hana melita ekasari | Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta) (original) (raw)
life learner. interested in economic, bussiness, political science, and many more. why should limit ourself in categories when we could have it all? books and chocolate never let me down.
less
Uploads
Papers by hana melita ekasari
I. Gambaran umum permasalahan Studi ini adalah studi tentang jejak dan selubung yang terlihat unt... more I. Gambaran umum permasalahan Studi ini adalah studi tentang jejak dan selubung yang terlihat untuk menghidupkan kembali aristrokasi lama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Praktek-praktek atas nama keistimewaan Yogyakarta mengindikasikan arah politik elit DIY menuju reinkarnasi aristokrasi lama untuk melanggengkan kekuasaan Keraton Yogyakarta. Ditengah upaya pemapanan demokrasi global, di Yogyakarta muncul benih-benih aristokrasi yang diterima (hampir) tanpa upaya penolakan yang berarti dari pemerintah lokal maupun dari populasi masyarakat Yogyakarta. Hal ini sangat menarik karena di tengah konteks proses pemapanan demokrasi elektoral di Indonesia, Keraton Yogyakarta mampu mewacanakan kecenderungan politik lokal dengan nafas aristokrasi dalam selubung keistimewaan DIY, dan bahkan memperoleh dukungan baik dari pemerintah lokal (Pemerintah Kabupaten/Kota di DIY), teknokrat di univeristas-universitas, pelaku bisnis dan masyarakat. Dan karenanya, dapat mengubah wajah demokrasi lokal di Yogyakarta, dimana pemikiran yang telah dibangun sebelumnya oleh Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Raja Yogyakarta keturunan Raja Mataram dan republikein tulen, demokrat sejati yang dengan sukarela memasukkan wilayah kekuasaannya ke dalam Republik Indonesia (Atmakusumah, 1982:4). Studi ini dilakukan dalam upaya memahami legitimasi kekuasaan Keraton Yogyakarta dalam keistimewaan DIY. Bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi, dan implikasi dari kecenderungan politik aristokrasi di DIY.
I. Gambaran umum permasalahan Studi ini adalah studi tentang jejak dan selubung yang terlihat unt... more I. Gambaran umum permasalahan Studi ini adalah studi tentang jejak dan selubung yang terlihat untuk menghidupkan kembali aristrokasi lama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Praktek-praktek atas nama keistimewaan Yogyakarta mengindikasikan arah politik elit DIY menuju reinkarnasi aristokrasi lama untuk melanggengkan kekuasaan Keraton Yogyakarta. Ditengah upaya pemapanan demokrasi global, di Yogyakarta muncul benih-benih aristokrasi yang diterima (hampir) tanpa upaya penolakan yang berarti dari pemerintah lokal maupun dari populasi masyarakat Yogyakarta. Hal ini sangat menarik karena di tengah konteks proses pemapanan demokrasi elektoral di Indonesia, Keraton Yogyakarta mampu mewacanakan kecenderungan politik lokal dengan nafas aristokrasi dalam selubung keistimewaan DIY, dan bahkan memperoleh dukungan baik dari pemerintah lokal (Pemerintah Kabupaten/Kota di DIY), teknokrat di univeristas-universitas, pelaku bisnis dan masyarakat. Dan karenanya, dapat mengubah wajah demokrasi lokal di Yogyakarta, dimana pemikiran yang telah dibangun sebelumnya oleh Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Raja Yogyakarta keturunan Raja Mataram dan republikein tulen, demokrat sejati yang dengan sukarela memasukkan wilayah kekuasaannya ke dalam Republik Indonesia (Atmakusumah, 1982:4). Studi ini dilakukan dalam upaya memahami legitimasi kekuasaan Keraton Yogyakarta dalam keistimewaan DIY. Bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi, dan implikasi dari kecenderungan politik aristokrasi di DIY.