Shakira Claudia | UGM - Academia.edu (original) (raw)

Uploads

Papers by Shakira Claudia

Research paper thumbnail of Game Change Movie Reviews - Political Sides

Ade Irwansyah (2009: 14) berpendapat, "sejak awal abad ke-20, film telah menjadi menjadi media hi... more Ade Irwansyah (2009: 14) berpendapat, "sejak awal abad ke-20, film telah menjadi menjadi media hiburan masyarakat, terutama di perkotaan. Film dipertunjukkan di sebuah gedung bioskop, sebagaimana pentas teater di pertunjukan gedung teater". Marcel Danesi mengatakan bahwa film telah menjadi obat yang sempurna untuk melawan kebosanan, dan menjadi medium berkekuatan besar dalam perkembangan budaya pop. Ia menyimpulkan, "Movies were also perfect antidotes against boredom. The film medium had, in effect, emerged as a major force in the development of pop culture-a culture whose defining characteristic is an eclectic blending and mixing of the artistic and the diversionary." (Danesi, 2002: 111) Mengenai film, Goenawan Mohamad (Vol. 4, 1995: 214) mengemukakan bahwa gambar hidup adalah keajaiban, yang tak cuma dilahirkan oleh teknologi, tapi oleh kepandaian bercerita. Kemunculan film tak dimungkiri membuat manusia memiliki tambahan medium dalam menyampaikan kisah, sebuah kegiatan yang telah berlangsung sejak dahulu. Ade Irwansyah (2009: 12) mengatakan bahwa pada titik ini, film telah menjadi media bertutur manusia untuk bertutur dan berkomunikasi.

Research paper thumbnail of RETORIKA POLITIK INDONESIA

Research paper thumbnail of Game Change Movie Reviews - Political Sides

Ade Irwansyah (2009: 14) berpendapat, "sejak awal abad ke-20, film telah menjadi menjadi media hi... more Ade Irwansyah (2009: 14) berpendapat, "sejak awal abad ke-20, film telah menjadi menjadi media hiburan masyarakat, terutama di perkotaan. Film dipertunjukkan di sebuah gedung bioskop, sebagaimana pentas teater di pertunjukan gedung teater". Marcel Danesi mengatakan bahwa film telah menjadi obat yang sempurna untuk melawan kebosanan, dan menjadi medium berkekuatan besar dalam perkembangan budaya pop. Ia menyimpulkan, "Movies were also perfect antidotes against boredom. The film medium had, in effect, emerged as a major force in the development of pop culture-a culture whose defining characteristic is an eclectic blending and mixing of the artistic and the diversionary." (Danesi, 2002: 111) Mengenai film, Goenawan Mohamad (Vol. 4, 1995: 214) mengemukakan bahwa gambar hidup adalah keajaiban, yang tak cuma dilahirkan oleh teknologi, tapi oleh kepandaian bercerita. Kemunculan film tak dimungkiri membuat manusia memiliki tambahan medium dalam menyampaikan kisah, sebuah kegiatan yang telah berlangsung sejak dahulu. Ade Irwansyah (2009: 12) mengatakan bahwa pada titik ini, film telah menjadi media bertutur manusia untuk bertutur dan berkomunikasi.

Research paper thumbnail of RETORIKA POLITIK INDONESIA

Log In