Nur Hillah | Stikes Yarsi Pontianak (original) (raw)

Papers by Nur Hillah

Research paper thumbnail of KOMUNIKASI SOSIAL

Research paper thumbnail of UAS SIMKEP Tahun Akademik

NURHILLAH, 2020

1. Jelaskan mengapa sistem informasi diperlukan dalam keperawatan? 2. Tuliskan dan jelaskan satu ... more 1. Jelaskan mengapa sistem informasi diperlukan dalam keperawatan? 2. Tuliskan dan jelaskan satu contoh penggunaan sistem informasi dalam layanan kesehatan di indonesia 3. Tuliskan dan jelaskan satu contoh penggunaan sistem informasi dalam layanan keperawatan. Pembahasan : 1. Mengapa? Sistem informasi keperawatan menurut American Nurses Association (2001) adalah area khusus yang mengintegrasikan ilmu keperawatan, ilmu komputer, dan ilmu informasi untuk mengatur dan mengkomunikasikan data, informasi, dan pengetahuan dalam praktik keperawatan. Penggunaan sistem informasi keperawatan sebagai teknologi baru tentunya menuntut peran perawat aktif sebagai instrumen utama dari organisasi pelayanan kesehatan (Dewi Sartika, 2014). Tenaga perawat sebagai salah satu tim kesehatan didalam melaksanakan fungsi dan peran dituntut untuk dapat mendokumentasikan seluruh pekerjaan yang dilakukannya dengan baik. Pendokumentasian peran dan fungsi didalam merawat pasien amat diperlukan karena mempunyai unsur tanggung jawab serta tanggung gugat di mata hukum. Sampai saat ini pendokumentasian tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat masih menggunakan kertas (Dewi Sartika, 2014). Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif terbaru (Dewi Sartika, 2014). 2. Satu diantara contoh penggunaan sistem informasi dalam pelayanan kesehatan adalah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat dan andal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan di rumah sakit. Banyaknya variabel di rumah sakit turut menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan rumah sakit (Firdha, 2010) .

Research paper thumbnail of Askep Kelainan Sel Darah Putih (Leukemia)

NURHILLAH, 2019

Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gangguan ganas yang me... more Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gangguan ganas yang mempengaruhi darah dan pembentukan darah jaringan sumsum tulang, sistem getah bening, dan limpa. Leukemia terjadi pada semua kelompok umur. Ini menghasilkan akumulasi sel disfungsional karena hilangnya regulasi dalam sel divisi. Ini mengikuti kursus progresif yang pada akhirnya berakibat fatal jika tidak diobati. Diperkirakan 43.000 kasus baru didiagnosis setiap tahun. Meski sering dianggap sebagai penyakit anak-anak, leukemia mempengaruhi sekitar 10 kali lebih banyak orang dewasa daripada anak-anak (Sharon L. Lewis, Shannon Ruff Dirksen, Margaret McLean Heitkemper, & Linda Bucher, 2014)

Research paper thumbnail of ANALISIS PERNIKAHAN DINI DI INDONESIA

ANALISIS PERNIKAHAN DINI DI INDONESIA , 2019

Early marriage is a marriage conducted by a married couple where both are still under the age of ... more Early marriage is a marriage conducted by a married couple where both are still under the age of 21 years, 19 years for men and 16 years for women. The province with the highest child marriage prevalence in 2015 was West Sulawesi with a prevalence of 34.22 percent. The five provinces that make up the top five provinces with the highest prevalence are West Sulawesi (34.22 percent), South Kalimantan (33.68 percent), Central Kalimantan (33.56 percent), West Kalimantan (32.21 percent), and Central Sulawesi (31.91). The first and prominent effect of early marriage is the physical effect. By age, intimate organs or reproductive organs of minors are not ready to have sex. Early marriage impacts the reproductive health of girls. Girls aged 10-14 years are five times more likely to die, during pregnancy or childbirth, compared to girls aged 20-25. While children who are married at ages 15-19 are twice as likely. ABSTRAK pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakaukan oleh pasangan suami isteri dimana keduanya masih di bawah umur 21 tahun yaitu 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun bagi perempuan. Provinsi dengan prevalensi perkawinan usia anak tertinggi pada tahun 2015 adalah Sulawesi Barat dengan prevalensi 34,22 persen. Lima provinsi yang merupakan lima besar provinsi dengan prevalensi tertinggi adalah Sulawesi Barat (34,22 persen), Kalimantan Selatan (33,68 persen), Kalimantan Tengah (33,56 persen), Kalimantan Barat (32,21 persen), dan Sulawesi Tengah (31,91). Akibat pernikahan dini yang pertama dan menonjol adalah akibat pada fisik. Secara usia, organ intim atau alat reproduksi anak dibawah umur belum siap untuk melakukan hubungan seks. perkawinan dini berdampak pada kesehatan reproduksi anak perempuan. Anak perempuan berusia 10-14 tahun memiliki kemungkinan meninggal lima kali lebih besar, selama kehamilan atau melahirkan, dibandingkan dengan perempuan berusia 20-25.Sementara anak yang menikah di usia 15-19 kemungkinannya dua kali lebih besar.

Research paper thumbnail of KOMUNIKASI SOSIAL

Research paper thumbnail of UAS SIMKEP Tahun Akademik

NURHILLAH, 2020

1. Jelaskan mengapa sistem informasi diperlukan dalam keperawatan? 2. Tuliskan dan jelaskan satu ... more 1. Jelaskan mengapa sistem informasi diperlukan dalam keperawatan? 2. Tuliskan dan jelaskan satu contoh penggunaan sistem informasi dalam layanan kesehatan di indonesia 3. Tuliskan dan jelaskan satu contoh penggunaan sistem informasi dalam layanan keperawatan. Pembahasan : 1. Mengapa? Sistem informasi keperawatan menurut American Nurses Association (2001) adalah area khusus yang mengintegrasikan ilmu keperawatan, ilmu komputer, dan ilmu informasi untuk mengatur dan mengkomunikasikan data, informasi, dan pengetahuan dalam praktik keperawatan. Penggunaan sistem informasi keperawatan sebagai teknologi baru tentunya menuntut peran perawat aktif sebagai instrumen utama dari organisasi pelayanan kesehatan (Dewi Sartika, 2014). Tenaga perawat sebagai salah satu tim kesehatan didalam melaksanakan fungsi dan peran dituntut untuk dapat mendokumentasikan seluruh pekerjaan yang dilakukannya dengan baik. Pendokumentasian peran dan fungsi didalam merawat pasien amat diperlukan karena mempunyai unsur tanggung jawab serta tanggung gugat di mata hukum. Sampai saat ini pendokumentasian tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat masih menggunakan kertas (Dewi Sartika, 2014). Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif terbaru (Dewi Sartika, 2014). 2. Satu diantara contoh penggunaan sistem informasi dalam pelayanan kesehatan adalah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat dan andal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan di rumah sakit. Banyaknya variabel di rumah sakit turut menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan rumah sakit (Firdha, 2010) .

Research paper thumbnail of Askep Kelainan Sel Darah Putih (Leukemia)

NURHILLAH, 2019

Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gangguan ganas yang me... more Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gangguan ganas yang mempengaruhi darah dan pembentukan darah jaringan sumsum tulang, sistem getah bening, dan limpa. Leukemia terjadi pada semua kelompok umur. Ini menghasilkan akumulasi sel disfungsional karena hilangnya regulasi dalam sel divisi. Ini mengikuti kursus progresif yang pada akhirnya berakibat fatal jika tidak diobati. Diperkirakan 43.000 kasus baru didiagnosis setiap tahun. Meski sering dianggap sebagai penyakit anak-anak, leukemia mempengaruhi sekitar 10 kali lebih banyak orang dewasa daripada anak-anak (Sharon L. Lewis, Shannon Ruff Dirksen, Margaret McLean Heitkemper, & Linda Bucher, 2014)

Research paper thumbnail of ANALISIS PERNIKAHAN DINI DI INDONESIA

ANALISIS PERNIKAHAN DINI DI INDONESIA , 2019

Early marriage is a marriage conducted by a married couple where both are still under the age of ... more Early marriage is a marriage conducted by a married couple where both are still under the age of 21 years, 19 years for men and 16 years for women. The province with the highest child marriage prevalence in 2015 was West Sulawesi with a prevalence of 34.22 percent. The five provinces that make up the top five provinces with the highest prevalence are West Sulawesi (34.22 percent), South Kalimantan (33.68 percent), Central Kalimantan (33.56 percent), West Kalimantan (32.21 percent), and Central Sulawesi (31.91). The first and prominent effect of early marriage is the physical effect. By age, intimate organs or reproductive organs of minors are not ready to have sex. Early marriage impacts the reproductive health of girls. Girls aged 10-14 years are five times more likely to die, during pregnancy or childbirth, compared to girls aged 20-25. While children who are married at ages 15-19 are twice as likely. ABSTRAK pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakaukan oleh pasangan suami isteri dimana keduanya masih di bawah umur 21 tahun yaitu 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun bagi perempuan. Provinsi dengan prevalensi perkawinan usia anak tertinggi pada tahun 2015 adalah Sulawesi Barat dengan prevalensi 34,22 persen. Lima provinsi yang merupakan lima besar provinsi dengan prevalensi tertinggi adalah Sulawesi Barat (34,22 persen), Kalimantan Selatan (33,68 persen), Kalimantan Tengah (33,56 persen), Kalimantan Barat (32,21 persen), dan Sulawesi Tengah (31,91). Akibat pernikahan dini yang pertama dan menonjol adalah akibat pada fisik. Secara usia, organ intim atau alat reproduksi anak dibawah umur belum siap untuk melakukan hubungan seks. perkawinan dini berdampak pada kesehatan reproduksi anak perempuan. Anak perempuan berusia 10-14 tahun memiliki kemungkinan meninggal lima kali lebih besar, selama kehamilan atau melahirkan, dibandingkan dengan perempuan berusia 20-25.Sementara anak yang menikah di usia 15-19 kemungkinannya dua kali lebih besar.