Mukhlis Sai Putra | Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta) (original) (raw)
Im Indonesian Forester, interest in ecology and conservation issue.
Address: Indonesia
less
Uploads
Papers by Mukhlis Sai Putra
Herpetofauna merupakan salah satu komponen yang tidak boleh hilang dari suatu siklus rantai makan... more Herpetofauna merupakan salah satu komponen yang tidak boleh hilang dari suatu siklus rantai makanan. Herpetofauna merupakan hewan berdarah dingin yang suhu tubuhnya tergantung pada suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya.Hal tersebut membuat mereka memerlukan habitat spesifik untuk hidup. Hutan Wanagama 1 memiliki variasi kondisi lingkungan fisik dan biotik, dimana beberapa diantaranya merupakan habitat khusus bagi herpetofauna. Tujuan penelitian ini untuk mengestimasi keanekaragaman herpetofauna yang ada di Hutan Wanagama 1 dan mengetahui faktor lingkungan fisik dan biotik yang paling berpengaruh terhadap keanekaragaman herpetofauna tersebut. Pengambilan data herpetofauna dilakukan dengan metode kuadrat transek sedangkan data lingkungan berupa tutupan tajuk dan tumbuhan bawah di ambil melalui metode protocol sampling. Data yang diperoleh dari lapangan kemudian dianalisis menggunakan software R-statistik diuji dengan menggunakan Generalized Linear Model (GLM). Sebanyak 71 individu dari 7 jenis herpetofauna ditemukan selama penelitian. Berdasarkan data yang didapatkan tersebut diperoleh hasil bahwa tingkat keanekaragaman herpetofauna di Hutan Wanagama 1 rendah dan faktor lingkungan fisik dan biotik yang paling berpengaruh terhadap keanekaragaman herpetofauna di Hutan Wanagama 1 adalah kepadatan tumbuhan bawah.
Rusa (Cervus timorensis russa) merupakan salah satu satwa liar asli Indonesia yang dewasa ini ban... more Rusa (Cervus timorensis russa) merupakan salah satu satwa liar asli Indonesia yang dewasa ini banyak dimanfaatkan. Namun, pemanfaatan yang tidak terkendali menimbulkan kekhawatiran akan punahnya satwa ini serta tingginya tingkat perburuan secara modern menyebabkan jumlah populasi Rusa Jawa di alam menurun, sehingga perlu diadakan upaya restorasi untuk melestarikan keberadaan Rusa Jawa di alam. Salah satu tempat restorasi Rusa Jawa adalah Hutan Wanagama 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan Wanagama sebagai tempat restorasi Rusa Jawa. metode yang digunakan untuk mengetahui estimasi jumlah rusa dengan metode pellet count, sedangkan untuk mengetahui produktifitas pakan dengan menggunakan petak ukur permanen (PUP), untuk mengetahui lingkungan fisik atau habitat di Hutan Wanagama 1 menggunakan protocol sampling. Untuk mengetahui persepsi masyarakat (sosial) dengan metode wawancara.Hasil analisis menunjukkan bahwa Hutan Wanagama I layak sebagai tempat restorasi Rusa Jawa dengan estimasi jumlah rusa sebanyak 8 ekor dengan daya jelajah 75ha/individu, dan produktifitas pakan 334.4940476ton/ha/thn. Keberadaan air di Wanagama pun melimpah, karena dialiri oleh sungai Oyo yang mengalir sepanjang tahun. Sedangkan dari segi sosial, dengan wawancara diperoleh hasil bahwa 84% setuju adanya restorasi rusa, dan sisanya sebesar 16% tidak setuju.
Burung merupakan salah satu indikator yang baik untuk menggambarkan kondisi suatu lingkungan. Kea... more Burung merupakan salah satu indikator yang baik untuk menggambarkan kondisi suatu lingkungan. Keanekaragaman jenis burung dapat menjadi salah satu gambaran bagi kondisi lingkungan dan cerminan keseimbangan suatu ekosistem. Wanagama merupakan salah satu kawasan lahan rehabilitasi yang dalam pengelolaannya berbasis petak-petak didalamnya. Penelitian ini membahas tentang keanekaragaman jenis burung yang ada pada berbagai petak yang ada di Wanagama. Metode pengambilan data burung dilakukan dengan menggunakan Point count dengan diameter 22,6 meter. Data habitat dilakukan dengan pengamatan secara langsung dan deskriptif, penutupan vegetasi diambil dengan menggunakan alat tabung okuler dan density board. Kerapatan pohon menggunakan nested sampling. Analisis data keanekaragaman burung menggunakan indeks Shannon Wienner, indeks of Evennes dan indeks Jaccard. Sedangkan pengolahan data menggunakan bantuan perangkat lunak MS.Excel dan R statistik. Hasil analisis menjelaskan, bahwa tingkat keanekaragaman jenis burung pada berbagai petak di Wanagama berbeda-beda, akantetapi tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara petak satu dengan yang lain.
Herpetofauna merupakan salah satu komponen yang tidak boleh hilang dari suatu siklus rantai makan... more Herpetofauna merupakan salah satu komponen yang tidak boleh hilang dari suatu siklus rantai makanan. Herpetofauna merupakan hewan berdarah dingin yang suhu tubuhnya tergantung pada suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya.Hal tersebut membuat mereka memerlukan habitat spesifik untuk hidup. Hutan Wanagama 1 memiliki variasi kondisi lingkungan fisik dan biotik, dimana beberapa diantaranya merupakan habitat khusus bagi herpetofauna. Tujuan penelitian ini untuk mengestimasi keanekaragaman herpetofauna yang ada di Hutan Wanagama 1 dan mengetahui faktor lingkungan fisik dan biotik yang paling berpengaruh terhadap keanekaragaman herpetofauna tersebut. Pengambilan data herpetofauna dilakukan dengan metode kuadrat transek sedangkan data lingkungan berupa tutupan tajuk dan tumbuhan bawah di ambil melalui metode protocol sampling. Data yang diperoleh dari lapangan kemudian dianalisis menggunakan software R-statistik diuji dengan menggunakan Generalized Linear Model (GLM). Sebanyak 71 individu dari 7 jenis herpetofauna ditemukan selama penelitian. Berdasarkan data yang didapatkan tersebut diperoleh hasil bahwa tingkat keanekaragaman herpetofauna di Hutan Wanagama 1 rendah dan faktor lingkungan fisik dan biotik yang paling berpengaruh terhadap keanekaragaman herpetofauna di Hutan Wanagama 1 adalah kepadatan tumbuhan bawah.
Rusa (Cervus timorensis russa) merupakan salah satu satwa liar asli Indonesia yang dewasa ini ban... more Rusa (Cervus timorensis russa) merupakan salah satu satwa liar asli Indonesia yang dewasa ini banyak dimanfaatkan. Namun, pemanfaatan yang tidak terkendali menimbulkan kekhawatiran akan punahnya satwa ini serta tingginya tingkat perburuan secara modern menyebabkan jumlah populasi Rusa Jawa di alam menurun, sehingga perlu diadakan upaya restorasi untuk melestarikan keberadaan Rusa Jawa di alam. Salah satu tempat restorasi Rusa Jawa adalah Hutan Wanagama 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan Wanagama sebagai tempat restorasi Rusa Jawa. metode yang digunakan untuk mengetahui estimasi jumlah rusa dengan metode pellet count, sedangkan untuk mengetahui produktifitas pakan dengan menggunakan petak ukur permanen (PUP), untuk mengetahui lingkungan fisik atau habitat di Hutan Wanagama 1 menggunakan protocol sampling. Untuk mengetahui persepsi masyarakat (sosial) dengan metode wawancara.Hasil analisis menunjukkan bahwa Hutan Wanagama I layak sebagai tempat restorasi Rusa Jawa dengan estimasi jumlah rusa sebanyak 8 ekor dengan daya jelajah 75ha/individu, dan produktifitas pakan 334.4940476ton/ha/thn. Keberadaan air di Wanagama pun melimpah, karena dialiri oleh sungai Oyo yang mengalir sepanjang tahun. Sedangkan dari segi sosial, dengan wawancara diperoleh hasil bahwa 84% setuju adanya restorasi rusa, dan sisanya sebesar 16% tidak setuju.
Burung merupakan salah satu indikator yang baik untuk menggambarkan kondisi suatu lingkungan. Kea... more Burung merupakan salah satu indikator yang baik untuk menggambarkan kondisi suatu lingkungan. Keanekaragaman jenis burung dapat menjadi salah satu gambaran bagi kondisi lingkungan dan cerminan keseimbangan suatu ekosistem. Wanagama merupakan salah satu kawasan lahan rehabilitasi yang dalam pengelolaannya berbasis petak-petak didalamnya. Penelitian ini membahas tentang keanekaragaman jenis burung yang ada pada berbagai petak yang ada di Wanagama. Metode pengambilan data burung dilakukan dengan menggunakan Point count dengan diameter 22,6 meter. Data habitat dilakukan dengan pengamatan secara langsung dan deskriptif, penutupan vegetasi diambil dengan menggunakan alat tabung okuler dan density board. Kerapatan pohon menggunakan nested sampling. Analisis data keanekaragaman burung menggunakan indeks Shannon Wienner, indeks of Evennes dan indeks Jaccard. Sedangkan pengolahan data menggunakan bantuan perangkat lunak MS.Excel dan R statistik. Hasil analisis menjelaskan, bahwa tingkat keanekaragaman jenis burung pada berbagai petak di Wanagama berbeda-beda, akantetapi tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara petak satu dengan yang lain.