Rahmani Abdi | Islamic College of Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai (original) (raw)

Papers by Rahmani Abdi

Research paper thumbnail of Tinjauan Hukum Islam Terhadap Ijab dan Qabul “Gantung” Pada Proses Akad Nikah Bagi Masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Utara

Private, 2022

Pada praktiknya sering muncul permasalahan yang biasa terjadi pada proses akad nikah, yakni ketik... more Pada praktiknya sering muncul permasalahan yang biasa terjadi pada proses akad nikah, yakni ketika ijab dan qabul. Salah satunya adalah adanya istilah “GANTUNG”, dimana istilah ini muncul di masyakarat, khususnya masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Utara, apabila terdapat “jeda” antara ijab yang diucapkan wali atau wakil wali dan qabul yang diucapkan calon suami, yakni calon suami terlambat mengucapkan qabul setelah ijab berakhir. Sehingga dasar ini, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui makna “gantung” dalam ijab dan qabul pada proses akad nikah dan untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap istilah “gantung” dalam ijab dan qabul pada proses akad nikah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, penggunaan kata “gantung” dalam proses ijab dan qabul lebih dikonotasikan oleh masyarakat Banjar, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan kata “jeda” dan penggunaan kata “gantung” tidak begitu tepat untuk mengatakan “jeda”, karena apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, “gantung” bermakna ta’liq. Kedua, berdasarkan tinjauan hukuk Islam jeda (gantung) yang tidak diperbolehkan adalah jeda yang lama ataupun panjang, artinya kalau sekedar mengambil nafas tidaklah mengapa, tidak akan membatalkan syarat ijab dan qabul.

Research paper thumbnail of Media Pendidikan Agama Islam Dalam Pendekatan Sistem

Research paper thumbnail of Problematika Pernikahan Liar Dalam Tinjauan Sosiologi Hukum

Research paper thumbnail of Pengembangan Budaya Sekolah di SMAN 3 Tanjung Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: karakteristik dan upaya pengembangan budaya sekolah... more Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: karakteristik dan upaya pengembangan budaya sekolah di SMAN 3 Tanjung, serta manajemen pengembangan budaya sekolah. Penelitian ini menggunakan metode campuran dan Sequential Explanatory Strategy. Data dikumpulkan melalui angket tertutup dan terbuka. Responden sebanyak 24 guru, empat staf, dan 179 siswa; serta observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan melibatkan kepala sekolah, guru, staf, siswa, orang tua siswa, dan petugas kebersihan sekolah. Analisis data dirrmlai dari analisis deskriptif kuantitatif dan kemudian analisis deskriptif kualitatif. Budaya sekolah di SMAN 3 Tanjung, yang terdiri atas: atmosper sekolah, budaya kerjasama, budaya disiplin, dan budaya bersih, belum mencapai taraf positif; dan budaya baca masih negatif. Budaya kerjasama dikembangkan melalui senam pagi bersama, rapat MGMP, sosialisasi visi dan misi sekolah, penataan tata ruang, dan pembuatan mars SMAGA. Budaya disiplin dikembangkan melalui pembuatan peraturan ...

Research paper thumbnail of Pengembangan Budaya Sekolah di SMAN 3 Tanjung Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: karakteristik dan upaya pengembangan budaya sekolah... more Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: karakteristik dan upaya pengembangan budaya sekolah di SMAN 3 Tanjung, serta manajemen pengembangan budaya sekolah. Penelitian ini menggunakan metode campuran dan Sequential Explanatory Strategy. Data dikumpulkan melalui angket tertutup dan terbuka. Responden sebanyak 24 guru, empat staf, dan 179 siswa; serta observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan melibatkan kepala sekolah, guru, staf, siswa, orang tua siswa, dan petugas kebersihan sekolah. Analisis data dirrmlai dari analisis deskriptif kuantitatif dan kemudian analisis deskriptif kualitatif. Budaya sekolah di SMAN 3 Tanjung, yang terdiri atas: atmosper sekolah, budaya kerjasama, budaya disiplin, dan budaya bersih, belum mencapai taraf positif; dan budaya baca masih negatif. Budaya kerjasama dikembangkan melalui senam pagi bersama, rapat MGMP, sosialisasi visi dan misi sekolah, penataan tata ruang, dan pembuatan mars SMAGA. Budaya disiplin dikembangkan melalui pembuatan peraturan ...

Research paper thumbnail of Proses Sosialisasi 5 (Lima) Nilai-Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama.pdf

Pribadi, 2015

Kementerian Agama RI berupaya untuk melakukan perubahan atau perbaikan budaya organisasi (lebih k... more Kementerian Agama RI berupaya untuk melakukan perubahan atau
perbaikan budaya organisasi (lebih khusus budaya kerja) dengan mencetuskan 5 (lima) nilai budaya kerja. Tujuan umum penulisan (penelitian) ini adalah untuk mengetahui sejauhmana 5 (lima) nilai-nilai budaya kerja Kementerian Agama RI tersosialisasikan kepada para pegawai KUA Kecamatan Se-Kabupaten Hulu Sungai Provinsi Kalimantan Selatan, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk
mengetahui apakah para pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan se- Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan mengetahui 5 (lima) nilai-nilai budaya kerja Kementerian Agama dan melalui media apa mereka mengetahui 5 (lima) nilai-nilai tersebut. Selain itu, juga untuk mengetahui pandangan para pegawai KUA Kecamatan Se-Kabupaten Hulu Sungai Utara terhadap proses sosialisasi 5 (lima) nilai-nilai budaya kerja Kementerian Agama RI.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran (mixed
method) antara kuantitatif dan kualitatif dengan sumber data yang dijadikan responden adalah seluruh pegawai di 10 (sepuluh) KUA Kecamatan Se- Kabupaten Hulu Sungai Utara yang berjumlah 48 orang (tidak termasuk Penyuluh Agama Islam, Honorer dan peneliti). Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses sosialisasi 5 (lima) nilai
budaya kerja yang dilakukan Kementerian Agama sehingga sampai ke level Kantor Urusan Agama dapat dilihat dari beberapa hal yakni: jumlah para pegawai KUA Kecamatan Se-Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan yang mengetahui 5 (lima) nilai budaya kerja Kementerian Agama RI berada pada kategori tinggi (75,61% yakni 31 orang); Media yang paling banyak dipilih untuk mengetahui 5 (lima) nilai budaya kerja Kementerian Agama RI adalah website/internet (sebanyak 18 kali) dibanding media lain seperti pimpinan dan spanduk atau simbol-simbol lain. Tingginya penggunaan website/internet ini selain lebih mudah diakses juga karena pengisian kuesioner; dan Masih rendahnya
upaya sosialisasi dari para pimpinan baik dalam bentuk ungkapan maupun tindakan, dan juga minimnya penggunaan simbol-simbol berupa tulisan tentang 5 (lima) nilai budaya kerja.

Research paper thumbnail of Tinjauan Hukum Islam Terhadap Ijab dan Qabul “Gantung” Pada Proses Akad Nikah Bagi Masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Utara

Private, 2022

Pada praktiknya sering muncul permasalahan yang biasa terjadi pada proses akad nikah, yakni ketik... more Pada praktiknya sering muncul permasalahan yang biasa terjadi pada proses akad nikah, yakni ketika ijab dan qabul. Salah satunya adalah adanya istilah “GANTUNG”, dimana istilah ini muncul di masyakarat, khususnya masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Utara, apabila terdapat “jeda” antara ijab yang diucapkan wali atau wakil wali dan qabul yang diucapkan calon suami, yakni calon suami terlambat mengucapkan qabul setelah ijab berakhir. Sehingga dasar ini, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui makna “gantung” dalam ijab dan qabul pada proses akad nikah dan untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap istilah “gantung” dalam ijab dan qabul pada proses akad nikah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, penggunaan kata “gantung” dalam proses ijab dan qabul lebih dikonotasikan oleh masyarakat Banjar, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan kata “jeda” dan penggunaan kata “gantung” tidak begitu tepat untuk mengatakan “jeda”, karena apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, “gantung” bermakna ta’liq. Kedua, berdasarkan tinjauan hukuk Islam jeda (gantung) yang tidak diperbolehkan adalah jeda yang lama ataupun panjang, artinya kalau sekedar mengambil nafas tidaklah mengapa, tidak akan membatalkan syarat ijab dan qabul.

Research paper thumbnail of Media Pendidikan Agama Islam Dalam Pendekatan Sistem

Research paper thumbnail of Problematika Pernikahan Liar Dalam Tinjauan Sosiologi Hukum

Research paper thumbnail of Pengembangan Budaya Sekolah di SMAN 3 Tanjung Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: karakteristik dan upaya pengembangan budaya sekolah... more Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: karakteristik dan upaya pengembangan budaya sekolah di SMAN 3 Tanjung, serta manajemen pengembangan budaya sekolah. Penelitian ini menggunakan metode campuran dan Sequential Explanatory Strategy. Data dikumpulkan melalui angket tertutup dan terbuka. Responden sebanyak 24 guru, empat staf, dan 179 siswa; serta observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan melibatkan kepala sekolah, guru, staf, siswa, orang tua siswa, dan petugas kebersihan sekolah. Analisis data dirrmlai dari analisis deskriptif kuantitatif dan kemudian analisis deskriptif kualitatif. Budaya sekolah di SMAN 3 Tanjung, yang terdiri atas: atmosper sekolah, budaya kerjasama, budaya disiplin, dan budaya bersih, belum mencapai taraf positif; dan budaya baca masih negatif. Budaya kerjasama dikembangkan melalui senam pagi bersama, rapat MGMP, sosialisasi visi dan misi sekolah, penataan tata ruang, dan pembuatan mars SMAGA. Budaya disiplin dikembangkan melalui pembuatan peraturan ...

Research paper thumbnail of Pengembangan Budaya Sekolah di SMAN 3 Tanjung Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: karakteristik dan upaya pengembangan budaya sekolah... more Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: karakteristik dan upaya pengembangan budaya sekolah di SMAN 3 Tanjung, serta manajemen pengembangan budaya sekolah. Penelitian ini menggunakan metode campuran dan Sequential Explanatory Strategy. Data dikumpulkan melalui angket tertutup dan terbuka. Responden sebanyak 24 guru, empat staf, dan 179 siswa; serta observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan melibatkan kepala sekolah, guru, staf, siswa, orang tua siswa, dan petugas kebersihan sekolah. Analisis data dirrmlai dari analisis deskriptif kuantitatif dan kemudian analisis deskriptif kualitatif. Budaya sekolah di SMAN 3 Tanjung, yang terdiri atas: atmosper sekolah, budaya kerjasama, budaya disiplin, dan budaya bersih, belum mencapai taraf positif; dan budaya baca masih negatif. Budaya kerjasama dikembangkan melalui senam pagi bersama, rapat MGMP, sosialisasi visi dan misi sekolah, penataan tata ruang, dan pembuatan mars SMAGA. Budaya disiplin dikembangkan melalui pembuatan peraturan ...

Research paper thumbnail of Proses Sosialisasi 5 (Lima) Nilai-Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama.pdf

Pribadi, 2015

Kementerian Agama RI berupaya untuk melakukan perubahan atau perbaikan budaya organisasi (lebih k... more Kementerian Agama RI berupaya untuk melakukan perubahan atau
perbaikan budaya organisasi (lebih khusus budaya kerja) dengan mencetuskan 5 (lima) nilai budaya kerja. Tujuan umum penulisan (penelitian) ini adalah untuk mengetahui sejauhmana 5 (lima) nilai-nilai budaya kerja Kementerian Agama RI tersosialisasikan kepada para pegawai KUA Kecamatan Se-Kabupaten Hulu Sungai Provinsi Kalimantan Selatan, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk
mengetahui apakah para pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan se- Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan mengetahui 5 (lima) nilai-nilai budaya kerja Kementerian Agama dan melalui media apa mereka mengetahui 5 (lima) nilai-nilai tersebut. Selain itu, juga untuk mengetahui pandangan para pegawai KUA Kecamatan Se-Kabupaten Hulu Sungai Utara terhadap proses sosialisasi 5 (lima) nilai-nilai budaya kerja Kementerian Agama RI.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran (mixed
method) antara kuantitatif dan kualitatif dengan sumber data yang dijadikan responden adalah seluruh pegawai di 10 (sepuluh) KUA Kecamatan Se- Kabupaten Hulu Sungai Utara yang berjumlah 48 orang (tidak termasuk Penyuluh Agama Islam, Honorer dan peneliti). Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses sosialisasi 5 (lima) nilai
budaya kerja yang dilakukan Kementerian Agama sehingga sampai ke level Kantor Urusan Agama dapat dilihat dari beberapa hal yakni: jumlah para pegawai KUA Kecamatan Se-Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan yang mengetahui 5 (lima) nilai budaya kerja Kementerian Agama RI berada pada kategori tinggi (75,61% yakni 31 orang); Media yang paling banyak dipilih untuk mengetahui 5 (lima) nilai budaya kerja Kementerian Agama RI adalah website/internet (sebanyak 18 kali) dibanding media lain seperti pimpinan dan spanduk atau simbol-simbol lain. Tingginya penggunaan website/internet ini selain lebih mudah diakses juga karena pengisian kuesioner; dan Masih rendahnya
upaya sosialisasi dari para pimpinan baik dalam bentuk ungkapan maupun tindakan, dan juga minimnya penggunaan simbol-simbol berupa tulisan tentang 5 (lima) nilai budaya kerja.