Wuri Handoko | University of Indonesia (original) (raw)

Papers by Wuri Handoko

Research paper thumbnail of Gawe kuta baluwarti bata kalawan kawis"; Contribution of local knowledge to the expansion of the Banten Sultanate on the Nusantara spice route

Research paper thumbnail of Pulau Seram: Dari Mitologi Nunusaku Hingga Tumbuhnya Peradaban Kerajaan

MENGANYAM PENGETAHUAN DARI TANAH SERAM, MALUKU, INDONESIA, 2021

Research paper thumbnail of Islam di Maluku dalam Dimensi Politik,  Ekonomi, dan Sosial Budaya

Memindai Peradaban di Maluku: Buku Persembahan 25 Tahun Balai Arkeologi Maluku, 2020

Kepulauan Maluku, merupakan Kepulauan rempah-rempah (The Spice Islands), sebuah wilayah yang pad... more Kepulauan Maluku, merupakan Kepulauan rempah-rempah (The Spice
Islands), sebuah wilayah yang pada masa lalu banyak diperebutkan oleh
bangsa-bangsa asing, terutama Kolonial yakni Portugis, Spanyol dan
Belanda. Namun puncak sejarah Maluku modern justru ditandai dengan berdirinya Kesultanan-kesultanan Islam. Pada kenyataannya sejarah tidak banyak berbicara bagaimana peristiwa-peristiwa dan dinamika budaya pada periode Islam itu. Dari penulisan sejarah yang ada tentang Maluku, tampaknya masih banyak kelemahankelemahan mendasar antara lain, penulisan sejarah Maluku lebih didominasi tentang sejarah di wilayah yang sekarang disebut Provinsi Maluku Utara, karena di sana berdiri empat kerajaan atau Kesultanan Islam yakni Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan, yang dianggap sebagai pusat peradaban Islam di Kepulauan Maluku. Hal ini terkesan teks sejarah yang ada melupakan wilayah-wilayah Maluku lainnya, yang semestinya diposisikan sama menjadi bagian dari entitas Maluku.

Research paper thumbnail of Salam-Sarani dan Tradisi Orang Basudara:  Pelajaran dari Masa Lalu tentang Relasi Islam-Kristen,  Multikulturalisme dan Identitas Orang Maluku

Bagian dari Buku Menelusuri Identitas Kemalukuan. Penerbit Kanisius, 2017

Abstrak Cikal bakal tumbuhnya kehidupan multikulturalisme di Maluku, sesungguhnya dimulai ketika ... more Abstrak Cikal bakal tumbuhnya kehidupan multikulturalisme di Maluku, sesungguhnya dimulai ketika ekspansi ekonomi dan sekaligus kultural dari negeri-negeri tanah seberang yang menginjakkan kakinya di perairan dan tanah Maluku. Kehadiran para penjelajah asing, untuk menemukan sumber rempah-rempah dari tanah asalnya Maluku, selain melakukan ekspansi ekonomi sekaligus ekspansi kebudayaan, juga menyebarkan agama-agama dari tanah asal. Di Maluku, kehadiran Islam-Kristen, bagaimanapun telah menciptakan tatanah sosial budaya yang baru sejak abad pertengahan. Meski demikian, jauh sebelum hadirnya agama-agama modern Islam-Kristen, Orang Maluku, sudah mengenal agama, yakni agama atau kepercayaan lokal terhadap arwah nenek moyang (ancestor worship). Sesungguhnya tradisi dan budaya lokal yang tetap hidup, justru merelasikan Islam-Kristen yang berbeda, sebagai relasi Salam-Sarani yang integratif, menjadi bagian identitas diri Orang Maluku. Tulisan ini mengkaji tentang relasi Salam-Sarani sebagai tradisi orang basudara, yang menggambarkan pelajaran dari masa lalu, tentang pemahaman multikulturalisme yang mensyaratkan adanya pernghargaan terhadap perbedaan dan sikap toleransi. Kajian ini menitikberatkan pemaparan bukti-bukti arkeologis dan tradisi budaya yang masih dapat dijumpai hingga saat ini. Pelajaran dari masa lalu itu merupakan faktor penting dalam upaya reintegrasi sosial dan membangun peradaban yang lebih maju.

Research paper thumbnail of The Relationship of Islam and Locality in the Architecture of the Wapauwe Ancient Mosque in Maluku

Journal of Islamic Architecture/Journal of islamic Architecture, Jun 20, 2024

The Wapauwe ancient mosque in Maluku is historically and culturally significant, symbolizing the ... more The Wapauwe ancient mosque in Maluku is historically and culturally significant, symbolizing the enduring bond between religion and the local community. This qualitative archaeological study examines the mosque's architectural aspects to explore this connection. The mosque is considered a result of careful thought and reflects origin-related factors and human behavior through its architectural elements. The Wapauwe Mosque shares similarities with ancient mosques found throughout the archipelago. Its three-tiered roof typology, supported by four pillars and a distinctive peak, represents the three stages of Islamic development, showcasing the integration of Islamic principles with local culture. The two-tiered roof of the Wapauwe Kaitetu mosque signifies an ongoing dialogue between religious scholars and the indigenous people, leading to architectural adaptations. Furthermore, the mosque's design elements carry symbolic meanings. The peak symbolizes monotheism and male fertility, while the pineapple-shaped pegs embody the fusion of animal carvings and flora. The rectangular plan signifies the influence of customs and religion, and the mimbar type reinforces the growth and development of religious traditions. Architecturally, the Wapauwe mosque features 12 supporting pillars, corresponding to the 12 fundamental values of Islamic teachingscomprising the five pillars of Islam, six pillars of faith, and Ihsan. This alignment also mirrors the concept of deliberative custom, which includes 12 institutional structures. These structures coexist and interact with the religious hierarchy and its apparatus, demonstrating a balanced and inclusive relationship between religion and locality within the governance of Maluku. Ultimately, the typology of the Wapauwe mosque emphasizes the deep connection between Islam and local culture. It serves as a testament to the culturally inclusive religious character of the community. This cultural Islamic society respects differences and embraces diversity as an integral aspect of religious teachings.

Research paper thumbnail of THE RELATIONSHIP OF ISLAM AND LOCALITY IN THE ARCHITECTURE OF THE WAPAUWE ANCIENT MOSQUE IN MALUKU

Journal of Isamic Architecture , 2024

The Wapauwe ancient mosque in Maluku is historically and culturally significant, symbolizing the ... more The Wapauwe ancient mosque in Maluku is historically and culturally significant, symbolizing the enduring bond between religion and the local community. This qualitative archaeological study examines the mosque's architectural aspects to explore this connection. The mosque is considered a result of careful thought and reflects origin-related factors and human behavior through its architectural elements. The Wapauwe Mosque shares similarities with ancient mosques found throughout the archipelago. Its three-tiered roof typology, supported by four pillars and a distinctive peak, represents the three stages of Islamic development, showcasing the integration of Islamic principles with local culture. The two-tiered roof of the Wapauwe Kaitetu mosque signifies an ongoing dialogue between religious scholars and the indigenous people, leading to architectural adaptations. Furthermore, the mosque's design elements carry symbolic meanings. The peak symbolizes monotheism and male fertility, while the pineapple-shaped pegs embody the fusion of animal carvings and flora. The rectangular plan signifies the influence of customs and religion, and the mimbar type reinforces the growth and development of religious traditions. Architecturally, the Wapauwe mosque features 12 supporting pillars, corresponding to the 12 fundamental values of Islamic teachingscomprising the five pillars of Islam, six pillars of faith, and Ihsan. This alignment also mirrors the concept of deliberative custom, which includes 12 institutional structures. These structures coexist and interact with the religious hierarchy and its apparatus, demonstrating a balanced and inclusive relationship between religion and locality within the governance of Maluku. Ultimately, the typology of the Wapauwe mosque emphasizes the deep connection between Islam and local culture. It serves as a testament to the culturally inclusive religious character of the community. This cultural Islamic society respects differences and embraces diversity as an integral aspect of religious teachings.

Research paper thumbnail of KALPATARU Majalah Arkeologi vo. 22 nomor 1

Research paper thumbnail of KALPATARU Majalah Arkeologi vol 22 nomor 2

Persebaran Karst di Beberapa Pulau-pulau Terluar Indonesia dan Prospeknya pada Penelitian Arkeolo... more Persebaran Karst di Beberapa Pulau-pulau Terluar Indonesia dan Prospeknya pada Penelitian Arkeologi Indonesia Oleh: Robby Ko King Tjoen, lembaga Karst Indonesia Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 menetapkan adanya 92 pulau terluar yang berbatasan dengan Malaysia, Vietnam, Filipina, Palau, Australia, Timar Leste, India, Singapura, dan Papua Nugini. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa 12 di antaranya sebagai "karang", "batu karang", "terumbu karang", tanpa gua-gua. Hanya sedikit pulau yang luas dan memiliki gua-gua karst. dan dinamakan pulau "batu kapur", "batu gamping", "gamping". Beberapa pulau lainnya dilaporkan terdiri dari "batuan andesit' dan "batuan sedimen". Cukup banyak yang tidak dideskripsi segi geologi-petrologinya. Data flora dan faunanya sangat sedikit. Hanya beberapa pulau terluar yang berpenghuni. Apakah di antara pulau-pulau itu, yang berbatu gamping dan sudah mengalami proses karstifi...

Research paper thumbnail of KALPATARU Majalah Arkeologi vo. 22 nomor 1

Research paper thumbnail of Gawe Kuta Balawarti Bata Kalawan Kawis : Contribution of  Local Knowledge to the expansion of the Banten Sultanate  on the Nusantara spice route

Wacana Ui, 2023

(Muh. Subair). More information about the authors can be found at the end of the article.

Research paper thumbnail of Aktifitas Perdagangan Lokal di Kepualuan Maluku Abad 15 M - 19 M, Tinjauan Awal Berdasarkan Data Keramik Asing dan Komoditas Lokal

Kapata Arkeologi, Jul 1, 2007

Famous Moluccas Archipelago as its heaven is mace, this matter cause commers activity in this arc... more Famous Moluccas Archipelago as its heaven is mace, this matter cause commers activity in this archipelago region like fun, since early recognizing of commerce till a period to its top when Arab merchant, Chinese, and Europe enter this region, noise Avtivities commerce, not even unrightiously is foreign but also commerce in internal scope (local). Local Activities Commerce depict transfer noise (intersection) commodity of among commercial area which is one with other commercial area in region of coastal area in Moluccas archipelago scope. Local trade also depict activities exchange commodity of among coastal area and hinterland. In archaeology study, foreign ceramic data can play role to depict that matter. This matter remember foreign finding ceramic is not even found in seaboard of found also in sies archaeology in this area hinterland. This study is goods transfer of between seaboard with hinterland can be tracked.

Research paper thumbnail of Gerabah Situs Wayputih sebagai Komoditi Barter di Kerajaan Hoamoal

Kapata Arkeologi, Apr 23, 2016

The site of Wayputih settlement in the history and traditions of the various sources mentioned as... more The site of Wayputih settlement in the history and traditions of the various sources mentioned as the part of the Kingdom Hoamoal region. This study aims to clarify the role of settlement Wayputih sites as the region as one of the central region of the kingdom Hoamoal clove producer. In addition it describes the process of trade and exchange between commodities produced by commodity from outside the area. This study uses a survey to see traces of settlements based on primary data pottery artifacts, then perform quantitative and qualitative analysis of data to explain the use and development of the system of commodity exchanges in the region. The results of the study, found the distribution of pottery with a high quantity in the site area. It can be concluded that based on the intensity of pottery and not produced in the local area, then to obtain it from outside the region to barter with cloves produced in the local area. Trade and exchange of pottery with cloves in Wayputih, support the development of trade in the territory of the Kingdom Hoamoal.

Research paper thumbnail of Kemaritiman Nusantara

Buku Kemaritiman Nusantara ini berisi tulisan tentang aktivitas masyarakat Nusantara yang mencerm... more Buku Kemaritiman Nusantara ini berisi tulisan tentang aktivitas masyarakat Nusantara yang mencerminkan adanya hubungan yang erat antar kelompok masyarakat di Nusantara dengan lingkungan bahari. Berbagai temuan arkeologis yang terkumpul di dalam buku ini memperlihatkan bagaimana peradaban yang tumbuh di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari kehidupan bahari yang melingkupinya. Seperti halnya relief kapal yang ditemukan di Candi Borobudur yang mencerminkan kemampuan masyarakat Jawa kuno dalam mengarungi samudera luas. Kapal tersebut merupakan angkutan besar yang membawa pengaruh Indonesia jauh mengarungi Samudera Hindia selama berabad-abad

Research paper thumbnail of Pendidikan Arkeologi, Merentang Jalan Harmonisasi, Renungan untuk Maluku

Research paper thumbnail of PENGEMBANGAN HASIL PENELITIAN ARKEOLOGI DI BALAI ARKEOLOGI SULAWESI UTARA (Penelitian, Pelestarian dan Pendayagunaan Untuk Pembangunan Berkelanjutan)

Tumotowa

Balai Arkeologi Sulawesi Utara sebagai salah satu instansi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ... more Balai Arkeologi Sulawesi Utara sebagai salah satu instansi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bergerak di bidang penelitian dan pengembangan arkeologi memiliki tugas untuk mengoptimalkan pendayagunaan atau pemanfaatan hasil penelitian arkeologi. Data arkeologi sebagai sumberdaya budaya yang bersifat terbatas dan tak terbaharukan memerlukan sebuah pengelolaan yang ideal agar dapat dinikmati oleh generasi penerus di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perkembangan hasil penelitian arkeologi saat ini dihadapkan pada upaya pemanfaatan hasil penelitian yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Penulisan artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara komprehensif tentang pemanfaatan dan pendayagunaan hasil penelitian arkeologi untuk pengembangan industri kreatif. Salah satu tinggalan arkeologi yang digunakan sebagai contoh adala waruga yang menjadi ikon di wilayah Minahasa. Hasil penelitian Balai Arkeologi Sulawesi Utara tentang tinggalan waruga menjadi sumber uta...

Research paper thumbnail of Lingkungan dan Lansekap Situs Kampung Kuno Kao: Faktor Determinasi Permukiman dan Pusat Islamisasi di Halmahera Utara

KALPATARU, Apr 30, 2018

Kao Old Village Site is a developed settlement site during the early islamization in the hinterla... more Kao Old Village Site is a developed settlement site during the early islamization in the hinterland of North Halmahera. The environmental and landscape characteristics of watersheds, wetlands, and agricultural lands are the reasons for the selection of past settlement sites especially in the early development of Islam in the North Halmahera region. This study focuses on archaeological surveys to look at archeological data relationships both artefactual and features as well as the environment, which explains that the carrying capacity of the environment in the Old Kao Kampung Site is a factor determining the rapid progress of a region to live. The results showed that based on the distribution and density of archaeological remains, the Kao Old Village Site is quite dense settlement site, in addition to the environmental carrying capacity to be the source of production and economic resources, a factor that determines the development of the region as a residential area. Environmental data indicate the existence of a very advanced source of production and economic population, even part of the process of exchange and commerce with other outside areas in the chain of trade and network islamization in the region of North Halmahera. In addition to landscape or landscape conditions, it is an environmental characteristic in the spatial distribution process, which shows the prevailing patterns and cultural systems of society, and this shows that the cultural traits of the community at that time were prosperous.

Research paper thumbnail of Islamicization Strategies in Kao Ancient Village, North Halmahera

Kapata Arkeologi

Situs permukiman Kampung kuno Kao terletak di pedalaman Halmahera Utara, berdiri di atas tanah ya... more Situs permukiman Kampung kuno Kao terletak di pedalaman Halmahera Utara, berdiri di atas tanah yang relatif basah diapit oleh sungai Aer Kalak, Ake Ngoali, dan Ake Jodo dan dikelilingi oleh hutan sagu dan rawa. Kondisi permukiman di situs ini membuatnya memiliki keterbatasan ruang hunian, namun orang-orang yang menghuni Kampung kuno Kao bermukim di wilayah ini dalam jangka waktu yang relatif panjang, yaitu antara 100-200 tahun, dan bahkan tercatat dalam rekam sejarah bahwa wilayah Kao dahulu menjadi penyuplai makanan pokok Ternate. Penelitian ini bersifat deduktif, yaitu menyusun sebuah hipotesa yang kemudian diuji di lapangan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi lapangan dan ekskavasi arkeologi. Ragam data arkeologi baik artefak maupun tradisi lisan yang diperoleh di lapangan kemudian dianalisa dengan merujuk pada sumber referensi yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Situs Kao merupakan permukiman yang cukup maju dan memiliki peran...

Research paper thumbnail of Kesultanan Tidore : Bukti Arkeologi Sebagai Pusat Kekuasaan Islam Dan Pengaruhnya DI Wilayah Periferi

Berkala Arkeologi

The sultanate of Tidore is not only an area of Islamic influence residing in Tidore Island, as it... more The sultanate of Tidore is not only an area of Islamic influence residing in Tidore Island, as it is widely understood all along. Tidore Sultanate, is actually one of the centers of Islamic power that has a broad influence to other areas in the Maluku Islands and in Papua. Tidore with Ternate, is the most developed region, as both are able to expand influence and control other areas. This study is a literature study, through historical data and archaeological data from previous studies, to explain the development of the Tidore Sultanate as a center of power and influence in the Tidore power periphery region. The results of the study explain, based on historical data and archaeological evidence, Tidore developed as a center of power with the character of a sultanate city, and has a broad influence to other areas both in the Maluku Islands and in Papua which is the periferinya territory or the territory of Tidore Sultanate.

Research paper thumbnail of Kaimear Island Rock Art Site at Kur Island in West Kei Islands Region, A New Discovery in Eastern Indonesia

Kapata Arkeologi

Situs Rock art di Pulau Kaimear, Kepulauan Kur yang berada di kawasan Kepulauan Kei adalah temuan... more Situs Rock art di Pulau Kaimear, Kepulauan Kur yang berada di kawasan Kepulauan Kei adalah temuan situs rock art terbaru, dan untuk pertama kalinya dicatat dan dilaporkan oleh Tim Penelitian Balai Arkeologi Maluku pada tahun 2018. Situs rock art di Pulau Kaimear sebelumnya tidak pernah dicatat dan dilaporkan oleh arkeolog di dunia. Temuan rock art Kaimear menambah deretan sejumlah rock art di Kepulauan Maluku yang sebelumnya dilaporkan oleh para arkeolog dari negara luar. Penelitian ini merupakan publikasi terkini terkait dengan penemuan lokasi situs rock art baru di wilayah Maluku. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan penelitian arkeologi melalui survei dan observasi didukung oleh studi pustaka. Penelitian ini juga bersifat penelitian eskploratif yang menindaklanjuti informasi dari masyarakat lokal. Pengumpulan data penelitian ini dengan cara mengambil gambar sejumlah panel rock art dan catatan lapangan yang berisi deskripsi singkat. Berdasarkan h...

Research paper thumbnail of Permukiman Terbuka dan Sistem Penguburan Masyarakat Kuno di Wilayah Situs Hatusua, Pesisir Pantai Seram Bagian Barat

Amerta: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, 2010

Research paper thumbnail of Gawe kuta baluwarti bata kalawan kawis"; Contribution of local knowledge to the expansion of the Banten Sultanate on the Nusantara spice route

Research paper thumbnail of Pulau Seram: Dari Mitologi Nunusaku Hingga Tumbuhnya Peradaban Kerajaan

MENGANYAM PENGETAHUAN DARI TANAH SERAM, MALUKU, INDONESIA, 2021

Research paper thumbnail of Islam di Maluku dalam Dimensi Politik,  Ekonomi, dan Sosial Budaya

Memindai Peradaban di Maluku: Buku Persembahan 25 Tahun Balai Arkeologi Maluku, 2020

Kepulauan Maluku, merupakan Kepulauan rempah-rempah (The Spice Islands), sebuah wilayah yang pad... more Kepulauan Maluku, merupakan Kepulauan rempah-rempah (The Spice
Islands), sebuah wilayah yang pada masa lalu banyak diperebutkan oleh
bangsa-bangsa asing, terutama Kolonial yakni Portugis, Spanyol dan
Belanda. Namun puncak sejarah Maluku modern justru ditandai dengan berdirinya Kesultanan-kesultanan Islam. Pada kenyataannya sejarah tidak banyak berbicara bagaimana peristiwa-peristiwa dan dinamika budaya pada periode Islam itu. Dari penulisan sejarah yang ada tentang Maluku, tampaknya masih banyak kelemahankelemahan mendasar antara lain, penulisan sejarah Maluku lebih didominasi tentang sejarah di wilayah yang sekarang disebut Provinsi Maluku Utara, karena di sana berdiri empat kerajaan atau Kesultanan Islam yakni Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan, yang dianggap sebagai pusat peradaban Islam di Kepulauan Maluku. Hal ini terkesan teks sejarah yang ada melupakan wilayah-wilayah Maluku lainnya, yang semestinya diposisikan sama menjadi bagian dari entitas Maluku.

Research paper thumbnail of Salam-Sarani dan Tradisi Orang Basudara:  Pelajaran dari Masa Lalu tentang Relasi Islam-Kristen,  Multikulturalisme dan Identitas Orang Maluku

Bagian dari Buku Menelusuri Identitas Kemalukuan. Penerbit Kanisius, 2017

Abstrak Cikal bakal tumbuhnya kehidupan multikulturalisme di Maluku, sesungguhnya dimulai ketika ... more Abstrak Cikal bakal tumbuhnya kehidupan multikulturalisme di Maluku, sesungguhnya dimulai ketika ekspansi ekonomi dan sekaligus kultural dari negeri-negeri tanah seberang yang menginjakkan kakinya di perairan dan tanah Maluku. Kehadiran para penjelajah asing, untuk menemukan sumber rempah-rempah dari tanah asalnya Maluku, selain melakukan ekspansi ekonomi sekaligus ekspansi kebudayaan, juga menyebarkan agama-agama dari tanah asal. Di Maluku, kehadiran Islam-Kristen, bagaimanapun telah menciptakan tatanah sosial budaya yang baru sejak abad pertengahan. Meski demikian, jauh sebelum hadirnya agama-agama modern Islam-Kristen, Orang Maluku, sudah mengenal agama, yakni agama atau kepercayaan lokal terhadap arwah nenek moyang (ancestor worship). Sesungguhnya tradisi dan budaya lokal yang tetap hidup, justru merelasikan Islam-Kristen yang berbeda, sebagai relasi Salam-Sarani yang integratif, menjadi bagian identitas diri Orang Maluku. Tulisan ini mengkaji tentang relasi Salam-Sarani sebagai tradisi orang basudara, yang menggambarkan pelajaran dari masa lalu, tentang pemahaman multikulturalisme yang mensyaratkan adanya pernghargaan terhadap perbedaan dan sikap toleransi. Kajian ini menitikberatkan pemaparan bukti-bukti arkeologis dan tradisi budaya yang masih dapat dijumpai hingga saat ini. Pelajaran dari masa lalu itu merupakan faktor penting dalam upaya reintegrasi sosial dan membangun peradaban yang lebih maju.

Research paper thumbnail of The Relationship of Islam and Locality in the Architecture of the Wapauwe Ancient Mosque in Maluku

Journal of Islamic Architecture/Journal of islamic Architecture, Jun 20, 2024

The Wapauwe ancient mosque in Maluku is historically and culturally significant, symbolizing the ... more The Wapauwe ancient mosque in Maluku is historically and culturally significant, symbolizing the enduring bond between religion and the local community. This qualitative archaeological study examines the mosque's architectural aspects to explore this connection. The mosque is considered a result of careful thought and reflects origin-related factors and human behavior through its architectural elements. The Wapauwe Mosque shares similarities with ancient mosques found throughout the archipelago. Its three-tiered roof typology, supported by four pillars and a distinctive peak, represents the three stages of Islamic development, showcasing the integration of Islamic principles with local culture. The two-tiered roof of the Wapauwe Kaitetu mosque signifies an ongoing dialogue between religious scholars and the indigenous people, leading to architectural adaptations. Furthermore, the mosque's design elements carry symbolic meanings. The peak symbolizes monotheism and male fertility, while the pineapple-shaped pegs embody the fusion of animal carvings and flora. The rectangular plan signifies the influence of customs and religion, and the mimbar type reinforces the growth and development of religious traditions. Architecturally, the Wapauwe mosque features 12 supporting pillars, corresponding to the 12 fundamental values of Islamic teachingscomprising the five pillars of Islam, six pillars of faith, and Ihsan. This alignment also mirrors the concept of deliberative custom, which includes 12 institutional structures. These structures coexist and interact with the religious hierarchy and its apparatus, demonstrating a balanced and inclusive relationship between religion and locality within the governance of Maluku. Ultimately, the typology of the Wapauwe mosque emphasizes the deep connection between Islam and local culture. It serves as a testament to the culturally inclusive religious character of the community. This cultural Islamic society respects differences and embraces diversity as an integral aspect of religious teachings.

Research paper thumbnail of THE RELATIONSHIP OF ISLAM AND LOCALITY IN THE ARCHITECTURE OF THE WAPAUWE ANCIENT MOSQUE IN MALUKU

Journal of Isamic Architecture , 2024

The Wapauwe ancient mosque in Maluku is historically and culturally significant, symbolizing the ... more The Wapauwe ancient mosque in Maluku is historically and culturally significant, symbolizing the enduring bond between religion and the local community. This qualitative archaeological study examines the mosque's architectural aspects to explore this connection. The mosque is considered a result of careful thought and reflects origin-related factors and human behavior through its architectural elements. The Wapauwe Mosque shares similarities with ancient mosques found throughout the archipelago. Its three-tiered roof typology, supported by four pillars and a distinctive peak, represents the three stages of Islamic development, showcasing the integration of Islamic principles with local culture. The two-tiered roof of the Wapauwe Kaitetu mosque signifies an ongoing dialogue between religious scholars and the indigenous people, leading to architectural adaptations. Furthermore, the mosque's design elements carry symbolic meanings. The peak symbolizes monotheism and male fertility, while the pineapple-shaped pegs embody the fusion of animal carvings and flora. The rectangular plan signifies the influence of customs and religion, and the mimbar type reinforces the growth and development of religious traditions. Architecturally, the Wapauwe mosque features 12 supporting pillars, corresponding to the 12 fundamental values of Islamic teachingscomprising the five pillars of Islam, six pillars of faith, and Ihsan. This alignment also mirrors the concept of deliberative custom, which includes 12 institutional structures. These structures coexist and interact with the religious hierarchy and its apparatus, demonstrating a balanced and inclusive relationship between religion and locality within the governance of Maluku. Ultimately, the typology of the Wapauwe mosque emphasizes the deep connection between Islam and local culture. It serves as a testament to the culturally inclusive religious character of the community. This cultural Islamic society respects differences and embraces diversity as an integral aspect of religious teachings.

Research paper thumbnail of KALPATARU Majalah Arkeologi vo. 22 nomor 1

Research paper thumbnail of KALPATARU Majalah Arkeologi vol 22 nomor 2

Persebaran Karst di Beberapa Pulau-pulau Terluar Indonesia dan Prospeknya pada Penelitian Arkeolo... more Persebaran Karst di Beberapa Pulau-pulau Terluar Indonesia dan Prospeknya pada Penelitian Arkeologi Indonesia Oleh: Robby Ko King Tjoen, lembaga Karst Indonesia Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 menetapkan adanya 92 pulau terluar yang berbatasan dengan Malaysia, Vietnam, Filipina, Palau, Australia, Timar Leste, India, Singapura, dan Papua Nugini. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa 12 di antaranya sebagai "karang", "batu karang", "terumbu karang", tanpa gua-gua. Hanya sedikit pulau yang luas dan memiliki gua-gua karst. dan dinamakan pulau "batu kapur", "batu gamping", "gamping". Beberapa pulau lainnya dilaporkan terdiri dari "batuan andesit' dan "batuan sedimen". Cukup banyak yang tidak dideskripsi segi geologi-petrologinya. Data flora dan faunanya sangat sedikit. Hanya beberapa pulau terluar yang berpenghuni. Apakah di antara pulau-pulau itu, yang berbatu gamping dan sudah mengalami proses karstifi...

Research paper thumbnail of KALPATARU Majalah Arkeologi vo. 22 nomor 1

Research paper thumbnail of Gawe Kuta Balawarti Bata Kalawan Kawis : Contribution of  Local Knowledge to the expansion of the Banten Sultanate  on the Nusantara spice route

Wacana Ui, 2023

(Muh. Subair). More information about the authors can be found at the end of the article.

Research paper thumbnail of Aktifitas Perdagangan Lokal di Kepualuan Maluku Abad 15 M - 19 M, Tinjauan Awal Berdasarkan Data Keramik Asing dan Komoditas Lokal

Kapata Arkeologi, Jul 1, 2007

Famous Moluccas Archipelago as its heaven is mace, this matter cause commers activity in this arc... more Famous Moluccas Archipelago as its heaven is mace, this matter cause commers activity in this archipelago region like fun, since early recognizing of commerce till a period to its top when Arab merchant, Chinese, and Europe enter this region, noise Avtivities commerce, not even unrightiously is foreign but also commerce in internal scope (local). Local Activities Commerce depict transfer noise (intersection) commodity of among commercial area which is one with other commercial area in region of coastal area in Moluccas archipelago scope. Local trade also depict activities exchange commodity of among coastal area and hinterland. In archaeology study, foreign ceramic data can play role to depict that matter. This matter remember foreign finding ceramic is not even found in seaboard of found also in sies archaeology in this area hinterland. This study is goods transfer of between seaboard with hinterland can be tracked.

Research paper thumbnail of Gerabah Situs Wayputih sebagai Komoditi Barter di Kerajaan Hoamoal

Kapata Arkeologi, Apr 23, 2016

The site of Wayputih settlement in the history and traditions of the various sources mentioned as... more The site of Wayputih settlement in the history and traditions of the various sources mentioned as the part of the Kingdom Hoamoal region. This study aims to clarify the role of settlement Wayputih sites as the region as one of the central region of the kingdom Hoamoal clove producer. In addition it describes the process of trade and exchange between commodities produced by commodity from outside the area. This study uses a survey to see traces of settlements based on primary data pottery artifacts, then perform quantitative and qualitative analysis of data to explain the use and development of the system of commodity exchanges in the region. The results of the study, found the distribution of pottery with a high quantity in the site area. It can be concluded that based on the intensity of pottery and not produced in the local area, then to obtain it from outside the region to barter with cloves produced in the local area. Trade and exchange of pottery with cloves in Wayputih, support the development of trade in the territory of the Kingdom Hoamoal.

Research paper thumbnail of Kemaritiman Nusantara

Buku Kemaritiman Nusantara ini berisi tulisan tentang aktivitas masyarakat Nusantara yang mencerm... more Buku Kemaritiman Nusantara ini berisi tulisan tentang aktivitas masyarakat Nusantara yang mencerminkan adanya hubungan yang erat antar kelompok masyarakat di Nusantara dengan lingkungan bahari. Berbagai temuan arkeologis yang terkumpul di dalam buku ini memperlihatkan bagaimana peradaban yang tumbuh di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari kehidupan bahari yang melingkupinya. Seperti halnya relief kapal yang ditemukan di Candi Borobudur yang mencerminkan kemampuan masyarakat Jawa kuno dalam mengarungi samudera luas. Kapal tersebut merupakan angkutan besar yang membawa pengaruh Indonesia jauh mengarungi Samudera Hindia selama berabad-abad

Research paper thumbnail of Pendidikan Arkeologi, Merentang Jalan Harmonisasi, Renungan untuk Maluku

Research paper thumbnail of PENGEMBANGAN HASIL PENELITIAN ARKEOLOGI DI BALAI ARKEOLOGI SULAWESI UTARA (Penelitian, Pelestarian dan Pendayagunaan Untuk Pembangunan Berkelanjutan)

Tumotowa

Balai Arkeologi Sulawesi Utara sebagai salah satu instansi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ... more Balai Arkeologi Sulawesi Utara sebagai salah satu instansi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bergerak di bidang penelitian dan pengembangan arkeologi memiliki tugas untuk mengoptimalkan pendayagunaan atau pemanfaatan hasil penelitian arkeologi. Data arkeologi sebagai sumberdaya budaya yang bersifat terbatas dan tak terbaharukan memerlukan sebuah pengelolaan yang ideal agar dapat dinikmati oleh generasi penerus di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perkembangan hasil penelitian arkeologi saat ini dihadapkan pada upaya pemanfaatan hasil penelitian yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Penulisan artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara komprehensif tentang pemanfaatan dan pendayagunaan hasil penelitian arkeologi untuk pengembangan industri kreatif. Salah satu tinggalan arkeologi yang digunakan sebagai contoh adala waruga yang menjadi ikon di wilayah Minahasa. Hasil penelitian Balai Arkeologi Sulawesi Utara tentang tinggalan waruga menjadi sumber uta...

Research paper thumbnail of Lingkungan dan Lansekap Situs Kampung Kuno Kao: Faktor Determinasi Permukiman dan Pusat Islamisasi di Halmahera Utara

KALPATARU, Apr 30, 2018

Kao Old Village Site is a developed settlement site during the early islamization in the hinterla... more Kao Old Village Site is a developed settlement site during the early islamization in the hinterland of North Halmahera. The environmental and landscape characteristics of watersheds, wetlands, and agricultural lands are the reasons for the selection of past settlement sites especially in the early development of Islam in the North Halmahera region. This study focuses on archaeological surveys to look at archeological data relationships both artefactual and features as well as the environment, which explains that the carrying capacity of the environment in the Old Kao Kampung Site is a factor determining the rapid progress of a region to live. The results showed that based on the distribution and density of archaeological remains, the Kao Old Village Site is quite dense settlement site, in addition to the environmental carrying capacity to be the source of production and economic resources, a factor that determines the development of the region as a residential area. Environmental data indicate the existence of a very advanced source of production and economic population, even part of the process of exchange and commerce with other outside areas in the chain of trade and network islamization in the region of North Halmahera. In addition to landscape or landscape conditions, it is an environmental characteristic in the spatial distribution process, which shows the prevailing patterns and cultural systems of society, and this shows that the cultural traits of the community at that time were prosperous.

Research paper thumbnail of Islamicization Strategies in Kao Ancient Village, North Halmahera

Kapata Arkeologi

Situs permukiman Kampung kuno Kao terletak di pedalaman Halmahera Utara, berdiri di atas tanah ya... more Situs permukiman Kampung kuno Kao terletak di pedalaman Halmahera Utara, berdiri di atas tanah yang relatif basah diapit oleh sungai Aer Kalak, Ake Ngoali, dan Ake Jodo dan dikelilingi oleh hutan sagu dan rawa. Kondisi permukiman di situs ini membuatnya memiliki keterbatasan ruang hunian, namun orang-orang yang menghuni Kampung kuno Kao bermukim di wilayah ini dalam jangka waktu yang relatif panjang, yaitu antara 100-200 tahun, dan bahkan tercatat dalam rekam sejarah bahwa wilayah Kao dahulu menjadi penyuplai makanan pokok Ternate. Penelitian ini bersifat deduktif, yaitu menyusun sebuah hipotesa yang kemudian diuji di lapangan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi lapangan dan ekskavasi arkeologi. Ragam data arkeologi baik artefak maupun tradisi lisan yang diperoleh di lapangan kemudian dianalisa dengan merujuk pada sumber referensi yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Situs Kao merupakan permukiman yang cukup maju dan memiliki peran...

Research paper thumbnail of Kesultanan Tidore : Bukti Arkeologi Sebagai Pusat Kekuasaan Islam Dan Pengaruhnya DI Wilayah Periferi

Berkala Arkeologi

The sultanate of Tidore is not only an area of Islamic influence residing in Tidore Island, as it... more The sultanate of Tidore is not only an area of Islamic influence residing in Tidore Island, as it is widely understood all along. Tidore Sultanate, is actually one of the centers of Islamic power that has a broad influence to other areas in the Maluku Islands and in Papua. Tidore with Ternate, is the most developed region, as both are able to expand influence and control other areas. This study is a literature study, through historical data and archaeological data from previous studies, to explain the development of the Tidore Sultanate as a center of power and influence in the Tidore power periphery region. The results of the study explain, based on historical data and archaeological evidence, Tidore developed as a center of power with the character of a sultanate city, and has a broad influence to other areas both in the Maluku Islands and in Papua which is the periferinya territory or the territory of Tidore Sultanate.

Research paper thumbnail of Kaimear Island Rock Art Site at Kur Island in West Kei Islands Region, A New Discovery in Eastern Indonesia

Kapata Arkeologi

Situs Rock art di Pulau Kaimear, Kepulauan Kur yang berada di kawasan Kepulauan Kei adalah temuan... more Situs Rock art di Pulau Kaimear, Kepulauan Kur yang berada di kawasan Kepulauan Kei adalah temuan situs rock art terbaru, dan untuk pertama kalinya dicatat dan dilaporkan oleh Tim Penelitian Balai Arkeologi Maluku pada tahun 2018. Situs rock art di Pulau Kaimear sebelumnya tidak pernah dicatat dan dilaporkan oleh arkeolog di dunia. Temuan rock art Kaimear menambah deretan sejumlah rock art di Kepulauan Maluku yang sebelumnya dilaporkan oleh para arkeolog dari negara luar. Penelitian ini merupakan publikasi terkini terkait dengan penemuan lokasi situs rock art baru di wilayah Maluku. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan penelitian arkeologi melalui survei dan observasi didukung oleh studi pustaka. Penelitian ini juga bersifat penelitian eskploratif yang menindaklanjuti informasi dari masyarakat lokal. Pengumpulan data penelitian ini dengan cara mengambil gambar sejumlah panel rock art dan catatan lapangan yang berisi deskripsi singkat. Berdasarkan h...

Research paper thumbnail of Permukiman Terbuka dan Sistem Penguburan Masyarakat Kuno di Wilayah Situs Hatusua, Pesisir Pantai Seram Bagian Barat

Amerta: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, 2010