mustika sarah yasmin | Universitas Negeri Semarang (UNNES) Semarang Indonesia (original) (raw)
Uploads
Papers by mustika sarah yasmin
Hasil observasi pendidikan seni tari diSanggar tari Srimpi
Pada saat ini minat siswa terhadap seni tari sangat kurang,karena sarana dan prasarana yang kuran... more Pada saat ini minat siswa terhadap seni tari sangat kurang,karena sarana dan prasarana yang kurang memadai.minat siswa terhadap seni tari tersendiri yang cenderung membosankan sehingga membuat siswa enggan untuk belajar seni tari. Faktor guru sangat berperan dalam pembentukan minat siswa terhadap seni tari.dalam hal ini maka guru harus bisa membangunkan semangat siswanya untuk mau belajar seni tari. Maka dari itu, untuk membangunkan semangat kepada siswanya sosok guru harus bisa melakukannya dengan cara memberikan pendidikan seni tari dalam bentuk pelajaran maupun ekstrakurikuler di sekolah, bagi siswanya untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri siswa tersebut. 2.Landasan Teori Seni tari dalam proses pembelajaran (pendidikan) seni di SMP, dapat menjadi salah satu upaya melestarikan seni tari. Hal ini sesuai dengan fungsi pendidikan, seperti yang dinyatakan Taba (dalam Ismiyanto 1999 dalam kusumastuti:3) bahwa pendidikan berfungsi sebagai pemelihara dan penerus kebudayaan, alat transformasi kebudayaan, dan alat pengembang individu peserta didik. Pendidikan seni tari juga mampu meningkatkan kecerdasan emosional anak, terlihat pada timbulnya perasaan bangga, memiliki sifat pemberani, mampu mengendalikan emosi, mampu mengasah kehalusan budi, mampu menumbuhkan rasa tanggungjawab, mampu menumbuhkan rasa mandiri, mudah berinteraksi dengan orang lain, memiliki prestasi yang baik, mampu mengambangkan imajinasi, dan menjadi anak yang kreatif (Kusumastuti 2009: 104-106 hal:4). Kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran seni di SMP adalah: (1) mampu memadukan unsur etika, logika dan estetika, meliputi: pengetahuan, pemahaman, persepsi, analisis, evaluasi, apresiasi, dan berproduksi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran; (2) memiliki kepekaan inderawi, perasaan estetis dan artistik melalui pengalaman bereksplorasi, berekspresi dan berkreasi secara lintas bidang dalam mendukung kecerdasan emosional,
Hasil observasi pendidikan seni tari diSanggar tari Srimpi
Pada saat ini minat siswa terhadap seni tari sangat kurang,karena sarana dan prasarana yang kuran... more Pada saat ini minat siswa terhadap seni tari sangat kurang,karena sarana dan prasarana yang kurang memadai.minat siswa terhadap seni tari tersendiri yang cenderung membosankan sehingga membuat siswa enggan untuk belajar seni tari. Faktor guru sangat berperan dalam pembentukan minat siswa terhadap seni tari.dalam hal ini maka guru harus bisa membangunkan semangat siswanya untuk mau belajar seni tari. Maka dari itu, untuk membangunkan semangat kepada siswanya sosok guru harus bisa melakukannya dengan cara memberikan pendidikan seni tari dalam bentuk pelajaran maupun ekstrakurikuler di sekolah, bagi siswanya untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri siswa tersebut. 2.Landasan Teori Seni tari dalam proses pembelajaran (pendidikan) seni di SMP, dapat menjadi salah satu upaya melestarikan seni tari. Hal ini sesuai dengan fungsi pendidikan, seperti yang dinyatakan Taba (dalam Ismiyanto 1999 dalam kusumastuti:3) bahwa pendidikan berfungsi sebagai pemelihara dan penerus kebudayaan, alat transformasi kebudayaan, dan alat pengembang individu peserta didik. Pendidikan seni tari juga mampu meningkatkan kecerdasan emosional anak, terlihat pada timbulnya perasaan bangga, memiliki sifat pemberani, mampu mengendalikan emosi, mampu mengasah kehalusan budi, mampu menumbuhkan rasa tanggungjawab, mampu menumbuhkan rasa mandiri, mudah berinteraksi dengan orang lain, memiliki prestasi yang baik, mampu mengambangkan imajinasi, dan menjadi anak yang kreatif (Kusumastuti 2009: 104-106 hal:4). Kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran seni di SMP adalah: (1) mampu memadukan unsur etika, logika dan estetika, meliputi: pengetahuan, pemahaman, persepsi, analisis, evaluasi, apresiasi, dan berproduksi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran; (2) memiliki kepekaan inderawi, perasaan estetis dan artistik melalui pengalaman bereksplorasi, berekspresi dan berkreasi secara lintas bidang dalam mendukung kecerdasan emosional,