbnail of Strategi Diplomasi Indonesia Dalam Pembebasan Irian Barat Tahun 1949-1962

MOTTO "Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah suatu pendekatan diri kepada Allah Azza ... more MOTTO "Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah suatu pendekatan diri kepada Allah Azza Wajalla, lalu mengajarkannya kepada orang lain yang tidak mengetahui adalah shodaqoh. Karena sesungguhnya ilmu pengetahuan itu menempatkan seseorang dalam kedudukan yang tinggi (mulia) dan terhormat, serta ilmu pengetahuan merupakan keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat." (H.R. Ar Rabii') JAS MERAH !!! "Janganlah sekali-kali meninggalkan sejarah." (Ir. Soekarno) "Sejarah merupakan bagian dari hidup. Dimana di dalamnya terdapat proses terciptanya sebuah bangsa dan negara. Pengetahuan dan wawasannya dirasa perlu untuk menunjang rasa keingintahuan seseorang. Maka dari itu, Cari, Ketahui, Temui, dan Pelajarilah Sejarah !!! Sebab hanya orang yang mempelajari sejarah yang dapat menjalani hidupnya di masa depan dengan lebih baik." (Berlian Susetyo

Research paper thumbnail of Arsip Kolonial Hindia Belanda Kawasan Palembangsche Bovenlanden (Lubuklinggau dan Sekitarnya)

Research paper thumbnail of Lapangan Merdeka Lubuklinggau sebagai Situs Budaya Lahan Bersejarah Tahun 1934 - 1988

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Aug 17, 2022

Upaya penyelamatan cagar budaya merupakan hal yang wajib dilakukan karena merupakan identitas seb... more Upaya penyelamatan cagar budaya merupakan hal yang wajib dilakukan karena merupakan identitas sebuah bangsa. Melalui penelitian ini akan dijelaskan bagaimana lapangan merdeka Lubuklinggau ini dapat menjadi dasar untuk dijadikan situs budaya lahan bersejarah. Adapun tujuan penelitian yaitu menjelaskan Lapangan Merdeka Lubuklinggau sebagai situs budaya lahan bersejarah (1934-1988). Metode penelitian yang digunakan ialah metode sejarah, dengan tahapan: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa bangunan atau situs umumnya kurang mendapat perhatian. Bangunanbangunan bersejarah yang penting umumnya berada di pusat-pusat kota. Kini pusat kota dikembangkan menjadi daerah komersial sehingga cagar budaya yang ada di wilayah ini sangat rentan untuk dibongkar dan digantikan dengan bangunan-bangunan pusat belanja atau wisata, seperti misalnya Lapangan Merdeka yang berada di Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan. Oleh karenanya, tempat ini merupakan lokasi peristiwa lintas zaman dimulai dari masa kolonial, masa revolusi fisik dan masa orde baru.

Research paper thumbnail of Pemberian Nama Daerah (Toponimi) DI Kota Lubuklinggau

Research paper thumbnail of Pergerakan Islam pada Masa Pasca Kemerdekaan

Islam tumbuh dan berkembang menjadi sebuah dasar keyakinan manusia dalam hidup. Islam datang ke I... more Islam tumbuh dan berkembang menjadi sebuah dasar keyakinan manusia dalam hidup. Islam datang ke Indonesia melalui jalur perdagangan dunia yang dibawa oleh para pedagang Arab. Setelah kemerdekaan, pada setiap zaman seperti Demokrasi Liberal, Demokrasi Terpimpin, Orde Baru dan Reformasi, Islam pernah mengalami pasang surut akibat pola elit-elit politik yang ingin menerapkan ideologi Pancasila demi menyatukan keanekaragaman budaya dan perbedaan keyakinan setiap masyarakat Indonesia. Namun Islam tetap berjuang pada sisi kebiasaan masyarakat terhadap nilai-nilai moral dan falsafah hidup. Sehingga di masa depan, kejayaan Islam dapat terwujud kembali pada zaman kebebasan ini akan majunya sistem ilmu pengetahuan dan teknologi. Kata Kunci : Setelah Kemerdekaan, Setiap Zaman, Kejayaan Islam. ABSTRAC Islam grew and developed into a basic human beliefs in life. Islam came to Indonesia through world trade carried by Arab traders. After independence, in every age such as Liberal Democracy, Guided Democracy, New Order and Reform, Islam has experienced ups and downs as a result of the pattern of political elites who want to implement Pancasila ideology for the sake of uniting the cultural diversity and differences in beliefs of each community in Indonesia. But Islam remained struggling on the habits of the people towards moral values and philosophy of life. So that in the future, the glory of Islam can be realized back in the days of this freedom will be rapid advancement of science and technology system. Keywords : After Independence, Every Age, triumph of Islam. PENDAHULUAN Cikal bakal kekuasaaan Islam telah dirintis pada periode abad 7-8 Masehi, tetapi semuanya tenggelam dalam hegemoni maritim Sriwijaya yang berpusat di Palembang dan kerajaan Hindu-Jawa seperti Singasari dan Majapahit di Jawa Timur. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig Muslim membentuk komunitas-komunitas Islam. Mereka memperkenalkan

Research paper thumbnail of Historiografi Lubuklinggau

Research paper thumbnail of Implementasi Heuristik dalam Penelitian Sejarah Bagi Mahasiswa

Chronologia

The background of this research is that it is still weak and even feels very difficult for histor... more The background of this research is that it is still weak and even feels very difficult for history students in writing their final project or thesis. This is due to a lack of understanding of historical research methods. Starting from heuristics to historiography. In order for an understanding of this research method to be carried out properly, it is necessary to have complete understanding of heuristics as a first step. This study uses qualitative research with the steps of observation, researchers see directly the problem and study the literature to examine relevant theories in research. The results of this study obtained that the strategy in the search is bibliographic search, oral source search, artifact search and online source search. Furthermore, the final step is regarding the management of the data sources obtained so that they are arranged periodically.

Research paper thumbnail of Permiri: Sejarah Perminyakan Sumatera Selatan Dan Awal Penamaan Daerah DI Lubuklinggau

Research paper thumbnail of Historiografi Lubuklinggau

Research paper thumbnail of Lapangan Merdeka Lubuklinggau sebagai Situs Budaya Lahan Bersejarah Tahun 1934 - 1988

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah

Abstrak: Upaya penyelamatan cagar budaya merupakan hal yang wajib dilakukan karena merupakan iden... more Abstrak: Upaya penyelamatan cagar budaya merupakan hal yang wajib dilakukan karena merupakan identitas sebuah bangsa. Melalui penelitian ini akan dijelaskan bagaimana lapangan merdeka Lubuklinggau ini dapat menjadi dasar untuk dijadikan situs budaya lahan bersejarah. Adapun tujuan penelitian yaitu menjelaskan Lapangan Merdeka Lubuklinggau sebagai situs budaya lahan bersejarah (1934-1988). Metode penelitian yang digunakan ialah metode sejarah, dengan tahapan: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa bangunan atau situs umumnya kurang mendapat perhatian. Bangunan-bangunan bersejarah yang penting umumnya berada di pusat-pusat kota. Kini pusat kota dikembangkan menjadi daerah komersial sehingga cagar budaya yang ada di wilayah ini sangat rentan untuk dibongkar dan digantikan dengan bangunan-bangunan pusat belanja atau wisata, seperti misalnya Lapangan Merdeka yang berada di Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan. Oleh karenanya,...

Research paper thumbnail of Pergerakan Islam pada Masa Pasca Kemerdekaan

Islam tumbuh dan berkembang menjadi sebuah dasar keyakinan manusia dalam hidup. Islam datang ke I... more Islam tumbuh dan berkembang menjadi sebuah dasar keyakinan manusia dalam hidup. Islam datang ke Indonesia melalui jalur perdagangan dunia yang dibawa oleh para pedagang Arab. Setelah kemerdekaan, pada setiap zaman seperti Demokrasi Liberal, Demokrasi Terpimpin, Orde Baru dan Reformasi, Islam pernah mengalami pasang surut akibat pola elit-elit politik yang ingin menerapkan ideologi Pancasila demi menyatukan keanekaragaman budaya dan perbedaan keyakinan setiap masyarakat Indonesia. Namun Islam tetap berjuang pada sisi kebiasaan masyarakat terhadap nilai-nilai moral dan falsafah hidup. Sehingga di masa depan, kejayaan Islam dapat terwujud kembali pada zaman kebebasan ini akan majunya sistem ilmu pengetahuan dan teknologi. Kata Kunci : Setelah Kemerdekaan, Setiap Zaman, Kejayaan Islam. ABSTRAC Islam grew and developed into a basic human beliefs in life. Islam came to Indonesia through world trade carried by Arab traders. After independence, in every age such as Liberal Democracy, Guided Democracy, New Order and Reform, Islam has experienced ups and downs as a result of the pattern of political elites who want to implement Pancasila ideology for the sake of uniting the cultural diversity and differences in beliefs of each community in Indonesia. But Islam remained struggling on the habits of the people towards moral values and philosophy of life. So that in the future, the glory of Islam can be realized back in the days of this freedom will be rapid advancement of science and technology system. Keywords : After Independence, Every Age, triumph of Islam. PENDAHULUAN Cikal bakal kekuasaaan Islam telah dirintis pada periode abad 7-8 Masehi, tetapi semuanya tenggelam dalam hegemoni maritim Sriwijaya yang berpusat di Palembang dan kerajaan Hindu-Jawa seperti Singasari dan Majapahit di Jawa Timur. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig Muslim membentuk komunitas-komunitas Islam. Mereka memperkenalkan

Research paper thumbnail of Arsip Kolonial Hindia Belanda Kawasan Palembangsche Bovenlanden (Lubuklinggau dan Sekitarnya)

Buku ini merupakan sekumpulan data arsip yang didokumentasikan masa Kolonial Hindia Belanda untuk... more Buku ini merupakan sekumpulan data arsip yang didokumentasikan masa Kolonial Hindia Belanda untuk kawasan wilayah Afdeeling Palembangsche Bovenlanden khususnya wilayah Lubuklinggau dan sekitarnya yang ditelusuri pada situs Delpher dan Nationaal Archief milik Belanda. Data arsip masa Kolonial Hindia Belanda dikategorikan sebagai sumber primer yang menyajikan bukti-bukti tertulis oleh tangan pertama mengenai sejarah yang dibuat pada waktu peristiwa terjadi oleh orang yang ada atau hadir pada peristiwa tersebut. Oleh karena itu, buku ini menyajikan beberapa arsip sejarah diantaranya: (1). Staatsblad, (2). Bijblad, (3). Memorie van Overgave, dan (4). Koran. Buku ini mengawali dari hasil penelusuran data arsip primer sejarah yang diharapkan menjadi sumber rujukan relevan sehingga menghasilkan kajian sejarah yang komprehensif dari para peneliti agar menjadi narasi sejarah yang lebih kompleks.

Research paper thumbnail of Panduan Belajar Aksara Ulu

CV. Nakomu, 2024

Buku ini merupakan karya tulis yang menjelaskan tata cara belajar Aksara Ulu. Aksara Ulu ialah tr... more Buku ini merupakan karya tulis yang menjelaskan tata cara belajar Aksara Ulu. Aksara Ulu ialah tradisi tulis di wilayah Sumatera Selatan pada masa lampau, namun seiring kemajuan zaman maka Aksara Ulu kehilangan eksistensinya. Sehingga buku ini bertujuan untuk melestarikan Aksara Ulu dengan dipelajari kembali sebagai kekayaan budaya bangsa.
Buku ini membahas secara rinci, bagaimana tata cara belajar Aksara Ulu. Misalnya, pada Bab I akan dikenalkan terlebih dahulu Huruf Dasar dan Sandangan Aksara Ulu, kemudian akan dipandu cara menulis Huruf Dasar dan Sandangannya. Pada Bab 2 akan diajarkan tata cara penulisan dan membaca Aksara Ulu dengan menggunakan kalimat. Serta pada Bab 3, akan dibahas varian-varian Aksara Ulu yang ada di beberapa wilayah di Sumatera Selatan.
Buku ini diharapkan menjadi rujukan utama dalam belajar Aksara Ulu terutama di lingkungan pendidikan, baik itu pelajar ataupun mahasiswa. Buku ini menjadi buku pendamping dalam belajar Aksara Ulu, tidak menuntut kemungkinan terdapat buku-buku lain dengan tema sama ketika belajar Aksara Ulu tersebut.